BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN A. STRUKTUR ORGANISASI

DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

Rincian Realisasi Pelaksanaan Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2013

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 2018

KATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2015 DINAS ESDM PROVINSI JAWA TENGAH

No NAMA PROGRAM DAN KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) KELUARAN KEGIATAN VOLUME KET

ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2014

Jumlah Anggaran , , , ,00 BELANJA BARANG DAN JASA

ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2016 DINAS ESDM PROVINSI JAWA TENGAH

IV. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan Tahun Anggaran 2016 :

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

Lampiran 1. IDENTIFIKASI PROGRAM/KEGIATAN KETERKAITANNYA DENGAN ISU-ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya.

RENCANA UMUM PENGADAAN (RUP) MELALUI PENYEDIA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015

VIII. Target Fisik Kegiatan yang Dilaksanakan :

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Pemeliharaan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH. Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

PROGRAM KERJA TAHUN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II PERENCANAAN KINERJA

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD TAHUN 2017 DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS RFK 1S

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD TAHUN 2017 DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH BULAN JULI RFK 1S

VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan :

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD TAHUN 2017 DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH BULAN MARET RFK 1S

MONITORING PENGADAAN BARANG/JASA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2017

1. Tugas, Fungsi, Dan Struktur Organisasi

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG

TABEL 4.1 KETERKAITAN VISI, MISI DAN STRATEGI DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

V. Paket Pekerjaan dan Jadwal Pelaksanaan :

KATA PENGANTAR. Semarang, Februari 2018 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

REALISASI PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA MELALUI PENYEDIA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

RENCANA KERJA OPERASIONAL (RKO) PELAKSANAAN APBD TAHUN 2016 DINAS ENERGI & SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

PENETAPAN DAFTAR INFORMASI PUBLIK PADA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAW A TENGAH TAHUN 201 7

SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017

MATRIK USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2014

2.1. Tugas, Fungsi, Dan Struktur Organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

REGULASI DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Berdasarkan susunan organisasi Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, rincian komposisi Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut :

VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan :

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

GUBERNUR JAWA TENGAH

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

: ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL ORGANISASI : DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL Halaman. 362.

GUBERNUR JAWA TENGAH

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

BAB IV GAMBARAN UMUM

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TENGAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

MONITORING PENGADAAN BARANG/JASA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2017

REALISASI TARGET CAPAIAN TARGET INDIKATOR KINERJA URUSAN/BIDANG URUSAN. RENSTRA 2011 s/d THN 2015 CATATAN DAN TINGKAT 2015) TAHUN 2013

IR. SUGIONO, MP. Lahir : JAKARTA, 13 Oktober 1961

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2008

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

Dinas Bina Marga Sumber Daya Air Energi dan Sumberdaya Mineral. Sekretariat. Bidang Bina Marga. Bidang PSDA Bidang Geologi Sumber Daya Mineral

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2017

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

TRI WULAN BELANJA LANGSUNG

BB. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BERITA RESMI STATISTIK

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

Transkripsi:

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA RENCANA STRATEGIS Rencana strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang, tantangan dan hambatan yang timbul. Rencana strategis Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 s/d 2013 merupakan bagian integral dari kebijakan dan program Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan merupakan landasan dan pedoman bagi seluruh aparat dalam pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan selama kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu sejak 2008 s/d 2013. Untuk mewujudkan Renstra tentu perlu ditunjang dengan Visi dan Misi yang rasional. Untuk itu dapat diperhatikan Visi dan Misi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa 1. Visi Dalam rangka memberikan arah pandangan kedepan terkait dengan kinerja dan peranan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah serta untuk memberikan gambaran tentang kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah, maka perlu dirumuskan visi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah yang mencerminkan keadaan yang ingin dicapai pada akhir periode perencanaan. Visi dimaksud juga diperlukan untuk menyatukan persepsi dan fokus arah tindakan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi setiap unit kerja dan individu serta sebagai panduan serta acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam mencapai sasaran atau target yang ditetapkan. Visi yang dirumuskan tentunya harus selaras dengan arah kebijakan dan program pembangunan daerah yang ditetapkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2008 2013. 14

