Efek Ekstrak Daun Jambu Biji Daging Buah Putih dan Jambu Biji Daging Buah Merah Sebagai Antidiare

dokumen-dokumen yang mirip
EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN MINDI (Melia azedarach Linn) PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN ABSTRAK

Setiap tahun, diperkirakan terdapat 2 miliar kasus diare di seluruh dunia. Pada tahun 2004, diare menjadi penyebab kematian tertinggi ketiga di

Indonesia merupakan negara berkembang yang kaya akan tumbuhtumbuhan. Banyak sekali tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat telah digunakan secara

Penelitian efek antidiare ekstrak daun salam (Eugenia polyantha) dengan metode transit intestinal oleh Hardoyo (2005), membuktikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

Jurnal Akademi Farmasi Prayoga

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

PHARMACY, Vol.14 No. 02 Desember 2017 p-issn ; e-issn X. AKTIVITAS ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN SUJI (Dracaena angustifolia Roxb)

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PHARMACY, Vol.09 No. 01 April 2012 ISSN AKTIVITAS ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN SELEDRI (Apium graveolens L) PADA MENCIT JANTAN

Selain itu, pengobatan antidiare juga dapat menggunakan obat-obat kimia. Salah satu contohnya adalah loperamid. Loperamid HCL memiliki efek samping

Pemanfaatan Hasil Alam (Daun Randu Dan Daun Jambu Biji) sebagai Antidiare

LAMPIRAN. Sampel Daun Tumbuhan. dicuci dikeringanginkan dipotong-potong dihaluskan

BAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan penyakit yang umum dialami oleh masyarakat. Faktor

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.)

diare di Indonesia sebanyak kasus rawat inap dan kasus rawat jalan. Kematian akibat diare di Indonesia pada tahun 2009 mempunyai

Lampiran 2. Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth)

UJI ANTIDIARE KOMBINASI EKSTRAK ETANOL KUNYIT, KEMUNING, TAPAK LIMAN DAN JAMBU BIJI DENGAN METODE PROTEKSI DAN TRANSIT INTESTINAL

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. MIPA dan Laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta. B.

AKTIVITAS ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG SINTOK

BAB III METODE PENELITIAN. perkolasi kemangi kering menggunakan pelarut air dengan variasi waktu

Anthony Wibowo K, 2011 Pembimbing Utama : Djusena, dr, AIF Pembimbing Pendamping : Dr. Sugiarto Puradisastra,dr, M.kes

BAB I PENDAHULUAN. tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam penanggulangan masalah

NUR SIDIK CAHYONO AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL BIJI JARAK, DAUN URANG-ARING DAN KOMBINASINYA TERHADAP MALASSEZIA SP. SERTA EFEK IRITASINYA

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Alat 3.2 Bahan 3.3 Hewan Uji

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Hewan Coba Departemen Biologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan

UJI AKTIVITAS EKSTRAK BUAH SAWO MENTAH (Acrhras zapota ) DENGAN BERBAGAI PELARUT PADA Salmonella typhii

Lampiran 1. Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010).

ABSTRAK. EFEK ANTIDIARE JAMU EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) JANTAN SWISS WEBSTER DEWASA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur prosedur kerja

BAB II METODE PENELITIAN

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

Lampiran 1. Skema Alur Pikir

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. EFEK ANTIDIARE INFUSA KULIT BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.) PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN

Parawansah: Aktivitas Antidiare Seduhan Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Pada Mencit (Mus musculus)

EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBANG GETIH PADA MENCIT SECARA TRANSIT INTESTINAL

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN PAPAYA ( Carica papaya L ) PADA MENCIT SWISS-WEBSTER JANTAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh (Sub Direktorat) Subdit Diare,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Pertanian Universitas Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. baik bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan maupun pedesaan. Tanaman obat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) ASAL KOTA WATAMPONE. St. Maryam, Saidah juniasti, Rachmat Kosman

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

UJI ANTIDIARE KOMBINASI EKSTRAK ETANOLTEMULAWAK, KEMUNING, JAMBU BIJI DAN SALAM DENGAN METODEPROTEKSI DAN TRANSIT INTESTINAL

UJI EKSTRAK DAUN BELUNTAS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Departemen. Farmasi FMIPA UI dari September 2008 hingga November 2008.

