PERTANYAAN DAN JAWABAN (1) PROGRAM HIBAH PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM BERBASIS MASYARAKAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERTANYAAN DAN JAWABAN (1) PROGRAM HIBAH PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM BERBASIS MASYARAKAT"

Transkripsi

1 PERTANYAAN DAN JAWABAN (1) PROGRAM HIBAH PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM BERBASIS MASYARAKAT Tanya Jawab No. : 1 Tanggal rilis : 29 Oct 2015 A. Prosedur Proposal dan Publikasi 1 T : Apakah ada website yang memungkinkan peminat untuk mengetahui semua pertanyaan dan jawaban tentang penyusunan Kertas Konsep PSDABM setiap saat? Sebagaimana disampaikan di dalam dokumen Pengumuman Permintaan Kertas Konsep (pada halaman 13), pertanyaan dan jawaban yang masuk akan dirangkum dan ditampilkan secara tertulis melalui GP Portal pada alamat: 2 T : Apakah bisa mendapatkan contoh nota konsep yang pernah diajukan kepada MCA- Indonesia? MCA-Indonesia tidak dapat mempublikasikan Kertas Konsep salah satu pengusul pada semua jendela hibah Proyek Kemakmuran Hijau. MCA-Indonesia telah menyediakan formulir Kertas Konsep yang dapat diisi oleh calon pengusul. 3 T : Apakah bisa langsung mengajukan proposal lengkap pada tahapan Kertas Konsep? Silakan membuat Kertas Konsep sesuai dengan format yang telah disediakan. Proposal lengkap dapat dibuat setelah Kertas Konsep dinyatakan terpilih dan diundang untuk menyusun proposal lengkap. 4 T : Mohon diberikan petunjuk penulisan proposal. Untuk tahapan ini, pengaju cukup mengajukan Kertas Konsep dan bukan proposal. Dokumen Permintaan Kertas Konsep Program Hibah PSDABM dan Formulir Aplikasi Keras Konsep dapat diunduh di: 5 T : Apakah suatu lembaga bisa diberi tahu dasar penilaian proposal yang dapat menjelaskan mengapa suatu proposal ditolak? Penilaian akan didasarkan kepada pemenuhan Kertas Konsep terhadap persyaratan administrasi, kelayakan organisasi, kelayakan proyek dan berdasarkan kriteria penilaian tehnis proyek sebagiamana tercantum di dalam dokumen Pengumuman Permintaan Kertas Konsep (pada halaman 11-12). 6 T : Dalam membuat kerangka logis proyek pada konsep note apakah output, intermediate outcome, outcomes dan impact sudah baku dari MCA-I (tidak perlu diisi

2 lagi) atau bisa ditambah dan dikurangi sesuai dengan kerangka pemikiran proyek yang kami diajukan? Sesuai dengan dokumen Pengumuman Permintaan Kertas Konsep (pada Tabel-2 di halaman 5-6), para pengusul dapat mengajukan Kertas Konsep yang didalamnya mencakup kegiatan yang mendukung pada pencapaian Sasaran, Tujuan dan Hasil terkait dengan Jendela-2 Program Hibah PSDABM. Kerangka logis proyek yang diusulkan tentu saja dapat dikembangkan sesuai dengan masalah spesifik yang ingin dijawab dengan proyek tersebut, dan MCA-Indonesia akan melihat kesesuaian kerangka logis program yang diusulkan dengan kerangka logis Proyek Kemakmuran Hijau ini. 7 T : Apakah kertas konsep ini harus ditulis dalam bahasa Inggris atau cukup dengan bahasa Indonesia? Kertas konsep harus ditulis dalam Bahasa Indonesia. B. Lokasi Proyek 8 T : Apakah PSDABM dapat dilaksanakan di luar 24 kabupaten di 10 propinsi prioritas? Untuk undangan pengajuan Kertas Konsep kali ini, Program Hibah PSDABM hanya dapat dilaksanakan di 24 kabupaten prioritas di 10 propinsi prioritas Proyek Kemakmuran Hijau, yaitu: Merangin, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur, Kerinci (Jambi); Solok Selatan, Pesisir Selatan (Sumatera Barat); Sintang, Kapuas Hulu (Kalimantan Barat); Malinau (Kalimantan Utara); Berau dan Mahakam Ulu (Kalimantan Timur); Mamuju, Mamasa (Sulawesi Barat); Luwu Timur, Luwu Utara (Sulawesi Selatan); Kolaka, Kolaka Utara (Sulawesi Tenggara); Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, Sumba Barat Daya (NTT); Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Lombok Utara (NTB) 9 T : Apakah proyek yang diusulkan dapat dapat berlokasi lebih dari satu kabupaten? Bisa. Satu proyek dapat berlokasi di lebih dari satu daerah di satu lot yang sama (Sumatera Kalimantan/Lot 1, Sulawesi Nusa Tenggara/Lot 2). Untuk usulan proyek pada dua lot yang berbeda, harus diajukan sebagai 2 proyek yang berbeda kepada dua GPM yang berbeda. 10 T : Apakah proyek bisa dilakukan di multilokasi dan lintas Lot, misal di Nusa Tenggara (yang termasuk dalam Lot-2) dan di Kalimantan (yang termasuk dalam Lot-1)? Pengaju boleh mengajukan usulan proyek untuk dua Lot, namun diajukan dalam dua kertas konsep yang berbeda, yang diajukan melalui masing masing GPM (Yayasan KEHATI untuk Lot-1, Euroconsult Mott MacDonald untuk Lot-2) 11 T : Mengapa harus ada proses negosiasi sebelum penanda tanganan? Bukankah itu akan membuat program kerja harus dibongkar lagi sesuai dengan hasil negosiasi?

