BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi

dokumen-dokumen yang mirip
11Ilmu ANALISIS WACANA KRITIS. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Media massa bukanlah saluran yang bebas dan netral, demikian pandangan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bukunya metode penelitian menyatakan bahwa penelitian. menerus untuk memecahkan suatu masalah. 1 Penelitian merupakan

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

Ahyad. Fakultas Komunikasi Universitas Gunadarma Kata Kunci: wacana kritis, iklan, makna

BAB III METODE PENELITIAN. Muchammad Nazir dalam bukunya Metode Penelitian menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah

ANALISIS WACANA MONOLOG TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammad Nazir dalam bukunya "Metode Penelitian", menyatakan bahwa. terus-menerus untuk memecahkan masalah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan bahasa yang dimiliki manusia merupakan suatu anugerah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. wacana kritis oleh kalangan ahli komunikasi. Untuk itu,diperlukan pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan luar. Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

ERIZA MUTAQIN A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mediator utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasi, menafsirkan

PRATIWI AMALLIYAH A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fungsi bahasa pada umumnya adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa secara sederhana merupakan produk budaya yang dihasilkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

Bagan 3.1 Desain Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

ANALISIS WACANA KRITIS

BAB I PENDAHULUA A. Latar Belakang Penelitian Bayu Hendrawan, 2014

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan manusia bagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. penulis) maupun sebagai komunikan (mitra-bicara, penyimak, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Bahkan iklan memegang peran untuk menyampaikan pesan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB 1 PENDAHULUAN. Seringkali kita jumpai dalam ajang peragaan busana banyak memamerkan

BAB III METODE PENELITIAN. disebut: Science Research Method. Metodologi berasal dari kata methodogy,

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Faktor Yang Mempengaruhi Konten Media

BAB I PENDAHULUAN. rubrik kesehatan, rubrik iklan maupun slogan iklan kendaraan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), kemudian berubah nama menjadi PT Bank

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi dalam kehidupan masyarakat. Fungsi-fungsi itu misalnya dari yang paling sederhana dan konkret, yakni sebagai alat komunikasi, sebagai alat kerja sama di antara pemakainya, sebagai alat untuk mewariskan budaya bagi generasi berikutnya, sampai kepada fungsi yang amat luas dan abstrak, yakni sebagai saka guru kebudayaan (Koentjaraningrat, 1980: 57, dalam I Dewa Putu Wijana). Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi di antara sesama pemakai bahasa dapat direalisasikan secara lisan maupun tulisan. Media untuk menyampaikan bahasanya pun bermacam-macam, baik media cetak maupun elektronik. Saat ini kita menikmati kelimpahan informasi yang luar biasa. Hal ini tentu berkaitan dengan makin banyak, beragam, dan canggihnya industri media informasi dan komunikasi, mulai cetak hingga elektronik, menawarkan berita, dan sensasi. Kecanggihan industri media informasi dan komunikasi memberikan ruang kepada pengguna bahasa untuk merealisasikan pikirannya, salah satunya melalui media iklan. Makin banyak dan canggihnya media informasi dan komunikasi dimanfaatkan para pelaku usaha untuk mempromosikan produk atau jasanya melalui media iklan. Iklan merupakan media yang ampuh untuk berkomunikasi dengan konsumen agar produk atau jasa pengusaha bisa laris. Namun, tidak