Dengan mengacu pada Visi Provinsi Jawa Tengah, maka Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah memiliki visi sebagai berikut : Terwujudnya Pengelolaan Energi Dan Sumber Daya Mineral Yang Berdaya Saing Tinggi Dan Berkelanjutan. Visi tersebut mengandung makna bahwa masyarakat merupakan pelaku utama pembangunan daerah bidang energi dan sumber daya mineral. Oleh karena itu masyarakat adalah subyek dan sekaligus obyek pembangunan berkelanjutan, yang diarahkan pada keharmonisan antara kesejahteraan/ pemerataan (equity), pertumbuhan (growth), dan berkelanjutan (daya dukung lingkungan/environmental sustainability). 2. Misi Sejalan dengan visi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah maka diperlukan rumusan mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi yang mencerminkan apa yang akan dapat dicapai (pada level dampak) dan bagaimana mencapainya dalam periode tertentu, beserta ukuran-ukuran pencapaiannya. Misi yang dirumuskan menggambarkan tindakan atau upaya sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Selanjutnya misi diharapkan dapat menjadi pedoman untuk mencapai tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Misi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah yaitu : a. Meneliti/mengkaji dan mengembangkan potensi energi dan sumber daya mineral (Listrik, migas, bahan tambang, air tanah, panas bumi dan geologi) dengan menerapkan azas konservasi untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat. b. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi energi dan sumber daya mineral (Listrik, migas, bahan tambang, air tanah, panas bumi dan geologi) untuk memperluas kesempatan kerja dan peluang usaha melalui pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Koperasi. 15

c. Meningkatkan efisiensi dan produktifitas dalam pengelolaaan potensi energi dan sumber daya mineral (Listrik, migas, bahan tambang, air tanah, panas bumi dan geologi) yang berkelanjutan guna menjamin ketersediaan bahan baku dan bahan penunjang untuk industri dan konstruksi. d. Meningkatkan sumber daya manusia dan sarana prasarana bidang energi dan sumber daya mineral dalam rangka optimalisasi pelayanan. e. Melaksanakan dan fasilitasi peningkatan teknologi yang berkelanjutan dalam pemanfaatan potensi energi dan sumber daya mineral (listrik, migas, mineral dan batubara, air tanah, panas bumi dan geologi) untuk memperoleh nilai tambah guna meningkatkan daya saing. 3. Motto Selain visi dan misi di atas, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah juga merumuskan MOTTO pelayanan MINERAL, sebagai berikut : a. Mudah, tidak menyulitkan, tidak rumit dan tidak berbelit belit. b. Ikhlas, memberikan pelayanan tanpa pamrih. c. Nyaman, memberikan suasana sejuk dalam pelayanan. d. Efisien, cepet, tepat dan cermat serta berdaya guna. e. Ramah, sopan santun dalam memberian pelayanan. f. Akuntabel, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. g. Legal, sesuai dengan peraturan yang berlaku. 4. Tujuan Tujuan merupakan kondisi yang ingin diwujudkan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada lima tahun mendatang, dimana tujuan tersebut selaras dengan visi dan misi. Perumusan tujuan menggambarkan hasil-hasil serta manfaat yang akan diberikan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Dengan berdasarkan pada hasil analisis lingkungan internal dan eksternal, maka tujuan pembangunan daerah bidang energi dan sumber daya mineral adalah : a. Mewujudkan profesionalisme dan pelayanan prima guna mendukung percepatan pengembangan usaha pertambangan dan energi. 16

b. Menciptakan sistem pengawasan dan pengendalian guna mewujudkan usaha pertambangan yang berkelanjutan. c. Menyediakan data dasar potensi geologi, pertambangan, air tanah dan energi untuk menetapkan kebijaksanaan pembangunan daerah bidang energi dan sumber daya mineral. d. Mewujudkan sinkronisasi pengembangan antar sektor dan antar wilayah. e. Meningkatkan minat investasi usaha dalam bidang energi dan sumber daya mineral terutama dalam keanekaragaman produk dan pemanfaatan potensi sumber daya mineral dan energi sehingga dapat mendorong terbukanya pemasaran dan peluang ekspor. f. Meningkatkan peran sektor energi dan sumber daya mineral dalam perekonomian daerah. 5. Sasaran Strategis Perumusan sasaran strategis dapat dirinci sebagai berikut: a. Meningkatnya kemampuan SDM Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral. b. Berkurangnya kegiatan Penambangan Tanpa Ijin (PETI) dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pembangunan berkelanjutan dalam eksploitasi sumber daya mineral. c. Meningkatnya produksi dan nilai tambah produk pertambangan serta terjadinya alih teknologi. d. Optimalnya pengelolaan air tanah dan terpenuhinya kebutuhan air baku pada daerah rawan kering. e. Meningkatnya rasio elektrifikasi dan terpenuhinya kebutuhan energi bagi masyarakat dan industri. f. Optimalnya pemanfaatan dan diversifikasi energi alternatif. g. Terjaminnya distribusi migas untuk kepentingan masyarakat dan industri. h. Berkurangnya korban bencana alam geologi dan teridentifikasinya kawasan rawan bencana geologi sebagai upaya pengembangan sistem mitigasi bencana. 17

