Oleh : ARIE KHURNIAWAN NPM SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMK NEGERI 1 KEDAWUNG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 (Burhanuddin, 2007: 82), mengungkapkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki fungsi sangat penting dalam membentuk karakter dan

2013 PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN PROFIL PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

PROGRAM KERJA TAHUNAN PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

DAMPAK TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, KESEMPATAN BELAJAR DAN AKTIVITAS BERORGANISASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP KECAMATAN BLORA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang, sehingga setiap siswa memerlukan orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angga Triadi Efendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pranata pembangunan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. bermatabat dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup. Nasional (UU No. 20/2003) Bab II Pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. hanya memberikan informasi saja atau mengarahkan ke satu tujuan saja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemakmuran bagi suatu bangsa sangat berhubungan dengan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

perkembangan yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karir.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI POLA BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DI SMK

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam rangka

Smart, Innovative, Professional

BAB I PENDAHULUAN. berdirinya perusahaan-perusahaan perunggasan. Peternakan unggas, utamanya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gina Aprilian Pratamadewi, 2013

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

Transkripsi:

0 UPAYA MENINGKATKAN KECAKAPAN HIDUP MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK PERMAINAN SIMULASI PADA SISWA SMK NEGERI 1 KLEGO KABUPATREN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : ARIE KHURNIAWAN NPM. 12500004 SKRIPSI Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA 2016

1 ABSTRAK Arie Kurniawan, 12500004, UPAYA MENINGKATKAN KECAKAPAN HIDUP MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK PERMAINAN SIMULASI PADA SISWA SMK NEGERI 1 KLEGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2015. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Mei 2016. Latar belakang masalah. Kecakapan hidup diharapkan dapat dimiliki oleh setiap peserta didik setelah menempuh suatu proses pendidikan. Secara formal sistem pendidikan indonesia diarahkan pada tercapainya cita-cita pendidikan yang ideal dalam rangka mewujudkan peradaban bangsa Indonesia yang bermartabat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah layanan bimbingan kelompok teknik permainan simulasi dapat meningkatkan kecakapan hidup siswa SMK Negeri 1 Klego Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2015/2016. Metode penelitian. Jenis penelitian yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research). Kunci dalam penelitian tindakan yakni adanya siklus yang terdiri dari beberapa tahap secara berurutan yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Dalam pelaksanaannya di lapangan, peneliti melaksanakan 2 siklus penelitian. Berdasarkan prosedur dasar dalam pelaksanaan bimbingan kelompok, maka jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 10 siswa. Instrumen penelitian yakni pedoman observasi untuk melihat perkembangan kecakapan hidup siswa dan pedoman observasi untuk melihat proses pelaksanaan tindakan. Analisis data menggunakan analisis deskriptif deskriptif kualitatif. Hasil penelitian. Perolehan skor rata-rata angket kecakapan hidup (life skills) pada tahap pasca siklus 2 adalah 90. Skor ini masuk pada kategori tinggi. Hasil ini menunjukan bahwa bimbingan kelompok dapat meningkatkan kecakapan hidup siswa di SMK Negeri 1 Klego Boyolali. Kata kunci: kecakapan hidup, layanan bimbingan kelompok, siswa SMK

2

3 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Berdasarkan definisi di atas, terdapat beberapa nilai kecakapan hidup yang diharapkan dapat dimiliki oleh setiap peserta didik setelah menempuh suatu proses pendidikan. Definisi di atas dapat pula dipahami bahwa secara formal sistem pendidikan indonesia diarahkan pada tercapainya cita-cita pendidikan yang ideal dalam rangka mewujudkan peradaban bangsa Indonesia yang bermartabat. Guna menjawab tantangan tersebut, saat ini pendidikan di Indonesia khususnya untuk tingkat sekolah menengah atas lebih ditekankan pada pendidikan kejuruan (SMK). SMK merupakan jalur pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu, kemampuan beradaptasi di lingkungan kerja, melihat peluang kerja dan mengembangkan diri di kemudian hari. Bisa diasumsikan bahwasanya kemampuan dasar yang sekiranya dimiliki oleh siswa SMK adalah kecakapan hidup. Dengan memiliki kecakapan hidup yang baik, maka seorang individu akan mampu menjalani pekerjaannya dengan optimal, sehingga kesuksesan dalam berkarir akan dapat dicapai. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal tentunya harus menjadi garda terdepan dalam membekali siswa untuk dapat mengembangkan kecakapan hidup siswa secara optimal. Layanan BK yang sekiranya relevan dengan konsep peningkatan kecakapan hidup siswa SMK adalah bimbingan kelompok teknik permainan

