MORFOMETRI DAN KOMPOSISI ISI LAMBUNG IKAN TUNA SIRIP KUNING (Thunnus albacares) YANG DIDARATKAN DI PANTAI PRIGI JAWA TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
KONDISI MORFOMETRI DAN KOMPOSISI ISI LAMBUNG IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) YANG DIDARATKAN DI WILAYAH PRIGI JAWA TIMUR

3. METODE PENELITIAN

Journal Of Marine Research. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman Online di:

3.3. Pr 3.3. P os r ed e u d r u r Pe P n e e n l e iltiitan

HUBUNGAN BOBOT PANJANG IKAN TUNA MADIDIHANG Thunnus albacares DARI PERAIRAN MAJENE SELAT MAKASSAR SULAWESI BARAT Wayan Kantun 1 dan Ali Yahya 2

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

3. METODE PENELITIAN

Penangkapan Tuna dan Cakalang... Pondokdadap Sendang Biru, Malang (Nurdin, E. & Budi N.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Pengambilan Data

3. METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN PANCING ULUR (HAND LINE) UNTUK MENANGKAP IKAN PELAGIS BESAR DI PERAIRAN BACAN, HALMAHERA SELATAN

PARAMETER POPULASI DAN ASPEK REPRODUKSI IKAN KUNIRAN (Upeneus sulphureus) DI PERAIRAN REMBANG, JAWA TENGAH

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Komposisi tangkapan tuna hand line di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung, Sulawesi Utara

PRODUKTIVITAS PERIKANAN TUNA LONGLINE DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian Sumber Dinas Hidro-Oseanografi (2004)

3 METODE PENELITIAN. Gambar 4 Peta lokasi penelitian.

3. METODE PENELITIAN

STUDI ASPEK PERTUMBUHAN UDANG NENEK (Harpiosquilla raphidea) DI PERAIRAN JUATA LAUT KOTA TARAKAN

Stomach Content Analysis of Mystacoleucus padangensis in Waters Naborsahan River and Toba Lake, Tobasa Regency, North Sumatra Province.

TUGAS: RINGKASAN EKSEKUTIF Nama: Yuniar Ardianti

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN SENANGIN (Eleutheronema tetradactylum Shaw) DI PERAIRAN DUMAI

HASIL TANGKAPAN IKAN MADIDIHANG (Thunnus albacares) DI SAMUDERA HINDIA BERDASARKAN HASIL TANGKAPAN YANG DIDARATKAN DI PELABUHAN BENOA, BALI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN HIDUNG BUDAK Ceratoglanis scleronema (Bleeker 1862) DI DESA MENTULIK SUNGAI KAMPAR KIRI PROVINSI RIAU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pulau Pramuka I II III

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi Penelitian

Length-Weight based Stock Assesment Of Round Scad ( Decapterus russelli ) From Mapur Fishing Ground and Landed at Pelantar KUD Tanjungpinang

STRUKTUR UKURAN, HUBUNGAN PANJANG-BOBOT DAN FAKTOR KONDISI IKAN TUNA DI PERAIRAN PRIGI, JAWA TIMUR

III. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta daerah penangkapan ikan kuniran di perairan Selat Sunda Sumber: Peta Hidro Oseanografi (2004)

KERAGAAN TEKNIS DAN ASPEK BIOLOGI PENANGKAPAN MADIDIHANG MENGGUNAKAN RUMPON DI PERAIRAN KAUR, BENGKULU

BEBERAPA ASPEK BIOLOGI IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI PERAIRAN SEKITAR PULAU SERAM SELATAN DAN PULAU NUSA LAUT. oleh NURDIN MANIK ABSTRAK

3. METODE PENELITIAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

JURNAL PEMANFAATAN SUBERDAYA PERIKANAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN TUNA MATA BESAR (Thunnus obesus) DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA RIA FAIZAH

spesies yaitu ikan kembung lelaki atau banyar (Rastrelliger kanagurta) dan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma)(sujastani 1974).

