Keyword : Water drinking, Water Treatment, Water quality

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

V. KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Water Treatment Air sungai dan Sumur Bor menjadi Air Bersih Proses pengolahan air (water treatment system)

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BAKU DI PDAM NANGA PINOH KABUPATEN MELAWI

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu daerah, maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia menggunakan air untuk

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK

Peran Perempuan dalam. Air, Sanitasi dan Higiene. Masyarakat

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan

BAB 4 Analisa dan Bahasan

PENGOLAHAN AIR BERSIH. PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi

Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu air berperan penting dalam berlangsungnya sebuah kehidupan. Air

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bahan baku produk ataupun air konsumsi. Tujuan utama dari pengolahan air ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak ada satu pun

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Untuk itu diperlukan suatu instalasi pengolahan air

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

Peningkatan Kualitas Air Bersih Desa Makamhaji Dengan Alat Penjernih Air

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air

LAMPIRAN I. No Jenis Parameter Satuan 1 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*)

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI PERFORMANCE TEST OF STONE MEDIA ON PRE-SEDIMENTATION BASIN. Oleh : Edwin Patriasani

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

Tabel.1. Data Absorbansi Larutan Standar Unsur Nikel ( Ni ) Bulan II 0,0000 0,0000 0,0100 0,0015 0,0200 0,0030 0,0300 0,0044 0,0400 0,0057

Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk

PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK

PROSES PENGOLAHAN AIR MINUM DI PDAM KABUPATEN. Saran : Sistem Istalasi Pengolahan Air Minum Lengkap yang sudah ada ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi

Lampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l

BAB III METODE PERCOBAAN. - Kuvet 20 ml. - Pipet Volume 10 ml Pyrex. - Pipet volume 0,5 ml Pyrex. - Beaker glass 500 ml Pyrex

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,

UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat didambakan oleh manusia baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk. pertanian dan lain sebagainya (Wardhana, 2001).

BAB IV METODE PENELITIAN

Mengapa Air Sangat Penting?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dan semua makhluk hidup butuh air. Air merupakan material

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Lampiran I. Gambar Sampel. Air setelah penambahan pree chlorination

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT No Seri D

Air mineral alami SNI 6242:2015

PERBAIKAN KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN KARBON AKTIF, BATU KAPUR/KARANG DAN ZEOLIT UNTUK AIR MINUM*

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (zat padat, air dan atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

Air mineral SNI 3553:2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

Pengaruh Ukuran Efektif Pasir Dalam Biosand Filter Untuk Pengolahan Air Gambut

Dwi Rustam Kendarto*), Valentina Purba**), Nurpilihan Bafdal*), Sophia Dwiratna NP.*)

LAMPIRAN F. Persyaratan Kualitas Air Minum

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi.

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

LAMPIRAN A DATA HASIL PENGUJIAN KARBON AKTIF KAYU BAKAU

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

POTENSI AIR TANAH DANGKAL DAERAH KECAMATAN NGEMPLAK DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA

Air bagi Kehidupan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal PENGARUH JUMLAH KARBON AKTIF PADA FILTER AIR TERHADAP TEKANAN KELUARAN HASIL FILTER

I. PENDAHULUAN. bagi manusia. Bagi kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan air baik

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PROSES PENGOLAHAN DAN KUALITAS AIR MINUM DI KOMPLEKS PERUMAHAN KARYAWAN PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA (PT. CPI) DURI-RIAU TAHUN 2014 Mia Yulianty 1, Evi Naria 2, Surya Dharma 2 1Program Sarjana, FKM USU, Departemen Kesehatan Lingkungan 2Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara Medan 20155, Indonesia Email: mia.yulianty@ymail.com ABSTRACT Water is one of the important matter after the air, nobody can life without drinking until 4-5 days. Drinking water which is not qualified, can resulting disease or even death. Water treatment can prevents disease and resulting qualified drinking water. PT. Chevron Pacific Indonesia (PT. CPI) is one of the companies which has a water treating plant to makes drinking water from raw water The purpose of this research is to know the process of water treatment, the quality of raw water after treatment and quality of distributed drinking water to employees housing PT. Chevron Pacific Indonesia Duri. This research was descriptive survey using simple random sampling technique with 1102 populations and 30 samples. Data were analyzed descriptively in tabulation and narration. The result of the research showed that the water treatment was using coagulation, floculation, sedimentation and desinfectan process. Based on the analysis of obtaained data, the quality of raw water was qualified, whereas the quality of water which was finish the treatment and the quality of distributed drinking water to employees housing on Maret 2014 were not qualified in one parameter. Most of the respondents have been using water as drinking water. The conclusion of this research is the water treatmen process in PT. Chevron Pacific Indonesia was conventional water treatment (complete water treatment). Overall water quality is good, it is recommended to improve adsorption using activated carbon, renew and re-examine the tools used and provision of information about water quality to water users. Keyword : Water drinking, Water Treatment, Water quality 1