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meluas. Penggunaan obat tradisional mempunyai banyak keuntungan karena

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN Roselina Wulandari*, Pri Iswati Utami *, Dwi Hartanti*

METODE PENELITIAN. Metode Penelitian

BAB III. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini termasuk ke dalam metoda penelitian eksperimental dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

III. METODE PENELITIAN

UJI ANTIDIARE KOMBINASI EKSTRAK ETANOL TEMULAWAK, BELUNTAS, KEMUKUS DAN MENIRAN DENGAN METODE PROTEKSI DAN TRANSIT INTESTINAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (Momordica charantia L) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Shigella dysenteriae SECARA IN VITRO

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RUMPUT LAUT. Bacillus cereus

I. PENDAHULUAN II. METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

6) Analisis Serapan N pada Anak Ayam 7) Analisis Kadar Lemak pada Bubuk Teripang

Lampiran 1. Hasil identifikasi dari jenis rumput laut Kappaphycus alvarezii (Doty)

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan

UJI ANTIDIARE JAMU DNR PADA MENCIT PUTIH JANTAN NETTY FEBRIYANTI SUGIARTO

DAYA HAMBAT DEKOKTA KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI. Muhamad Rinaldhi Tandah 1

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus)

INTISARI. UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma Heyneana Val) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella Dysentriae SECARA IN VITRO

Rumusan masalah Apakah ada efek antibakteri Aloe vera terhadap Enterococcus faecalis sebagai bahan medikamen saluran akar?

BAB III METODE PENELITIAN

EFEK ANTIDIARE EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Ness.) PADA MENCIT Swiss Webster YANG DIINDUKSI Oleum ricini

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

Transkripsi:

Daging Buah Putih dan Jambu Biji Daging Buah Merah Sebagai Antidiare I Ketut Adnyana*, Elin Yulinah, Joseph I. Sigit, Neng Fisheri K., Muhamad Insanu Unit Bidang Ilmu Farmakologi-Toksikologi, Departemen Farmasi, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha Bandung 432 (Diterima Maret 24, disetujui 28 April 24) Abstrak Telah duji aktivitas antibakteri (penyebab diare) ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih dan jambu biji daging buah merah (Psidium guajava L., Myrtaceae) terhadap bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Shigella flexneri, dan Salmonella typhi dan uji antidiare dengan metode proteksi terhadap diare imbasan-minyak jarak dan metode transit intestinal pada mencit. Ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih memiliki kemampuan hambat bakteri yang lebih besar daripada jambu biji daging buah merah (KHM terhadap Escherichia coli (6 mg/ml vs > mg/ml), Shigella dysenteriae (3 mg/ml vs 7 mg/ml), Shigella flexneri (4 mg/ml vs 6 mg/ml), dan Salmonella typhi (4 mg/ml vs 6 mg/ml). Tidak terdapat perbedaan bermakna pada konsistensi feses, berat total feses, waktu munculnya diare, lamanya diare, dan kecepatan transit usus untuk kedua ekstrak uji dibandingkan dengan kelompok kontrol. Frekuensi defekasi mencit yang diberi ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih 5 mg/kg bb pada menit ke8-24 menunjukkan perbedaan bermakna dibanding kelompok kontrol (p<,5). Kata kunci : aktivitas antibakteri, metode transit intestinal, ekstrak etanol jambu biji daging buah merah, ekstrak etanol jambu biji daging buah putih Abstract Antibacterial activity of ethanol extracts of white guava and red guava (Psidium guajava L., Myrtaceae) leaves against Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Shigella flexneri, and Salmonella typhi and antidiarrheal activity against minyak jarak-induced diarrhe and intestinal transit time method in Swiss webster mice had been tested. The ethanol extracts of white guava leaves showed stronger antibacterial activity than that of ethanol extracts of red guava leaves against Escherichia coli (MIC of 6 mg/ml vs > mg/ml), Shigella dysenteriae (MIC of 3 mg/ml vs 7 mg/ml), Shigella flexneri (MIC of 4 mg/ml vs 6 mg/ml), and Salmonella typhi (MIC of 4 mg/ml vs 6 mg/ml). There was no significant differences in increased stool consistency, stool weight, onset and diarrhea duration, and intestinal transit time in mice treated by both extracts compared to those of control group. Frequency of defecacy of mice administered by ethanol extracts of white guava at a dose of 5 mg/kg bw at minute 8-24 showed significantly different compared to that of control group (p<,5). Key words : antibacterial activity, intestinal transit time method, ethanol extracts of red and white guava leaves 9 Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol. XXIX, No., 24