3 Dalam program hibah PSDABM, negosiasi dilakukan untuk menyempurnakan usulan dan menyesuaikan usulan yang ada dengan ketentuan MCA-Indonesia, misalnya dalam standar penganggaran (jika diperlukan). Negosiasi tidak akan dilakukan untuk mengubah substansi program. C. Durasi Waktu Proyek 12 T : Apabila program tidak selesai pada akhir 2017, apa konsekuensinya? Proyek akan dimonitor dan dievaluasi setiap 3 bulan dan dana akan dibayarkan sesuai dengan capaian setiap kuartal sehingga diharapkan bahwa di akhir tahun 2017 Proyek sudah dapat diselesaikan sepenuhnya. Dengan demikian, kemungkinan gagal atau berhasilnya Proyek sudah dapat diperkirakan sejak awal. Apabila dalam evaluasi terlihat bahwa proyek tidak berjalan sesuai yang diharapkan, maka bisa saja proyek dihentikan dan penerima hibah harus mengembalikan semua dana yang masih tersisa. Apabila kegagalan penyelesaian program disebabkan oleh hal yang tidak terduga, maka hal ini akan diatur mekanismenya secara detil di dalam dokumen Perjanjian Hibah. Seperti sudah disampaikan, proyek ini harus ditutup pada bulan Desember D. Kelayakan Organisasi Pengusul 13 T : Apakah koperasi yang pengurusnya berstatus pegawai negeri boleh mengajukan usulan program? Boleh, selama status hukum lembaga adalah koperasi. Yang tidak diperbolehkan adalah memberikan honorarium kepada pegawai negeri, termasuk pengurus koperasi yang kebetulan berstatus sebagai pegawai negeri. 14 T : Apakah organisasi yang sudah mengusulkan proyek pada jendela hibah 1 dan 3 boleh mengajukan usulan? J Organisasi yang sudah mendapatkan hibah melalui jendela hibah 1 dan 3 boleh mengusulkan proyek pada jendela hibah 2, meskipun tidak menjadi prioritas dalam proses seleksi. Untuk lembaga yang pernah mengajukan usulan pada jendela 1 dan 3 namun usulannya tidak lolos dalam proses seleksi, diperbolehkan untuk mengajukan usulan pada jendela 2. Untuk organisasi yang tengah dalam proses seleksi pada jendela hibah 1 dan 3, namun belum mengetahui hasil akhirnya, dipersilahkan mengajukan kertas konsep dengan ketentuan pada butir pertama diatas.

4 15 T : Apakah satu lembaga boleh tergabung dalam lebih dari satu konsorsium yang mengajukan lebih dari satu usulan proyek? Boleh 16 T : Apakah satu lembaga boleh mengajukan lebih dari satu usulan nota konsep? Boleh 17 T : Apakah konsorsium pengusul boleh berasal dari daerah yang berbeda? Boleh 18 T : Instansi apakah yang dapat mengesahkan pendirian koperasi? Menurut Permen Koperasi dan UKM Nomor 1 Tahun 2006, setelah memiliki akte notaris, pendirian koperasi didaftarkan untuk mendapatkan pengesahan dari pejabat yang berwenang, yaitu: Untuk Koperasi Primer dan sekunder yang anggotanya tersebar lebih dari 1 (satu) provinsi adalah Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM, Kementerian Koperasi dan UKM. Untuk Koperasi Primer yang anggotanya meliputi satu provinsi adalah Kepala Dinas/Kantor/Badan yang menangani urusan perkoperasian provinsi setempat. Untuk Koperasi Primer yang anggotanya meliputi satu Kabupaten/Kota adalah Kepala Dinas/Kantor/Badan yang menangani urusan perkoperasian Kabupaten/Kota setempat. 19 T : Apakah Koperasi juga wajib memiliki laporan keuangan yang telah diaudit? Perkoperasian di Indonesia diatur oleh UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. PP No. 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi menetapkan bahwa Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi tahunan bagi Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Unit Simpan Pinjam (USP) tertentu wajib terlebih dahulu diaudit oleh Akuntan Publik dan diumumkan. Peraturan Menteri No. 21/Per/M.KUKM/XII/2008 tentang Pedoman Pengawasan KSP dan USP Koperasi menetapkan bahwa KSP dan USP Koperasi yang telah memenuhi ketentuan wajib audit oleh Akuntan Publik, yaitu memiliki volume usaha senilai 1 Miliar Rupiah, ternyata terbukti tidak melaksanakannya, dikenakan sanksi berupa penurunan tingkat kesehatan. Atas dasar ini, MCA-Indonesia mensyaratkan koperasi yang mengajukan usulan kepada MCA-Indonesia untuk memenuhi peraturan yang berlaku tersebut. 20 T : Apakah usulan proyek harus diajukan oleh konsorsium? Tidak ada ketentuan yang mewajibkan pengusul untuk bergabung dalam konsorsium. Ketentuan yang ada adalah, lembaga / organisasi yang berasal dari luar kabupaten prioritas, harus berkonsorsium dengan lembaga / organisasi yang berasal dari kabupaten di mana proyek diusulkan. 21 T : Apakah anggota konsorsium memerlukan akta notaris / dokumen legal entitas?

5 Anggota konsorsium juga harus memiliki dokumen legalitas, seperti akte notaris (yayasan/perkumpulan) untuk LSM / KSM, atau terdaftar sebagai koperasi atau prakoperasi di Dinas Koperasi setempat. 22 T : Apakah anggota konsorsium harus memiliki pengalaman minimal 3 tahun juga? Tidak harus 23 T : Dalam konsorsium apakah semua anggota konsorsium wajib melampirkan salah satu laporan audit, atau hanya lead konsorsium? Hanya lead organization di dalam konsorsium yang wajib melampirkan laporan audit (dan atau dokumentasi lain yang menunjukkan kemampuan keuangan dalam menerima dan mengelola dana hibah PSDABM) 24 T : Bagaimana bentuk laporan keuangan dan audit yang dimaksud, apakah harus dari lembaga akuntan publik? Sebaiknya laporan keuangan adalah laporan keuangan yang diaudit oleh lembaga akuntan publik. Namun demikian, jika laporan yang diaudit oleh lembaga akuntan publik belum dimiliki, dapat juga dilampirkan dokumen lain yang mengkonfirmasi kemampuan pengelolaan keuangan, misalnya hasil audit internal oleh lembaga penyandang dana proyek sebelumnya (dan atau dokumentasi lain yang menunjukkan kemampuan keuangan dalam menerima dan mengelola dana hibah PSDABM). 25 T : Sebuah organisasi menjadi anggota konsorsium pada proyek Pengetahuan Hijau, tetapi proposal konsorsium tersebut ditolak; Apakah organisasi tersebut bisa menjadi lembaga pimpinan (lead agency) suatu konsorsium yang mengajukan proposal di Jendela 2? Boleh, selama lembaga tersebut memenuhi persyaratan untuk menerima hibah PSDABM dari Jendela T : Sebuah lembaga yang berafiliasi dengan lembaga lain yang menjadi bagian dari konsorsium pelaksana proyek pengetahuan hijau, apakah dapat mengajukan usulan dalam jendela 2? Boleh, selama lembaga tersebut memenuhi persyaratan untuk menerima hibah PSDABM dari Jendela 2. Meskipun demikian, organisasi yang sudah mendapatkan hibah melalui jendela hibah lainnya, termasuk hibah Pengetahuan Hijau, tidak akan menjadi prioritas dalam proses seleksi. 27 T : Apakah kelompok tani HKm atau kelompok tani yang lain, dan juga organisasi masyarakat yang lain dapat menjadi penerima hibah? Bisa, selama kelompok tersebut memenuhi persyaratan untuk menerima hibah PSDABM. Kelompok tani yang telah berbentuk koperasi, seperti Koperasi HKm, dapat menjadi lembaga pengusul jika telah memenuhi persyaratan yang lain. Jika memang belum dapat memenuhi persyaratan yang lain, sebaiknya bergabung dengan lembaga yang telah memenuhi persyaratan sebagai pengaju dan bergabung dalam konsorsium. 28 T : Apakah institusi pendidikan (sekolah) dapat menjadi pengusul?