Pendahuluan Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara dan merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk di bumi ini. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Karenanya orang dewasa perlu minum minimal sebanyak 1,5 2 liter sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme. Air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber yang bersih dan aman. Batasanbatasan sumber air yang bersih dan aman tersebut, antara lain: bebas dari kuman dan penyakit, bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun, tidak berasa dan tidak berbau, dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga, memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh World Health Organization (WHO) atau Departemen Kesehatan RI (Chandra, 2007). Akses untuk mendapatkan air minum yang aman sangat penting bagi kesehatan, dan merupakan hak asasi manusia serta suatu komponen dalam kebijakan perlindungan kesehatan yang efektif (WHO, 2011). Kasus penyakit yang berhubungan dengan air telah terjadi di beberapa negara. Di Indonesia, tepatnya di Desa Santapan Barat dan Santapan Timur, Kecamatan Kandis, Sumatera Selatan pernah terserang wabah diare yang disebabkan oleh bakteri E. Coli yang berasal dari air minum yang tidak diolah dengan baik. Air yang digunakan untuk diolah menjadi air minum ini berasal dari Sungai Ogan dan sumur bor program sanitasi berbasis masyarakat. 8 orang meninggal dan sekitar 80 dalam masa perawatan akibat penyakit tersebut (Anonymous, 2012; Hendrawan, 2012). Pengolahan air minum dibutuhkan untuk mencegah terjadinya penyakit dan memperoleh kebutuhan air minum yang sesuai dengan syarat-syarat. Pengolahan air minum dapat dilaksanakan oleh sendiri, pemerintah maupun pihak swasta. PT Chevron Pacific Indonesia (PT. CPI) merupakan salah satu perusahaan minyak terbesar di provinsi Riau. Perusahaan ini mempunyai area permukiman untuk menunjang kesejahteraan karyawannya yang telah di dukung dengan berbagai fasilitas yang lengkap. Untuk memenuhi kebutuhan air minum di perumahan, perkantoran dan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya, PT. Chevron Pacific Indonesia (PT. CPI) memiliki sistem pengolahan air minum yang mengolah air baku yang berasal dari Sungai Rangau dan air permukaan menjadi air layak minum yang dapat langsung dikonsumsi. Saat ini ada sekitar 1331 rumah yang menjadi tanggung jawab PT. CPI dalam penyediaan air minum. Berdasarkan survei awal kepada 10 responden yang tinggal di perumahan tersebut, keseluruhan responden tidak menkonsumsi air minum yang telah diolah oleh perusahaan ini secara langsung. Air yang didistribusikan kerumah mereka sebagai air minum ini hanya di manfaatkan sebagai air bersih. Berdasarkan uraian latar belakang yang menyatakan bahwa pada umumnya warga hanya menggunakan air yang telah diolah oleh PT. Chevron Pacific Indonesia sebagai air bersih bukan sebagai air minum membuat peneliti menjadikan hal ini sebagai kontribusi untuk mengetahui proses pengolahan dan kualitas air sebelum dan sesudah diolah serta kualitas air yang didistribusikan diperumahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengolahan dan kualitas air minum yang diolah oleh PT. Chevron Pacific Indonesia pada kompleks perumahan karyawan PT. Chevron Pacific Indonesia Duri-Riau, sedangkan tujuan khususnya adalah: 1. Untuk mengetahui kualitas air baku yang digunakan oleh PT. Chevron Pacific Indonesia Duri-Riau 2. Untuk mengetahui proses pengolahan air yang dilakukan oleh PT. Chevron 2