Pendahuluan Diare adalah defekasi yang sering dalam sehari dengan feses yang lembek atau cair, terjadi karena chymus yang melewati usus kecil dengan cepat, kemudian feses melewati usus besar dengan cepat pula sehingga tidak cukup waktu untuk absorpsi, hal ini menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Dehidrasi adalah suatu keadaan kekurangan cairan, kekurangan kalium (hipokalemia) dan adakalanya acidosis (darah menjadi asam), yang tidak jarang berakhir dengan shock dan kematian. Keadaan ini sangat berbahaya terutama bagi bayi dan anakanak kecil, karena mereka memiliki cadangan cairan intrasel yang lebih sedikit sedangkan cairan ekstra-selnya lebih mudah lepas daripada orang dewasa. Telah diketahui oleh masyarakat umum bahwa ekstrak daun jambu biji memiliki khasiat sebagai antidiare. Jambu biji (Psidium guajava) memiliki varietas antara lain yang berdaging-buah warna putih dan yang berwarna merah. Mengingat bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh diare, maka penelitian mencari ekstrak daun jambu biji yang lebih efektif sangat penting untuk mencapai sasaran penanganan diare. Dalam penelitian ini efektivitas ekstrak daun jambu biji daging buah putih dibandingkan dengan yang berwarna merah sebagai antidiare, berdasarkan aktivitas antimikroba, konsistensi feses, berat feses, waktu diare, dan uji waktu lintas usus. Percobaan Bahan Ekstrak daun jambu biji daging buah putih, ekstrak daun jambu biji daging buah merah, nutrien agar (Difco), NaCl,9 % b/v, cakram kertas, kapas berlemak, kertas alumunium, suspensi 5 % norit dalam gom acacia 5 %, loperamid BPFI, tetrasiklin BPFI, mencit jantan, dan bakteri penginfeksi penyebab diare: Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Shigella flexneri dan Salmonella typhi. Alat Cawan petri, spektrofotometer Spektronik Bausch & Lomb, kuvet, alat suntik, jarum oral mencit, seperangkat alat bedah, dan kandang metabolisme hewan. Prosedur : Pengumpulan, determinasi dan ekstraksi bahan Daun jambu biji daging buah merah dan daun jambu biji daging buah putih yang diperoleh dari pasar dideterminasi di Departemen Biologi FMIPA-ITB. Simplisia yang diperoleh kemudian diekstraksi dengan cara refluks (etanol 95%, selama 2 jam). Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol. XXIX, No., 24-2