6 Insititusi pendidikan disarankan untuk tidak menjadi lead organization. Jika terdapat asosiasi pengajar (guru atau dosen) yang berbadan hukum, dan juga tidak terdiri dari pengajar berstatus pegawai negeri sipil, organisasi tersebut dimungkinkan menjadi lembaga pengaju. 29 T : Apakah pengusul dapat melibatkan instutisi pemerintah, seperti balai diklat, balai penelitian, KPH, atau institusi yang lain? Pada dasarnya, pelibatan institusi pemerintah sangat diharapkan, selama ketentuan pembiayaan di MCA-Indonesia, yaitu tidak dapat memberikan honorarium kepada pegawai negeri sipil, tetap dipenuhi. 30 T : Apakah perusahaan swasta boleh berpartisipasi menjadi pengaju dalam skema hibah PSDABM? Seperti disebutkan dalam publikasi, badan usaha (swasta) yang masuk dalam kategori Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sesuai dengan batasan yang telah ditentukan oleh Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Badan usaha yang merupakan Penanaman Modal Asing (PMA), karenanya tidak diperbolehkan mengikuti Program Hibah ini. E. Tipe Kegiatan 31 T : Apakah jendela 2 bisa membiayai pembangunan bendungan untuk mengairi sawah yang kurang dari 100 hektar? Bisa, namun tidak untuk pengadaan lahannya. Pembangunan infrastruktur seperti ini harus memenuhi semua persyaratan yang diatur oleh instansi terkait. 32 T : Apakah di jendela 2 diberikan dana untuk penyelesaian konflik di masyarakat adat? Tidak 33 T : Apakah dana untuk organisasi perempuan itu harus terkait dengan PSDABM? Ya. Dana untuk pemberdayaan perempuan oleh organisasi perempuan harus dilaksanakan dalam kerangka pengelolaan sumber daya alam berbasis masyarakat. 34 T : Apakah boleh memasukkan program advokasi dalam proyek yang diusulkan? Advokasi sebagai bagian dari rangkaian program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dimungkinkan untuk diusulkan. Namun demikian, pada dasarnya program ini bukan program advokasi, karena itu disarankan untuk tidak mengusulkan program advokasi yang berdiri sendiri, terlebih untuk kegiatan advokasi perubahan kebijakan yang akan memakan waktu yang lebih panjang dari durasi proyek yang diusulkan. 35 T : Apakah memungkinkan bahwa program yang diusulkan mendukung program yang sudah ada? Ya. Sangat memungkinkan.

7 36 T : Karena besarnya dana yang ditawarkan tidak sebanding dengan skala proyek yang terbatas, apakah boleh menggabungkan beberapa jenis program yang berbeda? Ya, boleh. 37 T : Apakah kegiatan rehabilitasi hutan bakau pesisir dapat dijadikan proyek terpadu dgn kegiatan perikanan seperti budidaya rumput laut dan model empang parit? Seperti disampaikan dalam publikasi yang ada, program ini adalah program pengelolaan sumber daya alam berbasis lahan. Karena itu, budidaya rumput laut dan perikanan laut tidak termasuk dalam lingkup program ini. 38 T : Apakah boleh membuat pasar pertanian sebagai penampung hasil pertanian para petani sebagai upaya promosi dan pemasaran produk? Menginisiasi atau membuat pasar pertanian diperbolehkan menjadi salah satu bentuk kegiatan, sepanjang pembuatan pasar atau outlet tersebut terintegrasi dalam sebuah proyek pengembangan usaha pertanian berkelanjutan. 39 T : Apakah boleh membuat perkebunan sawit baru yang nantinya di proses bioetanol yang dapat digunakan sebagai green energi? Pengembangan sawit dan kegiatan turunannya tidak termasuk dalam program hibah jendela-2 ini. 40 T : Apakah boleh pengajuan ekowisata untuk membeli lahan di sekitar sungai sebagai tempat pendukung dan prasarana lainnya? Dana hibah ini tidak diperkenankan untuk pembelian tanah. 41 T : Dalam pegembangan energi terbarukan, bolehkan mengembangkan dua strategi sekaligus, yaitu revitalisasi dan pembuatan unit baru? Ya, diperbolehkan sepanjang tata waktunya memungkinkan. F. Cross Cutting 42 T: Apakah Economic Rate of Return (tingkat pengembalian ekonomi) dihitung dalam jangka waktu proyek atau 20 tahun? Bagaimana menghitungnya? J: ERR 10% dihitung sebagai proyeksi ERR 20 tahun. Penghitungan ERR akan dilakukan oleh tim ECON MCA-Indonesia, sesuai data yang dikontribusikan oleh pengusul dengan asistensi GPM. Penghitungan ERR ini akan dilakukan dalam tahapan penyusunan proposal lengkap. 43 T : Apakah ERR dan Landscape Lifescape Analysis harus dilakukan pada tahap kertas konsep? Pada tahap kertas konsep, cukup menunjukkan indikasi ERR dan L&L Analysis dengan mengisi formulir kertas konsep yang telah disediakan. 44 T : Apakah dana 2 juta dollar itu untuk pengarus-utamaan (mainstreaming) gender sedangkan yang 45 juta tidak perlu memasukkan unsur gender?