6. Strategi Agar mampu mewujudkan kondisi yang diinginkan pada tujuan-tujuan tersebut perlu dirumuskan strategi agar tujuan dapat dicapai. Pengurangan kebocoran dan peningkatan efisiensi dalam kinerja hanya dapat terwujud jika memiliki Sumber Daya Manusia yang kompeten dan profesional serta didukung dengan seperangkat regulasi dan kebijakan yang jelas, mudah dipelajari dan dilaksanakan sehingga dapat mendorong terwujudnya kinerja Instansi menjadi semakin baik. Dalam mewujudkan tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan energi dan sumber daya mineral, strategi pembangunan yang ditempuh yaitu : a. Menyertakan diklat, kursus dan studi bidang energi dan sumber daya mineral. b. Melakukan identifikasi potensi dan sosialisasi peraturan mineral dan batubara. c. Meningkatkan pengunaan teknologi tepat guna dan promosi usaha pertambangan. d. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap usaha pertambangan dan pemanfaatan air tanah. e. Menertibkan ijin usaha pertambangan dan pemanfaatan air tanah. f. Membangun jaringan dan pembangkit listrik dengan potensi sumber energi setempat. g. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber sumber energi alternatif. h. Menertibkan usaha jasa penunjang migas. i. Peningkatan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 merupakan kolaborasi sasaran strategis dan tujuan dengan indikator kinerja terukur dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Adapun RKT tersebut sebagaimana dalam tabel 2.1. 18

SASARAN STRATEGIS Tabel 2.1. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2013 INDIKATOR KINERJA TARGET (1) (2) (3) Meningkatnya kemampuan SDM Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Berkurangnya kegiatan pertambangan tanpa ijin (PETI) dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pembangunan berkelanjutan dalam eksploitasi sumber daya mineral 1. Jumlah pengelola hasil kegiatan Bidang ESDM yang memahami pengelolaan hasil kegiatan Bidang ESDM. 1. Jumlah kawasan yang sudah memiliki kajian lingkungan hidup strategis. 2. Jumlah kawasan pertambangan yang belum memiliki pola pengembangan wilayah/kawasan berdasarkan potensi sumber daya mineral 3. Jumlah wilayah lindung geologi yang belum memiliki pola pemanfaatan ruang berdasarkan rencana tata ruang. 4. Jumlah kawasan pertambangan yang sudah memiliki pola pembangunan berbasis KLHS. 5. Jumlah lokasi bekas pertambangan rakyat yang dioptimalkan fungsi lahannya. 6. Jumlah lokasi reklamasi lahan bekas pertambangan yang akan direncanakan desainnya. 7. Jumlah lokasi alih profesi eks penambang tanpa ijin. 8. Jumlah dokumen perencanaan yang disusun dan pelaksanaan sinkronisasi serta lokakarya hasil kegiatan. 600 orang 2 Kawasan Pertambangan (Serayu Pantai Utara dan Kendeng Selatan) 5 Kabupaten (Kebumen, Purbalingga, Pati, Klaten dan Wonogiri) 6 Kabupaten (Magelang, Boyolali, Cilacap, Banyumas dan Purbalingga) 2 Kabupaten (Serayu Pantai Utara dan Kendeng Selatan) 5 Kabupaten (Kebumen, Pekalongan, Pemalang, Tegal dan Wonogiri) 1 Kab. (Kebumen) 4 Kabupaten (Jepara, Pekalongan, Temanggung dan Wonogiri) 1 dokumen perencanaan program/kegiatan dan 1 kali pelaksanaan sinkronisasi serta 1 kali lokakarya. 19

