BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. umum lipid ada yang larut dalam air dan ada yang larut dalam pelarut non. dan paha seiiring dengan bertambahnya usia 4.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan

PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi

Pendahuluan kebutuhan energi basal bertahan hidup Lemak sumber energi tertinggi asam lemak esensial Makanan mengandung lemak Pencernaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman seledri sebagai berikut (Mursito, 2002) :

Sumber asam lemak Lemak dalam makanan (eksogen) Sintesis de novo dari asetil KoA berasal dari KH / asam amino (endogen)

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

Kilomikron dirakit dalam sel mukosa usus dan membawa triasilgliserol makanan, kolesterol, vitamin yang larut dalam lemak, dan Choles - ester teryl

BAB I PENDAHULUAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan cairan yang terdapat didalam tubuh manusia yang

Metabolisme lipid. Metabolisme lipoprotein plasma Metabolisme kolesterol

BAB I PENDAHULUAN. fibrosa yang longgar. Skin tag dapat berupa tonjolan kecil, lunak dan mempunyai

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Glukosa. mempengaruhi kinerja sistem tubuh. Hasil pengamatan rataan kadar glukosa dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kopi yaitu kopi arabika dan kopi robusta (Bahara M, 2009). a. Kopi arabika, kopi arabika merupakan kopi yang terbaik mutu dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas dapat didefinisikan sebagai kelebihan lemak dalam tubuh. 1 Menurut

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia / tingginya glukosa dalam darah. 1. Klasifikasi DM menurut Perkeni-2011 dan ADA

Metabolisme lipid. Metabolisme lipoprotein plasma Metabolisme kolesterol

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan yang berhubungan dengan kesehatan manusia dapat terjadi

TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jaringan di dalam tubuh untuk memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi

HASIL DAN PEMBAHASAN

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manusia lanjut usia adalah seorang yang karena usianya mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME II EFEK SUSU KEDELAI TERHADAP PENURUNAN KADAR TRIGLISERIDA DARAH

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

ANTIHIPERLIPIDEMIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian R. Mia Ersa Puspa Endah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

Pentingnya mengenal faktor. usaha mencegah serangan Jantung

BAB I PENDAHULUAN. maupun organ) karena suatu organisme harus menukarkan materi dan energi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemak. Massa bebas lemak biasa disebut Fat Free Mass (FFM), terdiri dari massa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI PEMBAHASAN. Studi kasus kontrol pada 66 orang pasien terdiri atas 33 orang sampel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit

LIPOPROTEIN. Ana Andriana, S.Si Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran - UNIZAR. Ana Andriana 1

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pencernaan, penyerapan dan transpot lemak -oksidasi asam lemak

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

1.1 Pengertian 1.2 Etiologi dan Faktor Resiko 1.3 Patofisiologi Jalur transport lipid dan tempat kerja obat

BAB 2. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi lemak yang berlebih dapat membentuk plak yang mampu. merapuhkan pembuluh darah dan menghambat aliran dalam pembuluh darah

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sintesis, pengangkutan ekskresi kolesterol

I. PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut adalah melalui usaha peternakan ayam pedaging. Ayam

LIPIDA. Universitas Gadjah Mada

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan, sedangkan obesitas adalah

Transkripsi:

5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid 2.1.1 Pengertian Lipid adalah sekelompok senyawa non heterogen yang meliputi asam lemak dan turunannya, lemak netral (trigliserida), fosfolipid serta sterol. Sifat umum lipid ada yang larut dalam air dan ada yang larut dalam pelarut non polar. Persentase lemak cenderung bertambah pada bagian pinggul abdomen dan paha seiiring dengan bertambahnya usia 4. 2.1.2 Proses Metabolisme dan Transportasi Lipid Makanan yang tidak larut dalam air di dalamnya mengandung triasilgliserol. Triasilgliserol tersebut akan dirubah menjadi misel oleh garam empedu. Enzim lipase pancreas akan merubah trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol sehingga dapat diserap oleh mukosa usus. Kemudian di dalam mukosa usus, asam lemak dan gliserol tersebut akan disintesis kembali menjadi trigliserida. Kolesterol dari diet makanan akan digabungkan dengan triasilgliserol sehingga membentuk senyawa yang lebih kecil yaitu kilomikron yang akan ditransport ke jaringan-jaringan. Triasliglirol diputus pada dinding

