INTISARI PENGARUH PEMAKAIAN KONTRASEPSI ORAL DAN SUNTIK TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS TAPIN UTARA KABUPATEN TAPIN Shela Fuspita Maharani 1 ; Riza Alfian 2 ; Erny Karmila 3 Berdasarkan survei yang dilihat pada laporan bulanan penyakit terbanyak di Puskesmas Tapin Utara, dari tahun 2014 sebanyak 1786 jiwa, dan semakin meningkat di tahun 2015 dengam jumlah 2204 jiwa, penyakit hipertensi menduduki peringkat kedua penyakit terbanyak di Puskesmas Tapin Utara. Dari uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh kontrasepsi terhadap tekanan darah tinggi pada wanita di Puskesmas Tapin Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemakaian kontrasepsi oral dan suntik terhadap peningkatan tekanan darah wanita akseptor KB di Puskesmas Tapin Utara KabupatenTapin. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bertujuan untuk menggambarkan kondisi tekanan darah pasien hipertensi setelah menjalani terapi kontrasepsi oral dan suntik. Cara pengambilan sampel secara purposive sampling terhadap akseptor KB yang datang ke Puskesmas Tapin Utara untuk melakukan KB. Data dikumpulkan dari 15 akseptor KB oral dan 20 akseptor KB suntik. Data diambil dari status peserta KB, selain itu juga pemberian kuisioner dan wawancara langsung dengan akseptor KB. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa KB hormonal yang mengandung kombinasi estrogen dan progesteron menyebabkan adanya pengaruh terhadap peningkatan tekanan darah walaupun masih dalam tekanan darah yang normal yaitu 100mmHg/80mmHg-120mmHg/85mmHg. Kata Kunci : Kontrasepsi Pil Dan Suntik, Tekanan Darah 1,2 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 3 Puskesmas Tapin Utara Kabupaten Tapin
ABSTRAK EFFECT OF ORAL AND INJECTABLE CONTRACEPTION USE THE IMPROVEMENT OF BLOOD PRESSURE IN WOMEN'S HEALTH CENTER NORTH TAPIN Shela Fuspita Maharani 1, Riza Alfian 2, Erny Karmila 3 Based on a survey that seen in the monthly report diseases in public health center tapin north, from the year 2014 as many as 1786 people, and has increased in 2015 with the number of inhabitants in 2204, ranked second hypertensive diseases in public health centers Tapin north. From the above description, the author is interested to know the effect of contraception to high blood pressure in women at a health center North Tapin. The purpose of this study was to determine the effect of the use of oral and injectable contraceptives to increased blood pressure in women acceptors North Tapin Tapin district health center. This study is an observational study that aims to describe the condition of the blood pressure in hypertensive patients after therapy, oral and injectable contraceptives. How sampling purposive sampling of acceptors who come to the health center North Tapin to family planning. Data were collected from 15 acceptors and 20 acceptors oral syringe. Data taken from the status of family planning participants, while also giving questionnaires and interviews with the acceptors. The results of this study indicate that hormonal birth control that contains a combination of estrogen and progesterone causes increased blood pressure, although still within the normal blood pressure 100mmHg/80mmHg- 120mmHg/85mmHg. Keywords : Contraceptive pills and injections,blood pressure 1,2 Academy of Pharmacy ISFI Banjarmasin 3 Public Health centers North Tapin
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Untuk optimalisasi manfaat kesehatan KB, pelayanan tersebut harus disediakan bagi wanita dengan cara menggabungkan dan memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi utama dan yang lain. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit. Tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia, tetapi juga karena metode-metode tersebut mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual, dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi. Dalam memilih suatu metode, wanita harus menimbang berbagai faktor, termasuk status kesehatan mereka, efek samping potensial suatu metode, konsekuensi terhadap kehamilan yang tidak diinginkan, besarnya keluarga yang diinginkan, kerjasama pasangan, dan norma budaya mengenai kemampuan mempunyai anak (Maryani, 2007). Lama penggunaan setiap metode kontrasepsi mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun demikian, meskipun telah mempertimbangkan untung rugi semua kontrasepsi yang tersedia, tetap saja terdapat kesulitan untuk mengontrol fertilitas secara aman, efektif dengan metode yang dapat diterima baik secara perseorangan maupun budaya pada berbagai tingkat reproduksi.
Tidak mengejutkan apabila banyak wanita merasa bahwa penggunaan kontrasepsi terkadang problematik dan mungkin terpaksa memilih metode yang tidak cocok dengan konsekuensi yang merugikan atau tidak menggunankan metode KB sama sekali (Maryani, 2007). Hasil survey BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) Kalimantan Selatan tahun 2005, alat kontrasepsi yang banyak dipakai oleh PUS (pasangan usia subur) di Kalimantan Selatan adalah kontrasepsi hormonal suntik yaitu 1.227.245 PUS, sedangkan pil 523.342 PUS. Demikian pula yang terjadi di Kabupaten Tapin, jenis alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah kontrasepsi hormonal pil yaitu sebesar 13.400 PUS sedangkan yang memakai suntik sebanyak 8.425 PUS. Kontrasepsi hormonal jenis pil ini banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, harganya relatif murah, aman, dan yang lebih penting akseptor menginginkan setiap bulan menstruasi (BKKBN Kabupaten Tapin, 2013). Tersedia 2 (dua) jenis suntikan yang disediakan dalam kontrasepsi hormonal yaitu Depomedroksiprogesteron Asetat (Depoprovera), yang mengandung 150mg DMPA, yang diberikan setiap 3 (tiga) bulan dengan cara disuntik intramuskular dan DepoNoretisteron Enamat (Depo Noristerat). Juga ada yang mengandung 200mg Noretindron Enantat, diberikan setiap 1 (satu) bulan dengan cara disuntik intramuskular. Keuntungan dari pemakaian hormonal jenis suntikan ini adalah sangat efektif, pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan suami istri, dan aman. Efek samping dari penggunaan kontrasepsi antara lain peningkatan tekanan darah.gangguan haid,
permasalahan barat badan, terlambatnya kembali kesuburan, penurunan libido, sakit kepala, dan stroke (Saifuddin, 2006). Hipertensi merupakan penyakit yang umum timbul di masyarakat. Saat ini, hipertensi menyerang sekitar 1 miliar orang di dunia. Jumlah ini diperkirakan meningkat 1,6 miliar menjelang tahun 2025. Angka kematian di Indonesia rata-rata meliputi 17% - 21% dari keseluruhan populasi orang dewasa. Di Indonesia, hipertensi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan hingga kini belum ada pedoman penanganan maupun hasil penelitian mengenai hipertensi yang berskala nasional. Seseorang yang mempunyai riwayat hipertensi, potensinya akan lebih besar jika lingkungan atau kebiasaan sehar-hari turut memicu, seperti halnya penggunaan kontrasepsi hormonal suntik (Sindotecho, 2007). Berdasarkan survei yang dilihat pada laporan bulanan penyakit terbanyak di Puskesmas Tapin Utara, dari tahun 2014 sebanyak 1786 jiwa semakin meningkat di tahun 2015 dengam jumlah 2204 jiwa, hipertensi menduduki peringkat kedua penyakit terbanyak di Puskesmas Tapin Utara. Dari uraian tersebut di atas, penulis merasa tertarik untuk mengetahui pengaruh kontrasepsi terhadap tekanan darah tinggi pada wanita di Puskesmas Tapin Utara Kabupaten Tapin.