PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

dokumen-dokumen yang mirip
PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA TBK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA TBK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2013 DAN 31 MARET 2012 (MATA UANG INDONESIA)

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT Supra Boga Lestari Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT LIPPO SECURITIES Tbk

PT Yanaprima Hastapersada Tbk. Laporan Keuangan (tidak diaudit) 30 Juni 2010 Dengan Angka Perbandingan Periode 2009 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-3. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 4

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT LIONMESH PRIMA Tbk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) Serta Untuk

PT TUNAS ALFIN Tbk LAPORAN KEUANGAN DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TANGGAL 31 DESEMBER 2016 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

Daftar Isi. Neraca Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan Keuangan...

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Laporan Perubahan Ekuitas...

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2012 DAN 30 JUNI 2011 (MATA UANG INDONESIA)

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011 Dan Laporan Auditor Independen

PT Yanaprima Hastapersada Tbk. Laporan Keuangan (tidak diaudit) 30 September 2010 Dengan Angka Perbandingan Periode 2009 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

p PT STAR PETROCHEM Tbk dan Entitas Anak Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir Pada tanggal 31 Maret 2017

LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 Dan Laporan Auditor Independen


PT LIPPO SECURITIES Tbk

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2017 dan 2016 (Tidak diaudit)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2016 DAN 30 SEPTEMBER 2015 (MATA UANG RUPIAH)

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 3

PT YULIE SEKURINDO TBK LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2015 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN (MATA UANG RUPIAH INDONESIA)

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

Jumlah aset lancar

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2011 DAN 2010 (MATA UANG INDONESIA)

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 3

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir Pada tanggal 31 Desember beserta Laporan Auditor Independen

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK


LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT LIONMESH PRIMA Tbk

PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

Laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan Beserta Laporan Auditor Independen

PT YULIE SEKURINDO TBK

PT MILLENNIUM PHARMACON INTERNATIONAL Tbk. Laporan Keuangan Periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2013 (Belum Diaudit)

PT LANGGENG MAKMUR INDUSTRI Tbk

PT ALKINDO NARATAMA TBK

PT SUPARMA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) Serta Untuk

PT LIONMESH PRIMA Tbk LAPORAN KEUANGAN PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2014 (TIDAK DIAUDIT)

LAPORAN KEUANGAN. 31 Maret 2018 dan (Tidak diaudit) PT. SARANACENTRAL BAJATAMA, Tbk

PT MILLENNIUM PHARMACON INTERNATIONAL Tbk. Laporan Keuangan Periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2016 (Belum Diaudit)

P.T. SARANACENTRAL BAJATAMA Tbk DAFTAR ISI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1. Laporan Laba Rugi Komprehensif 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 7-45

PT. SARANACENTRAL BAJATAMA, Tbk

PT FORTUNE INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Tahun 2011 Tahun 2010

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT PARAMITA BANGUN SARANA Tbk

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

PT TRUST FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk


PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT TUNAS ALFIN Tbk LAPORAN KEUANGAN DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TANGGAL 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian

PT MILLENNIUM PHARMACON INTERNATIONAL Tbk. Laporan Keuangan Periode yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2014 (Belum Diaudit)

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Periode Tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 (UnAudited) dan tahun yang

PT LIONMESH PRIMA Tbk LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2017 SERTA TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT SAT NUSAPERSADA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT VICTORIA INSURANCE

P.T. SARANACENTRAL BAJATAMA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2014 dan 31 DESEMBER 2013 (Tidak diaudit)

Transkripsi:

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 30 JUNI 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL (MATA UANG RUPIAH INDONESIA)

LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 30 JUNI 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL (MATA UANG RUPIAH INDONESIA) DAFTAR ISI Halaman Laporan Posisi Keuangan... 1-2 Laporan Laba Rugi Komprehensif... 3 Laporan Perubahan Ekuitas... 4 Laporan Arus Kas... 5 Catatan atas Laporan Keuangan... 6-46 ***************************