6 pembuluh darah oleh lipoprotein lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Kedua senyawa ini akan diangkut menuju ke sel target 5. Pada sel otot, asam lemak akan dirubah menjadi energi sedangkan pada sel adipose asam lemak akan disimpan dalam bentuk triasilgliserol. Pembentukan asam lemak menjadi triasilgliserol ini disebut dengan esterifikasi. Sewaktu-waktu jika tubuh mengalami kekurangan energi maka triasilgliserol ini akan dipecah menjadi asam lemak dan gliserol untuk ditransport ke sel-sel yang kemudian diksidasi membentuk energi. Hasil sampingan dari metabolism trigliserida ini adalah benda keton. Oleh karena itu apanila pemecahan lemak ini meningkat maka benda keton yang dihasilkan juga akan meningkat. Proses pemecahan triasilgliserol menjadi asam lemak dan gliserol disebut lipolisis 6. 2.1.3 Jenis-Jenis Lipid Berdasarkan hasil hidrolisisnya lipid digolongkan menjadi lipid sederhana, lipid majemuk dan sterol. 1. Lipid Sederhana Lemak dan minyak merupakan lipid sederhana yang terdiri atas trigliserida campuran dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Lemak tersimpan diseluruh tubuh tetapi jumlahnya paling banyak terdapat pada jaringan adipose. Secara kimiawi lemak disebut sebagai trigliserida, yaitu senyawa yang terbentuk dari gliserol dan asam lemak 5.

7 2. Lipid majemuk Hasil hidrolisis dari lipid majemuk adalah gliserol, asam lemak dan zat lain. Lipid kompleks dikelompokan menjadi dua, yaitu fosfolipida dan glikolipida. Fosfolipid merupakan senyawa yang akan menghasilkan gliserol, asam lemak, asam fosfat dan senyawa nitrogen apabila dihidrolisis. Sedangkan glikolipida merupakan senyawa lipid yang mengandung karbohidrat 5. 3. Sterol Sterol merupakan senyawa yang dapat dipisahkan dari lemak setelah dilakukan penyabunan. Sterol yang terdapat dalam minyak terdiri dari kolesterol dan fitosterol. Kolesterol merupakan komponen utama untuk menyusun batu empedu. Kloesterol ini berfungsi untuk pembentukan hormone seks steroid, vitamin D serta membantu proses absorbs asam lemak pada usus. Kelebihan kolesterol dalam tubuh dapat beresiko menderita penyakit jantung koroner 9. Kolesterol dalam tubuh diedarkan dalam bentuk partikel lipoprotein. Lipoprotein dibagi menjadi empat golongan yaitu kilomikron, very low density lipoprotein (VLDL), low density lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL). Kilomikron berfungsi mengangkut lemak ke jaringan yang membutuhkan. VLDL berfungsi untuk mengangkut triasilgliserol dari hati ke jaringan ekstrahepatik. LDL berperan untuk mengangkut kolesterol dari sel ke sel lain yang digunakan untuk sintesis hormone seks steroid. Sedangkan HDL