Pembuatan media untuk bakteri Media nutrient agar dibuat dengan cara mencampur 23 g nutrient agar dengan ml air suling dan dididihkan sampai melarut sempurna, dimasukkan ke dalam botol untuk disterilisasi dengan autoklaf. Nutrient broth sebanyak 8 g dicampurkan ke dalam ml air dan dididihkan sebelum digunakan dan distrerilisasi dengan autoklaf. Pembuatan suspensi bakteri Suspensi bakteri dalam media cair setelah diinkubasi selama 8-24 jam pada suhu 37 C dikocok menggunakan pengocok vortex, kepekatan suspensi bakteri diatur sehingga jika diukur dengan menggunakan spektrofotometer Spektronik pada panjang gelombang 53 nm memberikan transmitansi sebesar 25%. Pengujian aktivitas antibakteri Aktivitas antibakteri diuji dengan metode difusi agar menggunakan cakram kertas dan metode pengenceran agar. (i) Metode difusi agar dilakukan dengan cara mencampur sebanyak 5 µl masing-masing suspensi bakteri ke dalam 5 ml media agar yang telah di cairkan dalam cawan petri steril dan kemudian dibiarkan menjadi padat. Cakram kertas dengan diameter 6 mm diletakkan pada permukaan media padat. Pada cakram diteteskan 2 µl masing-masing zat uji kemudian dibarkan selama 3 menit pada suhu kamar sebelum dimasukkan ke inkubator 37 C. (ii) Pengujian dengan metode pengenceran agar dilakukan dengan cara meletakkan,5 ml ekstrak uji pada cawan petri ditambah 4,5 ml media agar hangat yang masih cair, dibiarkan mendingin, lalu digoreskan suspensi bakteri uji ke atas permukaan agar. Metode proteksi terhadap diare oleh Minyak jarak Hewan percobaan berupa mencit putih jantan Swiss Webster sehat dengan bobot 2-25 g dan memiliki feses normal dikelompokkan secara acak menjadi 9 kelompok. Mencit dipuasakan selama satu jam sebelum percobaan dimulai, tiap kelompok diberi sediaan per oral,5 ml/2 g bb, kemudian ditempatkan di dalam bejana individual yang beralaskan kertas saring pengamatan yang terlebih dahulu dikeringkan dan ditimbang. Satu jam setelah perlakuan, tiap mencit kecuali dari kelompok normal diberi,75 ml minyak jarak. Respon tiap mencit diamati selang 3 menit sampai 4 jam, dan pada 5 jam setelah pemberian minyak jarak, meliputi waktu terjadinya diare, frekuensi diare, konsistensi dan jumlah atau bobot feses serta jangka waktu berlangsungnya diare. Metode transit intestinal Hewan percobaan berupa mencit putih Swiss Webster jantan dewasa sehat dengan berat 2-25 g dipuasakan selama lebih kurang 8 jam namun tetap diberi minuman. dikelompokkan secara acak ke dalam 8 kelompok. Pemberian ekstrak uji, pembawa 2 Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol. XXIX, No., 24

atau pembanding diberikan pada saat t =. Setelah t = 45 menit, mencit diberi suspensi norit sebanyak, ml/ g secara oral. Pada t = 65 menit, mencit dikorbankan secara dislokasi tulang leher. Usus mencit dikeluarkan secara hati-hati jangan sampai terenggang. Panjang seluruh usus dan bagian usus yang yang dilalui marker norit mulai dari pilorus sampai ujung akhir (berwarna hitam) diukur dari masing-masing hewan kemudian dihitung perbandingan jarak yang ditempuh marker terhadap panjang usus keseluruhan. Hasil dan Pembahasan Hasil percobaan in vitro menunjukkan bahwa ekstrak etanol jambu biji daging buah putih memiliki konsentrasi hambat minimum (KHM) 4 mg/ml terhadap bakteri Shigella flexneri, 3 mg/ml terhadap bakteri Shigella dysenteriae, 4 mg/ml terhadap Escherichia coli, dan 6 mg/ml terhadap bakteri Salmonella typhi. Tabel Aktivitas ekstrak terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae, Shigella flexneri, S. typhi, E. coli Kelompok Ekstrak etanol jambu biji daging buah putih Ekstrak etanol jambu biji daging buah merah Konsentrasi (mg/ml) 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9 Shigella dysentriae Keterangan: n = 5, = ada pertumbuhan, = tidak ada pertumbuhan. Pertumbuhan bakteri Shigella flexneri S. typhi E. coli Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol. XXIX, No., 24-22

