BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dijalankan oleh pejabat-pejabat pemerintahan. Itu merupakan satu jenis

LAPORAN TAHUNAN PELAYANAN INFORMASI PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN TAMU DINAS DI KABUPATEN MAGELANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG

DAFTAR INFORMASI DAN DOKUMENTASI PUBLIK BIRO HUMAS DAN PROTOKOL SETDA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun. pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila

informasi internal dan eksternal serta publikasi.

BADAN PERWAKILAN DESA DESA PADI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO K E P U T U S A N BADAN PERWAKILAN DESA PADI NOMOR : 01 TAHUN 2001 T E N T A N G

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KERJA BIDANG PERTANAHAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2008 Hari/Tanggal : Selasa, 29

PETUNJUK TEKNIS I. PENDAHULUAN

Hari/Tanggal : Rabu / 25 Juni 2008 Pukul : WIB Tempat : Ruang Takalar I Hotel Grand Mahkota, Jl. Sidas No. 8 Pontianak

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Dalam upaya mencapai tujuan-tujuan tersebut maka dibutuhkan

LAPORAN KEPALA BAPPEDA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH. pada

K O M I S I I N F O R M A S I

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dalam kehidupan suatu perusahaan, baik itu perusahaan swasta

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2016

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PERTIMBANGAN JABATAN DAN KEPANGKATAN KABUPATEN KAYONG UTARA

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

Reuni tersebut memberikan makna positif dari semua alumni yang telah lama terpisah dengan kesibukannya masing masing.

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/KMK.08/2002 TENTANG PANITIA URUSAN PIUTANG NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR INFORMASI PUBLIK BIRO UMUM SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan dapat dikatakan sebagai cara dari seorang pemimpin

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sistem kerjasama dilakukan dalam melaksanakan berbagai aktifitas untuk. mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang diharapkan.

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PELAJAR MAHASISWA POLEWALI MANDAR YOGYAKARTA (IPMPY) BAB I. Sasaran Organisasi. Pasal 1 BAB II. Keanggotaan.

Persiapan rapat dan membuat notulen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2008

PERATURAN SEMENTARA BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS BIOTEKNOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA NOMOR 1/PERTARA/BPMF BIOTEK UKDW/I/2018 TENTANG

Komisi Informasi Provinsi Banten

TUPOKSI BIRO UMUM SETDA PROVINSI BALI

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA SEKRETARIS DAERAH ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Keterbukaan Informasi, maka dapat ditarik kesimpulannya yaitu : kontak pribadi, press release, dan contingency plan.

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH LAPORAN KEPALA BAPPEDA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PADA

BAB 1 PENDAHULUAN. disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang professional semuanya

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR. SURAT KETETAPAN No. 003/TAP SI/DPM-H IPB/II/2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Organisasi merupakan sebuah wadah berkumpulnya orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah suatu sistem yang menghubungkan sumber-sumber daya

Mengelola Rapat (Handling Meeting) By: Evada El ummah Khoiro, S.AB., M.AB Prodi Administrasi Niaga 2

BUPATI BANYUWANGI SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR: 188/411/KEP/ /2013

PERATURAN KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG KELEMBAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG SEKRETARIAT DAERAH BAGIAN PERTANAHAN

III. MEKANISME KERJA KPU PROVINSI, KPU KABUPATEN/KOTA, PPK, PPS KPPS DAN PPDP

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

Jl. Jend. A. Yani No. 1 Bekasi, Jawa Barat, Telp. (021) , Fax : (021) Website :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N

LAPORAN KEGIATAN HARIAN KINERJA KOMISIONER KI PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR : 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUBANG

BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BLITAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI SMK NEGERI 5 DENPASAR

LAYANAN INFORMASI PUBLIK 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1990 TENTANG BADAN KOORDINASI NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Agenda Acara PENYUSUNAN RANCANGAN RKPDESA TA 2018 Melalui MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA., September 2017

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN MUSDA LLI PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2008 Hari/Tanggal : Rabu, 23 April 2008 Pukul :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SELAKU SEKRETARIS BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL,

BAB IV PENUTUP. dilakukan dapat dirumuskan suatu kesimpulan yang bertujuan untuk menjawab