8 Dana tambahan 2 juta dollar diperuntukkan khusus untuk organisasi perempuan yang bekerja dan mendorong peran serta perempuan dalam bidang PSDABM, namun semua proyek yang diusulkan untuk didanai dari dana yang 45 juta dollar tetap harus memperhatikan persoalan ketimpangan gender. Penting untuk dicatat bahwa alokasi dana khusus itu bukan sekedar untuk pengarusutamaan gender namun untuk pengembangan organisasi perempuan dan peran perempuan dalam PSDABM. 45 T : Untuk pengembangan beberapa jenis proyek, seperti pembangunan mikrohidro, diperlukan UKL-UPL. Apakah studi lingkungan untuk UKL/UPL bisa didanai oleh MCA? Selama studi lingkungan tersebut dilaksanakan di dalam masa proyek, studi tersebut dapat didanai dari hibah PSDABM. G. Kelayakan Proposal (Kriteria Penilaian) 46 T : Dalam proyek ini ada 3 studi kelayakan, yaitu kelayakan dari segi sosial sosial, ekonomi dan teknis. Kelayakan ekonomi dan teknis mudah diukur, namun bagaimana dengan kelayakan sosial? Bagaimana mengukurnya? Ilmu sosial memang bukan ilmu eksakta, tetapi kelayakan sosial bisa dinilai berdasarkan kajian sosial yang mengidentifikasi keberadaan masyarakat tertentu. Hal-hal seperti kekompakan (kohesi sosial), kemampuan berorganisasi, tata-nilai budaya yang mendorong warga untuk berusaha, tingkat partisipasi dalam kegiatankegiatan pembangunan masyarakat, keterlibatan perempuan dan kelompok rentan, dsb, bisa diidentifikasi dan memberikan gambaran tentang kelayakan suatu proyek dari segi sosial. 47 T : Teknologi tepatguna yang seperti apa yang dapat diterapkan dalam proyek? MCA-Indonesia tidak memiliki preferensi pada jenis teknologi tertentu. Pemilihan teknologi diserahkan kepada pengusul, dan MCA-Indonesia akan menilai kelayakan dan tingkat kemanfaatan dari teknologi yang diusulkan oleh pengaju untuk menyelesaikan permasalahan di tingkat komunitas. 48 T : Dalam program pertanian, misalnya pengembangan bibit organik bersertifikat, ada kemungkinan belum ada hasil yang dapat dilihat dalam durasi masa proyek. Jika pada masa penanaman dalam waktu satu tahun belum panen/belum ada hasil apakah proyek kita dianggap gagal? MCA-Indonesia memahami bahwa proyek pengelolaan sumberdaya alam bukan merupakan proyek yang dapat diketahui hasil akhirnya di waktu singkat. Namun demikian, diminta kepada para pengusul untuk menyusun target yang dapat diukur di dalam periode proyek. Meskipun hasil akhir belum ada, dipersilakan kepada pengusul untuk menentukan indikator indikator terukur yang dapat menjadi acuan penilaian keberhasilan proyek.

9 H. Budget dan Allowable/Un-allowable Cost 49 T : Berapa jumlah dana maksimal yang dapat diajukan dalam skema hibah ini? Dana yang dapat diajukan dalam skema hibah ini adalah antara US$ 250 ribu sampai dengan US$ 2 juta, atau jika menggunakan kurs US$ 1 = Rp. 13,000 maka kisaran anggarannya adalah antara 3,25 miliar rupiah sampai dengan 26 miliar rupiah. 50 T : Apakah dalam anggaran proyek dapat dimasukkan biaya perawatan hasil proyek (misalnya turbin mikrohidro atau solar panel) pasca periode pelaksanaan proyek? MCA-Indonesia hanya dapat membiayai biaya kegiatan selama durasi waktu proyek (sampai dengan Desember 2017), dan karenanya penting untuk menjelaskan aspek keberlanjutan dari proyek paska MCA-Indonesia. 51 T : Apakah ada perbandingan biaya manajemen (overhead) dengan biaya proyek yang dipersyaratkan? Perbandingan umum antara biaya proyek dan biaya manajemen (overhead) adalah 85:15. Karena itu para peminat diharapkan dapat melakukan perhitungan dan perencanaan biaya dengan sebaik-baiknya. 52 T : Apakah pengusul dapat mengajukan management fee? Management fee tidak dapat diberikan oleh MCA-Indonesia. 53 T : Untuk menentukan gaji pelaksana proyek, dari tingkat pelaksana di lapangan, sampai dengan manajer atau direktur lembaga pengusul, adakah standar yang ditetapkan? MCA-Indonesia tidak menetapkan standar khusus untuk gaji pelaksana proyek, melainkan menggunakan market rate atau standar pasar. Namun demikian, MCA- Indonesia mensyaratkan adanya salary history untuk menentukan besaran gaji yang dapat diberikan kepada personal yang diusulkan yang akan digunakan sebagai patokan gaji atau honor. 54 T : Apakah seorang manajer atau direktur lembaga bisa mendapatkan honor jika yang bersangkutan menjadi nara sumber dalam kegiatan yang dilaksanakan pada proyek tersebut? Tidak. Keberadaan manajer atau direktur lembaga sebagai manajer merupakan bagian dari peran yang bersangkutan di dalam waktu kerja yang telah dibayar oleh proyek yang didanai oleh MCA-Indonesia. 55 T : Sejauh mana pengertian dari ketentuan yang menyatakan bahwa pegawai negeri tidak bisa mendapatkan gaji / honor dari proyek? Ketentuan MCA-Indonesia menyatakan bahwa dana hibah MCA-Indonesia tidak dapat digunakan untuk mebayar gaji atau honorarium pegawai negeri, dalam perannya di dalam program ini. Jika pegawai negeri terlibat dalam pertemuan atau kegiatan yang dibiayai oleh MCA Indonesia, yang bersangkutan dapat menerima biaya transport dan akomodasi, sesuai dengan ketentuan yang ada dalam MCA-Indonesia 56 T : Apakah dana hibah dapat dipergunakan untuk membeli membeli aset? Ya. Prosedur pembelian asset dan pelimpahan asset dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan dalam program MCA-Indonesia dan sesuai dengan

10 kebijakan Pemerintah Indonesia (dhi Bappenas). Mengingat rumitnya proses penyerahan aset di akhir proyek, dianjurkan (dengan sangat) kepada peminat jendela hibah-2 untuk meminimalkan jumlah asset yang akan dibeli di sepanjang pelaksanaan proyek. 57 T : Bagaimana proses serah terima aset yang dibeli selama proyek berlangsung? Serah terima asset dilakukan melalui berita acara serah terima (BAST) yang telah ditentukan oleh MCA-Indonesia bersama Bappenas. Alur serah terima asset dapat dilihat dalam diagram berikut: 58 T : Apa saja yang termasuk dalam biaya manajemen proyek (project management) dan dan biaya langsung (direct cost)? Yang termasuk dalam biaya manajemen proyek adalah biaya personil yang memang diperlukan secara purna-waktu (full time) untuk mengelola proyek tersebut dari awal sampai selesai, seperti misalnya Manajer Proyek, Manajer Program, staf administrasi, bendahara, dll., sedangkan biaya langsung bisa termasuk biaya sewa kantor, sewa kendaraan, biaya pertemuan, biaya pelatihan, biaya pendampingan, asistensi teknis masyarakat, honor petugas lapangan dan honor tenaga ahli (expert atau spesialis), pembelian turbin, biaya M&E, dll. 59 T : Apakah dalam menyusun budget lembaga harus mengacu ke standar tertentu? Standar Bappenas atau yang lain? Tidak ada ketentuan yang baku, namun penyusunan budget harus memiliki latar belakang dan analisa harga yang wajar dan umum berlaku. 60 T : Apakah proses penyiapan proposal bisa dibiayai, terlepas dari apakah proposal itu diterima atau tidak? MCA-Indonesia hanya dapat memberikan pembiayaan setelah adanya Grant Agreement.