4 simulasi. Menurut Ahmad Juntika Nurihsan (2005:31) pemberian informasi dalam bimbingan kelompok terutama dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman tentang kenyataan, aturan-aturan dalam kehidupan, dan cara-cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas serta meraih masa depan dalam studi, karir, maupun kehidupan. Aktivitas kelompok diarahkan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan pemahaman lingkungan, penyesuain diri dan pengembangan diri. Secara lebih spesifik Tatiek Romlah (2006:118) menyatakan jika layanan bimbingan kelompok teknik permainan simulasi dibuat untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya membantu siswa untuk mempelajari pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan aturan-aturan sosial. SMK Negeri 1 Klego Kabupaten Boyolali merupakan salah satu SMK yang mengalami progress yang signifikan. Asumsi tersebut berdasar dari beberapa indikator, diantaranya, (1) sarana dan prasarana sekolah yang semakin representatif; (2) program peningkatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan, seperti workshop, seminar dan pelatihan diadakan secara kontinyu; dan (3) jumlah pendaftar setiap tahun mengalami peningkatan. Oleh karena itu, sekolah ini diharapkan untuk mampu menyelenggarakan proses pendidikan dan pembelajaran dalam tataran yang ideal, sehingga kecakapan hidup pada diri siswa benar-benar bisa ditingkatkan secara optimal. Layanan BK di SMK Negeri 1 Klego Kabupaten Boyolali selama ini didominasi oleh layanan klasikal. Materi yang diberikan juga bersifat monoton, bahkan lebih terfokus pada layanan bimbingan belajar. Padahal untuk SMK, materi layanan bimbingan karir baik dalam bentuk bimbingan individu maupun kelompok seharusnya mendapat porsi yang lebih banyak, karena siswa diorientasikan untuk bekerja setelah mereka lulus nanti, walaupun tidak menutup kemungkinan lulusan SMK juga melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hasil penelitian dari Agus Maemun (2012:104) menyatakan bahwa layanan bimbingan kelompok teknik modeling efektif dalam mengembangkan budi pekerti siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Slawi. Relevansi dengan

5 penelitian ini bahwa kecakapan hidup merupakan salah satu bentuk dari budi pekerti siswa di sekolah. Selain itu intervensi yang digunakan adalah sama, yakni layanan bimbingan kelompok. Hasil observasi yang dilakukan peneliti pada saat guru bimbingan dan konseling melaksanakan layanan bimbingan kelompok, peneliti melihat bahwa layanan bimbingan kelompok yang dilaksanakan tidak melewati tahap pembentukan, peralihan, kegiatan, dan pengakhiran secara runtut sehingga efektivitas layanan tidak tercapai. Kondisi tersebut menjadi salah satu penyebab rendahnya kecakapan hidup siswa di SMK Negeri 1 Klego Kabupaten Boyolali. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bimbingan dan konseling didapat informasi bahwa rendahnya kecakapan hidup pada siswa ditandai oleh beberapa hal, antara lain, siswa tidak percaya diri ketika mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, terutama yang berkaitan dengan penjualan produk; siswa kurang mampu berkomunikasi secara baik dengan orang lain; masih ada siswa yang berkonflik dengan siswa lain dalam satu sekolah; siswa kurang mampu menunjukkan kemampuan motoriknya saat kerja praktik; dan siswa tidak memiliki kemampuan perencanaan karir yang baik. Hasil paparan tersebut menegaskan bahwa untuk membantu siswa SMK Negeri 1 Klego Kabupaten Boyolali meningkatkan kecakapan hidupnya, peneliti akan melaksanakan satu kajian ilmiah berupa penelitian tindakan bimbingan dan konseling dengan judul Upaya Meningkatkan Kecakapan Hidup melalui Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Permainan Simulasi pada Siswa SMK Negeri 1 Klego Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dapat adalah untuk mengetahui apakah layanan bimbingan kelompok teknik permainan simulasi dapat meningkatkan kecakapan hidup siswa SMK Negeri 1 Klego Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2015/2016.