Pacific Indonesia mulai dari unit intake hingga reservoir 3. Untuk mengetahui kualitas air setelah pengolahan dan air minum yang didistribusikan ke kompleks perumahan karyawan PT. Chevron Pacific Indonesia Duri-Riau 4. Untuk mengetahui distribusi air minum yang dilakukan oleh PT. Chevron Pacific Indonesia Duri-Riau Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui proses pengolahan dan kualitas air minum pada kompleks perumahan karyawan Pt. Chevron Pacific Indonesia Duri-Riau. Lokasi penelitian ini dilakukan di kompleks perumahan karyawan PT. Chevron Pacific Indonesia Duri-Riau. Dimana lokasi pengolahan air minum, pendistribusian dan jalur distribusi air minum berada di dalam kompleks perumahan karyawan PT. Chevron Pacific Indonesia Duri-Riau menggunakan sistem perpipaan yang dialirkan dari pusat pengolahan air minum kerumah-rumah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah yang berpenghuni keluarga dikompleks perumahan karyawan PT. Chevron Pacific Indonesia Duri yaitu sebanyak 1102 rumah yang terbagi menjadi 10 kompleks perumahan diantaranya Dempo, Kerinci, Krakatau, Leuser, Merapi, Sinabung, Singgalang 1&2, Sibayak, Seulawah dan Talang. Sampel dalam penelitian ini ialah 30 rumah yang ada di kompleks perumahan karyawan PT. Chevron Pacific Indonesia Duri. Masing-masing kompleks perumahan akan diambil 3 sampel. Penentuan sampel akan menggunakan teknik simple random sampling. Caranya adalah dengan memilih rumah berdasarkan undian nomor rumah yang terpilih. Apabila rumah yang terpilih tidak ada penghuni maka akan diulangi kembali pengundian nomor rumah. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara melakukan observasi proses pengolahan dan wawancara kepada pegawai dan warga perumahan yang tinggal di kompleks perumahan karyawan PT. Chevron Pacific Indonesia. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa data yang diperoleh dari PT. Chevron Pacific Indonesia Duri seperti data kualitas air baku, air yang telah diolah dan air yang didistribusikan pada bulan Maret 2014, data perumahan tahun dan data Water Treating Plant Duri serta literatur literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Hasil dan Pembahasan 1. Kualitas Air Baku yang Berasal dari Sungai Rangau dan Air Permukaan Air baku yang digunakan untuk pengolahan air minum di WTP Duri disebut dengan Raw Water. Raw Water berasal dari Sungai Rangau dan air permukaan yang dikumpulkan di waduk (reservoir). Adapun hasil pemeriksaan raw water pada bulan Maret 2014 adalah sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Kualitas Air Baku di Kompleks Perumahan Karyawan PT. Chevron Pacific Indonesia Duri Tahun 2014 No Parameter Hasil Analisis 1 Warna 3800 TCU 2 Kekeruhan 200 NTU 3 Alumunium 2,290 mg/l 4 Antimon <0,02 mg/l 5 Arsen 0,014 mg/l Memenuhi 6 Besi 2,918 mg/l Memenuhi 7 Barium <0,08 mg/l Memenuhi 8 Boron <0,10 mg/l Memenuhi 9 Kadmium 0,005 mg/l Memenuhi 10 Seng <0,02 mg/l Memenuhi 11 Tembaga <0,025 mg/l Memenuhi 12 Molybdenum <0,02 mg/l 13 Nikel 0,06 mg/l 14 Selenium <0,010 mg/l Memenuhi 15 Timbal 0,011 mg/l Memenuhi 3

