BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

Sebuah Pendekatan dalam Mempelajari Pembangunan di Negara Berkembang. By Dewi Triwahyuni

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si.

Asumsi dasar dari teori modernisasi mencakup:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

RUANG KAJIAN PERUBAHAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN PENGARANG : SUWARSONO DAN ALVIN Y. SO. Oleh : Wahyu Ishardino Satries. Abstrak

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949

Pendekatan Historis Struktural

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

Hubungan Buruh, Modal, dan Negara By: Dini Aprilia, Eko Galih, Istiarni

Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Kelas Menengah *

KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN. Slamet Widodo

Konsep Dasar Ekonomi Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan

POLITIK & SISTEM POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk

Teori juga membantu dalam memilih metode penelitian, menguji data, menarik kesimpulan, dan merumuskan tindak lanjut kebijaksanaan.

Komunisme dan Pan-Islamisme

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si.

BAB V KESIMPULAN. didukung berbagai sumber lainnya, menunjukkan bahwa terjadinya kontinuitas

SISTEM POLITIK INDONESIA. 1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Universitas Sumatera Utara

BAHAN KULIAH 7 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi

BAB II GAMBARAN UMUM

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

melakukan Revolusi Kuba dan berhasil menjatuhkan rezim diktator Fulgencio merubah orientasi Politik Luar Negeri Kuba lebih terfokus pada isu-isu high

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

Kapitalisme atau Sosialisme Pelajaran dari Dua Korea

Teori Struktural. Marxist (1) Teori Struktural. Marxist (2) Raul Prebisch. Teori Dependensi: Pendahulunya (1)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi, pemerintah merupakan agen, dimana peran pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami

PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

I. PENDAHULUAN. Jumlah kehancuran fisik diperkirakan sama dengan kira-kira dua kali GNP untuk 1948 s/d

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tugas-tugas pada posisinya tersebut. Apabila kita berbicara tentang tugas-tugas

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BARANG KONSUMSI

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) Pada sekitar tahun 1920-an industri modern di Indonesia hampir

TEORI-TEORI KLASIK PEMBANGUNAN EKONOMI

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh

RUANG LINGKUP KAJIAN EKONOMI POLITIK

RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

Teori Ketergantungan

Teori Ketergantungan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

SISTEM EKONOMI INDONESIA. Ilmu Hubungan Internasional Semester III

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H

Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Kelas Menengah*

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

INDUSTRI.

Kondisi Ekonomi Pembangunan di Indonesia. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. II, di era 1950-an ialah Perdana Menteri Yoshida Shigeru. Ia dikenal karena

PEREKONOMIAN INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEKSTIL INDONESIA TAHUN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Teori Ketergantungan Digantung

BAB 3 KONDISI PERDAGANGAN LUAR-NEGERI INDONESIA DENGAN KAWASAN ASEAN

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

MISI PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

Bab V. Kesimpulan. dalam mengelola industri gula di Mangkunegaran khususnya, dan di Jawa

Menawarkan Pancasila Menjadi Ideologi Dunia

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian memegang peran stretegis dalam pembangunan

SISTEM EKONOMI INDONESIA

E-BISNIS INTERIM MANAGEMENT REPORT ( SAP ) Disusun oleh : Bil Muammar ( ) JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KEGIATAN DAN LINGKUNGAN BISNIS

Lingkungan Pemasaran Global Ekonomi dan Sosial-Budaya

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan stabil selama lebih kurang tiga puluh tahun tiba-tiba harus. langsung berdampak pada perekonomian dalam negeri.

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

2. Teori modernisasi juga didasarkan pada faktor-faktor nonmaterial sebagai penyebab kemiskinan, khususnya dunia ide dan atau alam pemikiran.