(1) (2) (3) Meningkatnya produksi dan nilai tambah produk pertambangan serta terjadinya alih teknologi Optimalnya pengelolaan air tanah dan terpenuhinya kebutuhan air baku pada daerah rawan kering. 9. Jumlah pelaksanaan pameran bahan tambang dan penyusunan film documenter. 10. Jumlah pelaksanaan rakor pengelolaan pertambangan dan lokasi pengawasan usaha pertambangan. 11. Jumlah naskah akademik yang disusun 12. Jumlah lokasi identifikasi mineral ikutan. Jumlah alat pengolah bahan tambang untuk meningkatkan nilai tambah beserta lokasinya 1. Jumlah kawasan pesisir yang belum memiliki pola pengelolaan kawasan sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungannya. 2. Jumlah sumur pantau yang terbangun dan terevitalisasi untuk memonitor eksploitasi air tanah. 2 kali pameran di Jawa Tengah, 1 kali di Jakarta dan 1 kali di luar Jawa serta penyusunan 1 film documenter 1 kali rakor wasdal, wastib IUP, inventarisasi dan penertiban PETI, inventarisasi penambangan badan sungai dan reklamasi lahan bekas penambangan, pengawasan penambangan di perbatasan provinsi 1 naskah akademik draft Raperda 2 Kab. (Banjarnegara dan Kebumen) 4 (empat) unit alat pengolah bahan tambang 6 Kabupaten/Kota (Kab. Jepara, Pati, Pekalongan, Pemalang, Rembang dan Kota Pekalongan) 9 unit di 9 Kab./Kota (Kab. Semarang, Pati, Demak, Pekalongan, Kudus, Boyolali, Karanganyar, Kota Semarang dan Surakarta) 20

(1) (2) (3) 3. Jumlah sumur resapan yang terbangun untuk konservasi air tanah. 4. Jumlah sumur resapan dangkal untuk memonitor keseimbangan air tanah. 5. Jumlah sumur bor yang dibangun pada daerah rawan kering. 6. Jumlah titik pengambilan air tanah yang dilakukan pengawasan dan pengendalian. 7. Jumlah kajian terhadap permohonan Izin Usaha Pertambangan dan lokasi pendataan IUP dan WIUP. 8. Jumlah pembangunan sumur gali dan sumur pasak untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian. 9. Jumlah kajian teknis terhadap pemohonan rekomendasi teknis Kab./Kota dalam pengambilan air tanah. 10. Jumlah Cekungan Air Tanah yang belum memiliki peta dan dokumen kajian pemanfaatan. 11. Jumlah Cekungan Air Tanah yang belum memiliki kajian neraca air tanah. 12. Jumlah CAT lintas Kab./Kota yang akan disusun sistem informasi air tanah. 13. Jumlah Kab./Kota pada wilayah non CAT yang akan dikembangkan potensi air tanah. 7 unit di 7 Kab. (Blora, Grobogan, Kudus, Magelang, Rembang, Sragen dan Wonogiri) 6 unit sumur resapan dangkal di Kab. Grobogan, Kudus dan Blora 20 pekerjaan survey hidrogeologi dan 20 unit sumur 500 titik 35 Kab./Kota. 40 sumur gali dan 20 sumur pasak 35 Kab./Kota. 11 Cekungan Air Tanah (CAT) 1 Cekungan Air Tanah (CAT) 19 CAT 4 Kab. (Grobogan, Pati, Blora, Rembang) 21