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian. Hal ini dilakukan berdasarkan bahwa mereka dapat memberikan

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG

BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA Sekretariat: Gedung Fakultas Farmasi UI,

RANCANGAN TATA TERTIB KONGRES IJTI KE-5 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 01/BPM FIK UI/I/2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya inovasi teknologi seperti, Televisi, Radio, Laptop,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah dan selalu membutuhkan informasi untuk menunjang

TUPOKSI BIRO UMUM DAN PERLENGKAPAN SEKRETARIAT PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan organisasi yaitu memaksimalkan laba. Tenaga kerja memberi sumbangan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari hari,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 124 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BULELENG PROPINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI BULELENG NOMOR 042/384/HK/2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2005

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesuksesan sebuah organisasi atau instansi sebagian besar ditentukan oleh keberhasilan organisasi atau instansi tersebut dalam mengatasi setiap persoalan yang ada. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh organisasi atau instansi untuk mengatasi persoalan yang mereka hadapi. Salah satunya adalah dengan cara membawa permasalahan yang dihadapi ke dalam sebuah rapat, diskusi, musyawarah, konferensi atau apapun namanya. Tujuannya adalah untuk mencari jalan keluar atau solusi yang mencerminkan kepentingan bersama. Rapat, diskusi, negosiasi, pertemuan, konferensi, musyawarah, atau berbagai bentuk pertemuan tatap muka lainnya sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Di lingkungan pemerintahan, rapat atau pertemuan merupakan aktifitas yang tidak bisa di hindarkan. Meskipun sekarang ini teknologi telah membuat orang bisa berhubungan secara cepat dalam jarak jauh, tetapi ada hal - hal yang harus di selesaikan dengan cara duduk bersama dalam satu meja. Rapat termasuk dalam komunikasi kelompok, Menurut Anwar Arifin (1984) komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok kecil, seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi, dan sebagainya. Kegiatan suatu organisasi tidak mungkin berjalan tanpa adanya komunikasi. Organisasi adalah suatu struktur yang kompleks dari berbagai ragam kegiatan khususnya. Hanya dengan komunikasi kegiatan kegiatan itu dapat diatur dan dipersatukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa komunikasi suatu organisasi tidak akan ada atau tidak akan berfungsi, dan tidak akan ada kemajuan yang dapat dilakukan. 1

Kegiatan rapat dapat dilakukan antar pimpinan dengan pimpinan, atau antar pimpinan dengan staf. Rapat juga dimaksudkan agar dapat terjalin komunikasi dan hubungan yang baik diantara sesama pimpinan, sesama staf maupun antara pimpinan dengan staf. Oleh karena itu, dengan terjalinnya komunikasi dan hubungan yang baik, diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan produktivitas kerja, juga dapat menyelesaikan masalah masalah yang mungkin timbul. Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi diri pada kegiatan rapat/ tatap muka (Coffee Morning) di Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, karena di dalam lingkup Pemprov Kalbar sering terjadi masalah di pekerjaan sehari hari. Tindakan nyata di perlukan untuk mengatasi berbagai persoalan. Sekurang kurangnya jika rapat dipersiapkan dengan baik, lengkap dengan agenda dan tindakan tindakan yang harus dilakukan, pada tahapan rapat sudah dilalui dengan benar. Dengan demikian, hasil rapat akan dapat dimaksimalkan, selanjutnya tinggal melanjutkan ke tingkat pelaksanaan dan pengawasan, sejauh mana kesepakatan atau resolusi yang telah dicapai dalam suatu diskusi dapat dijalankan dengan mudah. Coffe Morning merupakan salah satu rapat di pemprov Kalimantan Barat, rapat ini dirancang oleh Bagian Humas dan Protokol, Biro Umum Setda Prov Kalbar yang saat ini telah berdiri sendiri menjadi Biro Humas dan Protokol Setda Prov. Kalbar. Biro Humas bekerja sama dengan Bagian Rumah Tangga, Biro Umum sebagai penyedia konsumsi rapat, sedangkan Biro Humas menjadi fasilisator untuk menentukan jadwal Coffee Morning, menghubungi atau mengundang para peserta rapat, notulensi rapat,juga mengatur jalannya Coffee Morning Tersebut. 2