6 PEMBAHASAN 6.1 Produksi Hasil Tangkapan Yellowfin Tuna

STATUS PERIKANAN LOBSTER (Panulirus spp.) DI PERAIRAN KABUPATEN CILACAP

Gambar 4. Peta lokasi pengambilan ikan contoh

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-1, September 2012 ISSN:

DISTRIBUSI SUHU PERMUKAAN LAUT DAN ASPEK BIOLOGI CAKALANG (Katsuwonus pelamis) HASIL TANGKAPAN HUHATE di BITUNG

PENGARUH SUHU PERMUKAAN LAUT TERHADAP HASIL TAGKAPAN IKAN CAKALANG DI PERAIRAN KOTA BENGKULU

ANALISIS ISI USUS IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata) PADA PERAIRAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA

KOMPOSISI, ASPEK BIOLOGI DAN KEPADATAN STOK IKAN PARI DI LAUT ARAFURA

PERIKANAN TUNA SKALA RAKYAT (SMALL SCALE) DI PRIGI, TRENGGALEK-JAWA TIMUR

3. METODE PENELITIAN

PENDUGAAN STOK IKAN LAYUR

Fudoh Nurhidayah, Moh. Mustakim dan S. Alexander Samson

Komposisi Isi Lambung Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger Kanagurta) di Rembang

BAB I PENDAHULUAN. di udara, darat, maupun laut. Keanekaragaman hayati juga merujuk pada

Feeding habits and food composition of three species of squids caught by fishermen in the Northern Coast of Aceh Province

METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan kembung perempuan (R. brachysoma)

TELAAH MEN GENAl PANJANG CAGAK IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) YANG TERTANGKAP DI INDONESIA PADA TAHUN Sofri Bahar*) dan Priyanto Rahardjo*)

PERFORMA HASIL TANGKAPAN TUNA DENGAN PANCING TONDA DI SEKITAR RUMPON. (Performance Catch of Tuna from Troll Line in Rumpon) Oleh:

POTENSI UDANG DOGOL (Metapenaeus ensis) DI KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH. Abstrak

Aspek Biologi Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta) Sebagai Landasan Pengelolaan Teknologi Penangkapan Ikan di Kabupaten Kendal

Hubungan panjang berat, makanan dan sebaran ikan kating, Mystus gulio (Hamilton 1822) di Segara Anakan, Cilacap

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Prosedur Penelitian

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Octinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Osteochilus vittatus ( Valenciennes, 1842)

3. METODE PENELITIAN

KEBIASAAN MAKANAN IKAN BELOSO (Glossogobius giuris, Hamilton-Buchanan, 1822) DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH, JAWA TIMUR TRI PRIHARTATIK

KEBIASAAN MAKAN DAN HUBUNGAN PANJANG BOBOT IKAN GULAMO KEKEN (Johnius belangerii) DI ESTUARI SUNGAI MUSI

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai dari April hingga September

TINGKAT KEMATANGAN KELAMIN DAN FREKUENSI PANJANG PARI GITAR (Rhinobatus sp.1 dan Rhinobatus sp. 2)

EVALUASI TINGKAT EKSPLOITASI SUMBERDAYA IKAN GULAMAH (Johnius sp) BERDASARKAN DATA TPI PPS CILACAP


PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi Biologi Ikan Pari (Dasyatis sp) di TPI Tasik Agung Rembang

ANALISIS STRUKTUR POPULASI IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) PADA DAERAH RUMPON TERHADAP TEKANAN EKSPLOITASI DI PERAIRAN TELUK BONE

POLA PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN KUNIRAN Upeneus moluccensis (Bleeker, 1855) DI PERAIRAN LAMPUNG ABSTRAK

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PANJANG BOBOT DAN INDEKS KEMATANGAN GONAD IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata) DI PERAIRAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN TAPAH (Wallago leeri) DI PERAIRAN SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KANDIS DESA KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Desember 2013 di Sungai

TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN TEMBANG (Clupea platygaster) DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH, GRESIK, JAWA TIMUR 1