(1) (2) (3) Meningkatnya rasio elektrifikasi dan terpenuhinya kebutuhan energi bagi masyarakat dan industri. 1. Jumlah PLTS untuk memenuhi kebutuhan listrik daerah terpencil dan penerangan jalan umum. 2. Panjang Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) yang dibangun serta jumlah KK yang memanfaatkan lisdes. 3. Jumlah lokasi identifikasi potensi dan demplot pemanfaatan gas rawa. 4. Jumlah lokasi inventarisasi DME; demplot biogas; demplot pengolahan biomas; demplot pengolahan biofuel; demplot pengolahan sampah; bantuan kompor biofuel; penyusunan RUPED. 5. Jumlah pembangunan dan revitalisasi PLTMH untuk melistriki masyarakat daerah terpencil. 6. Jumlah dokumen perencanaan ketenagalistrikan daerah. 7. Jumlah lokasi evaluasi pengelolaan operasional lisdes non PLN dan pengawasan captive power. 8. Jumlah gedung perkantoran yang dilaksanakan audit energi. 9. Jumlah lokasi kajian rekomendasi teknis pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. 760 unit PLTS SHS serta 3 unit PLTS Komunal. 15,567 kms JTM dan JTR serta 1.700 KK di 6 Kabupaten (Banjarnegara, Blora, Boyolali, Demak, Kudus dan Wonogiri) 4 lokasi potensi (Kab. Cilacap, Grobogan dan Purworejo) dan 2 demplot (Kab. Banjarnegara dan Grobogan) Inventarisasi DME di 13 Kab.; demplot biogas di 6 Kab.; demplot biofuel di 1 Kab.; demplot pengolah sampah di 1 Kab.; 2 Kab. Bantuan kompor biofuel; penyusunan 1 dokumen RUPED. Pembangunan 2 dan revitalisasi 3 unit PLTMH 1 (satu) dokumen RUKD Provinsi Jawa Tengah Pengawasan lisdes di 14 Kabupaten dan 200 pembangkit captive di 200 perusahaan. 10 gedung perkantoran pemerintah di 6 Kab./Kota 1 Kab. (Pekalongan) 22

(1) (2) (3) Optimalnya pemanfaatan dan diversifikasi energi alternatif. 1. Jumlah pelelangan WKP Panas Bumi dan wasdal pemanfaatan panas bumi. 2. Jumlah lokasi penyusunan DED PLTMH. 5 WKP Panas Bumi (G. Dieng, G. Ungaran, Guci, Baturaden, G. Telomoyo) 1 lokasi (Kab. Pekalongan) Terjaminnya distribusi migas untuk kepentingan masyarakat dan industri Berkurangnya korban bencana alam geologi dan teridentifikasinya kawasan rawan bencana geologi sebagai upaya pengembangan sistem mitigasi bencana 1. Jumlah sumur migas tua, usaha jasa SPBU, agen dan pangkalan LPG yang dimonitor. 1. Jumlah lokasi evaluasi geologi tata lingkungan. 2. Jumlah lokasi pemetaan daerah rawan bencana tektonik. 3. Jumlah lokasi pemetaan daerah rawan bencana vulkanik. 4. Jumlah lokasi pemetaan daerah rawan bencana tanah longsor. 5. Jumlah lokasi pemetaan geologi detail. 6. Jumlah masyarakat yang memahami bencana alam geologi. 7. Jumlah lokasi kajian penurunan muka tanah (land subsidence) 8. Jumlah kajian dan lokasi simulasi bahaya tsunami. 35 Kab./Kota 4 Kab./Kota (Kab. Karanganyar, Purbalingga, Wonosobo, Kota Surakarta) 3 Kab. (Banjarnegara, Wonosobo dan Temanggung) 8 Kab./Kota (Kab. Banjarnegara, Batang, Magelang, Peklaongan, Pemalang, Wonosobo, Temanggung dan Kota Magelang) 5 Kab. (Banyumas, Cilacap, Kebumen, Tegal dan Wonosobo). 3 Kab. (Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung) 850 orang di 17 lokasi 3 Kab./Kota (Kab. Pekalongan, Tegal dan Kota Pekalongan). 3 Kab. (Cilacap, Kebumen dan Purworejo) (sumber : Dokumen Rencana Kinerja Tahunan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013) 23

PENETAPAN KINERJA Penetapan Kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai antara Kepala SKPD sebagai penerima amanah/ tanggungjawab kinerja dan Kepala Daerah selaku pihak yang memberikan amanah/tanggungjawab kinerja. Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk : (1) meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; (2) sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; (3) sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; (4) menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; (5) sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah telah membuat Penetapan Kinerja Tahun 2013 sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi yang ada. Penetapan Kinerja Tahun 2013 disusun dengan berdasarkan Rencana Kinerja Tahun 2013 yang telah ditetapkan. Berikut Penetapan Kinerja Tahun 2013 antara Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dengan Gubernur Jawa 24

