LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI GEOLOGI DAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PASUANG-LUNAI DAN SEKITARNYA KABUPATEN TABALONG, KALIMANTAN SELATAN Disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung Penulis, Fairuz Fakhrurozi NIM: 12004060 Mengetahui, Dosen Pembimbing, Dr. Ir. Bambang Priadi NIP: 131667758 ii
ABSTRAK Lokasi daerah penelitian terletak pada daerah Pasuang-Lunai, Kecamatan Muarauya,. Kordinat geografis daerah penelitian adalah : 115 21 52,5-115 27 30 BT dan 1 31 52,5-1 35 56,25 LS dengan luas daerah penelitian 58.5 km 2. Secara geomorfologi daerah penelitian dapat dibagi menjadi 3 satuan geomorfologi yaitu : Satuan Perbukitan Intrusi, Satuan Perbukitan Lipatan, dan Satuan Perbukitan Karst. Sejarah sedimentasi di daerah penelitian dimulai dengan pengendapan Satuan Batupasir pada Eosen Tengah Akhir dan secara selaras diendapkan Satuan Batulempung di atasnya dan selanjutnya Satuan Batugamping diendapkan hingga Miosen Awal secara selaras. Satuan Andesit yang diinterpretasikan sebagai kubah lava pada Plio-Plistosen menerobos seluruh satuan yang diendapkan sebelumnya, kemudian diendapkan Satuan Aluvial hingga Resen secara tidak selaras terhadap seluruh satuan di bawahnya. Struktur geologi pada daerah penelitian secara umum mengikuti arah NE-SW, yang teramati dari arah jurus lapisan yang ada dan merupakan bagian dari aktifitas tektonik geologi regional Cekungan Barito yang puncaknya terjadi pada Kala Plio Pleistosen. Di daerah penelitian diinterpretasikan berkembang struktur perlipatan yang diikuti dengan sesar-sesar naik, sesar geser menganan dan mengiri. Satuan pembawa batubara di daerah penelitian adalah Satuan Batulempung. Endapan batubara di daerah penelitian terdapat sebagai sisipan dan dibagi menjadi dua seam yaitu Seam A dan Seam B dengan ketebalan 32 cm hingga 165 cm. Hasil analisis proksimat pada Seam A dan Seam B memberikan nilai kalori batubara di kisaran 5744-7451 Cal/gr (adb) termasuk dalam rank batubara High Volatile C Bituminous Coal. Dari perhitungan sumberdaya dengan metode circular USGS untuk Seam A dan Seam B diperoleh jumlah sumberdaya batubara terukur (measured resources) sebesar 2.107.675,777 Ton dan sumberdaya batubara tertunjuk (indicated resources) sebesar 8.092.367,795 Ton. iii
KATA PENGANTAR Puji dan syukur terhaturkan kepada Allah SWT karena hanya atas rahmat-nya lah maka tugas akhir ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya sebagai syarat untuk menyelesaikan studi sarjana strata satu di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung. Tugas akhir ini berjudul Geologi dan Endapan Batubara Daerah Pasuang- Lunai dan Sekitarnya,. Sesuai dengan judul tersebut, penulis berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan keilmuan geologi, khususnya di bidang endapan batubara serta dapat membuka cakrawala berpikir baru seputar penelitian yang telah dilakukan. Selama pengerjaan tugas akhir ini penulis telah dibantu oleh banyak pihak, baik itu dukungan nyata berupa data, bimbingan, fasilitas ataupun dukungan berupa moril dan rohani. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Dr. Ir. Bambang Priadi, selaku pembimbing tugas akhir, atas bimbingan, kritikan, motivasi dan kesabaran selama proses penulisan tugas akhir ini. 2. PT. Geoservices Indonesia, yang sangat membantu dari proses persiapan ke lapangan hingga saat penelitian di lapangan khususnya kepada Pak Sukarya, Bang Rudi, Kang Riki, Mas Asmoro, dan Mas Ghufron. 3. PT. Aya Yayang Indonesia, yang banyak membantu dalam hal kelancaran memperoleh data di daerah peneltian. 4. Papa, Mama, Uni Dila, Uda Uul, Uni Iim, Uda Reza, Aa Fauzan serta keponakan-keponakanku semua doa, dukungan, semangat, serta motivasi yang tak habis-habisnya. 5. Bapak Dr. Ir. Dardji Noeradi, yang telah memberikan banyak pencerahan akan nilai-nilai kehidupan. 6. Seluruh staf dan dosen pengajar Program Studi Teknik Geologi, atas semua ilmu dan pengalaman yang telah diberikan kepada penulis. 7. Yudha I. Siregar dan Sapta Lestya Djanuismawan, sebagai teman lapangan dan rekan diskusi yang terus memberikan dukungan dan semangat. iv