Indeks Gonad Somatik Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Blkr.) Yang Masuk Ke Muara Sungai Sekitar Danau Singkarak

ASPEK REPRODUKSI IKAN LELAN (Osteochilus vittatus C.V) Di SUNGAI TALANG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

Aspek biologi reproduksi ikan layur, Trichiurus lepturus Linnaeus 1758 di Palabuhanratu

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP PANCING TONDA DI LAUT BANDA YANG BERBASIS DI KENDARI

ASPEK BIOLOGI IKAN LAYUR (Trichiurus lepturus) BERDASARKAN HASIL TANGKAPAN DI PPP MORODEMAK

Febyansyah Nur Abdullah, Anhar Solichin*), Suradi Wijaya Saputra

MENGAPA PRODUKSI TANGKAPAN IKAN SARDINE DI PERAIRAN SELAT BALI KADANG MELEBIHI KAPASITAS PABRIK YANG TERSEDIA KADANG KURANG Oleh.

STUDI KOMPOSISI MAKANAN IKAN SEPAT RAWA (Trichogaster trichopterus) DI RAWA TERGENANG DESA MARINDAL KECAMATAN PATUMBAK HADI SYAHPUTRA

ABSTRAK. Kata kunci: Jumlah tangkapan; struktur ukuran; jenis umpan; ikan demersal dan rawai dasar

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

MORFOMETRI DAN KOMPOSISI ISI LAMBUNG IKAN TUNA SIRIP KUNING (Thunnus albacares) YANG DIDARATKAN DI PANTAI PRIGI JAWA TIMUR Adina Feti Nuraini *), Adi Santoso, Sri Redjeki Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro Kampus Tembalang, Semarang 50275 Telp/Fax. 024-7474698 email: Journalmarineresearch@gmail.com Abstrak Ikan tuna sirip kuning mempunyai panjang cagak (fork-length) sepanjang 70 cm, 90 cm, 155 cm hingga yang terpanjang yang pernah tercatat 210 cm. Ikan tuna yang ditemukan di PPN Prigi memiliki ukuran yang beragam. Penelitian ini dapat memberikan informasi kondisi morfometri ikan tuna sirip kuning dari kelas panjang yang ditemukan di perairan pantai Prigi dan kebiasaan makan (food habits) ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) di pantai Prigi, Kabupaten Trenggalek. 71 ekor sampel ikan tuna sirip kuning diambil pada bulan September November 2013 dari pengepul di pantai Prigi, untuk selanjutnya di lakukan pengukuran panjang total, berat tubuh dan analisis hubungan panjang-berat serta analisis isi lambung dengan metode frekuensi kejadian, metode volumetrik dan indeks preponderance. Kisaran panjang ikan tuna sirip kuning terdiri atas kisaran panjang kelas kecil 17 cm 37 cm dengan komposisi organisme dalam lambung yang banyak ditemukan adalah udang dan ikan kecil, sedangkan kisaran panjang kelas sedang 38 cm 58 cm komposisi organisme dalam lambung adalah ikan dan kisaran panjang kelas besar 59 cm 78 cm dengan komposisi organisme yang banyak adalah ikan. Penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa nilai dari perhitungan regresi sederhana hubungan panjang dan berat ikan tuna sirip kuning di perairan pantai Prigi bersifat allometrik negatif dengan nilai slope b sebesar 2,9518. Kata Kunci: Ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares), Morfometri, Kebiasaan makan, Hubungan Panjang-Berat. Abstract Fork-length of yellowfin tuna generally were 70 cm, 90 cm, 155 cm and the longest ever recorded was 210 cm. In PPN Prigi, yellowfin tuna had varying size. This research presented information about the various length of yellowfin tuna morphometry in Prigi coast and the food habits of it. 71 samples of yellowfin tuna were taken on September to November 2013 from the fishermen in Prigi coast and then were measured the total length, total weight, lengthweight correlation analysis. Frequency of occurrence method, volume organism method and preponderance index were applied to analyze the stomach content composition. Various length of yellowfin tuna in Prigi coast consisted of small range 17 cm to 37 cm with the composition of stomach content were shrimp and small fish organisms, medium range of 38 cm to 58 cm wich the composition of stomach content were fish organisms and the largest range of length was 59 cm to 78 cm wich the composition of stomach content were fish organisms. This research concluded about the result of the length-weight correlation with the simple regression calculation was 2,9518 for the slope b value and had negative allometric characteristic for the yellowfin tuna in Prigi coast. Key Words: Yellowfin tuna (Thunnus albacares), Morphometry, Food habits, Length-Weight Correlation. *) Penulis Penanggung Jawab 86