RERANGKA ANALISIS LINGKUNGAN PEMASARAN GLOBAL

Politik dan Kebijakan Kesehatan

BAB VII PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA

1.1 Latar Belakang Masalah

untuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga

PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

BAB I PENDAHULUAN. Sama halnya dengan Indonesia, Filipina merupakan sebuah negara dengan sejarah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang menganut sistem. perekonomian terbuka di mana dalam menjalankan roda perekonomiannya,

FISIP IP UNJANI CIMAHI 2017 MILITER DAN POLITIK DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

2. SEJARAH INVESTASI. Page9 POKOK POKOK HUKUM INVESTASI INDONESIA

DEPENDENCY THEORY (TEORI KETERGANTUNGAN)

Perekonimian Indonesia

Universitas Bina Darma

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

Transkripsi:

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN TEORI DEPENDENSI BARU Dr. Azwar, M.Si & Drs. Alfitri, MS JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS

Teori Dependensi Baru Teori ini lahir dari penyempurnaan terhadap kelemahan-kelemahan teori dependensi klasik Teori ini lahir dari hasil pemikiran dan penelitian yang dilakukan oleh Cardoso kemudian dilanjutkan Gold, Koo, dan Mohtar Mas oed Thomas B. Gold : Ketergantungan dinamis pembangunan politikonomi di Taiwan Hagen Koo : Menghubungkan antara negara, kelas dan sistem dunia dalam pembangunan di Taiwan Mohtar Mas oed : Munculnya kembali karakteristik negara birokratik otoriter (NBO)

Rumusan Cardoso tentang Teori Dependensi Baru Metode Kajian Metode Historis Struktural Istilah ketergantungan bukan sebagai teori yang selalu dapat digunakan untuk menjelaskan pola keterbelakangan, tetapi metode menganalisa negara dunia ketiga dan asal mula timbulnya ketergantungan Serta sejarah perubahan

Fokus Perhatian Faktor ekstern dan intern sebagai penyebab utama terjadinya ketergantungan dan keterbelakangan Jika Teori Dependensi Klasik lebih memfokuskan pada dimensi ekonomis persoalan ketergantungan, Cardoso lebih tertarik melihat aspek sosial politik dari ketergantungan, khususnya mengenai perjuangan kelas, konflik kelompok dan pergerakan politik

Persoalan pembangunan sekarang ini tidak hanya pada pembahasan ISI atau strategi pertumbuhan ekonomi. Persoalan utama justru terletak pada ada atau tidaknya gerakan kerakyatan dan kesadaran kepentingan politik rakyat Oleh karena itu yang perlu diperhatikan adalah usaha-usaha pembangkitan gerakan kerakyatan, perjuangan kelas, perumusan kembali kepentingan politik dan pembangunan aliansi politik yang diperlukan untuk menjaga kestabilan struktur masyarakat, tetapi sekaligus membuka peluang untuk adanya transformasi sosial

Hubungan antara kekuatan intern dan kekuatan ekstern membentuk satu keterkaitan struktur, seperti keterkaitan antara kelas sosial lokal dominan dan kelas sosial internasional, namun hubungan ini tidak akan pernah terlepas dari tantangan kelas sosial yang tertindas Mengetahui hal itu diperlukan analisa Internalisasi kepentingan ekstern

Arah Kebijaksanaan Teori dependensi klasik selalu memberikan perkiraan terjadinya perkembangan yang linier dari situasi ketergantungan dan keterbelakangan NDK, Cardoso melihat situasi ketergantungan sebagai proses yang memiliki berbagai kemungkinan akhir yang terbuka Struktur ketergantungan memberikan batas ruang lingkup kemungkinan perubahan, maka perjuangan kelas dan campur tangan negara dapat melonggarkan batas Dengan demikian NDK masih memiliki peluang untuk mencapai situasi pembangunan yang bergantung (associated-dependent development)

Cardoso menggunakan istilah pembangunan yang bergantung untuk teori dependensi baru Teori dependensi klasik melihat hubungan yang terjadi antara negara sentral dan negara pinggiran merupakan hubungan penindasan yang mengakibatkan munculnya keterbelakangan pada negara pinggiran Munculnya perusahaan multinasional, penyebaran industri padat modal ke negara pinggiran dan pembagian kerja internasional baru memberi fase baru perkembangan politikonomi NDK. Dalam batas-batas tertentu kepentingan modal asing bersesuaian dengan kemakmuran negara pinggiran