11 61 T : Bagaimana dengan PPN / VAT? Siapa yang akan membayar PPN yang dikenakan ketika membeli barang? Sesuai dengan ketentuan yang ada, dana hibah dari MCA-Indonesia tidak diperkenankan untuk membayar pajak. 62 T : Bagaimana proses pengadaan barang dan jasa dengan nilai yang besar? Pengaju perlu menyampaikan informasi yang memadai tentang kapasitasnya dalam melakukan pengadaan barang dan jasa dengan nilai tersebut, yang ditunjukkan dengan adanya dokumen kebijakan dan pedoman Procurement Guideline, yang selaras dengan prinsip dan ketentuan yang tercantum dalam Procurement Guideline yang diacu MCA- Indonesia (Program Procurement Guideline, PPG document dari MCC). 63 T : Apakah dana hibah boleh digunakan untuk membiayai modal kerja kelompok usaha atau koperasi yang menjadi penerima manfaat proyek? Dana hibah ini dapat digunakan untuk modal kerja kelompok yang berbentuk alat produksi atau bahan produksi, namun tidak dapat digunakan untuk memberikan modal berupa uang. 64 T : Jika salah satu kegiatan adalah pembuatan instalasi biogas skala komunitas, apakah dana hibah boleh digunakan untuk pembelian sapi guna memenuhi sebagian kebutuhan sapi di intalasi biogas yang telah dibangun? Bagaimana pula dengan pengadaan hewan ternak (seperti sapi, babi, kuda, kambing dan ternak lainnya) atau lainnya dalam program integrated farming? Untuk saat ini MCA-Indonesia tidak memperbolehkan pembelian aset berupa hewan ternak, dengan pertimbangan adanya kemungkinan hewan ternak yang dibeli dengan dana hibah PSDABM tersebut mati sebelum terjadinya serah terima aset kepada penerima manfaat di akhir proyek yang kemudian akan sulit untuk dapat dipertanggungjawabkan.

Program Hibah Pengelolaan Sumberdaya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM)

Program Hibah Pengelolaan Sumberdaya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) Millennium Challenge Account-Indonesia Mengentaskan Kemiskinan Melalui Pertumbuhan Ekonomi Program Hibah Pengelolaan Sumberdaya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) Proyek Kemakmuran Hijau Program Hibah Pengelolaan

Lebih terperinci

Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM)

Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) Grant Program Manager For Community-Based Natural Resources Management Grant Lot GPM1: Sumatra & Kalimantan Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis

Lebih terperinci

Fasilitas Kemakmuran Hijau. Hibah Pengelolaan Sumber

Fasilitas Kemakmuran Hijau. Hibah Pengelolaan Sumber Fasilitas Kemakmuran Hijau Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat Versi 01-1 Juli 2014 Fasilitas Kemakmuran Hijau HIBAH PSABM 2 Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat Fasilitas

Lebih terperinci

Setelah sesi ini, peserta diharapkan dapat mengerti dengan baik tentang kegiatan, pendekatan, dan persyaratan yang ada pada Jendela-2: Pengelolaan

Setelah sesi ini, peserta diharapkan dapat mengerti dengan baik tentang kegiatan, pendekatan, dan persyaratan yang ada pada Jendela-2: Pengelolaan Setelah sesi ini, peserta diharapkan dapat mengerti dengan baik tentang kegiatan, pendekatan, dan persyaratan yang ada pada Jendela-2: Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) dari Proyek

Lebih terperinci

PROYEK KEMAKMURAN HIJAU Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat. Mamasa, 15 Oktober 2015

PROYEK KEMAKMURAN HIJAU Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat. Mamasa, 15 Oktober 2015 PROYEK KEMAKMURAN HIJAU Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat Mamasa, 15 Oktober 2015 Tujuan Program Hibah PSDABM 1) Meningkatkan produktivitas dan mengurangi ketergantungan pada

Lebih terperinci

Fasilitas Kemakmuran Hijau HIBAH KEMITRAAN

Fasilitas Kemakmuran Hijau HIBAH KEMITRAAN Fasilitas Kemakmuran Hijau HIBAH KEMITRAAN Versi 01-1 Juli 2014 Fasilitas Kemakmuran Hijau HIBAH KEMITRAAN Hibah Kemitraan Fasilitas Kemakmuran Hijau Apakah Hibah Kemitraan? Hibah Kemitraan adalah satu

Lebih terperinci

Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI

Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI Versi 01-1 Juli 2014 Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI 2 Hibah Kemitraan Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI: Kemitraan

Lebih terperinci

PROYEK KEMAKMURAN HIJAU Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat

PROYEK KEMAKMURAN HIJAU Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat PROYEK KEMAKMURAN HIJAU Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat SOSIALISASI Untuk Propinsi Sumatra Barat Kabupaten Solok Selatan dan Pesisir Selatan Padang, 8 Oktober 2015 PROYEK

Lebih terperinci

CAPAIAN DAN KEBERLANJUTAN PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN PARTISIPATIF

CAPAIAN DAN KEBERLANJUTAN PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN PARTISIPATIF CAPAIAN DAN KEBERLANJUTAN PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN PARTISIPATIF LATAR BELAKANG DAN TUJUAN PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN PARTISIPATIF Millennium Challenge Account atau MCA Indonesia menginisiasi kegiatan

Lebih terperinci

Prasyarat Penerima Hibah

Prasyarat Penerima Hibah Prasyarat Penerima Hibah Prinsip - Prinsip Grants Program Manager ( Pengelola Program Hibah ) atas nama MCA-Indonesia akan menilai dan menyaring semua Kertas Konsep dan / atau Proposal yang masuk dengan

Lebih terperinci

PROYEK KEMAKMURAN HIJAU

PROYEK KEMAKMURAN HIJAU PROYEK KEMAKMURAN HIJAU Pendahuluan Aktivitas 1 PLUP Aktivitas 2 TAPP Aktivitas 3 Fasilitas Kemakmuran Hijau Jendela 1 Jendela 2 Jendela 3 Aktivitas 4 Pengetahuan Hijau Periode penting KH mendukung program

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Multistakeholder Forum Rapat Koordinasi Proyek Kemakmuran Hijau di Propinsi Jambi Ruang Pertemuan Kantor Bappeda Jambi, 11 Juni 2015

Kerangka Acuan Multistakeholder Forum Rapat Koordinasi Proyek Kemakmuran Hijau di Propinsi Jambi Ruang Pertemuan Kantor Bappeda Jambi, 11 Juni 2015 Kerangka Acuan Multistakeholder Forum Rapat Koordinasi Proyek Kemakmuran Hijau di Propinsi Jambi Ruang Pertemuan Kantor Bappeda Jambi, 11 Juni 2015 I. Latar Belakang Proyek Kemakmuran HIjau (Green Prosperity

Lebih terperinci

Proyek Kemakmuran Hijau Compact Indonesia.