Ekstrak etanol jambu biji daging buah merah memiliki KHM 5 mg/ml terhadap bakteri Shigella flexneri, 4 mg/ml terhadap bakteri Shigella dysenteriae, 4 mg/ml terhadap Escherichia coli, dan tidak terdapat hambatan hingga konsentrasi mg/ml terhadap bakteri Salmonella typhi (Tabel ). Ekstrak etanol jambu biji daging buah putih memiliki aktivitas lebih kuat terhadap Salmonella typhi dibandingkan dengan ekstrak etanol jambu biji daging buah merah, dengan demikian ekstrak etanol jambu biji daging buah putih dapat lebih manjur untuk mengobati diare yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Percobaan in vivo menunjukkan bahwa ekstrak jambu biji daging buah merah 5 mg/kg bobot badan mampu menekan frekuensi defekasi yang berbeda secara bermakna dari kontrol positif, namun pada dosis 3 mg/kg bobot badan dan 6 mg/kg bobot badan tidak menekan frekuensi defekasi secara berarti (p<,5). Hal ini diperkirakan karena konsentrasi ekstrak yang kental sehingga mempengaruhi fisiologis hewan uji yang mengakibatkan efek obat tidak begitu terlihat. Pengaruh serupa juga terjadi pada konsistensi feses, pada dosis 5 mg/kg bobot badan mampu meningkatkan konsistensi sehingga feses tidak berada dalam keadaan cair pada menit ke-2. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada waktu diare, lama diare, berat total feses, dan transit usus. Frekuensi Defekasi 6 5 4 3 2 5 5 2 25 3 35 4 Waktu Pengamatan (menit) Kontrol Normal Loperamid JP 5 mg/kg bb JP 3 mg/kg bb JP 6 mg/kg Gambar Profil frekuensi defekasi kelompok ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih. Keterangan : JP = Ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih, n = 5(p<,5) Ekstrak daun jambu biji daging buah merah 5, 3, dan 6 mg/kg bobot badan tidak menunjukkan terjadinya penekanan frekuensi defekasi pada mencit diare yang diinduksi dengan minyak jarak. Ekstrak uji juga tidak memberikan perbedaan bermakna pada konsistensi feses, waktu diare, lama diare, berat total feses pada mencit diare dan waktu transit usus pada mencit normal. 23 Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol. XXIX, No., 24

6 5 Frekuensi Defekasi 4 3 2 5 5 2 25 3 35 4 Waktu Pengamatan (menit) Kontrol Normal Loperamid JP 5 mg/kg bb JP 3 mg/kg bb JP 6 mg/kg bb Gambar 2 Profil frekuensi defekasi kelompok ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih Keterangan : JP = Ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih, n = 5(p<,5) 5 4 Konsistensi 3 2 5 5 2 25 3 35 4 Waktu Pengamatan (menit) Kontrol Normal Loperamid JM 5 mg/kg bb JM 3 mg/kg bb JM 6 mg/kg bb Gambar 3 Profil konsistensi feses kelompok ekstrak etanol daun jambu biji daging buah merah Keterangan : JM = Ekstrak etanol daun jambu biji daging buah merah, n = 5 (p<,5), = tidak defekasi, = keras, 2 = keras lembek, 3 = lembek keras, 4 = berair masih berbentuk masa, 5 = berair tidak berbentuk masa. Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol. XXIX, No., 24-24