6 B. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini bahwa layanan bimbingan kelompok teknik permainan simulasi dapat meningkatkan kecakapan hidup siswa SMK Negeri 1 Klego Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2015/2016. C. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan bimbingan dan konseling (PTBK). PTBK adalah penelitian tindakan yang dilakukan dalam layanan bimbingan dan konseling dengan memberikan intervensi kepada subjek penelitian, kemudian menilai proses pelaksanaannya serta memantau hasil yang didapat (Dede Rahmat Hidayat dan Aip Badrujaman, 2012:6). 2. Subjek Penelitian Peneliti mengambil 10 siswa sebagai subjek penelitian untuk diberikan layanan bimbingan kelompok teknik permainan simulasi. Dalam menentukan siswa yang dipilih, peneliti melakukan need assessment terhadap siswa yang ada di SMK Negeri 1 Klego Kabupaten Boyolali. Peneliti menggunakan metode wawancara terhadap guru bimbingan dan konseling. Siswa yang dipilih sebagai subjek penelitian adalah siswa yang memiliki kecenderungan kecakapan hidup rendah. 3. Teknik Pengumpulan Data Alat Tujuan Pedoman observasi Mengetahui perkembangan kecakapan hidup perkembangan kecakapan siswa sebelum dan setelah pemberian hidup siswa tindakan. Pedoman observasi Mengetahui proses pelaksanaan tindakan. pelaksanaan tindakan

7 D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Tingkat Kecakapan Hidup Siswa sebelum Pelaksanaan Tindakan No Nama Skor Kriteria 1 Adi Suprobo 57,5 Kurang 2 Nuri Cahyono 57,5 Kurang 3 Agung Setiawan 57,5 Kurang 4 Khairul Ali Alatas 57,5 Kurang 5 Wibowo Fajar Dwi 52,5 Kurang 6 Riki Hidayat 52,5 Kurang 7 M.Mauldina Isnaini 57,5 Kurang 8 Mulyono 57,5 Kurang 9 Dodi Prasetyo 60 Kurang 10 Priska Tri MJ 57,5 Kurang Rata-rata 56,75 Kurang Dari tabel di atas terlihat jika siswa yang terpilih menjadi anggota kelompok memiliki tingkat kecakapan hidup (life skills) yang homogen (sama) sebelum mereka mendapat layanan bimbingan kelompok, semuanya masuk dalam kategori kurang. Data ini menandakan jika pemilihan siswa yang menjadi anggota kelompok sudah tepat, karena tingkat kecakapan hidup (life skills) mereka masih dalam kategori kurang belum masuk pada kategori tinggi. 2. Tingkat Kecakapan Hidup Siswa sesudah Pelaksanaan Tindakan No Nama Skor Pasca Siklus 2 Kriteria 1 Adi Suprobo 90 Tinggi 2 Nuri Cahyono 92,5 Tinggi 3 Agung Setiawan 90 Tinggi 4 Khairul Ali Alatas 90 Tinggi 5 Wibowo Fajar Dwi 90 Tinggi 6 Riki Hidayat 90 Tinggi