SASARAN STRATEGIS Tabel 2.2. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2013 INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN (1) (2) (3) (4) (5) Meningkatnya kemampuan SDM Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral 1. Jumlah masyarakat yang mendapatkan pengetahuan bidang Energi dan Sumber Daya Mineral. 1.705 orang Program Peningkatan SDM Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral : Pembinaan Usaha Pertambangan di Jawa Tengah 400.000.000,- 2. Jumlah aparatur yang mendapatkan pengetahuan bidang Energi dan Sumber Daya Mineral. 310 orang Program Pendidikan Non Formal dan Informal : Pendidikan Kemasyarakatan Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur : Pendidikan dan Pelatihan Formal 2. Kegiatan Sosialisasi Peraturan Perundangundangan 750.000.000,- 385.000.000,- 255.000.000,- 25

(1) (2) (3) (4) (5) Berkurangnya kegiatan pertambangan tanpa ijin (PETI) dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pembangunan berkelanjutan dalam eksploitasi sumber daya mineral 1. Jumlah berkurangnya wilayah Penambangan Tanpa Ijin (PETI) di Jawa 2. Jumlah lokasi pembangunan demplot reklamasi bekas lahan pertambangan. 90 lokasi 6 lokasi Program Pertambangan dan Air Tanah: Pengawasan dan Penertiban Usaha Pertambangan di Jawa Tengah 2. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Perizinan / Rekomendasi Usaha Pertambangan 850.000.000,- 250.000.000,- Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumberdaya Alam : Reklamasi Lahan Bekas Pertambangan 2. Kegiatan Penyusunan DED Reklamasi Lahan Bekas Penambangan di Jawa Tengah 3.500.000.000,- 500.000.000,- Program Perencanaan Tata Ruang : Kajian Kawasan Lindung Geologi di Jawa 2. Kegiatan Kajian Kawasan Bentang Alam Karst di Jawa Tengah 500.000.000,- 1.000.000.000,- Program Pengendalian Pencemaran Perusakan Lingkungan : Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis. 1.500.000.000,- 26

(1) (2) (3) (4) (5) Meningkatnya produksi dan nilai tambah produk pertambangan serta terjadinya alih teknologi. 1. Jumlah kelompok masyarakat di Jawa Tengah yang diberi bantuan alat pengolah hasil tambang. 6 Kelompok Program Pertambangan dan Air Tanah : Peningkatan Teknologi Pengolahan Bahan Tambang bagi Pertambangan Rakyat. 2. Kegiatan Pembuatan Profil Investasi di Jateng serta Peningkatan Kerjasama dan Promosi Pertambangan. 3. Kegiatan Inventarisasi dan Identifikasi Potensi Mineral Logam beserta Mineral Penyertanya. 700.000.000,- 600.000.000,- 2.000.000.000,- Program Mitigasi Bencana Alam dan Geologi : Pemetaan Geologi Detail di Jawa 2. Kegiatan Identifikasi Mineral Ikutan pada Lapangan Panas Bumi 165.000.000,- 250.000.000,- 27

(1) (2) (3) (4) (5) Optimalnya pengelolaan air tanah dan terpenuhinya kebutuhan air baku pada daerah rawan kering. 1. Jumlah kelompok masyarakat yang menerima bantuan pembangunan sumur bor, sumur gali, sumur pasak, sumur pantau dan sumur resapan dalam rangka pengelolaan air tanah dan pemenuhan air baku bagi masyarakat pedesaan di Jawa 2. Cakupan pengawasan titik sumur dalam rangka penertiban penggunaan air tanah di Jawa 81 Kelompok 500 Titik Program Pertambangan dan Air Tanah : Peningkatan Pelayanan Perizinan/Rekomen dasi Air Tanah. 2. Kegiatan Pembangunan Sumur Bor di Daerah Rawan Kering. 3. Kegiatan Pengawasan dan Penertiban Air Tanah di Jawa 4. Kegiatan Pembuatan Sumur Gali/Pasak di Jawa 5. Kegiatan Penyusunan Zona Pemanfaatan dan Konservasi Air Tanah pada CAT di Jawa Tengah 250.000.000,- 2.100.000.000,- 400.000.000,- 800.000.000,- 900.000.000,- Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumberdaya Alam : Pembangunan Sumur Pantau Air Tanah di Jawa 2. Kegiatan Pembangunan Sumur Resapan Dalam di Jawa Tengah 3.000.000.000,- 1.480.000.000,- 28