16 Mangan 0,022 mg/l Memenuhi 17 Sodium <2 mg/l 18 Kromium 0,009 mg/l Memenuhi 19 Sulfate 1,765 mg/l Memenuhi 20 Nitrat 0,7 mg/l 21 Nitrit 0,382 mg/l Memenuhi 22 Amonia 0,26 mg/l 23 Sianida 0,001 mg/l Memenuhi 24 Klorida 18,2 mg/l Memenuhi 25 ph 6,7 Memenuhi 26 Total zat 28 mg/l padat terlarut (TDS) 27 Suhu 25 o C Memenuhi Secara keseluruhan karakteristik air baku (raw water) dalam kondisi baik. Jika hasil pemeriksaan dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2010, keseluruhan parameter yang diperiksa telah memenuhi syarat sehingga layak untuk digunakan sebagai air baku proses pengolahan air minum. 2. Proses Pengolahan Air Minum di Water Treating Plant PT. Chevron Pacific Indonesia Duri Air Permu kaan RESER VOIR Sungai Rangau SPLITTER SPLITTER TANK TANK CLARIFIER (REACTIVA TOR) SETT LING BASIN CUSTO MER FILTER SPLITTER TANK Desinfectant Customer FILTER SPLITTER TANK FILTER UNIT DISTRIBU TION BOX DISTRIBU TION PUMP STORAGE TANK TANK Gambar 1. Skema Proses Pengolahan Air Minum Proses pengolahan air minum di WTP Duri dimulai dari pemompaan raw water atau air baku dari waduk atau reservoir menuju Splitter tank. Raw water atau air baku berasal dari Sungai Rangau dan air permukaan. Air selama dalam waduk mengalami proses prasedimentasi akan tetapi warna air tetap tidak berubah, karena bahan-bahan organik seperti asam humus yang disebut dengan lignin dan tannin masih mendominasi di dalamnya dan menyebabkan warna air sungai Rangau bewarna coklat kehitaman. Karakteristik air ini akan berubah apabila terjadi perubahan musim dimana pada musim hujan akan berbeda dengan musim panas atau kemarau. Air dari waduk/reservoir dipompakan dengan pompa centrifungal ke WTP melalui pipa ukuran 18 dan 12 dengan jarak kurang lebih 1 km menuju splitter tank. Jenis pipa yang digunakan ialah pipa besi (steel), diameter 12. Di dalam splitter tank, air akan di tambahkan bahan kimia pada pipa pembagian yang menuju ke clarifier. Bahan kimia yang dimasukkan kedalam splitter tank antara lain: a. Alum/Aluminium Sulfate (Al 2 (SO 4 ).18H 2 O), berfungsi sebagai penjernih dan penggumpal material-material yang terkandung dalam air baku b. Lime/ Calcium Hydroxside (Ca(OH) 2 ), berfungsi menaikan ph c. Polimer, berfungsi untuk menggabungkan flok-flok yang kecil menjadi flok-flok yang lebih besar sehingga mudah diendapkan. Alum, lime dan polimer yang dimasukkan di splitter tank yang telah bercampur dengan raw water atau air baku akan mengalamai turbelensi mulai dari splitter tank sampai inlet clarifier tank kemudian menuju zona 1. Pada zona 1 partikel-partikel koloid mengalami pengadukan dengan menggunakan speedtrol dan terjadi aliran ke atas (upflow) kemudian mulai menggumpal 4