Volume, Nomor, Tahun, Halaman PENDAHULUAN Tangkapan dari ikan tuna sirip kuning merupakan salah satu yang terbanyak di perairan samudera Hindia. Ikan tuna sirip kuning merupakan salah satu ikan perenang cepat dan pola hidupnya yang bergerombol terutama pada waktu mencari makan dan membentuk schooling. Ikan tuna sirip kuning biasanya hidup bergerombol sesuai dengan ukuran baik bersama spesies sejenis dengan ikan tuna maupun dengan spesies lain yang juga hidup bergerombol atau schooling. Pelabuhan Perikanan Nasional (PPN) melayani kapal ikan yang beroperasi di perairan ZEE Indonesia dan perairan nasional. Ikan tuna yang ditemukan di PPN Prigi memiliki ukuran yang beragam. Ikan tuna sirip kuning mempunyai panjang cagak (fork-length) sepanjang 70 cm, 90 cm, 155 cm hingga yang terpanjang yang pernah tercatat 210 cm. Sistem pencernaan ikan tuna sirip kuning tergantung pada jenis makanannya. Ikan tuna sirip kuning akan membentuk gerombolan ikan pada saat aktif mencari makan dan bergerak dengan cepat pada kolom air. Ikan tuna sirip kuning merupakan pemakan ikan kecil, krustasea, moluska. Perairan Prigi Trenggalek merupakan salah satu perairan yang berada di jalur Selatan pulau Jawa dan juga merupakan lingkungan hidup dari beberapa jenis ikan tuna. Menurut survey yang telah dilakukan, ukuran ikan tuna sirip kuning di perairan Prigi ini yang dapat ditemui sekitar 20 cm sampai ukuran 80 cm. Ukuran yang berbeda pada ikan tuna sirip kuning yang terdapat di perairan ini akan dapat diketahui kebiasaan makannya dengan mengetahui isi lambung dari ikan tuna sirip kuning tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi morfometri ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) dari kelas panjang yang terdapat di perairan Prigi dan kebiasaan makan (food habits) ikan yang telah didaratkan di perairan pantai Prigi, Kabupaten Trenggalek. MATERI DAN METODE Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) yang diperoleh dari pengepul ikan di Prigi Jawa Timur pada akhir September 2013 hingga awal November 2013 sebanyak 71 ekor ikan dengan panjang total berkisar 17 cm 78 cm dan berat berkisar 243 gram 5000 gram. Sampel ikan pertama kali diukur panjang total tubuh, berat total tubuh dan bukaan mulut ikan di lapangan. Panjang total tubuh ikan diukur mulai dari bagian terdepan moncong ikan hinggu ujung ekor ikan. Berat tubuh ikan ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik dan bukaan mulut ikan diukur dengan membuka mulut ikan selebar-lebarnya dan diukur jarak 87 lebar bukaan mulut ikan. Untuk analisis morfometri ikan digunakan hubungan panjang dan berat ikan (W=aL b ). Pembedahan ikan dilakukan di laboratorium dengan membedah perut ikan dan diambil lambungnya, kemudian dilakukan analisis komposisi isi lambung dengan metode frekuensi kejadian dan metode volumetrik dari isi lambung yang telah dibuka lambungnya dan dipilah masing-masing isi organismenya. Hubungan Panjang dan Berat Ikan Effendie (1979), menyatakan hubungan antara panjang ikan dan berat ikan dihitung berdasarkan persamaan Keterangan: W = berat tubuh (gram) L = panjang tubuh (mm) a = konstanta b = konstanta Metode Frekuensi Kejadian Taunay, (2012) menyatakan cara mengukur frekuensi kejadian dengan mencatat tiap-tiap isi lambung ikan sehingga isi lambung terbagi menjadi dua golongan yaitu lambung yang yang berisi dan lambung yang kosong. Dimana : FK = Frekuensi kejadian Ni = Jumlah total satu jenis organisme I = Total lambung berisi Metode Volumetrik Metode volumetrik bertujuan untuk mengukur makanan ikan berdasarkan volume makanan yang terdapat di dalam lambung ikan. Keterangan : %i = Volume total satu macam organisme dalam persen I = Total lambung yang berisi Indeks Preponderance Perhitungan ini bertujuan untuk mengevaluasi kebiasaan makan ikan dengan gabungan dari dua metode yaitu metode frekuensi kejadian dan metode volumetrik yang