LAPORAN POSISI KEUANGAN 30 JUNI 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) ASET Catatan 30 Juni 2014 31 Desember 2013 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2b, 4 4.547.403.402 4.069.362.019 Deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya 2b, 5, 17-234.638.189.055 Piutang usaha Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai piutang usaha sebesar Rp 715.755.657 pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 2c, 6, 12 76.093.322.345 56.823.152.960 Piutang lain-lain - pihak ketiga 152.875.352 196.582.636 Persediaan - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai persediaan sebesar Rp 484.797.459 pada tanggal 30 Juni 2014 dan Rp 446.755.201 pada tanggal 31 Desember 2013 2e, 8, 12 87.460.491.748 107.767.292.568 Pajak dibayar di muka 2n, 14 192.338.275 10.124.902.939 Biaya dibayar di muka 2f 137.028.210 195.070.682 Uang muka pembelian 9 6.338.002.653 228.851.241 Jumlah Aset Lancar 174.921.461.985 414.043.404.100 ASET TIDAK LANCAR Aset pajak tangguhan - bersih 2n, 14 732.071.076 560.247.400 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 79.760.540.117 pada tangal 30 Juni 2014 dan Rp 72.566.207.107 pada tanggal 2g, 2h, 2i, 31 Desember 2013 10, 12 186.404.602.431 192.525.166.868 Uang muka pembelian aset tetap 10 594.887.750 1.494.000 Taksiran klaim pajak penghasilan 2n, 14 6.567.417.759 6.648.485.315 Aset tidak lancar lain-lain 11 100.000.000 100.000.000 Jumlah Aset Tidak Lancar 194.398.979.016 199.835.393.583 JUMLAH ASET 369.320.441.001 613.878.797.683 Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 1

LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan) 30 JUNI 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Catatan 30 Juni 2014 31 Desember 2013 LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank jangka pendek 12 78.320.923.035 66.928.242.387 Utang usaha Pihak berelasi 2d, 7, 13 4.631.314.120 3.384.690.507 Pihak ketiga 13 16.496.095.742 10.507.721.302 Utang pajak 2n, 14 27.888.292 188.069.396 Beban harus dibayar 15 2.593.421.457 2.315.919.723 Utang pembelian aset tetap 16 7.009.058.760 13.206.943.638 Liabilitas jangka pendek lainnya 17-234.638.189.055 Uang muka dari pelanggan 21 856.441.200 50.262.345 Liabilitas imbalan kerja jangka pendek 2m, 15 347.138.089 1.517.182.028 Utang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 12 19.966.666.663 19.236.502.902 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 130.248.947.358 351.973.723.283 LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang bank jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 12 65.917.178.207 84.681.735.820 Estimasi liabilitas atas imbalan kerja karyawan 2m, 25 6.968.516.782 6.411.949.185 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 72.885.694.989 91.093.685.005 Jumlah Liabilitas 203.134.642.347 443.067.408.288 EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 2.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 668.000.089 saham 18 66.800.008.900 66.800.008.900 Tambahan modal disetor - bersih 2p, 19 28.054.021.637 28.054.021.637 Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya untuk dana cadangan umum 20 14.000.000.000 13.000.000.000 Belum ditentukan penggunaannya 57.331.768.117 62.957.358.858 Jumlah Ekuitas 166.185.798.654 170.811.389.395 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 369.320.441.001 613.878.797.683 Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 2014 2013 Catatan (Enam Bulan) (Enam Bulan) PENJUALAN BERSIH 2d, 2k, 7, 21 224.160.451.984 224.094.895.512 BEBAN POKOK PENJUALAN 2d, 2k, 7, 22 (211.518.627.107 ) (195.123.928.780) LABA BRUTO 12.641.824.877 28.970.966.732 Beban penjualan 2k, 23 (3.387.828.613 ) (3.640.663.715) Beban umum dan administrasi 2k, 23 (6.475.231.312 ) (7.444.752.678) Beban keuangan 2k, 24 (9.401.305.273 ) (7.647.188.755) Pendapatan bunga 2k 1.108.044.255 42.421.019 Selisih kurs - bersih 2l 701.336.774 (269.748.027) Lain-lain - bersih 2k 15.744.875 (183.316.449) LABA (RUGI) SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN (4.797.414.417 ) 9.827.718.127 MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 2n, 14 Pajak kini - (2.766.332.750) Pajak tangguhan 171.823.676 174.174.594 Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan 171.823.676 (2.592.158.156) LABA (RUGI) BERSIH (4.625.590.741 ) 7.235.559.971 Pendapatan komprehensif lain - - JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF (4.625.590.741 ) 7.235.559.971 LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR 2o, 29 (7 ) 11 Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 3