2 sembarang iklan yang bisa menarik konsumen untuk membeli produk atau memakai jasa para pengusaha. Iklan yang dihadirkan harus menarik dan menggiring orang, sehingga produk atau jasa yang ditawarkan bisa diterima. Oleh karena itu, para pengusaha harus kreatif dalam membuat iklan. Pikiran mempunyai kapasitas yang terbatas untuk mengambil dan menyimpan informasi. Salah satu cara untuk mengatasi keterbatasan tersebut dalam menerima informasi baru adalah dengan bekerja keras untuk menampilkan pesan (iklan) sebagai informasi yang penting. Di sinilah peran bahasa sangat dibutuhkan untuk membuat iklan yang dapat menarik konsumen. Karena iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan pihak pembuat iklan. Di dalam iklan tidak hanya membujuk atau menggiring orang untuk menguntungkan pihak pembuat iklan. Tetapi, di dalam iklan juga terdapat unsur ideologi pihak pembuat iklan. Melalui iklan pula para pengusaha menampilkan kuasanya dalam pemakaian bahasa dalam iklannya. Hal tersebut dilakukan pula oleh para pembuat iklan tentang perguruan tinggi. Iklan Perguruan Tinggi tidak hanya mempromosikan jasanya, tetapi juga ideologi dari Perguruan Tingginya. Apakah suatu perguruan tinggi masih fokus dengan pendidikan ataukah hanya mementingkan sisi komersilnya saja. Hal tersebut dapat dilihat dari wacana yang ditampilkan oleh Perguruan Tinggi melalui iklannya. Para ahli bahasa umumnya berpendapat sama tentang wacana dalam hal satuan bahasa yang terlengkap (utuh), tetapi dalam hal lain ada perbedaannya.

3 Perbedaannya terletak pada wacana sebagai unsur gramatikal tertinggi yang direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh dangan alamat lengkap dan denagn koherensi serta kohesi tinggi. Sebenarnya, wacana utuh harus dipertimbangkan dari segi isi (informasi) yang koheren, sedangkan kohesif dipertimbangkan dari keruntutan unsur pendukung (bentuk). Pendapat para ahli bahasa tentang wacana mengingatkan kita pada pemahaman wacana yaitu: (1) perkataan, ucapan, tutur yang merupakan satu kesatuan; (2) keseluruhan (Adiwimarta, dkk, 1983 dalam Fatimah Djajasudarma). Dalam hal ini, wacana digambarkan wujudnya dengan keseluruhan tutur yang menggambarkan muatan makna (semantik) yang didukung wacana. Bila kita menyimak pendapat Edmonson di dalam Spoken Discourse: A Model jor Analysis (1981), wacana adalah satu peristiwa yang terstruktur diwujudkan dalam perilaku linguistik (bahasa) atau yang lainnya (Edmonson, 1981: 4, dalam Fatimah Djajasudarma). Di sini wacana terkait dengan peristiwa yang terstruktur, dan lebih jauh dijelaskan pula bahwa teks adalah urutan-urutan ekspresi linguistik yang terstruktur membentuk keseluruhan yang padu dan uniter. Menurut Roger Fowler (1977) dalam Eriyanto, wacana adalah komunikasi lisan atau tulisan yang dilihat dari titik pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang masuk di dalamnya; kepercayaan di sini mewakili pandangan dunia; sebuah organisasi; atau representasi dari pengalaman. Dari pemaparan di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwa iklan termasuk wacana. Dalam analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis/CDA), wacana tidak dipahami semata sebagai studi bahasa. Pada akhirnya, analisis wacana

4 memang menggunakan bahasa dalam teks untuk dianalisis, tetapi bahasa yang dianalisis di sini agak berbeda dengan studi bahasa dalam pengertian linguistik tradisional. Bahasa dianalisis bukan dengan menggambarkan semata dari aspek kebahasaan, tetapi juga menghubungkan dengan konteks. Konteks di sini berarti bahasa itu dipakai untuk tujuan praktik tertentu, termasuk di dalamnya praktik kekuasaan. Ada beberapa ahli yang mengemukakan teori analisis wacana kritis, diantaranya adalah sebagai berikut. Roger Fowler, Robert Hodge, Gunther Kress, dan Tony Trew. Kehadiran mereka terutama ditandai dengan diterbitkannya buku Language and Control pada tahun 1979. Pendekatan yang mereka lakukan kemudian dikenal sebagai Critical Linguistics. Critical linguistics terutama memandang bahasa sebagai praktik sosial, melalui mana suatu kelompok memantapkan dan menyebarkan ideologinya. Critical linguistics terutama dikembangan dari teori linguistik. Yang dilakukan oleh sekelompok peneliti ini adalah melihat bagaimana tata bahasa/grammar tertentu dan pilihan kosakata tertentu membawa implikasi dan ideologi tertentu (Eriyanto, 2004: 133). Theo van Leeuwen memperkenalkan model analisis wacana untuk mendeteksi dan meneliti bagaimana suatu kelompok atau seseorang memarjinalkan posisinya dalam suatu wacana. Di sini, ada kaitannya antara wacana dengan kekuasaan. Analisis van Leewen secara umum menampilkan bagaimana pihak-pihak dan actor (bisa seorang atau kelompok) ditampilkan. Ada dua pusat perhatian, Pertama, proses pengeluaran (exclusion). Apakah dalam suatu teks ada kelompok atau aktor yang dikeluarkan dalam pemberitaan, dan