Perusahaan multinasional berorientasi pada usaha produksi dan Penjualan barang-barang konsumsi untuk pasar domestik Pembangunan tersebut sebagai usaha untuk menyambung kemampuan yang dimiliki oleh negara pinggiran dengan kemampuan teknologi, modal, pemasaran dan organisasi yang dimiliki perusahaan multinasional

Sebagai negara pembangunan yang tergantung, pertumbuhan ekonomi Akan selalu diikuti dengan semakin timpangnya distribusi pendapatan Pembangunan ekonomi lebih berorientasi menghasilkan barang-barang konsumsi yang diperlukan oleh pasar perkotaan. Bukan produk untuk kebutuhan rakyat banyak, seperti masyarakat perdesaan Orientasi ini mengakibatkan semakin meningkatnya hutang luar negeri dan ketimpangan neraca pembayaran internasional dan jangka panjang hanya akan membawa akibat peningkatan penderitaan rakyat banyak

Perkembangan negara pinggiran dengan model pembangunan yang bergantung akan mengalami ketimpangan karena model ini tidak memberi peluang atau menumbuhkan teknologi yang mandiri. Oleh karena itu model ini selalu memaksakan pengguna teknologi impor yang bersifat padat modal dan bukan padat karya Ekspansi dan modal domestik memerlukan dan bahkan tergantung pada faktor-faktor yang berada di luar jangkauanya. Modal domestik ini harus ikut serta dan mengikuti gerak dan irama perputaran modal internasional

Persoalan pembangunan dan ketergantungan NDK dipengaruhi oleh dominasi asing dan tantangan dalam gerakan politik domestik Ada tiga macam kekuatan politik, yakni : Negara birokratis-teknokratis militer Perusahaan Multinasional Borjuis Lokal Tiga kekuatan ini lahir dalam kajian tentang pembangunan di Brazil, dari kajian Cardoso ini bahwa tiga kekuatan tersebut membangun aliansi dalam mewujudkan model pembangunan yang tergantung

Munculnya Negara Militer Mengendalikan secara ketat pemerintahan Membentuk pemerintahan sentralistik Memperluas dan mempersempit kekuasan presiden Mengembangkan kekuasan pada lembaga-lembaga yang berkaitan dengan keamanan nasional Membangun badan intelijen negara setiap departemen ada biro intelijen

Terbentuknya pemerintah sentralistis dengan kekuatan militer Melakukan tindakan represif terhadap setiap bentuk protes dan pembangkangan menggunakan alasan doktrin untuk tujuan stabilitas politik Tercapainya kestabilitan politik, militer melakukan percepatan pertumbuhan ekonomi melalui BUMN dan Swasta Pada kondisi ini militer menciptakan persepsi sekan-akan masih tersedia keterbukaan sosial dan politik yang sesungguhnya telah tertutup

Proses selanjutnya, militer berusaha menghilangkan posisi berjuis lokal yang nasionalis kepada borjuis internasional dan borjuis lokal yang tidak memiliki orientasi nasionalisme sama sekali Akhirnya borjuis lokal yang nasionalis tidak terlibat sama sekali dengan peran politik atau partai politik, media masa. Pada saat ini militer mengembangkan ideologi baru yang menyatakan kepentingan ekonomi pengusaha sama dengan kepentingan pembangunan ekonomi nasional Akibatnya borjuis lokal yang tidak memiliki orientasi nasionalisme memiliki hubungan sangat dekat dengan perusahaan multinasional yang rendah posisi tawar menawarnya