membentuk flok-flok. Selanjutnya antar flok-flok saling tarik-menarik dan bergabung membentuk ukuran yang lebih besar menuju zona 2. Pada zona 2 aliran bergerak ke bawah. Air mengalami proses penjernihan dan flok-flok besar mengendap. Beberapa flok yang belum menyatu akan terbawa ke zona 3. Pada zona 3 proses penjernihan masih berlangsung dan terbentuk lapisan (layer) dibawah clarifier tank dan air jernih diatasnya. Lapisan flok yang mengendap menjadi lumpur jenuh dan tidak mengendap menjadi lumpur aktif. Air jernih mengalir ke flume melalui lubang-lubang di sisi atas pipa collector menuju settling basin. Lumpur jenuh (tidak dapat bereaksi dengan air) akan dikumpulkan oleh scrappe dan dibuang ke ditch melalui blow down. Sebelum di blow down terlebih dahulu dipompakan air bersih melalui pipa back flush untuk memecah padatan lumpur yang mengendap. Proses back flush berlangsung 5 detik. Air jernih yang mengalir dari clarifier tank ke 18 inlet settling basin dan secara bertahap melewati kompartemen-kompartemen dalam settling basin sehingga flok-flok secara bertahap mengalami pengendapan. Settling time yang diperlukan adalah 6 jam. Air kemudian mengalir secara gravitasi ke filter splitter tank melalui 18 outlet basin. Air di settling basin mempunyai ph rendah yaitu berkisar antara 4,8-5,2 karena proses koagulasi dan flokulasi sebelumnya, sehingga perlu dinaikkan ph nya untuk mencapai standar yaitu berkisar 6,5-8,5 dengan menambahkan Lime. Air dari settling basin akan masuk ke filter splitter tank melalui inlet filter splitter tank. Filter splitter tank ini merupakan wadah pembagi air ke filter unit melalui 6 outlet berdiameter 8 inci ke masing-masing filter unit. Dalam kondisi normal aliran air melalui settling basin, tetapi ketika settling basin dalam kondisi perawatan, aliran langsung dimasukkan ke filter splitter tank. Air yang masuk ke dalam filter unit akan mengalami penyaringan dengan media antrasit dengan tebal 18 inci dan sand (pasir) dengan tebal 12 inci. Setelah melalui proses filtrasi air akan keluar melalui service outlet ke distribution box. Sebelum masuk ke distribution box, diberikan terlebih dahulu desinfektan kaporit. Dosis kaporit ditentukan dari free clorine yang keluar dari output distribution box antara 1,4-1,6 ppm, hal ini dikarenakan untuk mendapatkan hasil akhir di konsumen sebesar 0,3-1 ppm. Distributin box merupakan bak tertutup yang menampung air dari filter sebelum dipompakan ke distribution line oleh distribution pump menuju perumahan atau konsumen. Ketika air yang didistribusikan tidak dipakai oleh konsumen, air akan masuk kedalam water storage/ balance tank. Water storage/balance tank merupakan tank penampung air yang berfungsi untuk menjamin kontinuitas air ke konsumen. Secara keseluruhan proses pengolahan yang dilakukan oleh WTP Duri telah baik karena proses pengolahan air minum telah dilakukan secara lengkap (secara konvensional). Proses pengolahan air secara konvensional merupakan pengolahan lengkap (koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, netralisasi dan desinfektan) (Pararaja, 2007). Tidak hanya itu, fasilitas pendukung untuk proses pengolahan keseluruhannya berkondisi baik dan terawat. Perawatannya dilakukan secara rutin demi menghasilkan kualitas air minum yang maksimal. 3. Kualitas Air Setelah Pengolahan di Water Treating Plant Duri Air setelah pengolahan ialah air baku atau raw water yang telah mengalami proses pengolahan di Water Treating Plant. Berikut ini ialah hasil pemeriksaan untuk air yang telah diolah 5