8 berfungsi untuk mengangkut kolesterol ke hati untuk dieksresikan melalui empedu baik dalam bentuk kolesterol ataupun asam empedu 8. 4. Trigliserida Trigliserida merupakan salah satu lemak yang dapat diserap oleh tubuh setelah mengalami hidrolisis. Pada jaringan lemak, otot dan darah trigliserida akan dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase dan sisa dari hidrolisis tersebut kemudian dimetabolisme menjadi LDL. Kolesterol yang terkandung dalam LDL akan ditangkap oleh reseptor yang berada di jaringan perifer sehingga LDL ini sering disebut kolesterol jahat. Tertimbunnya kolesterol jahat di perifer tersebut akan diangkut oleh HDL keluar melalui saluran empedu sehingga sering disebut dengan HDL 9. 5. Dampak Kelebihan Lemak Trigliserida yang berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan thrombus dan plak dalam pembuluh darah sehingga aliran darah terhambat. Adanya plak ini terjadi karena penumpukan makrofag untuk memakan benda asing yang dirasa berbahaya bagi tubuh. Hal ini menyebabkan jantung melakukan kampensasi yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. Menurut ballard dalam R. A, dan I (2013) tumbuhan lemak dan trigliserida di dalam tubuh terjadi akibat pertumbuhan sel secara hipertrofi dan hyperplasia sehingga menimbulkan obesitas dan muncul penyakit lain seperti aterosklerosis, diabetes mellitus dan gangguan kardiovaskular 7.

9 Lemak tidak semuanya digunakan oleh tubuh sebagai energi. Ada yang sebagian disimpan dalam jaringan adipose sebagai cadangan energi. Pembakaran lemak menjadi kalori dalam darah akan menyebabkan meningkatnya benda keton di daerah (ketosis). Salah satu dampak ketosis ini menghambat pembuangan asam urat melalui urin 10. 2.2 Tebal Lipatan Lemak Bawah Kulit (skinfold) 2.2.1 Definisi Tebal lipatan lemak kulit menggambarkan perkembangan jaringan lemak bawah kulit. Pengukuran tebal lipatan lemak bawah kulit ini bisa juga digunakan untuk memperkirakan jumlah lemak (persentase lemak) yang ada di dalam tubuh serta tebal lipatan lemak bawah kulit yang digunakan sebagai parameter kegemukan maupun obesitas. Pengukuran tebal kulit ini dapat dilakukan pada empat bagian yaitu pada bagian bisep, trisep, subskapularis, dan suprailiaka. Pengukuran yang dilakukan pada bagian trisep salah satunya dapat digunakan untuk mengukur massa otot 3. Metode yang digunakan untuk mengukur tebal lipatan lemak dan persentase lemak ini adalah metode antropometri dengan teknik skinfold. Metode ini banyak kelebihannya selain murah juga tidak merugikan kesehatan 3.

10 2.2.2 Cara Pengukuran Tebal Lipatan Lemak Bawah Kulit (skinfold) Pengukuran tebal lipatan lemak bawah kulit ( skinfold) dan persentase lemak dapat dilakukan dengan menggunakan alat skinfold caliper dengan satuan millimeter. Pengukuran dapat dilakukan sebanyak dua sampai tiga kali pada masing-masing pengukuran. Hasil yang diperoleh adalah hasil rata-rata dari pengukuran jika dilakukan sebanyak dua kali dan nilai median jika dilakukan sebanyak tiga kali. Subjek yang diukur harus dalam keadaan relaksasi dan tegak 3. Untuk memperoleh hasil yang akurat pada pengukuran tebal kulit dibutuhkan keterampilan yang baik agar dalam pengukuran tidak terdapat kesalahan yang signifikan. Untuk mendapatkan keakuratan tersebut perlu diperhatikan langkah-langkah pengukuran sebai berikut: - Pakaian tidak perlu dibuka (cukup menyingsingkan pakaian pada bagian yang akan diukur) - Mengangkat dan memegang lipatan bawah kulit dengan ibu jari dan jari telunjuk. Kemudian menempatkan skinfold caliper diantara lipatan lemak bawah kulit sekitar ¼ sampai ½ inchi dari jari yang memegang lipatan. - Ketika dilakukan pengukuran, jari tetap memegang lipatan lemak. Jadi skinfold caliper tidak digunakan untuk menahan sekaligus mengukur tebal kulit melainkan hanya untuk mengukur tebal lipatan kulit. - Untuk memperoleh hasil yang akurat, dapat dilakukan pada dua atau tiga tempat yang kemudian diambil hasil rata-rata dari pengukuran.