8. Yoga, Cardo, Jembling, Daud, Yucir, Rubon, Arrie, Agung, Endo, Adit, Dana, Iyot, Dadan, Tomi, Ega, Sigit, Dodi, Etikha, Tata, Ambar, Dian, Dini, Dea, dan semua rekan-rekan GEA atas seluruh bantuan dan semangatnya. Penulis juga menyadari bahwa tugas akhir ini masih kurang dari sempurna, hal ini dikarenakan masih terbatasnya pengetahuan dan wawasan penulis. Dan sebagaimana layaknya manusia yang tidak mungkin luput dari kesalahan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik terhadap isi tulisan ini nantinya. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Bandung, Agustus 2010 Penulis v
DAFTAR ISI Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii Abstrak... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Gambar... ix Daftar Foto... x Daftar Tabel... xi Daftar Lampiran... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Maksud dan Tujuan... 1 1.3 Lokasi dan Kondisi Umum Daerah Penelitian... 2 1.4 Rumusan Masalah... 3 1.4.1 Geomorfologi... 3 1.4.2 Stratigrafi... 3 1.4.3 Struktur Geologi... 3 1.4.4 Endapan Batubara... 3 1.5 Metode Penelitian... 4 1.6 Tahapan Penelitian... 4 1.6.1 Tahap Pendahuluan... 4 1.6.2 Tahap Penelitian Lapangan... 4 1.6.3 Tahap Pengolahan dan Analisis Data... 5 1.6.4 Tahap Penyusunan Naskah Skripsi... 5 BAB II TATANAN GEOLOGI REGIONAL... 6 2.1 Kerangka Tektonik dan Struktur Regional... 6 2.1.1 Kerangka Tektonik... 6 2.1.2 Peristiwa Tektonik... 7 2.1.3 Struktur Regional... 7 vi
2.2 Stratigrafi Regional... 7 BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN... 10 3.1. Geomorfologi Daerah Penelitian... 10 3.1.1 Morfologi Umum Daerah Penelitian... 10 3.1.2 Pola Aliran dan Tipe Genetika Sungai... 11 3.1.3 Pola Kelurusan Bukit dan Sungai... 12 3.1.4 Satuan Geomorfologi Daerah Penelitian... 12 3.1.4.1 Satuan Perbukitan Intrusi... 13 3.1.4.2 Satuan Perbukitan Lipatan... 14 3.1.4.3 Satuan Perbukitan Karst... 15 3.2 Stratigrafi Daerah Penelitian... 16 3.2.1 Satuan Batupasir... 16 3.2.1.1 Penyebaran dan Ketebalan... 16 3.2.1.2. Ciri Litologi... 16 3.2.1.3. Umur, Lingkungan dan Mekanisme Pengendapan... 18 3.2.1.4. Hubungan dan Kesebandingan Stratigrafi... 19 3.2.2 Satuan Batulempung... 19 3.2.2.1 Penyebaran dan Ketebalan... 20 3.2.2.2 Ciri Litologi... 20 3.2.2.3 Umur, Lingkungan dan Mekanisme Pengendapan... 21 3.2.2.4 Hubungan dan Kesebandingan Stratigrafi... 23 3.2.3 Satuan Batugamping... 23 3.2.3.1 Penyebaran dan Ketebalan... 23 3.2.3.2 Ciri Litologi... 24 3.2.3.3 Umur dan Lingkungan Pengendapan... 25 3.2.3.4 Hubungan dan Kesebandingan Stratigrafi... 25 3.2.4 Satuan Andesit... 25 3.2.4.1 Penyebaran... 25 3.2.4.2 Ciri Litologi... 26 3.2.5 Satuan Aluvial... 27 3.3 Struktur Geologi... 29 3.4 Sejarah Geologi Daerah Penelitian... 29 vii
BAB IV ENDAPAN BATUBARA... 32 4.1. Pembahasan Umum... 32 4.1.1Pembentukan Batubara Dan Lingkungan Pengendapannya... 33 4.1.1.1Proses Pembentukan Batubara... 33 4.1.1.1.1 Proses Pembentukan Gambut (Peatification)... 33 4.1.1.1.2 Proses Pembentukan Batubara (Coalification)... 34 4.1.1.2 Lingkungan Pengendapan Batubara... 36 4.1.2 Kualitas dan Klasifikasi Endapan Batubara... 37 4.1.2.1 Analisis Kualitas Batubara... 37 4.1.2.2 Klasifikasi Batubara... 38 4.2 Endapan Batubara Daerah Penelitian... 39 4.2.1 Keberadaan dan Penyebaran Batubara... 39 4.2.1.1 Seam Batubara A... 40 4.2.1.2 Seam Batubara B... 41 4.2.2 Analisis Kualitas Batubara... 43 4.3 Sumberdaya Batubara Daerah Penelitian... 45 4.4 Prospek dan Pengembangan Batubara... 47 BAB V KESIMPULAN... 