Gold : Pembangunan dan Ketergantungan Dinamis di Taiwan Ia menjelaskan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Taiwan dimulai dari pemindahan kekuasaan kepada pemerintahan kolonial Jepang pada tahun 1895 Ciri-ciri kolonial Jepang di Taiwan : Ekonomi difokuskan pada produksi dua barang primer, yakni beras dan gula Hasil produksi sebagian besar diekspor ke Jepang oleh pengusaha pemerintah kolonial Taiwan diharuskan mengimpor barang konsumsi dan barang modal dari pemerintah kolonial Monopoli produksi dan sektor keuangan Menetapkan aturan hukum yang menyingkirkan peran penduduk lokal untuk terlibat dalam sektor ekonomi Menyingkirkan peran penduduk lokal berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik

Warisan kolonial Jepang di Taiwan yang mendukung perkembangan ekonomi Membangun prasarana dasar moderen Mengembangkan SDM, menyediakan prasarana pendidikan Pada tahun 1940 kekalahan Jepang Perang Dunia II, Jepang meninggalkan Taiwan dan bergabunglah dengan Cina Daratan sebagai negara kolonial baru Pemerintahan Nasionalis Cina Daratan Kuomintang (KMT) memerlukan dana dalam melawan gerakan komunis di Cina Daratan, maka kekayaan Taiwan dikuras oleh politikus Cina Daratan

Pada tahun 1947, penjarahan ekonomi disertai dengan penindasan politik menyebabkan Taiwan mengalami kekacauan ekonomi, hukum tidak jalan, budaya korupsi semakin meningkat dan akhirnya muncul protes sosial. Menghentikan protes sosial maka KMT mengirim 10.000 tentara ke Taiwan dan mengakibatkan terbunuhnya lebih kurang 10.000 penduduk Taiwan atau dikenal dengan peristiwa 2-28-47. Sejak peristiwa ini, Taiwan menjadi wilayah tanpa pemimpin lokal dan Penduduk terpecah belah

Pada tahun 1950, KMT memindahkan pemerintahan nasionalis Cina Daratan ke Taiwan Bersamaan dengan itu perang Korea pecah dan KMT mendapat dukungan dari Amerika agar tidak terjadi invansi oleh Partai Komunis Cina Daratan Taiwan langsung menjadi negara merdeka dan sekutunya Amerika, KMT mendapat bantuan ekonomi dan militer yang sangat besar dari Amerika dalam membangun negaranya Pada tahun 1960, KMT mengubah dirinya menjadi negara birokratis otoriter (NBO) yang diawali mengubah negara menjadi darurat perang KMT memakai ideologi pembangunan dari Amerika dan mendominasi berbagai macam industri serta memberi kesempatan kepada swasta, dimulailah menjadi negara industri substitusi impor (ISI)

Pada tahun 1960, ekonomi Taiwan kembali kritis karena kecilnya daya Serap pasar domestik. Pada tahun 1968 Amerika menghentikan bantuan karena menganggap Negara ini sudah cukup kuat. Taiwan merubah kebijaksanaan menjadi negara dengan orientasi ekspor (IOE) dengan sistem ekonomi pasar (liberal) Industri tekstil yang merupakan unggulan Taiwan diarahkan untuk penyediaan kebutuhan pasar internasional, mengembangkan industri elektronik yang dimiliki perusahaan multinasional dikaitkan dengan industri lokal Aliansi yang harmonis antara negara, modal domestik dan modal asing mendorong pertumbuhan ekonomi Taiwan Pada tahun 1971, terjadi gerakan nasionalis memprotes pengambialihan pulau sensuku oleh Jepang

Bersamaan dengan itu terjadi perubahan politik internasional dengan mengajak RRC bergabung dengan PBB dan Taiwan diminta mundur dari keanggotaannya Politik dalam negeri juga berubah dimana generasi muda yang memiliki Pendidikan lebih baik dan kritis memprotes pemerintahan KMT yang Otoriter dan menuntut : Mengakhiri pelaksanaan UU darurat perang Jaminan Hak Azasi Manusia Membentuk pemerintahan yang lebih demokratis Kebijaksanaan industri orientasi ekspor yang labil menyebabkan partner dagang asing melakukan proteksi produksinya, kenaikan upah buruh dan biaya produksi lainnya, prasarana dasar warisan Jepang yang telah banyak yang rusak