di Water Treating Plant pada bulan Maret 2014. Tabel 2. Hasil untuk Parameter Wajib Kualitas Air Setelah Pengolahan di Water Treating Plant Duri Tahun 2014 No Parameter Hasil Analisis 1. Parameter yang Berhubungan Langsung dengan Kesehatan a. Parameter Mikrobiologi 1) E. Coli 0/100 ml Memenuhi sampel* 2) Total Bakteri Koliform NA b. Kimia an-organik 1) Arsen <0,01 mg/l Memenuhi 2) Fluorida 0,187 mg/l Memenuhi 3) Total 0,01 mg/l Memenuhi Kromium 4) Kadmium 0,005 mg/l Belum Memenuhi 5) Nitrit, (Sbg 0,014 mg/l Memenuhi NO2 - ) 6) Nitrat, (Sbg 0,8 mg/l Memenuhi NO3 - ) 7) Sianida 0,001 mg/l Memenuhi 8) Selenium <0,01 mg/l Memenuhi 2. Parameter yang Tidak Berhubungan Langsung dengan Kesehatan a. Parameter Fisik 1) Bau NA 2) Warna ND Memenuhi 3) Total zat 71,6 mg/l Memenuhi padat terlarut (TDS) 4) Kekeruhan 0,87 NTU Memenuhi 5) Rasa NA 6) Suhu 25 o C Memenuhi b. Parameter Kimiawi 1) Aluminium <0,2 mg/l Memenuhi 2) Besi <0,04 mg/l Memenuhi 3) Kesadahan NA 4) Khlorida 36,4 mg/l Memenuhi 5) Mangan 0,009 mg/l Memenuhi 6) ph 7,43 mg/l Memenuhi 7) Seng <0,02 mg/l Memenuhi 8) Sulfat 39,664 mg/l Memenuhi 9) Tembaga <0,025 mg/l Memenuhi 10) Amonia 0,1 mg/l Memenuhi Keterangan: NA = Not Analyzed, ND = Not Detected Tabel 3. Hasil untuk Parameter Tambahan Kualitas Air Setelah Pengolahan di Water Treating Plant Duri Tahun 2014 No Parameter Hasil 1. Kimiawi Analisis a. Bahan Anorganik 1) Antimon <0,02 mg/l Memenuhi 2) Barium <0,08 mg/l Memenuhi 3) Boron <0,1 mg/l Memenuhi syarat 4) Molybdenum <0,02 mg/l Memenuhi 5) Nikel 0,06 mg/l Memenuhi 6) Sodium <2 mg/l Memenuhi 7) Timbal <0,01 mg/l Memenuhi b. Bahan Organik c. Pestisida d. Desinfektan dan Hasil Sampingannya 1) Desinfektan Chlorine 1,28 mg/l Memenuhi 2. Radioaktifitas Keterangan: *= Memenuhi Berdasarkan dari hasil pemeriksaan air yang telah diolah di WTP Duri pada bulan Maret 2014 jika dibandingkan dengan Permenkes No. 492 tahun 2010 tentang Kualitas Air Minum maka diketahui bahwa keseluruhan parameter yang diperiksa telah memenuhi persyaratan yaitu diantaranya parameter: E.Coli, Arsen, Fluorida, Total Kromium, Kadmium, Nitrit, Nitrat, Sianida, Selenium, Warna, TDS, Kekeruhan, Suhu, Alumunium, Besi, Kesadahan, Khlorida, Mangan, ph, Seng, Sulfat, Tembaga dan Amonia. Untuk mendapatkan kadar kadmium yang memenuhi syarat di dalam air dapat dilakukan salah satu usaha yaitu dengan cara adsorpsi menggunakan karbon aktif. Adsorpsi adalah proses akumulasi adsorbat pada permukaan adsorben yang disebabkan oleh gaya tarik antar molekul adsorbat dengan permukaan karbon aktif. 4. Kualitas Air yang Didistribusikan di Kompleks PT. Chevron Pacific Indonesia Duri Berikut ini ialah hasil pemeriksaan untuk air yang didistribusikan pada bulan Maret 2014. Tabel 4. Hasil Kualitas Air untuk Parameter Wajib yang Didistribusikan ke Kompleks PT. Chevron Pacific Indonesia Duri Tahun 2014 6