Adapun tujuan dari diselenggarakannya Coffee Morning adalah : 1. Sebagai wadah untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar Pimpinan Daerah (Gubernur, Wakil Gubernur dan Sekretaris Daerah) dengan Kepala Dinas/Biro/Badan, Asisten dan Staf Ahli Gubernur 2. Sebagai wadah untuk mengeluarkan pendapat yang ada pada setiap peserta. 3. Sebagai wadah untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di masing masing unit kerja. 4. Sebagai wadah untuk meningkatkan motivasi dan produktivitas kerja. Waktu pelaksanaan Coffee Morning adalah dua minggu sekali, di minggu kedua dan minggu ke empat tiap bulannya setiap hari Senin. Tetapi tidak menutup kemungkinan Coffee Morning diselenggrakan tidak pada jadwalnya, atau mungkin setiap minggu jika memang ada hal mendesak yang perlu dibahas atau perlu disampaikan. Coffee Morning bertempat di ruang rapat Gubernur dan menggunakan formasi bangku model U. Coffee Morning dimulai dari pukul 08.00 wib hingga selesai. Waktu berakhirnya Coffee Morning tidak dapat ditentukan, tergantung dari banyak tidaknya permasalahan yang dibahas. Tetapi pada umumnya Coffee Morning berakhir paling lama pukul 12.00 wib. Pemimpin Coffee Morning adalah salah satu diantara tiga pimpinan tertinggi di Kalimantan Barat yaitu, Gubernur, Wakil Gubernur dan Sekretaris Daerah. Jika ketiga pimpinan tidak di tempat, maka yang akan memimpin Coffee Morning adalah Salah satu dari Asisten. Adapun peserta Coffee Morning adalah para pejabat dari instansi di lingkungan Pemprov Kalbar yaitu para kepala Dinas/ Badan/ Biro, Staf Ahli, juga Asisten. Tetapi ada saat saat tertentu dimana masalah yang akan dibahas merupakan isu umum yang menyangkut semua bidang di 3

Kalbar Coffee Morning juga mengikutsertakan kepala instansi vertikal dan kepala instansi pusat yang memiliki kantor perwakilan di Kalimantan Barat, khusunya Pontianak. Salah satu staf Biro Humas dan Protokol, ditugas untuk menjadi notulensi pada setiap Coffee Morning. Beberapa hari setelah Coffee Morning, hasil notulensi dikirim atau dibagikan kepada semua perserta Coffee Morning. Hal ini bertujuan agar masalah masalah yang dikemukan dapat ditindaklanjuti sesuai dengan saran solusi yang dikemukan atau yang di dapat dari peserta Coffee Morning pada saat itu. Dalam Coffee Morning setiap peserta rapat diberikan kebebasan untuk bertukar pikiran antar sesama dan mengungkapkan masalah sedang dihadapi, keterbukaan dalam Coffee Morning selalu diutamakan sehingga Coffee Morning yang dilakukan mendapat hasil yang berguna bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Menurut salah satu peserta Coffee Morning, forum ini merupakan ajang bertukar pikiran dan ajang meningkatkan motivasi yang bisa meningkatkan produktivitas kerja. Walaupun tujuan Coffee Morning semestinya bukan hanya untuk meningkatkan motivasi dan produktifitas saja, akan tetapi Coffee Morning juga sebagai wadah untuk menyelesaikan masalah yang di hadapi setiap unit kerja di lingkup Pemprov Kalimantan Barat. Dengan cara (Coffee Morning), diharapkan akan diperoleh penyelesaian masalah secara aspiratif, tidak mengorbankan pihak-pihak tertentu. Melalui Coffee Morning pula, komitmen pelaksanaan hasil Coffee Morning juga di bangun, karena dalam setiap peserta bisa berpartisipasi penuh. Dari segi sosial, Coffee Morning merupakan bentuk interaksi sosial yang ingin bergaul. Coffee Morning tidak hanya menjadi media berdemokrasi, tetapi juga menjadi media bagi semua pihak yang ingin memperoleh informasi lebih. Dengan demikian, hal yang perlu diperdebatkan bukanlah penting tidaknya Coffee Morning tetapi efektif tidaknya Coffee Morning tersebut. 4