Pada situasi seperti ini negara memiliki sikap untuk memanfaatkan ketergantungan yang telah ada Salah satu strategi adalah melakukan pendalaman industrialisasi (deepening industrialization) membuat program industri berat dan padat modal, seperti pabrik petrokimia dan pabrik baja Kemudian dilanjutkan lagi dengan kebijakan pembuatan industri strategis yang bersifat teknologi maju, seperti komputer, telekomunikasi dll Membantu mengembangkan industri strategis maka diperlukan membangun pusat penelitian dan pengembangan (R&D) Perubahan yang terjadi di Taiwan pada tahun 1980, negara ini telah mampu melepaskan diri dari persoalan keterbelakangan

Koo : Interaksi antara sistem Dunia, Negara dan Kelas Ia melihat pembangunan Korea Selatan (KS) dari sisi interaksi yang secara kontinu antara negara, kelas sosial dan sistem dunia Tahun 1910-1945 menjadi daerah jajahan Jepang dan struktur ekonomi menjadi bagian dari kepentingan ekonomi Jepang Ciri-ciri penjajahan Jepang di Korea Selatan : Surplus ekonomi bukan diambil dari hasil sektor pertanian yang dibangun untuk kepentingan ekspor, melainkan dari hasil tanah garapan petani yang hak kepemilikannya secara penuh. Adanya pengakuan secara penuh atas hak milik petani mempengaruhi struktur kelas sosial di KS Jepang juga menanamkan investasi pada sektor industri dan bangunan sarana dan prasarana dasar

Setelah PD II, KS mulai terintegrasi dengan sistem ekonomi dunia. Hal ini ada pengaruh keterlibatan Amerika untuk mengurangi pengaruh Uni Sovyet di Korea Selatan Keterlibatan Amerika dalam pembangunan KS dilihat dari dukungan menjalankan model pemerintahan militer, menjalankan kebijaksanaan reformasi tanah Keberhasilan integrasi politik ini, barulah KS terlibat sepenuhnya dengan sistem ekonomi kapitalis dunia Pada tahun 1950 berhasil melaksanakan kebijakan industri substitusi impor Pada tahun 1960, masuk dalam tatanan ekonomi industri orientasi ekspor Pada tahun 1970, mulai melaksanakan kebijakan integrasi industri horizontal dan vertikal

Kesimpulan Koo terhadap keberhasilan KS adalah : KS memulai kebijakan IOE sebelum NDK lainnya memulai Antara tahun 1960-1970 negara-negara sentral sedang giatnya melakukan investasi dan dana-dana dari Eropa sangat mudah diperoleh dengan tingkat bunga rendah, waktu pengembalian panjang dan syarat lainnya tidak berat Disaat itu negara sentral belum melakukan proteksi perdagangannya Sebelum terintegrasi dengan sistem ekonomi dunia dimulai dengan integrasi politik kemudian pada tahun 1960 mulai melakukan integrasi ekonomi Pengaruh sistem dunia pada perubahan ekonomi KS terjadi melalui interaksi antara struktur kelas sosial dan negara

Kebijaksanaan reformasi tanah Membagi tanah pada keluarga di perdesaan Pemilik tanah luas/tuan tanah menjadi lemah Kelas petani diperdesaan menjadi kuat Kelas komprador tidak tumbuh karena basis pijakanya sudah hilang Lemahnya posisi tuan tanah akibat kebijakan pemerintahan kolonial dan dukungan bantuan Amerika Negara memiliki kekuasaan yang luas/besar Alasan untuk menghancurkan gerakan komunis

Negara menjalankan kekuasaan dengan kekerasan dalam menciptakan stabilitas politik Sistem hipermiliter diterapkan kepada seluruh sektor Gerakan buruh bisa dikendalikan Negara kemudian mengendalikan bidang ekonomi Membuat sistem ekonomi semikapitalis Negara yang memotori setiap usulan investasi, kebijakan moneter, bantuan asing dan mengendalikan perusahaan multinasional Semuanya dijalankan secara efisien dan bersih dari tindakan korupsi