No Parameter Hasil Analisis 1. Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan a. Parameter Mikrobiologi 1) E. Coli 0/100 ml sampel 2) Total Bakteri Koliform NA Memenuhi b. Kimia an-organik 1) Arsen <0,01 mg/l Memenuhi 2) Fluorida 0, 148 mg/l Memenuhi 3) Total Kromium 0,008 mg/l Memenuhi 4) Kadmium 0,005 mg/l Belum Memenuhi 5) Nitrit, (Sebagai NO2 - ) 6) Nitrat, (Sebagai NO3 - ) 0,009 mg/l Memenuhi 0,4 mg/l Memenuhi 7) Sianida 0,001 mg/l Memenuhi 8) Selenium <0,01 mg/l Memenuhi 2. Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan a. Parameter Fisik 1) Bau NA 2) Warna ND Memenuhi 3) Total zat padat terlarut (TDS) 71,9 mg/l Memenuhi 4) Kekeruhan 0,82 NTU Memenuhi 5) Rasa NA 6) Suhu 25 o C Memenuhi b. Parameter Kimiawi 1) Aluminiu m <0,2 mg/l Memenuhi 2) Besi <0,04 mg/l Memenuhi 3) Kesadahan NA 4) Khlorida 45,5 mg/l Memenuhi 5) Mangan 0,009 mg/l Memenuhi 6) ph 7,51 mg/l Memenuhi 7) Seng <0,02 mg/l Memenuhi 8) Sulfat 38,080 mg/l Memenuhi 9) Tembaga <0,025 mg/l 10) Amonia 0,08 mg/l Keterangan: NA = Not Analyzed, ND = Not Detected Tabel 5. Hasil Kualitas Air untuk Parameter Tambahan yang Didistribusikan ke Kompleks PT. Chevron Pacific Indonesia Duri Tahun 2014 No Parameter Hasil Analisis 1. Kimiawi a. Bahan Anorganik 1) Antimon <0,02 mg/l Memenuhi 2) Barium <0,08 mg/l Memenuhi 3) Boron <0,10 mg/l Memenuhi 4) Molybdenum <0,02 mg/l Memenuhi 5) Nikel 0,06 mg/l Memenuhi 6) Sodium <2 mg/l Memenuhi 7) Timbal <0,010 mg/l Memenuhi b. Bahan Organik c. Pestisida d. Desinfektan dan Hasil Sampingannya 1) Desinfektan Chlorine 1,06 mg/l Memenuhi 2. Radioaktifitas Keterangan: NA = Not Analyzed, ND = Not Detected Berdasarkan dari hasil pemeriksaan air yang didistribusikan ke kompleks PT. Chevron Pacific Indonesia pada bulan Maret 2014 jika dibandingkan dengan Permenkes No. 492 tahun 2010 tentang Kualitas Air Minum maka diketahui bahwa secara keseluruhan parameter telah memenuhi syarat. 5. Hasil Wawancara Tabel 6. Informasi Mengenai Air Minum yang Didistribusikan Ke Kompleks Perumahan Karyawan PT. Chevron Pacific Indonesia Duri Tahun 2014 No. Variabel Jumlah Persentase (%) 1. Air yang Didistribusikan Merupakan Air Minum 7

a. Tahu 25 83,3 b. Tidak tahu 5 16,7 2. Masalah pada Pendistribusian Air (Seperti kekeruhan, bau kaporit dan lain-lain) a. Pernah 11 36,7 b. Tidak pernah 19 63,3 3. Kesulitan Air a. Pernah 0 0 b. Tidak pernah 30 100 4. Air Dirumah Responden a. Ada 9 30 b. Tidak ada 21 70 Tabel 7. Sumber Air Minum Warga yang Tinggal di Kompleks Perumahan Karyawan PT. Chevron Pacific Indonesia Duri Tahun 2014 No. Sumber Air Minum Jumlah Persentase (%) 1 Air keran dimasak + air galon 14 16 46,7 53,3 2 Air galon Air yang didistribusikan keperumahan warga merupakan air minum. Berdasarkan kuesioner dan wawancara dari 30 responden yang tinggal di Kompleks Perumahan Karyawan PT. Chevron Pacific Indonesia diketahui bahwa sebagian besar yaitu 24 responden (83,3%) telah mengeatahui bahwa air yang didistribusikan kerumah mereka merupakan air minum, sedangkan 6 responden (16,7%) belum mengetahui. Dari keseluruhan responden yang diwawancarai juga diketahui bahwa pendistribusian air yang ada dirumah mereka sudah dimanfaatkan sebagai air minum yaitu 46,7%. Namun air minum yang mereka gunakan paling banyak berasal dari air galon yaitu sebanyak 16 responden (53,3%). Penggunaaan air yang didistribusikan kerumah mereka dimanfaatkan untuk mencuci, memasak, mandi, menyiram tanaman dan lain-lain. Menurut informasi yang diperoleh dari hasil wawancara, diketahui bahwa 11 (36,7%) responden pernah mengalami masalah pada pendistribusian air. Permasalahan pendistribusian yang mereka alami seperti kuatnya aroma kaporit dan seringnya air keruh ketika membuka kran dipagi hari atau ketika kran telah lama tidak dibuka. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Menurut PP Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, air baku yang digunakan untuk proses pengolahan air minum telah memenuhi persyaratan. 2. Proses Pengolahan yang dilakukan oleh WTP Duri merupakan salah satu proses pengolahan yang lengkap, dimana proses pengolahan terdiri dari koagulasi, flokulasi, sedimentasi dan desinfeksi. Adapun proses pengolahannya dimulai dari reservoir, splitter tank, clarifier, settling basin, filter splitter tank, filter unit, distribution box, distribution pump dan distribution line hingga ke konsumen. 3. Menurut Permenkes Nomor 492 tahun 2010 tentang Kualitas Air Minum, keseluruhan parameter yang diperiksa telah memenuhi persyaratan yaitu diantaranya parameter: E.Coli, Arsen, Fluorida, Total Kromium, Kadmium, Nitrit, Nitrat, Sianida, Selenium, Warna, TDS, Kekeruhan, Suhu, Alumunium, Besi, Kesadahan, Khlorida, Mangan, ph, Seng, Sulfat, Tembaga dan Amonia. 4. Menurut Permenkes Nomor 492 tahun 2010 tentang Kualitas Air Minum, air yang didistribusikan secara keseluruhan telah memenuhi persyaratan yaitu diantaranya 8