49 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Peta lokasi penelitian di daerah Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan... 2 Gambar 2.1. Fisiografi Pulau Kalimantan, tanpa skala (Bachtiar, 2005)... 6 Gambar 2.2. Tektonostratigrafi dari Cekungan Barito (dialihbahasakan dari Satyana dan Silitonga, 1994)... 9 Gambar 3.1. Peta Topografi daerah penelitian... 10 Gambar 3.2. Bukit Sinklin yang menunjukkan reverse topografi... 11 Gambar 3.3. Tipe Genetik dan Pola Aliran Sungai di Daerah Penelitian (Inset: Pola Trellis)... 11 Gambar 3.4. Diagram bunga kelurusan di daerah penelitian... 12 Gambar 3.5. Perbandingan profil secara umum dari Satuan Batupasir dengan profil ideal lingkungan pengendapan distributary channel (Walker dan James, 1992)... 19 Gambar 3.6. Perbandingan profil secara umum dari Satuan Batulempung dengan profil ideal lingkungan pengendapan distributary channel (Walker dan James, 1992)... 22 Gambar 3.7. Kolom stratigrafi umum daerah penelitian... 28 Gambar 3.8. Tektonostratigrafi dari daerah penelitian, diadaptasi dari Tektonostratigrafi Cekungan Barito (Satyana dan Silitonga, 1994)... 31 Gambar 4.1. Proses terbentuknya batubara (Anggayana, 2002)... 32 Gambar 4.2. Hubungan seam batubara dengan stratigrafi daerah penelitian... 42 Gambar 4.3. Pembagian daerah sumberdaya dengan metode circular USGS (Wood et al, 1983)... 47 Gambar 4.4. Pengaruh kemiringan lapisan batubara pada perhitungan sumberdaya (Wood et al, 1983)... 48 ix
DAFTAR FOTO Foto 3.1. Satuan Perbukitan Intrusi, foto diambil dari hulu Sungai Pasuang di lokasi PSG-06... 13 Foto 3.2. Satuan Perbukitan Lipatan, foto diambil dari jalan logging di sekitar Sungai Lunai (lokasi LNI-03)... 14 Foto 3.3. Satuan Perbukitan Karst, foto diambil dari hilir Sungai Pasuang (lokasi PSG-31)... 15 Foto 3.4. Singkapan PSG-29. Batupasir sedang, abu-abu gelap, tebal 600 cm, kompak, non karbonatan, kemas tertutup, porositas sedang... 17 Foto 3.5. Singkapan PSG-26. Batupasir sedang, coklat terang, tebal 50 cm, non karbonatan, kemas terbuka, porositas baik, struktur sedimen laminasi bergelombang... 17 Foto 3.6. Batupasir sedang di lokasi PSG-25 dengan struktur sedimen graded bedding (kiri) dan ripple mark (kanan)... 18 Foto 3.7. Lokasi pengamatan JPL-25. Singkapan dari perlapisan batulempung (abuabu gelap, 20-60 cm, menyerpih, non karbonatan) dan batupasir sedang (kuning kecoklatan, 5 cm, karbonatan). Singkapan ini merupakan bagian bawah dari Satuan Batulempung... 20 Foto 3.8. Singkapan lokasi JPL-24, batupasir sedang dengan struktur laminasi sejajar dan laminasi bergelombang... 21 Foto 3.9. Singkapan dari Satuan Batugamping berupa bukit terisolir (kiri) dan bongkah insitu (kanan)... 24 Foto 3.10. Singkapan dari Satuan Andesit berupa bongkah-bongkah insitu26 Foto 3.11. Singkapan dari Satuan Andesit berupa bongkah insitu dan beberapa bagian telah mengalami pelapukan... 26 Foto 3.12. Bongkah-bongkah dari Satuan Aluvial di Sungai Pasuang... 27 Foto 4.1. Singkapan LNI-10. Seam A, berwarna hitam, gores coklat kehitaman, kilap vitreous, kekerasan brittle, belahan irregular, ketebalan 34 cm... 41 Foto 4.2. Singkapan JPL-03. Seam B, berwarna hitam, gores coklat kehitaman, kilap bright, kekerasan brittle, belahan concoidal, ketebalan 165 cm... 42 x
DAFTAR TABEL Tabel 4.1. Klasifikasi Rank Batubara (ASTM, 1981 op.cit. Wood et al, 1983)... 39 Tabel 4.2. Data singkapan batubara daerah penelitian... 40 Tabel 4.3. Hasil analisis proksimat untuk penentuan rank batubara daerah penelitian... 44 xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A Lampiran B Lampiran C Lampiran D Lampiran E Lampiran F : Analisis Petrografi : Analisis Mikropaleontologi : Analisis Granulometri : Peta D-1 Peta Lintasan Geologi D-2 Peta Geomorfologi D-3 Peta Geologi D-4 Peta Sebaran Batubara D-5 Peta Sumberdaya Batubara Seam A D-6 Peta Sumberdaya Batubara Seam B : Profil Singkapan Batubara dan Seam Batubara : Tabulasi Perhitungan Sumberdaya Batubara xii