telah dikembangkan oleh Natarajan dan Jhingran (1961) dalam Effendie (2002). (59 cm 78 cm), sedangkan untuk kisaran berat didapatkan kisaran berat kelas kecil (243 gram 1828 gram), kisaran berat kelas sedang (1829 gram 3414 gram) dan kisaran berat kelas besar (3415 gram 5000 gram). Keterangan : Ii = Indeks Preponderance Vi = Prosentase volume makanan ke-i Oi = Prosentase frekuensi kejadian makanan ke-i HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan Panjang dan Berat Ikan Tuna Sirip Kuning Jumlah ekor Gambar 2. Sebaran Frekuensi Ikan Tuna Sirip Kuning Berdasarkan Panjang Total di TPI Prigi, Trenggalek (September November). Gambar 1. Hubungan Panjang dan Berat Ikan Tuna Sirip Kuning di TPI Prigi, Trenggalek. Berdasarkan nilai-nilai untuk pengambilan data pada tanggal 26 September 2013 sampai tanggal 3 November 2013 adalah nilai b sebesar 2,9518 serta bersifat allometrik negatif yang berarti pertambahan panjang dari ikan tuna sirip kuning lebih cepat daripada pertambahan berat tubuh ikan tuna sirip kuning. Hasil yang didapatkan sama dengan hasil nilai yang telah dihitung oleh Zubaidi et al. (1994), tentang tangkapan ikan tuna sirip kuning di perairan Bacan, Maluku Utara yang juga bersifat allometrik negatif. Secara umum, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan antara nilai dari allometrik positif dan allometrik negatif serta nilai slope (b) yang berbeda dari suatu pertumbuhan ikan antara lain menurut Djuhanda (1981) adalah faktor dari kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan dari ikan tuna sirip kuning itu sendiri, kemudian faktor kimia perairan seperti kekeruhan, O 2, CO 2, ph dan suhu perairan. Distribusi Panjang Ikan Tuna Sirip Kuning Sampel ikan dari jumlah 71 ekor didapatkan kisaran panjang ikan kelas kecil (17 cm 47 cm), kisaran panjang kelas sedang (38 cm 58 cm) dan kisaran panjang kelas besar 88 Jumlah ekor Kisaran berat (gram) Gambar 3. Sebaran Frekuensi Ikan Tuna Sirip Kuning Berdasarkan Berat Total di TPI Prigi, Trenggalek (September November). Secara alami, kelimpahan dan distribusi cakalang (famili Scombridae) berkaitan erat dengan ketersediaan makanan, selain itu dapat dipergunakan untuk menentukan umur dan ukuran ikan pertama kali matang seksual, waktu dan tempat memijah serta lamanya siklus pertumbuhan ovarium sampai berakhirnya pemijahan (Merta, 1982). Sparre et al. (1999), mengungkapkan laju penangkapan akan berpengaruh terhadap jumlah dan keberadaan dari suatu spesies ikan, semakin tinggi laju penangkapan maka akan menyebabkan semakin tinggi tingkat tekanan terhadap suatu sumberdaya perikanan sehingga akan mengancam keberadaan dari suatu spesies atau disebut juga dengan overfishing.