Proyek Kemakmuran Hijau Compact Indonesia. Proyek Kemakmuran Hijau Compact Indonesia www.mca-indonesia.go.id http://gp.mca-indonesia.go.id 19 November 2011 Pemerintah Amerika (diwakili oleh Mrs. Hillary R. Clinton, Secretary of State & MCC Chairperson

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA WORKSHOP PENYUSUNAN DOKUMEN NOTA KESEPAHAMAN PELAKSANAAN PROYEK KEMAKMURAN HIJAU PROGRAM COMPACT

KERANGKA ACUAN KERJA WORKSHOP PENYUSUNAN DOKUMEN NOTA KESEPAHAMAN PELAKSANAAN PROYEK KEMAKMURAN HIJAU PROGRAM COMPACT KERANGKA ACUAN KERJA WORKSHOP PENYUSUNAN DOKUMEN NOTA KESEPAHAMAN PELAKSANAAN PROYEK KEMAKMURAN HIJAU PROGRAM COMPACT LATAR BELAKANG Sebagai salah satu bentuk implementasi Perjanjian Kemitraan Komprehensif

Lebih terperinci

PROYEK KEMAKMURAN HIJAU (GREEN PROSPERITY PROJECT) PENGUMUMAN

PROYEK KEMAKMURAN HIJAU (GREEN PROSPERITY PROJECT) PENGUMUMAN MILLENNIUM CHALLENGE ACCOUNT INDONESIA PROYEK KEMAKMURAN HIJAU (GREEN PROSPERITY PROJECT) PENGUMUMAN PERMINTAAN KERTAS KONSEP UNTUK PROGRAM HIBAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM BERBASIS MASYARAKAT (PSDABM)

Lebih terperinci

PROYEK KEMAKMURAN HIJAU PENGUMUMAN PERMINTAAN KERTAS KONSEP UNTUK PROGRAM HIBAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM BERBASIS MASYARAKAT (PSDABM)

PROYEK KEMAKMURAN HIJAU PENGUMUMAN PERMINTAAN KERTAS KONSEP UNTUK PROGRAM HIBAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM BERBASIS MASYARAKAT (PSDABM) PROYEK KEMAKMURAN HIJAU PENGUMUMAN PERMINTAAN KERTAS KONSEP UNTUK PROGRAM HIBAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM BERBASIS MASYARAKAT (PSDABM) PENGUMUMAN Permintaan Kertas Konsep untuk Program Hibah Pengelolaan

Lebih terperinci

Hibah Pengetahuan Hijau Proyek Kemakmuran Hijau

Hibah Pengetahuan Hijau Proyek Kemakmuran Hijau Proyek Kemakmuran Hijau Kemakmuran Hijau Pengetahuan Hijau Prioritas utama Aktivitas Pengetahuan Hijau adalah membangun kapasitas lokal, provinsi, dan nasional guna mendukung strategi pembangunan rendah

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.35, 2016 KEMEN-KUKM. Anggaran. Dekonsentrasi. Pelaksanaan. Pedoman. Tahun 2016 PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 /PER/M.KUKM/XII/2015

Lebih terperinci

PROYEK KEMAKMURAN HIJAU PENGUMUMAN PERMINTAAN KERTAS KONSEP UNTUK PROGRAM HIBAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM BERBASIS MASYARAKAT (PSDABM)

PROYEK KEMAKMURAN HIJAU PENGUMUMAN PERMINTAAN KERTAS KONSEP UNTUK PROGRAM HIBAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM BERBASIS MASYARAKAT (PSDABM) PROYEK KEMAKMURAN HIJAU PENGUMUMAN PERMINTAAN KERTAS KONSEP UNTUK PROGRAM HIBAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM BERBASIS MASYARAKAT (PSDABM) PENGUMUMAN Permintaan Kertas Konsep untuk Program Hibah Pengelolaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/Per/M.KUKM/VI/2016 TENTANG PENDATAAN KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOPERASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.704, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Bakti Sarjana. Kehutanan. Pembangunan Hutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.30/MENHUT-II/2013 TENTANG BAKTI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa dengan adanya

Lebih terperinci

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI BAGAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH LAMPIRAN 1 BUPATI BANYUWANGI WAKIL BUPATI BANYUWANGI DAERAH STAF AHLI KELOMPOK JABATAN ASISTEN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN ASISTEN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN DAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN NOMOR: P.13/VI-BPPHH/2014 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI LEGALITAS KAYU

Lebih terperinci

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul: Jenis Kegiatan: Mitigasi Berbasis Lahan A. Informasi Kegiatan A.1.

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN TENAGA KERJA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Program Dana Hibah Kecil Pengelolaan Wilayah Konservasi Masyarakat Adat atau Komunitas Lokal Indonesia (ICCA-Indonesia)

Program Dana Hibah Kecil Pengelolaan Wilayah Konservasi Masyarakat Adat atau Komunitas Lokal Indonesia (ICCA-Indonesia) Program Dana Hibah Kecil Pengelolaan Wilayah Konservasi Masyarakat Adat atau Komunitas Lokal Indonesia (ICCA-Indonesia) Program GEF SGP Indonesia mengundang organisasi/komunitas/kelompok masyarakat yang

Lebih terperinci

AKTIVITAS PENGETAHUAN HIJAU DAN PROYEK KEMAKMURAN HIJAU MCA-INDONESIA

AKTIVITAS PENGETAHUAN HIJAU DAN PROYEK KEMAKMURAN HIJAU MCA-INDONESIA AKTIVITAS PENGETAHUAN HIJAU DAN PROYEK KEMAKMURAN HIJAU MCA-INDONESIA TENTANG HIBAH Guna mendorong perubahan kebijakan publik agar pembangunan Indonesia dilakukan dengan cara berkelanjutan, Millenium Challenge

Lebih terperinci

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013 Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013 1. Apakah TFCA Kalimantan? Tropical Forest Conservation Act (TFCA) merupakan program kerjasama antara Pemerintah Republik

Lebih terperinci

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul : Jenis Kegiatan : Adaptasi dan Ketangguhan A. Informasi Kegiatan A.1.