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL Saldo Laba Tambahan Modal Disetor - Belum Ditentukan Telah Ditentukan Catatan Modal Saham Bersih Penggunaannya Penggunaannya Jumlah Jumlah Ekuitas Saldo 31 Desember 2012 66.800.008.900 28.054.021.637 58.735.646.055 11.000.000.000 69.735.646.055 164.589.676.592 Dana cadangan umum 20 - - (2.000.000.000 ) 2.000.000.000 - - Jumlah pendapatan komprehensif - - 7.235.559.971-7.235.559.971 7.235.559.971 Saldo 30 Juni 2013 66.800.008.900 28.054.021.637 63.971.206.026 13.000.000.000 76.971.206.026 171.825.236.563 Saldo 31 Desember 2013 66.800.008.900 28.054.021.637 62.957.358.858 13.000.000.000 75.957.358.858 170.811.389.395 Dana cadangan umum 20 - - (1.000.000.000) 1.000.000.000 - - Jumlah rugi komprehensif - - (4.625.590.741) - (4.625.590.741) (4.625.590.741 ) Saldo 30 Juni 2014 66.800.008.900 28.054.021.637 57.331.768.117 14.000.000.000 71.331.768.117 166.185.798.654 Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 4

LAPORAN ARUS KAS ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 2014 2013 Catatan (Enam Bulan) (Enam Bulan) ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan 205.696.461.454 232.266.887.623 Pembayaran kas kepada pemasok (167.345.868.255 ) (191.405.970.248) Pembayaran kas kepada karyawan (18.822.051.657 ) (21.925.631.914) Pembayaran beban usaha (6.899.902.160 ) (6.764.131.787) Kas yang diperoleh dari operasi 12.628.639.382 12.171.153.674 Pembayaran beban keuangan (8.945.317.764 ) (7.455.855.170) Penerimaan (pembayaran) pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai 9.853.451.116 (6.854.398.658) Pendapatan bunga 1.108.044.255 42.421.019 Penurunan piutang lain-lain 43.707.284 72.980.970 Lain-lain 275.267.211 (607.743.618) Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi 14.963.791.484 (2.631.441.783) ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pencairan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya 5, 17 234.638.189.055 - Pembayaran utang pembelian aset tetap (6.197.884.878 ) - Perolehan aset tetap 10 (1.072.274.573 ) (12.909.486.621) Penambahan uang muka pembelian aset tetap (594.887.750 ) (4.954.681.385) Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi 226.773.141.854 (17.864.168.006) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penurunan liabilitas jangka pendek lainnya 17 (234.638.189.055 ) - Pembayaran pinjaman bank 12 (89.733.531.203 ) (62.060.783.723) Penerimaan dari pinjaman bank 12 83.091.817.999 80.008.028.517 Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan (241.279.902.259 ) 17.947.244.794 KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 457.031.079 (2.548.364.995) DAMPAK BERSIH PERUBAHAN NILAI TUKAR ATAS KAS DAN SETARA KAS 21.010.304 1.491.568 KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 4.069.362.019 5.594.735.132 KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 4.547.403.402 3.047.861.705 Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 5

1. U M U M a. Pendirian Perusahaan PT Yanaprima Hastapersada Tbk ( Perusahaan ) didirikan di Indonesia pada tanggal 14 Desember 1995 berdasarkan akta Notaris Emmy Hartati Yunizar, S.H., No. 38. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3253.HT.01.01.TH.1996 tanggal 1 Maret 1996 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 40 tanggal 17 Mei 1996, Tambahan No. 4599. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris Irawan Soerodjo, S.H., No. 154 tanggal 22 Mei 2009, sehubungan dengan perubahan dan penyusunan kembali seluruh Anggaran Dasar Perusahaan, untuk disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan BAPEPAM & LK No. IX.J.I tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Perusahaan dan Perusahaan Publik, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM & LK No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008. Akta perubahan tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-49219.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 13 Oktober 2009. Sesuai anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama adalah bergerak dalam bidang industri karung plastik dan yang sejenisnya. Perusahaan berkedudukan di Jakarta, dengan kantor pusat berlokasi di Gedung Graha Irama Lantai 15G, Jalan H.R. Rasuna Said Blok. X/1 Kav. 1-2, Jakarta Selatan, sedangkan pabriknya berlokasi di Sidoarjo dan Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan memulai kegiatan operasi komersialnya pada bulan Juli 1997. PT Hastagraha Bumipersada adalah entitas induk terakhir dari Perusahaan. b. Penawaran Umum Efek Saham Perusahaan Pada tanggal 22 Februari 2008, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM & LK) dengan suratnya No. S-1109/BL/2008 untuk melakukan penawaran umum atas 68.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 545 per saham serta penerbitan 68.000.000 Waran Seri I dengan harga pelaksanaan Rp 680 setiap waran yang menyertai saham biasa atas nama Perusahaan kepada masyarakat. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya beserta waran terkait pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 5 Maret 2008. c. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan Susunan anggota Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut: Komisaris Komisaris Utama : Alexander Tanzil Komisaris : Santoso Wijaya Komisaris Independen : Singgih Wihardjo Direksi Direktur Utama : Ishadi Direktur Operasional : Umar Usman Direktur Keuangan (Direktur Tidak Terafiliasi) : Rinawati 6