5 strategi wacana apa yang dipakai untuk itu. Kedua, proses pemasukan (inclusion). Berhubungan dengan pertanyaan bagaimana masing-masing pihak atau kelompok itu ditampilkan lewat pemberitaan (Eriyanto, 2004: 171-173). Sara Mills banyak menulis mengenai teori wacana. Akan tetapi, titik perhatiannya terutama pada wacana mengenai feminism. Titik perhatian dari perspektif wacana feminis adalah menunjukkan bagaimana teks bias dalam menampilkan wanita. Sara Mills lebih melihat pada bagaimana posisi-posisi actor ditampilkan dalam teks. Sara Mills juga memusatkan perhatian pada pembaca dan penulis ditampilkan dalam teks (Eriyanto, 2004: 199-200). Teun A. van Dijk, model yang dipakainya ini sering disebut sebagai kognisi sosial. Menurut van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis atas teks semata. Di sini harus dilihat juga bagaimana suatu teks diproduksi. Van Dijk membuat suatu jembatan yang menghubungkan elemen besar berupa struktur sosial tersebut dengan elemen wacana yang mikro dengan sebuah dimensi yang dinamakan kognisi sosial (Eriyanto, 2004: 221-222). Pertama, struktur makro. Ini merupakan makna global/umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita. Kedua, suoerstruktur. Ini merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke dalam berita secara utuh. Ketiga, struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan gambar (Eriyanto, 2004: 226).

6 Norman Fairclough, seperti juga van Dijk analisisnya didasarkan pada pertanyaan besar, bagaimana menghubungkan teks yang mikro dengan konteks masyarakat yang makro. Titik perhatian besar pada Fairclough adalah melihat bahasa sebagai praktik kekuasaan. Fairclough membagi analisis wacana dalam tiga dimensi: teks, discourse practice, dan sociocultural practice. Teks di sini dianalisis secara linguistik, dengan melihat kosakata, semantik, dan tata kalimat. Ia juga memasukkan koherensi dan kohesivitas, bagaimana antarkata atau kalimat tersebut digabung membentuk pengertian (Eriyanto, 2004: 285-286). Berdasarkan pandangan-pandangan di atas, peneliti menganggap penting untuk melakukan penelitian mengenai analisis wacana kritis iklan tentang Perguruan Tinggi dengan menggunakan teori yang dikemukakan oleh Norman Fairclough. Teori Norman Fairclough dipilih karena dianggap relevan dengan objek yang akan diteliti, yaitu iklan. Kosakata, semantik, dan tata kalimat merupakan hal yang dianalisis dari teori Fairclough. Ketiga hal tersebut sangat relevan untuk menganalisis iklan yang tidak begitu banyak wacana. Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Mimin Sahmini (2003) dengan judul: Kajian wacana dalam iklan televisi. Aspek yang dibahas dalam penelitiannya yakni mengenai ciri-ciri konteks wacana iklan di televisi, mekanisme maksim percakapan dan tindak tutur berdasarkan frekuensi (sering) muncul dalam periode tertentu (3 bulan). Hasil penelitian berupa deskripsi konteks wacana, kajian implikatur dan tindak ujar wacana iklan televisi. Hal senada dikemukakan pula oleh Eva Nurhayati (2005) dalam skripsinya yang berjudul: Kajian wacana iklan berbahasa Indonesia di radio ditinjau dari