parameter: E.Coli, Arsen, Fluorida, Total Kromium, Kadmium, Nitrit, Nitrat, Sianida, Selenium, Warna, TDS, Kekeruhan, Suhu, Alumunium, Besi, Kesadahan, Khlorida, Mangan, ph, Seng, Sulfat, Tembaga dan Amonia. 5. Warga yang tinggal di Kompleks Perumahan Karyawan PT. Chevron Pacific Indonesia Duri sudah menggunakan air yang didistribusikan kerumah mereka sebagai air minum yaitu 46,7 %. Namun sumber air minum terbanyak berasal dari air galon (53,3%). 2. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis dapat menyarankan sebagai berikut: 1. Menambahkan usaha adsorpsi menggunakan karbon aktif pada proses pengolahan air untuk mendapatkan nilai kadmium yang sesuai. 2. Memperbaharui dan memeriksa kembali alat-alat yang digunakan sebagai pemeriksa parameter air agar nantinya hasil yang diperoleh lebih akurat. 3. Pemberian informasi kepada masyarakat mengenai hasil pemeriksaan parameter agar masyarakat lebih meyakini air hasil pengolahan yang didistribusikan tersebut merupakan air minum.pemerintah daerah setempat seharusnya lebih mengawasi kegiatan industri daur ulang aki, karena kalau dibiarkan begitu saja kegiatan industri tersebut dapat mencemari lingkungan, khusunya pencemaran tanah dan air tanah. Daftar Pustaka al/kesehatan/9877-bakteri-e-colipenyebab-warga-di-santapanterserang-wabah-diare-.html. Diakses pada tanggal 17 Febuari 2014. Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Hendrawan, Parliza. 27 Oktober 2012. Wabah Diare, 8 Warga Meninggal. Koran Tempo. http://koran.tempo.co/konten/2012 /10/27/290151/Wabah-Diare-8- Warga-Meninggal. Diakses tanggal 17 Febuari 2014. Mulia, Ricki M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Penerbit Graha Ilmu, Jakarta. Renny. 2010. Uji Bakteriologis Air Minum di Perumahan PT. Chevron Pacific Indonesia (PT. CPI) Duri-Riau. Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas, Padang. Peraturan Pemerintah. 2001. Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta. Slamet, Juli Soemirat. 2007. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. World Health Organization (WHO). 2011. Pedoman Mutu Air Minum, Edisi ketiga. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Anonymous. 05 November 2012. Bakteri E-Coli Penyebab Warga di Santapan Terserang Wabah Diare. BeritaAnda.com. http://www.beritaanda.com/nasion 9