1. U M U M (lanjutan) c. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan (lanjutan) Susunan anggota komite audit Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut: Ketua : Singgih Wihardjo Anggota : Satriono Gunawan Anggota : Franciska Kartiko Pembentukan komite audit Perusahaan telah dilakukan sesuai dengan Peraturan BAPEPAM & LK No. IX.I.5. Jumlah remunerasi yang diberikan kepada komisaris dan direksi Perusahaan adalah sekitar Rp 414 juta dan Rp 410 juta, masing-masing untuk periode 2014 dan 2013. Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 2013, jumlah karyawan tetap Perusahaan, masing-masing sejumlah 333 orang dan 382 orang (tidak diaudit). d. Penyelesaian Laporan Keuangan Laporan keuangan telah diselesaikan dan diotorisasi untuk terbit oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 22 Juli 2014. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING a. Pernyataan Kepatuhan dan Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia ( SAK ), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan-peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh BAPEPAM & LK, yang fungsinya dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) sejak tanggal 1 Januari 2013. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013. Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas, dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam Catatan atas laporan keuangan yang relevan. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas-aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan. 7

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank serta deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atas utang serta tidak dibatasi penggunaannya. Deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya disajikan secara terpisah pada laporan posisi keuangan. c. Piutang Usaha Piutang usaha disajikan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai piutang usaha. Kebijakan akuntansi untuk penyisihan atas penurunan nilai dijabarkan dalam Catatan 2j. d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Perusahaan menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi. Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan jika: (a) langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan Perusahaan; (ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan; (b) suatu pihak yang berelasi dengan Perusahaan; (c) suatu pihak adalah ventura bersama dimana Perusahaan sebagai venture; (d) suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan; (e) suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dengan individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d); (f) suatu pihak adalah perusahaan yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa perusahaan, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau (g) suatu pihak adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan atau perusahaan lain yang terkait dengan Perusahaan. Seluruh transaksi dan saldo yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. e. Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak. Penyisihan penurunan nilai persediaan dibentuk berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode, untuk menyesuaikan nilai tercatat persediaan menjadi nilai realisasi bersih. f. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka dibebankan sesuai masa manfaat masing-masing biaya yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus. 8