(1) (2) (3) (4) (5) Program Perencanaan Tata Ruang : Pemetaan Intrusi Air Laut. 200.000.000,- Meningkatnya Rasio Elektrifikasi dan terpenuhinya kebutuhan energi bagi masyarakat dan industri. 1. Persentase Rasio Elektrifikasi. 2. Cakupan KK yang menerima bantuan PLTS SHS. 3. Cakupan titik penerangan pada jalan umum yang menggunakan PLTS PJU. 4. Cakupan jaringan listrik yang dibangun pada pedesaan di Jawa 5. Cakupan KK yang dialiri listrik dari PLTMH dan PLTS Komunal. 6. Persentase pengawasan operasional dan manajemen serta audit penggunaan listrik dan energi dalam rangka menciptakan efisiensi dan efektifitas penggunaan listrik dan energi yang aman, andal dan akrab lingkungan. 82,70% 228 KK 80 titik 15,593 kms 182 KK 100% Program Ketenagalistrikan dan Migas : Pembangunan PLTS di Jawa 2. Kegiatan Pembangunan Jaringan Listrik Pedesaan. 3. Kegiatan Pembangunan PLTMH di Jawa 4. Kegiatan PLTS Komunal di Jawa 5. Kegiatan Penyusunan DED PLTMH di Jawa 6. Kegiatan Pengawasan Manajemen dan Operasional Listrik Pedesaan dan Captive Power di Jawa 7. Kegiatan Audit Energi Gedung Perkantoran Pemerintah Provinsi Jawa 8. Kegiatan Evaluasi dan Penyusunan RUKD. 9. Kegiatan Survey Kebutuhan Energi Listrik di Kep. Karimunjawa, Jawa 4.025.000.000,- 3.000.000.000,- 1.300.000.000,- 4.750.000.000,- 200.000.000,- 650.000.000,- 700.000.000,- 500.000.000,- 500.000.000,- 29

(1) (2) (3) (4) (5) Optimalnya pemanfaatan dan diversifikasi energi alternatif 1. Cakupan lokasi pengembanga n potensi energi alternatif di Jawa 2. Jumlah pembangunan Desa Mandiri Energi di Jawa Tengah 3. Persentase pengawasan pemanfaatan potensi energi alternatif di Jawa 4 lokasi 17 desa 100% Program Ketenagalistrikan dan Migas : Identifikasi dan Potensi Gas Rawa di Jawa 2. Kegiatan Desa Mandiri Energi di Jawa 3. Kegiatan Panas Bumi di Jawa 480.000.000,- 2.750.000.000,- 400.000.000,- Terjaminnya distribusi migas untuk kepentingan masyarakat dan industri Berkurangnya korban bencana alam geologi dan teridentifikasinya kawasan rawan bencana geologi sebagai upaya pengembangan sistem mitigasi bencana 1. Persentase pengawasan dan pengendalian Usaha Jasa SPBU, Agen dan Pangkalan Minyak Tanah serta LPG di Jawa 1. Cakupan lokasi hasil kajian pemetaan zona rawan aktivitas tektonik dan vulkanik. 2. Cakupan lokasi pemasangan alat pantau gerakan tanah yang berfungsi sebagai early warning bagi 100% Program Ketenagalistrikan dan Migas : Pengawasan dan Pengendalian Usaha Jasa SPBU, Agen dan Pangkalan Minyak Tanah serta LPG di Jawa 7 lokasi 3 lokasi Program Mitigasi Bencana Alam dan Geologi : Pemetaan Daerah Rawan Bencana Tektonik di Jawa 2. Kegiatan Pemetaan Daerah Rawan Bencana Vulkanik di Jawa 850.000.000,- 550.000.000,- 200.000.000,- 30

(1) (2) (3) (4) (5) masyarakat di daerah rawan longsor. 3. Jumlah Masyarakat dan Aparatur yang mendapatkan pengetahuan mengenai penanganan mitigasi bencana tanah longsor. 450 orang 3. Kegiatan Penataan Lahan Rawan Bencana Tanah Longsor. 4. Kegiatan Sosialisasi dan Pemantauan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi. 500.000.000,- 400.000.000,- (sumber : Dokumen Penetapan Kinerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013) 31