6 5 Konsistensi 4 3 2 5 5 2 25 3 35 4 Waktu Pengamatan (menit) Kontrol Normal Loperamid JP 5 mg/kg bb JP 3 mg/kg bb JP 6 mg/kg bb Gambar 4 Profil konsistensi feses kelompok ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih Keterangan : JP = Ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih, n = 5 (p<,5), = tidak defekasi, = keras, 2 = keras lembek, 3 = lembek keras, 4=berair masih berbentuk masa, 5 = berair tidak berbentuk masa.,8 Ratio (X/Y),6,4,2 Normal Loperamid JM 5 mg/kg bb JM 3 mg/kg bb JM 6 mg/kg bb JP 5 mg/kg bb JP 3 mg/kg bb JP 6 mg/kg bb Kelompok Gambar 5. Grafik ratio panjang usus kelompok ekstrak etanol daun jambu biji daging buah merah dan ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih. Keterangan : x = panjang usus yang dilalui norit, y = panjang usus mencit, JP = ekstrak etanol jambu biji daging buah putih, JM = ekstrak etanol jambu biji daging buah merah. 25 Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol. XXIX, No., 24

Kesimpulan Ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih dan ekstrak etanol daun jambu biji daging buah merah menghambat pertumbuhan Shigella dysenteriae masingmasing pada konsentrasi 4 mg/ml dan 5 mg/ml, terhadap Shigella flexneri masing-masing pada konsentrasi 3 mg/ml dan 4 mg/ml, terhadap Escherichia coli masing-masing pada konsentrasi 4 mg/ml, dan terhadap Salmonella typhi hanya ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih pada konsentrasi 6 mg/ml. Ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih menunjukkan aktivitas antibakteri yang lebih kuat dibandingkan ekstrak etanol daun jambu biji daging buah merah. Kedua ekstrak uji tidak menunjukkan perbedaan efek yang bermakna terhadap konsistensi feses, berat total feses, waktu munculnya diare, lamanya diare, dan transit usus. Frekuensi defekasi ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih 5 mg/kg bb pada menit ke-8 sampai 24 berbeda bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<,5). Daftar Pustaka. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 977, Materia Medika Indonesia, Jakarta, 33, 3436, 445. 2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 989, Materia Medika Indonesia ed. 5, Jakarta. 3. Ditjen POM, 995, Farmakope Indonesia, ed. 4, Depkes RI, 896. 4. Guyton, A.C., 99, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, terjemahan P. Andrianto, ed 3, BCG, Jakarta, 573583, 663, 6566. 5. Hartarto, B., 983, Uji Efek Infus Daun Psidium guajava (Myrtaceae), Kayu Caesalpinia sappan (Caesalpiniaceae), Buah dan Kulit Buah Punica granatum (Punicacae) sebagai Antidiare pada Mencit Putih Swiss-webster dan sebagai Antibakteri, Tugas Akhir Sarjana Farmasi, Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Bandung, 37, 2223. 6. Suryawati, S., Santoso, B. (Eds.), 993, Penapisan Farmakologi Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik, Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phytomedica, Jakarta, 92. 7. Muscthler, E., 99, Dinamika Obat, terjemahan M. B. Widianto dan A. S. Ranti, Penerbit ITB, Bandung, 542544. 8. Syamsuhidayat, Sugati, S., dan Hutapea, J.R., 99, Inventaris Tanaman O- bat Indonesia, jil., Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan, Jakarta, 8889, 484485, 366, 466, 476. 9. Tjay, T. dan Rahardja, K., 986, Obat-Obat Penting, Pangeran Jayakarta, Jakarta, 95-98. Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol. XXIX, No., 24-26

. Tortora, G., Nicholas, J. and Anagnostakos, P., 99, Principles of Anatomy and Physiology, New York; Harpen&Row Publishers, 772, 763,765,77773.. Zuniarto, A.A., 994, Uji Antidiare Infus Kulit Buah Delima Pada Tikus Putih Jantan Balur Wistar, Bandung; Tugas Akhir Sarjana Farmasi, Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, 226. 27 Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol. XXIX, No., 24