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) g. Aset Tetap Aset tetap pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan, yang terdiri atas harga perolehan dan biaya-biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan. Setelah pengakuan awal, aset tetap dinyatakan pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai. Pada setiap akhir periode pelaporan, taksiran masa manfaat dan metode penyusutan aset tetap ditelaah oleh manajemen dan jika perlu disesuaikan secara prospektif. Penyusutan aset tetap dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai dengan maksud penggunaannya dan dihitung dengan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan dan prasarana 20 Mesin dan peralatan 4-20 Perlengkapan pabrik 4-8 Peralatan kantor 4-8 Kendaraan 4-8 Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi karena manajemen berpendapat bahwa kemungkinan besar hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo. Biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha ( HGU ), Hak Guna Bangunan ( HGB ) dan Hak Pakai ( HP ) ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun Aset Tetap dan tidak diamortisasi. Sementara biaya pengurusan atas perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB dan HP diakui pada laporan posisi keuangan dan diamortisasi sepanjang mana yang lebih pendek antar umur hukum hak dan umur ekonomi tanah. Sesuai dengan ketentuan transisi ISAK 25, Hak atas Tanah, biaya perolehan pertama kali hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB dan HP yang ditangguhkan sebelum tanggal 1 Januari 2012 direklasifikasi ke akun Aset Tetap - Tanah dan amortisasinya dihentikan sejak tanggal tersebut. Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya; pengeluaran dalam jumlah signifikan dan yang memperpanjang masa manfaat aset atau yang memberikan tambahan manfaat aset atau yang memberikan tambahan manfaat ekonomis dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau yang dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada periode yang bersangkutan. h. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka jumlah terpulihkan diestimasi untuk aset individual. Jika tidak mungkin untuk mengestimasi jumlah terpulihkan aset individual, maka Perusahaan menentukan nilai terpulihkan dari Unit Penghasilan Kas (UPK) yang mana aset tercakup (aset dari UPK). 9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) h. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (lanjutan) Jumlah terpulihkan dari suatu aset (baik aset individual maupun UPK) adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual menjual dengan nilai pakainya. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dianggap mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai diakui pada laba rugi sebagai rugi penurunan nilai. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga transaksi pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Perusahaan menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikator nilai wajar lain yang tersedia. Kerugian penurunan nilai, jika ada, diakui pada laba rugi sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya. Penilaian dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk suatu aset mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi tersebut ada, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk suatu aset dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi yang telah diakui untuk aset tersebut pada periode sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laba rugi. Setelah pembalikan tersebut diakui sebagai laba rugi, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurang nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya. i. Aset Dalam Penyelesaian Aset dalam penyelesaian (disajikan sebagai bagian dari akun Aset Tetap pada laporan posisi keuangan) dinyatakan berdasarkan biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan direklasifikasi ke akun aset tetap pada saat aset tersebut telah diselesaikan dan siap untuk digunakan. j. Instrumen Keuangan 1. Aset Keuangan Pengakuan dan pengukuran awal Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual atau sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai efektif, bila memenuhi syarat. 10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) j. Instrumen Keuangan (lanjutan) 1. Aset Keuangan (lanjutan) Pengakuan dan pengukuran awal (lanjutan) Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut. Aset keuangan Perusahaan meliputi kas dan setara kas, deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya, piutang usaha, piutang lain-lain, uang muka pembelian dan aset tidak lancar lain-lain. Perusahaan menetapkan bahwa semua aset keuangan tersebut dikategorikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Pengukuran setelah pengakuan awal Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Keuntungan atau kerugian diakui dalam laba rugi pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. 2. Liabilitas Keuangan Pengakuan dan pengukuran awal Liabilitas keuangan dapat dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, utang dan pinjaman, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan mereka pada saat pengakuan awal. Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan diakui sebesar nilai wajar dan dalam hal pinjaman dan utang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Liabilitas keuangan Perusahaan termasuk utang bank, utang usaha, beban harus dibayar, utang pembelian aset tetap, liabilitas jangka pendek lainnya, liabilitas imbalan kerja jangka pendek dan uang muka dari pelanggan. 11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) j. Instrumen Keuangan (lanjutan) 2. Liabilitas Keuangan (lanjutan) Pengukuran setelah pengakuan awal Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi yang dikenakan bunga diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan atau kerugian harus diakui dalam laporan laba rugi komprehensif ketika liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasinya. 3. Saling Hapus dari Instrumen Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat maksud untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan. 4. Nilai Wajar Instrumen Keuangan Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut mencakup penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar antara pihak-pihak yang mengerti dan berkeinginan, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama; analisa arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lain. Penyesuaian risiko kredit Perusahaan menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit counterparty antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam menentukan nilai wajar poisisi liabilitas keuangan, risiko kredit Perusahaan terkait dengan instrumen harus diperhitungkan. 5. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan Pada setiap tanggal pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan dianggap telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut ( peristiwa yang merugikan ), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Bukti penurunan nilai dapat meliputi indikasi pihak peminjam atau kelompok pihak peminjam mengalami kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran bunga atau pokok, terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan pada saat data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, seperti meningkatnya tunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi. 12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) j. Instrumen Keuangan (lanjutan) 5. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (lanjutan) i) Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan Diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi, Perusahaan pertama kali secara individual menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit yang diharapkan dimasa mendatang yang belum terjadi). Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian tersebut diakui secara langsung dalam laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan bunga terus diakui atas nilai tercatat yang telah dikurangi tersebut berdasarkan tingkat Suku Bunga Efektif awal aset keuangan tersebut. Pinjaman yang diberikan beserta dengan penyisihan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan dimasa mendatang dan seluruh agunan, jika ada, sudah direalisasi atau ditransfer kepada Perusahaan. Jika, dalam periode berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang yang dikarenakan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambahkan atau dikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jika dimasa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, maka jumlah pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif. ii) Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi yang tidak dicatat pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa mendatang yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku dipasar untuk aset keuangan serupa. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dipulihkan pada periode berikutnya. 13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) j. Instrumen Keuangan (lanjutan) 6. Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan Aset keuangan Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut telah berakhir; atau (2) Perusahaan telah mentransfer hak kontraktual mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga dalam perjanjian pass-through; dan baik (a) Perusahaan telah secara substantial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut. Liabilitas keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan suatu liabilitas baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. k. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan dari penjualan pada umumnya diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan untuk penjualan lokal dan penyerahan barang di atas kapal untuk penjualan ekspor. Beban diakui pada saat terjadinya (metode akrual). l. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs rata-rata Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi, dikreditkan atau dibebankan pada laba rugi periode berjalan. Pada tanggal laporan posisi keuangan, kurs tengah Bank Indonesia (BI) dari mata uang asing yang digunakan adalah sebagai berikut: Mata Uang Asing 30 Juni 2014 31 Desember 2013 Dolar Amerika Serikat (US$) 1 11.969,00 12.189,00 Euro Eropa (EUR) 1 16.332,91 16.821,44 14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) m. Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan Imbalan kerja jangka pendek Perusahaan mengakui liabilitas imbalan kerja jangka pendek ketika jasa diberikan oleh karyawan dan imbalan atas jasa tersebut akan dibayarkan dalam waktu dua belas bulan setelah jasa tersebut diberikan. Imbalan pascakerja Perusahaan memberikan imbalan pascakerja kepada karyawan sesuai dengan ketentuan dari Undang-undang ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Penyisihan atas imbalan pascakerja dihitung dengan menggunakan metode penilaian aktuarial projected-unit-credit. Penyisihan biaya jasa kini dibebankan langsung pada operasi periode berjalan. Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti. Keuntungan atau kerugian yang melebihi batas 10% ini diamortisasi selama sisa masa kerja rata-rata karyawan dengan metode garis lurus. Selanjutnya, biaya jasa masa lalu yang timbul dari pengenalan program imbalan pasti atau perubahan dari liabilitas imbalan pada program imbalan pasti yang telah ada, ditangguhkan dan diamortisasi sampai dengan periode dimana imbalan tersebut telah menjadi hak karyawan. n. Pajak Penghasilan Pajak kini Aset atau liabilitas pajak penghasilan kini yang berasal dari periode berjalan dan periode lalu dicatat sebesar jumlah ekspektasi direstitusi dari atau dibayarkan kepada kantor pajak yang besarnya ditentukan berdasarkan tarif pajak dan peraturan perpajakan yang berlaku atau secara substantif telah berlaku. Pajak penghasilan kini terkait dengan transaksi yang dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas diakui pada ekuitas. Manajemen secara periodik mengevaluasi posisi yang diambil Perusahaan sehubungan dengan situasi dimana interpretasi diperlukan untuk peraturan perpajakan yang terkait dan menetapkan provisi jika diperlukan. Pajak tangguhan Pajak tangguhan diakui menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas dan nilai tercatatnya dalam laporan keuangan pada akhir periode pelaporan. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk setiap perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal belum dikompensasi, sejauh terdapat kemungkinan besar bahwa laba kena pajak akan tersedia untuk dimanfaatkan dengan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal belum dikompensasi. 15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) n. Pajak Penghasilan (lanjutan) Pajak tangguhan (lanjutan) Nilai tercatat dari aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan diturunkan ketika tidak lagi terdapat kemungkinan bahwa akan terdapat laba kena pajak yang memungkinkan semua atau sebagian dari aset pajak tangguhan tersebut untuk direalisasi. Penelaahan dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan atas aset pajak tangguhan yang tidak diakui sebelumnya dan aset pajak tangguhan tersebut diakui sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak mendatang akan tersedia sehingga aset pajak tangguhan tersebut dipulihkan. Pajak tangguhan yang terkait dengan pos-pos yang diakui diluar laba rugi. Pos pajak tangguhan diakui terkait dengan transaksi yang mendasarinya baik dalam pendapatan komprehensif lain atau langsung ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika terdapat hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan pajak tangguhan tersebut terkait dengan entitas kena pajak yang sama dan otoritas perpajakan yang sama. Pajak Pertambahan Nilai Pendapatan, beban-beban dan aset-aset diakui neto atas jumlah Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) kecuali: PPN yang muncul dari pembelian aset atau jasa yang tidak dapat dikreditkan oleh kantor pajak, yang dalam hal ini PPN diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset atau sebagai bagian dari item beban-beban yang diterapkan; dan Piutang dan utang yang disajikan termasuk dengan jumlah PPN. o. Laba Bersih per Saham Pada periode 2014 dan tahun 2013, Perusahaan tidak mempunyai efek berpotensi saham biaya yang bersifat dilutif, oleh karena itu, laba per saham dilusian tidak dihitung dan disajikan pada laporan laba rugi komprehensif. Berdasarkan PSAK No. 56 Laba per Saham, laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih periode berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar dalam periode yang bersangkutan yaitu sejumlah 668.000.089 lembar. p. Biaya Emisi Efek Ekuitas Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum saham Perusahaan kepada masyarakat dicatat dan disajikan sebagai pengurang terhadap akun Tambahan Modal Disetor - Bersih (agio saham) yang berasal dari penawaran umum saham tersebut (Catatan 1b dan 19). q. Informasi Segmen Segmen adalah bagian khusus dari Perusahaan yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya. 16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) q. Informasi Segmen (lanjutan) Jumlah setiap unsur segmen dilaporkan merupakan ukuran yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber daya kepada segmen dan menilai kinerjanya. Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. r. Sewa Perusahaan mengklasifikasikan sewa berdasarkan sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, dan pada substansi transaksi daripada bentuk kontraknya, pada tanggal pengakuan awal. Sewa Pembiayaan Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Sewa Operasi Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Dengan demikian, pembayaran sewa yang dilakukan oleh Perusahaan sebagai lessee diakui sebagai beban dengan metode garis lurus (straight-line method) selama masa sewa. s. Provisi Provisi diakui jika Perusahaan memiliki liabilitas kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu besar kemungkinannya penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas tersebut dibuat. Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi kini terbaik. Jika tidak terdapat kemungkinan arus keluar sumberdaya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan liabilitas tersebut, provisi dibatalkan. t. Standar Akuntansi yang Telah Disahkan Namun Belum Berlaku Efektif Berikut ini adalah bebarapa standar akuntansi yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang belum berlaku efektif untuk laporan keuangan periode 2014: PSAK No. 1 (2013): Penyajian Laporan Keuangan, berlaku efektif tanggal 1 Januari 2015. PSAK ini mengubah penyajian kelompok pos-pos dalam Pendapatan Komprehensif Lain. Pospos yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. PSAK No. 24 (2013): Imbalan Kerja, berlaku efektif tanggal 1 Januari 2015. PSAK ini antara lain, menghapus mekanisme koridor dan pengungkapan atas informasi liabilitas kontinjensi untuk menyederhanakan klarifikasi dan pengungkapan. 17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) t. Standar Akuntansi yang Telah Disahkan Namun Belum Berlaku Efektif (lanjutan) PSAK No. 68: Pengukuran Nilai Wajar, berlaku efektif tanggal 1 Januari 2015. PSAK ini memberikan panduan tentang bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai wajar disyaratkan atau diizinkan. Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dan standar akuntansi tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan Perusahaan. 3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN Pertimbangan Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mewajibkan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Sehubungan dengan adanya ketidakpastian yang melekat dalam membuat estimasi, hasil sebenarnya yang dilaporkan di masa mendatang dapat berbeda dengan jumlah estimasi yang dibuat. Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan: Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2j. Penyisihan Penurunan Nilai Piutang Usaha Perusahaan mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa para pelanggannya tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit pihak ketiga yang tersedia dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas pelanggan terhadap jumlah terhutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan penurunan nilai piutang. Nilai tercatat dari piutang usaha Perusahaan sebelum penyisihan penurunan nilai pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 76.809.078.002 dan Rp 57.538.908.617. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 6. Estimasi dan Asumsi Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya, diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan, mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. 18