Lebih terperinci

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul : Jenis Kegiatan : Adaptasi dan Ketangguhan A. Informasi Kegiatan A.1.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PADA KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

BUPATI BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN SOSIAL DAN HIBAH PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-32.4-/217 DS21-98-8-666 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.6-/21 DS264-891-4155-6432 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1

Lebih terperinci

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014 Deputi Menteri Bidang Produksi Jakarta, Desember 2014

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pembangunan PLTMH di Desa Beringin Tinggi Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin Propinsi Jambi

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pembangunan PLTMH di Desa Beringin Tinggi Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin Propinsi Jambi Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pembangunan PLTMH di Desa Beringin Tinggi Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin Propinsi Jambi I. Latar Belakang KKI WARSI telah lama melakukan pemberdayaan masyarakat di

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

2 Pemberantasan Korupsi Tahun 2013, maka perlu pengaturan kembali mengenai Tata Cara Pemberian dan Peluasan Areal Kerja Izin Usaha Pemanfaatan Hasil H

2 Pemberantasan Korupsi Tahun 2013, maka perlu pengaturan kembali mengenai Tata Cara Pemberian dan Peluasan Areal Kerja Izin Usaha Pemanfaatan Hasil H No.688, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Izin Usaha. Pemanfaatan. Hutan Kayu. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.31/Menhut-II/2014 TENTANG TATA

Lebih terperinci

, No Usaha Kecil dan Menengah Nomor 19/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi sudah ti

, No Usaha Kecil dan Menengah Nomor 19/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi sudah ti BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1494, 2015 KEMENKOP-UKM. Koperasi. Usaha. Simpan Pinjam. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1292, 2012 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Dekonsentrasi. Kegiatan. Anggaran. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengadaan bibit untuk kegiatan rehabilitasi lahan terdegradasi dalam areal kerja PHBM di Provinsi Jambi

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengadaan bibit untuk kegiatan rehabilitasi lahan terdegradasi dalam areal kerja PHBM di Provinsi Jambi Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengadaan bibit untuk kegiatan rehabilitasi lahan terdegradasi dalam areal kerja PHBM di Provinsi Jambi I. Latar Belakang Keadaan tutupan dan vegetasi DAS Batanghari saat ini

Lebih terperinci

FORMULIR APLIKASI UNTUK BANTUAN HIBAH UNTUK PROYEK GRASSTOOS KEAMANAN KEMANUSIAAN

FORMULIR APLIKASI UNTUK BANTUAN HIBAH UNTUK PROYEK GRASSTOOS KEAMANAN KEMANUSIAAN FORMULIR APLIKASI UNTUK BANTUAN HIBAH UNTUK PROYEK GRASSTOOS KEAMANAN KEMANUSIAAN Mohon diketik I. Kesimpulan Proyek 1. Nama Proyek 2. Nama Lembaga Pemohon Bahasa Indonesia : Bahas Inggris : 3. Jumlah

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Perbaikan PLTMH di Desa Rantau Kermas Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin Propinsi Jambi

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Perbaikan PLTMH di Desa Rantau Kermas Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin Propinsi Jambi Kerangka Acuan Kerja (KAK) Perbaikan PLTMH di Desa Rantau Kermas Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin Propinsi Jambi I. Latar Belakang KKI WARSI telah lama melakukan pemberdayaan masyarakat di sekitar

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa dengan adanya

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA. Petunjuk Penyusunan Usulan Kegiatan Yang Dibiayai Dari Hibah

REPUBLIK INDONESIA. Petunjuk Penyusunan Usulan Kegiatan Yang Dibiayai Dari Hibah REPUBLIK INDONESIA Petunjuk Penyusunan Usulan Kegiatan Yang Dibiayai Dari Hibah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KATA PENGANTAR Sesuai Peraturan Menteri

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Hutan Produksi. Pelepasan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Hutan Produksi. Pelepasan. No.377, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Hutan Produksi. Pelepasan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.33/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PELEPASAN KAWASAN

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

- 1 - BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG - 1 - SALINAN BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN USAHA PERUBAHAN

PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN USAHA PERUBAHAN No. Kelengkapan Berkas Ada / Tidak 01. Formulir Perubahan dan resume data untuk proses penerbitan Izin Usaha 02. Permohonan ditandatangani oleh pimpinan perusahaan bermaterai cukup dan di cap perusahaan

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TRANSMIGRASI KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGADAAN BARANG DAN JASA

PEDOMAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEDOMAN PENGADAAN BARANG DAN JASA DANA PENSIUN PERHUTANI 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Umum... 1 1.2 Pengertian Isilah... 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN... 3 III. PRINSIP DASAR, KEBIJAKAN DAN ETIKA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PANAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PANAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PANAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBA TIMUR NOMOR 216 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA DAN MEKANISME PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL DI KABUPATEN SUMBA TIMUR

PERATURAN BUPATI SUMBA TIMUR NOMOR 216 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA DAN MEKANISME PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL DI KABUPATEN SUMBA TIMUR PERATURAN BUPATI SUMBA TIMUR NOMOR 216 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA DAN MEKANISME PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL DI KABUPATEN SUMBA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

Hibah Pengetahuan Hijau

Hibah Pengetahuan Hijau RINGKASAN INFORMASI Hibah Pengetahuan Hijau PROYEK KEMAKMURAN HIJAU COMPACT INDONESIA Versi 01-23 Desember 2014 Dokumen ini diproduksi atas dukungan rakyat Amerika Serikat melalui Millennium Challenge

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013 BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN Prioritas pembangunan Kabupaten Lingga Tahun diselaraskan dengan pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan sesuai dengan amanat dari Peraturan

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA PERKEBUNAN BISMILLAHHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA PERKEBUNAN BISMILLAHHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA PERKEBUNAN BISMILLAHHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH BESAR, Menimbang : Mengingat: a. bahwa keanekaragaman

Lebih terperinci

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA DEPUTI BIDANG PENGAWASAN RAPAT REGIONAL BIDANG KOPERASI DAN UKM Prama Sanur Beach Bali Hotel 1 3 Juni 2016 1 Peraturan Presiden Republik

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS Menimbang : a. bahwa guna meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.40/Menhut-II/2014