11 Cara pengukuran tebal lipatan lemak bawah kulit ( skinfold) pada tiap-tiap bagian adalah sebagai berikut: - Bagian trisep a) Memberikan tanda pada bagian trisep antara siku sampai dengan bagian ujung bahu. b) Mengangkat lipatan lemak dengan ibu jari dan jari telunjuk kiri. c) Memasukan lipatan lemak kulit pada rahang caliper, kemudian menandai lemak antara rahang caliper. d) Melepaskan ibu jari dari caliper sehingga ujung caliper memiliki tenaga penuh pada lipatan lemak kulit. Membaca segera setelah alat pertama kali dilepaskan. e) Untuk memperoleh data yang akurat dapat dilakukan pengukuran pada dua sampai tiga bagian kemudian dihitung pengukuran rata-rata. - Bagian Bisep a) Memberikan tanda pada otot bisep ketika fleksi. Lengan yang akan dilakukan pengukaran harus relaksasi dan berada dalam posisi tegak lurus. b) Mengambil tebal lipatan lemak kulit dengan ibu jari dan jari telunjuk. c) Kemudian melanjutkan langkah 3, 4, dan 5 pada langkah pengukuran bagian trisep. - Bagian Subskapula Letaknya sekitar 45 derajat dibawah ujung tulang belikat a) Mengambil tebal lipatan lemak kulit dibawah tulang belikat.

12 b) Memberikan tanda pada tengah-tengah lipatan sambil memegang lipatan lemak sekitar 1 inchi dari tanda yang sudah diberikan. Kemudian melanjutkan langkah 3, 4, dan 5 pada langkah pengukuran trisap - Bagian suprailiaka Terletak di atas puncak iliaka pada garis mid axial (sekitar 2,5 cm di atas pinggul) a) Mengambil skinfold mengikuti lipatan dari kulit. b) Memberikan tanda pada tengah-tengah lipatan. Memegang lipatan sekitar ¼ sampai ½ inchi dari tanda yang sudah diberkan. Kemudian langkah 3, 4, dan 5 sama dengan langkah pada pengukuran trisep. - Abdomen Arah cubitan vertical dengan jarak 5 cm dari umbilicus (setinggi umbilicus) - Krista iliaka Cubitan dilakukan pada crista illiaka. Subjek berdiri dengan salah satu lengan kanan abduksi 90º. Kemudian jari pemeriksa meraba bagian crista iliaca serta meraba seluruh permukaan crista iliaca. Lipatan dilakukan pada posisi miring ke depan dengan sudut kurang lebih 45º terhadap garis horizontal. 2.3 Bioelctrical Impedance Analysis Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) adalah metode non invasif dalam mengevaluasi komposisi tubuh secara sederhana, aman, murah, mudah digunakan dan hasilnya segera didapat dengan tingkat kesalahan dibawah 1%.

13 Selain mengukur komposisi tubuh, BIA juga dapat digunakan untuk menentukan status nutrisi 20. Parameter BIA yang digunaka untuk menilai status volume cairan tubuh adalah Total Body Water (TBW), Extracellular Water (ECW), Intracellular Water (ICW). Sedangkan untuk menilai setatus nutrisi adalah Body Cell Mass (BCM), Fat Free Mass (FFM), Total Protein 20. Nilai BIA sangat dipengaruhi oleh perbedaan jenis kelamin, ras atau etnik, index masa tubuh (IMT) dan juga umur. Sehingga pengukuran beberapa parameter BIA lebih baik jika nilai standar BIA yang digunakan berasal dari populasi yang memiliki karakteristik yang sama baik dari segi jenis kelamin, ras atau etnik, IMT maupun umur. Validasi nilai standar BIA dapat mengurangi beberapa kesalahan oleh karena adanya perbedaan komposisi cairan tubuh berdasarkan jenis kelamin serta adanya perbedaan pola distribusi lemak, panjang kaki dan lengan antar kelompok etnik yang akan memengaruhi akurasi dan ketelitian dari pengukuran BIA 20.