8 7 M.Mauldina Isnaini 90 Tinggi 8 Mulyono 90 Tinggi 9 Dodi Prasetyo 90 Tinggi 10 Priska Tri MJ 87,5 Tinggi Rata-rata 90 Tinggi Dari tabel di atas tampak bahwa semua siswa masuk dalam kategori tinggi. Secara rata-rata hasil pasca siklus 2 masuk dalam kategori tinggi. Jika dibandingkan antara rata-rata hasil pasca siklus 2 yakni 90 dengan rata-rata hasil pra siklus yakni 56,75 maka terjadi peningkatan hasil rata-rata sebesar 33,25 poin. Hasil ini semakin menguatkan asumsi bahwa bimbingan kelompok bisa meningkatkan kecakapan hidup siswa di SMK Negeri 1 Klego Boyolali. E. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, maka peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut: a. Rata-rata tingkat kecakapan hidup siswa sebelum diberi bimbingan kelompok adalah 56,75. Skor ini masuk pada kategori kurang. b. Layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kecakapan hidup siswa sudah dilaksanakan dengan baik oleh peneliti sebagai pemberi layanan. 1) Pada siklus 1 pertemuan 1 untuk kinerja peneliti mendapat skor 50% (kategori kurang), pada pertemuan 2 skornya meningkat menjadi 75% (kategori sedang). Di siklus yang ke 2 untuk kinerja peneliti mendapatkan skor 87,5% (kategori tinggi). 2) Pada siklus 1 pertemuan 1 untuk peran serta siswa yang menjadi anggota kelompok mendapat skor 50% (kategori kurang), pada pertemuan 2 skornya meningkat menjadi 75% (kategori sedang). Di

9 siklus yang ke 2 untuk kinerja guru mendapatkan skor 87,5% (kategori tinggi). c. Perolehan skor rata-rata pedoman observasi perkembangan kecakapan hidup (life skills) pada tahap pasca siklus 2 adalah 90. Skor ini masuk pada kategori tinggi. Hasil ini menunjukan bahwa bimbingan kelompok dapat meningkatkan kecakapan hidup siswa di SMK Negeri 1 Klego Boyolali. 2. Saran a. Bagi Sekolah Sekolah diharapkan dapat memberikan kesempatan, dukungan, dan atau fasilitas kepada guru bimbingan dan konseling untuk melaksankan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kecakapan hidup (life skills) siswa. b. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling 1) Guru bimbingan dan konseling tidak mengesampingkan masalah kecakapan hidup (life skills) siswa, tetapi sebaliknya harus serius menanganinya, karena tinggi-rendahnya tingkat kecakapan hidup (life skills) siswa akan berdampak pada kualitas siswa saat proses pembelajaran. 2) Sehubungan dengan pentingnya masalah kecakapan hidup (life skills), penanganannya dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok dapat diprogramkan secara periodik terutama terhadap siswa-siswa yang skala kecakapan hidup (life skills) nya masuk pada kategori kurang dan rendah. 3) Guru bimbingan dan konseling perlu menjalin kerjasama yang baik dengan guru mata pelajaran, guru bidang kesiswaan, dan ketua program studi agar mendapat dukungan untuk melaksanakan layanan bimbingan kelompok.

10 DAFTAR PUSTAKA Agus Maemun. 2012. Pengembangan Model Bimbingan Kelompok Teknik Modeling untuk Mengembangkan Budi Pekerti Berbasis Nilai-nilai Humanistik Siswa Kelas XI SS di SMA Negeri 1 Slawi Tahun Ajaran 2011/2012. [Tesis]. Semarang: Program Pascasarjana Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang. Ahmad Juntika Nurihsan. 2005. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama. Dede Rahmat Hidayat dan Aip Badrudjaman. 2012. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Indeks. Dewa Ketut Sukardi. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Mamat Supriatna. 2007. Pengembangan Kecakapan Hidup di Sekolah. Jakarta: Depdiknas. Putera Lengkong. 2008. Koleksi Game Seru. Jakarta: Galang Press. Tatiek Romlah. 2006. Teori dan Praktik Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang. Winkel, W.S. & Sri Hastuti. 2010. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.