Pengukuran Frekuensi Kejadian Tabel 1. Nilai Frekuensi Kejadian Komposisi Makanan Ikan Tuna Sirip Kuning di TPI Trenggalek No. Organisme Ni FK (%) 1. Ikan 25 59,52 2. Udang 21 50 3. Cumi-cumi 2 4,76 4. Unidentified (UN) 16 38,09 Organisme yang ditemukan pada tubuh ikan tuna sirip kuning berukuran besar didominasi oleh organisme ikan sebagai makanan utamanya, dan sedikit jumlah organisme udang, hal ini dimungkinkan bahwa ikan tuna sirip kuning yang berukuran besar memakan organisme ikan sebagai makanan utamanya dikarenakan bukaan mulut ikan tuna sirip kuning mempunyai bukaan mulut yang besar, dimana menurut Affandi (1992), ukuran pakan ikan ditetapkan dengan mempertimbangkan ukuran tubuh dan bukaan mulut ikan. Semakin besar ukuran tubuh ikan dan bukaan mulut ikan, maka semakin besar ukuran pakan. Menurut Manik, (1998), jika diperhatikan seluruh komponen yang ada dapat dikatakan hanya 3 komponen utama yang merupakan makanan dari famili Scombridae yaitu ikan, krustasea dan moluska. Pengukuran Volumetrik Tabel 2. Nilai Pengukuran Volumetrik Komposisi Makanan Ikan Tuna Sirip Kuning di TPI Trenggalek No. Organisme Volume Organisme (ml) (%) Volume 1. Ikan 595,5 14,17 2. Udang 128 3,04 3. Cumi-cumi 13 0,30 4. Unidentified 139 3,30 (UN) Hasil pembedahan lambung ikan dari 42 lambung yang berisi menunjukkan bahwa sebagian besar dari ikan tuna sirip kuning yang tertangkap di perairan pantai Prigi memangsa oranisme ikan dimana nilai dari pengukuran volumetrik organisme ikan mencapai 14,17% dengan volume organisme ikan yang telah diukur semua sampelnya dalam ml mencapai nilai 595,5 ml. Hal ini menunjukkan bahwasanya organisme ikan adalah makanan utama bagi ikan tuna sirip kuning yang tertangkap diperairan Prigi Kabupaten Trenggalek. Effendie (2002), menyatakan perbedaan jumlah organisme makanan yang dimakan ikan terjadi 89 karena perbedaan sebaran organisme tersebut pada masing-masing wilayah dan juga faktor yang mempengaruhi kesukaan organisme perairan terhadap makanannya antara lain adalah faktor penyebaran organisme makanan, faktor ketersediaan makanan, faktor pilihan dari ikan itu sendiri dan faktor lingkungan perairan. Indeks Preponderance Tabel 3. Nilai Indeks Preponderance Komposisi Makanan Ikan Tuna Sirip Kuning di TPI Trenggalek No. Organisme FK (%) Ii (%) Volume (%) 1. Ikan 59,52 14,17 68,09 2. Udang 50 3,04 14,60 3. Cumi-cumi 4,76 0,30 1,48 4. Unidentified (UN) 38,09 3,30 15,89 Tabel indeks preponderance diatas menyatakan bahwa nilai indeks preponderance yang paling tertinggi adalah untuk organisme ikan dengan nilai sebear 68,09%, dan organisme udang adalah terbesar kedua dengan nilai indeks preponderance sebesar 14,60%, untuk organisme cumi-cumi memiliki nilai indeks preponderance sebesar 1,48% dan yang terkahir untuk organisme yang tidak terdefinisikan atau UN memiliki nilai indeks preponderance sebesar 15,89%. Wouthuyzen et al. (1984), mengasumsikan sebanyak 100% dari semua total organisme makanan yang terdapat pada ikan sampel terdiri dari organisme ikan, organisme krustasea dan organisme moluska. Sesuai dengan ketentuan dari Effendi (2002), dimana makanan utama berkisar > 25% kemudian 4 25% merupakan pakan pelengkap dan < 4% merupakan pakan tambahan sehingga dapat dikatakan bahwa organisme ikan adalah makanan utama dari ikan tuna sirip kuning, sedangkan organisme udang merupakan makanan pelengkap dan organisme cumi-cumi adalah merupakan makanan tambahan dari ikan tuna sirip kuning. KESIMPULAN Ikan tuna sirip kuning yang didaratkan di pantai Prigi mempunyai kisaran panjang mulai dari kisaran panjang (17 cm 37 cm) dengan komposisi organisme dalam lambung adalah udang dan ikan, kisaran panjang (38 cm 58 cm) komposisi organisme dalam lambung adalah ikan dan kisaran panjang (59 cm 78 cm) komposisi organisme dalam lambung adalah ikan. Hubungan panjang dan berat ikan tuna sirip kuning di perairan pantai Prigi bersifat