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan) Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Imbalan Kerja Penentuan liabilitas imbalan kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai. Nilai tercatat estimasi liabilitas atas imbalan kerja karyawan Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 6.968.516.782 dan Rp 6.411.949.185. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 25. Penyusutan Aset Tetap Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 4 sampai dengan 20 tahun. Ini adalah umur secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat bersih aset tetap Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 186.404.602.431 dan Rp 192.525.166.868. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 10. Pajak Penghasilan Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Instrumen Keuangan Perusahaan mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Perusahaan menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Perusahaan. Nilai tercatat dari aset keuangan pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 87.231.603.752 dan Rp 296.056.137.911 (Catatan 30), sedangkan nilai tercatat liabilitas keuangan dalam laporan posisi keuangan pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 196.138.237.273 dan Rp 436.467.389.707 (Catatan 30). 19

4. KAS DAN SETARA KAS Akun ini terdiri dari: 30 Juni 2014 31 Desember 2013 Kas 340.128.315 164.514.261 Bank - Pihak Ketiga Rupiah PT Bank Central Asia Tbk 189.489.234 937.931.893 PT Indonesia Eximbank 22.143.805 10.728.768 PT Bank Danamon Indonesia Tbk 5.036.031 500.624.356 PT Bank Pan Indonesia Tbk 3.017.455 3.803.455 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2.978.195 15.279.592 PT Bank CIMB Niaga Tbk 996.106 1.116.106 PT Bank UOB Indonesia - 13.023.601 Dolar Amerika Serikat PT Bank Permata Tbk (US$ 70.900 pada tanggal 30 Juni 2014 dan US$ 4.742 pada tanggal 31 Desember 2013) 848.607.007 57.798.897 PT Bank Pan Indonesia Tbk (US$ 2.495 pada tanggal 30 Juni 2014 dan US$ 22.113 pada tanggal 31 Desember 2013) 29.858.945 269.530.847 PT Bank Sinarmas Tbk (US$ 1.756 pada tanggal 30 Juni 2014 dan US$ 31.833 pada tanggal 31 Desember 2013) 21.023.309 388.010.243 Jumlah Kas dan Bank 1.463.278.402 2.362.362.019 Setara Kas Deposito Berjangka - Pihak Ketiga Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1.588.000.000 1.707.000.000 Dolar Amerika Serikat PT Bank Permata Tbk (US$ 125.000 pada tanggal 30 Juni 2014) 1.496.125.000 - Jumlah Setara Kas 3.084.125.000 1.707.000.000 Jumlah Kas dan Setara Kas 4.547.403.402 4.069.362.019 Tingkat bunga deposito berjangka per tahun Mata uang Rupiah 4,25% - 5,00% 4,50% - 5,00% Mata uang Dolar Amerika Serikat 2,75% - Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, tidak terdapat kas dan setara kas Perusahaan yang dibatasi penggunaannya atau ditempatkan pada pihak berelasi. 5. DEPOSITO BERJANGKA YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA Akun ini terdiri dari: 30 Juni 2014 31 Desember 2013 Dolar Amerika Serikat PT Bank Sinarmas Tbk (US$ 19.249.995 pada tanggal 31 Desember 2013) - 234.638.189.055 20