Salah satu masalah yang pernah diselesaikan dalam Coffee Morning adalah masalah sengketa sebidang tanah di Jl. Ahmad Yani 2 Pontianak, antara Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat dengan pemilik tanah tersebut. Dimana di sekitar area tanah tersebut sedang dibangun jalan bundaran oleh Dinas PU Prov. Kalbar, pemilik tanah merasa Dinas PU menggunakan tanahnya dalam pengerjaan jalan tersebut tanpa ijin darinya. Hal ini pun dilaporkan pemilik tanah hingga ke pengadilan dan menggugat Gubernur Kalimantan Barat sebagai tergugat. Pemilik tanah pun meminta kompensasi dana atas tanahnya yang sebenarnya tidak dipakai secara berlebihan dan tidak wajar. Kepala Dinas PU merasa kesulitan untuk menyelesaikan masalah ini, karena pihak Dinas PU merasa tidak melanggar peraturan dan tidak menggunakan tanah milik warga selain tanah milik Pemprov Kalbar yang digunakan sebagai pembangunan jalan bundaran di Jl. Ahmad Yani 2. Masalah ini pun dibawa dan dibicarakan dalam Coffee Morning dan meminta saran kepada pemimpn rapat dan para peserta Coffee Morning, kepala Biro Hukum Setda Prov Kalbar memberikan saran solusi dan bersedia ikut membantu Dinas PU untuk menyelesaikan masalah sengketa tanah ini dari segi hukumnya. Atas kerjasama dan koordinasi antar satuan unit kerja tersebut masalah sengketa tanah pun saat ini telah selesai dan Dinas PU dapat kembali melanjutkan pengerjaan jalan bundaran yang sempat terhenti akibat masalah tersebut. Coffee Morning memang bukan satu-satunya cara yang dipakai untuk menyelesaikan masalah di Pemprov Kalbar, namun Coffee Morning merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah, karena tidak semua masalah harus diselesaikan melalui pembicaraan. Sebagian permasalahan yang sudah jelas sebab dan penyelesaiannya, tentu hanya memerlukan tindakan nyata untuk menuntaskan dan menyelesaikan masalah tersebut. 5

1.2 Fokus Penelitian Coffee Morning merupakan rapat dua mingguan di Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dilakuan setiap hari senin minggu kedua dan keempat yang dipimpin oleh salah satu pimpinan tertinggi di Pemprov Kalbar yaitu antara Gubernur, Wakil Gubernur atau Sekretaris Daerah. Peserta Coffee Morning adalah para Kepala Dinas, Badan, Biro dan instansi vertikal terkait di lingkup Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat yang terdiri dari 55 sampai 62 orang. Kegiatan Coffee Morning tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi para kepala satuan unit kerja untuk menyampaikan inspirasinya dalam memecahkan masalah bersama sama. Dalam Coffee Morning, membahas banyak hal yang dihadapi dalam pekerjaan sehari hari maupun masalah dalam menghadapi acara dadakan atau acara yang bersifat rutin di Pemprov Kalbar. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan fokus penelitian, yaitu: Bagaimana Peran Rapat (Coffee Morning) dalam Mengatasi Permasalahan di Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat? 6

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1) Ingin mengetahui peran Coffee Morning yang dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. 2) Ingin mengetahui proses kegiatan Coffee Morning di Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dalam menyelesaikan masalah. 1.4 Kegunaan Penelitian Berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan tersebut, maka pada hakekatnya kegunaan yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan sumbangan untuk perkembangan konsep dan teori komunikasi kelompok dalam menyelesaikan masalah. b. Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pemerintah dan seluruh staf di Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dalam memaksimalkan pelaksanaan Coffee Morning dalam penyelesaian masalah. 1.5 Sistematika Laporan Penelitian Hasil penelitian ini dilaporkan dengan sistematika laporan penelitian sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Berisi uraian latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika laporan penelitian. 7

BAB II Tinjauan Pustaka Berisi uraian mengenai konsep dan teori yang relevan dengan fokus penelitian, defines konsep dan kerangka pemikiran BAB III Metode Penelitian Berisi uraian desain penelitian, bahan penelitian dan unit analisis, informasi dan informan kunci, instrument, Keabsahan data dan analisis data. BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V Penutup Berisi uraian kesimpulan dan saran. 8