7 studi pragmatik. Hal yang menjadi bahasan dalam skripsinya mengalami perubahan dan perkembangan dari peneliti sebelumnya. Hal yang menjadi fokus penelitian Eva Nurhayati adalah mengenai praanggapan pada sebuah tuturan, implikatur percakapan dan inferensi pada sebuah wacana iklan. Lebih lanjut penelitian tersebut juga dikembangkan kembali oleh Wulan Handayani (2007) dalam skripsinya yang berjudul: Kajian wacana iklan radio dan respon pendengarnya. Penelitian Wulan merupakan penelitian lanjutan yang jauh lebih berkembang dari peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian ini tidak hanya terbatas pada deskripsi penunjukan strategi tindak tutur dan kajian implikatur saja. Peneliti juga menunjukkan aplikasi dari teori-teori tersebut dengan menguji respon (konsumen) sebagai bagian dari proses komunikasi. Bahasan yang disoroti adalah mengenai implikatur tindak ujar yang diwujudkan dalam relevansi bidalbidal dalm prinsip kerja sama (PKS). Dari iklan yang dikaji selalu ditemukan pelanggaran-pelanggaran terhadap bidal PKS. Sebagian pelanggaran tersebut mampu meyakinkan sasaran, tetapi sebagian justru menjadikan wacana iklan membinggungkan dan berakibat iklan tersebut dianggap berbohong. Hal yang membedakan penelitian ini dengan peneliti-peneliti sebelumnya adalah pada subjek dan objek penelitian yang diambil. Subjek penelitian pada peneliti-peneliti sebelumnya adalah Pragmatik, sedangkan pada penelitian ini adalah Analisis Wacana Kritis Teori Norman Fairclough. Objek penelitiannya pun berbeda. Jika para peneliti sebelumnya mengambil objek iklan televisi dan radio, penelitian ini mengambil objek iklan tentang Perguruan Tinggi pada koran. Selain itu, dalam penelitian ini, peneliti tidak hanya memaparkan wacana iklan dari

8 tataran teks semata saja, tetapi juga mendeskripsikan ideologi dari pembuat iklan dan respon konsumennya. 1.2 Batasan Masalah Agar dalam penelitian ini jelas cakupannya, maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut: - Jenis iklan yang diambil adalah iklan tentang Perguruan Tinggi Swasta di Kota Bandung. - Sasaran iklan yang diambil adalah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas 3. - Media penyampaian iklan yang dipilih adalah Koran Pikiran Rakyat edisi bulan Maret-April 2009. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan di atas, terdapat beberapa rumusan masalah yang dirumuskan sebagai berikut: 1) Bagaimana strategi tekstual iklan tentang Perguruan Tinggi pada koran Pikiran Rakyat edisi bulan Maret-Mei 2009? 2) Bagaimana proses produksi iklan tentang Perguruan Tinggi tersebut? 3) Bagaimana respon petutur iklan tentang Perguruan Tinggi tersebut?

9 1.4 Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu untuk menjawab rumusan masalah yang terdapat dalam rumusan masalah sebagai berikut. - Mendeskripsikan strategi tekstual iklan tentang Perguruan Tinggi pada koran Pikiran Rakyat edisi bulan Maret-Mei 2009. - Mengetahui/mendeskripsikan ideologi Perguruan Tinggi (PT). - Mengetahui bahasa iklan Perguruan Tinggi yang paling dipahami oleh petutur iklan Perguruan Tinggi (PT). 1.5 Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: - untuk mengetahui strategi tekstual iklan tentang Perguruan Tinggi (PT) pada koran Pikiran Rakyat edisi bulan Maret-Mei 2009; - untuk mengetahui ideologi Perguruan Tinggi (PT); - untuk mengetahui bahasa iklan Perguruan Tinggi (PT) yang paling dipahami oleh petuturnya (konsumennya). 1.6 Definisi Operasional Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut. - Analisis Wacana Kritis dalam penelitian ini adalah suatu analisis untuk membongkar kuasa yang ada dalam tiap proses bahasa yang terdapat dalam iklan tentang Perguruan Tinggi (PT) pada koran Pikiran Rakyat edisi Maret-Mei 2009.

10 - Iklan dalam penelitian ini adalah sebuah metode penyampaian pesan dari Perguruan Tinggi (PT) yang bersifat non-personal kepada banyak orang. - Pikiran Rakyat adalah sebuah surat kabar yang terbit setiap hari di daerah Jawa Barat.