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.40/Menhut-II/2014 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.40/Menhut-II/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SEWA BARANG MILIK NEGARA LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 23/PER/M.KUKM/XI/2005 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 23/PER/M.KUKM/XI/2005 T E N T A N G PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 23/PER/M.KUKM/XI/2005 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS SURAT KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tamba

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1490, 2015 KEMENKOP-UKM. Modal. Penyertaan. Koperasi. Pemupukan. Petunjuk Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN, PERUBAHAN ANGGARAN DASAR, DAN PEMBUBARAN KOPERASI DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

Lebih terperinci

PROGRAM BANTUAN FASILITASI BIAYA PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN KOPERASI BAGI PELAKU USAHA MIKRO DAN ATAU KELOMPOK MASYARAKAT TAHUN 2018

PROGRAM BANTUAN FASILITASI BIAYA PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN KOPERASI BAGI PELAKU USAHA MIKRO DAN ATAU KELOMPOK MASYARAKAT TAHUN 2018 1 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia PROGRAM BANTUAN FASILITASI BIAYA PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN KOPERASI BAGI PELAKU USAHA MIKRO DAN ATAU KELOMPOK MASYARAKAT TAHUN 2018

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemba

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemba No.774, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Pelaksanaan. Sewa barang. Milik Negara. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.40/Menhut-II/2014 TENTANG TATA

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KAKAO LESTARI

PENGELOLAAN KAKAO LESTARI PENGELOLAAN KAKAO LESTARI Sebagai bagian dari upaya mempromosikan pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan, MCA-Indonesia membangun kemitraan publik-swasta dan dengan lembaga swadaya masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA - 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NOMOR 08 / Per / Dep.2 / XII / 2016 TENTANG

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.5-/216 DS995-2521-7677-169 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Lokakarya Sosialisasi HibahPengelolaan Sumberdaya Alam Berbasis Mayarakat Program Kemakmuran Hijau MCA-Indonesia

Kerangka Acuan Lokakarya Sosialisasi HibahPengelolaan Sumberdaya Alam Berbasis Mayarakat Program Kemakmuran Hijau MCA-Indonesia Kerangka Acuan Lokakarya Sosialisasi HibahPengelolaan Sumberdaya Alam Berbasis Mayarakat Program Kemakmuran Hijau MCA-Indonesia Pengantar Pada bulan November 2011, Pemerintah Amerika Serikat melalui Millennium

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 39 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Program Riset Desentralisasi DIKTI

Program Riset Desentralisasi DIKTI Panduan Pengajuan Proposal Program Riset Desentralisasi DIKTI 2012 Institut Teknologi Bandung September 2011 Daftar Isi Daftar Isi... 1 I. Latar Belakang... 2 II. Deskripsi Program Riset Desentralisasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 33/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 33/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 33/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

CHECKLIST PERMOHONAN PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN KOPERASI

CHECKLIST PERMOHONAN PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN KOPERASI PERMOHONAN PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN KOPERASI 1 Dua rangkap salinan Akta Pendirian Koperasi bermaterai cukup 2 Data Akta Pendirian Koperasi yang dibuat dan ditandatangani oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.13, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pengelolaan dan Pertanggungjawaban. Fasilitas Dana. Geothermal. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PMK.011/2012

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MUARO JAMBI DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016 1 KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016 TENTANG

Lebih terperinci

RANGKUMAN HASIL KONFERENSI

RANGKUMAN HASIL KONFERENSI RANGKUMAN HASIL KONFERENSI Memberikan Pelayanan Terbaik Bagi Masyarakat Miskin: Isu Strategis dan Rekomendasi Menteri Negara PPN/ Kepala Bappenas Jakarta, 28 April 2005 KONFERENSI NASIONAL PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

Fasilitas Kemakmuran Hijau. perangkat informasi

Fasilitas Kemakmuran Hijau. perangkat informasi Fasilitas Kemakmuran Hijau perangkat informasi Versi 01-1 Juli 2014 Fasilitas Kemakmuran Hijau perangkat informasi 2 Diterbitkan: Jakarta, 3 Juli 2014 Semua kredit foto: MCA-Indonesia Millenium Challenge

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen Memorandum Program Sanitasi ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN SERTIFIKAT LAIK OPERASI BIDANG KETENAGALISTRIKAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.121, 2015 KEMENAKER. Izin Usaha Jasa. Penempatan Tki. Dalam Negeri. Pelayanan Satu Pintu. BKPM. Standar Operasional Prosedur. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 08 /Per/M.KUKM/XII/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 08 /Per/M.KUKM/XII/2010 TENTANG MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 08 /Per/M.KUKM/XII/2010 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan ata

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan ata No.1359, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. Dana Desa. Penetapan. Tahun 2018. Pencabutan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa penanaman modal merupakan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA PETUNJUK PENGUSULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI

REPUBLIK INDONESIA PETUNJUK PENGUSULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA PETUNJUK PENGUSULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI 2010 2014 KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

Oleh: Bito Wikantosa Kasubdit Perencanaan dan Pembangunan Partisipatif

Oleh: Bito Wikantosa Kasubdit Perencanaan dan Pembangunan Partisipatif Oleh: Bito Wikantosa Kasubdit Perencanaan dan Pembangunan Partisipatif LATAR BELAKANG MASALAH Definisi Desa menurut UU Desa Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN Disampaikan oleh : DEPUTI BIDANG PENGAWASAN Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Koperasi dan UMKM Denpasar, 23 Maret 2017 1 KONDISI SAAT INI Jumlah Koperasi 212.135 Unit Aktif dan Tidak Aktif Aktif

Lebih terperinci

-3- BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

-3- BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN TERNAK BANTUAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI SOSIAL PERATURAN MENTERI SOSIAL NOMOR 176 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN HIBAH DALAM NEGERI DALAM BENTUK UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL, a. bahwa sumber

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

PENGUMUMAN LELANG PENGADAAN PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TENAGA ALIH DAYA BPJS KESEHATAN WILAYAH KERJA DIVISI REGIONAL VIII. Nomor : 01/PLTAD/0117

PENGUMUMAN LELANG PENGADAAN PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TENAGA ALIH DAYA BPJS KESEHATAN WILAYAH KERJA DIVISI REGIONAL VIII. Nomor : 01/PLTAD/0117 PENGUMUMAN LELANG PENGADAAN PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TENAGA ALIH DAYA BPJS KESEHATAN WILAYAH KERJA DIVISI REGIONAL VIII Nomor : 01/PLTAD/0117 Diumumkan bahwa BPJS Kesehatan Divisi Regional VIII akan mengadakan

Lebih terperinci

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkand

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkand No.30, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Panas Bumi. Tidak Langsung. Pemanfaatan. Pencabutan (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6023). PERATURAN

Lebih terperinci