allometrik negatif yang artinya pertambahan panjang tubuh ikan lebih cepat dari pertambahan berat ikan. Hasil analisis frekuensi kejadian pada lambung ikan tuna sirip kuning di pantai Prigi, ditemukan organisme ikan, udang dan cumicumi sebesar 75,00%, unidentified organism sebesar 24,99%. Hasil analisis metode volumetrik didapatkan nilai 84,14% untuk organisme ikan, udang dan cumi-cumi, unidentified organism sebesar 15,85%. Hasil analisis indeks preponderance ditemukan organisme ikan, udang dan cumi-cumi sebesar 84,17%, unidentified organism sebesar 15,89%. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Katiyem dan Bapak Mujo selaku nelayan di Prigi yang telah memberikan informasi, pengarahan dan memberikan bantuan sehingga penulis mendapatkan data penelitian di lapangan. Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dwi Yuliono, A.pi, MM selaku kepala PPN Prigi Kabupaten Trenggalek atas informasi mengenai nelayan di PPN Prigi. Serta kepada dosen pembimbing atas bimbingannya. DAFTAR PUSTAKA Affandi, R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 212 hlm. (LINN.1758), Dari Perairan Sebelah Selatan Bali dan sebelah Barat Sumatera. Jur. Pen. Per. Laut 26 : 69 74. Natarajan AV & Jhingran AG.1961. Index of Preponderance-A Method of Grading the Food Elements in the Stomach Analysis of Fishes. Indian J.Fish. 8(1):54-59. Sparre, P. & Venema, S. C. 1999. Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis. Buku 1. Manual. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Jakarta. (438): 12-13. Taunay, P. N. 2012. Studi Komposisi Isi Lambung dan Kondisi Morfometri Untuk Mengetahui Kebiasaan Makan Ikan Manyung (Arius thalassinus) yang Diperoleh di Wilayah Semarang. Journal Of Marine Research. Vol. 2, No. 1, Tahun 2013, (95): 1-9. Wouthuyzen, S., Peristiwady, S., Manik, N., Djoko, dan Hukom, F. D. 1984. Makanan dan Aspek Reproduksi Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) di Laut Banda, Suatu Studi Perbandingan Balai Litbang Sumberdaya Laut. Puslitbang Oseanologi LIPI. Ambon. 211 hlm. Zubaidi, T., I. N. Edrus & M. S. Hurasan. 1994. Beberapa aspek biologi ikan madidihang (Thunnus albacares) di Perairan Bacan. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. (94): 1 10. Djuhanda, T. (1981). Dunia Ikan. Bagian I. Kehidupan Ikan dalam Ekosistem Perairan di Indonesia. 20 hlm. Efendie. M. I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 112 hlm.. (2002). Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta. Manik, Nurdin. 1998. Beberapa Aspek Biologi Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) di Perairan Sekitar Pulau Seram Selatan dan Pulau Nusa Laut. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia (2007) 33: 17 25. Merta S.G.I. 1982. Studi Pendahuluan Makanan Tingkat Kematangan Gonad Ikan Cakalang, Katsuwonus pelamis 90