5. DEPOSITO BERJANGKA YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA (lanjutan) Tingkat bunga deposito berjangka per tahun dalam mata uang Dolar Amerika Serikat adalah sebesar 2,50% untuk tahun 2013. Deposito berjangka yang ditempatkan di PT Bank Sinarmas Tbk merupakan deposito yang dibatasi penggunaannya sehubungan dengan perjanjian antara Perusahaan dengan Eagle Aero Technology Pte. Ltd. (EAT) (lihat Catatan 17). Pada tanggal 27 Maret 2014, Perusahaan dan EAT sepakat untuk mengakhiri perjanjian tersebut, dimana pada tanggal 28 Maret 2014, sebagai tindak lanjut atas pengakhiran perjanjian tersebut deposito yang dibatasi penggunaannya sebesar US$ 19.249.995 telah dicairkan dan dikembalikan ke rekening yang ditetapkan oleh EAT, sehingga kewajiban Perusahaan kepada EAT dengan jumlah US$ 19.249.995 sehubungan dengan perjanjian tersebut telah selesai pada tanggal tersebut. 6. PIUTANG USAHA Rincian piutang usaha: 30 Juni 2014 31 Desember 2013 Pihak Ketiga Rupiah 72.698.183.404 49.135.147.360 Dolar Amerika Serikat (US$ 362.060 pada tanggal 30 Juni 2014 dan US$ 708.932 pada tanggal 31 Desember 2013) 4.110.894.598 8.403.761.257 Jumlah pihak ketiga 76.809.078.002 57.538.908.617 Dikurangi penyisihan penurunan nilai piutang usaha (715.755.657 ) (715.755.657) Piutang Usaha - Bersih 76.093.322.345 56.823.152.960 Analisis umur piutang usaha tersebut pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut: Mata Uang Asing Ekuivalen Jumlah 30 Juni 2014 Rupiah Jumlah (US$) Dalam Rupiah Dalam Rupiah Belum jatuh tempo 43.017.147.450 - - 43.017.147.450 Lewat jatuh tempo: 1-30 hari 20.164.443.250 294.855 3.529.119.495 23.693.562.745 31-60 hari 6.215.206.324 - - 6.215.206.324 61-90 hari 2.951.795.000 - - 2.951.795.000 >90 hari 349.591.380 67.205 581.775.103 931.366.483 Jumlah 72.698.183.404 362.060 4.110.894.598 76.809.078.002 Mata Uang Asing Ekuivalen Jumlah 31 Desember 2013 Rupiah Jumlah (US$) Dalam Rupiah Dalam Rupiah Belum jatuh tempo 28.761.629.764 641.378 7.817.755.954 36.579.385.718 Lewat jatuh tempo: 1-30 hari 18.994.622.020 - - 18.994.622.020 31-60 hari 791.227.470 - - 791.227.470 61-90 hari 422.308.500 - - 422.308.500 >90 hari 165.359.606 67.554 586.005.303 751.364.909 Jumlah 49.135.147.360 708.932 8.403.761.257 57.538.908.617 21