2015 STUDI PENILAIAN PEMUSTAKA TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL TENAGA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

dokumen-dokumen yang mirip
2016 PENGARUH HASIL PEMBINAAN PUSTAKAWAN SEKOLAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN SMAN 3 CIMAHI

Laksmi Dewi. Vol. 2, No. 1, Mei 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Lisna Nurhalisma, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

Oleh Kepala Bidang Perpustakaan BPAD Provinsi DKI Jakarta

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada lembaga pendidikan khususnya pada tingkat pendidikan menengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN JURNAL DENGAN KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERUSTAKAAN UPT BIT LIPI BANDUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG

2015 STUD I TENTANG KOMPETENSI PENGELOLAAN INFORMASI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Isnanda, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iis Naeni Sabila, 2013

2016 HUBUNGAN PEMAHAMAN KEPUSTAKAWANAN DENGAN KREATIVITAS PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Fera Meliza Lestari, 2015

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS OTOMASI PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan sifat dan golongan, Perpustakaan secara umum terbagi menjadi dua

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi informasi adalah munculnya perkembangan informasi yang

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

STANDAR PERPUSTAKAAN. Tanggal: 31 Juli Lampiran Surat Keputusan Ketua STMIK KHARISMA Makassar Nomor: Tanggal:

Perpustakaan sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masitoh Hamdayani, 2013

Bab I Pendahuluan. Fungsi tersebut adalah sebagai sarana simpan karya manusia, fungsi informasi,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. kota/kabupaten maupun institusi tertentu yang memiliki kewenangan dalam

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN

Penyusunan Instrumen Akreditasi Perpustakaan Perguruan Tinggi melalui Penilaian Mandiri

Perpustakaan umum kabupaten/kota

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

PERANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Syamsul Alam WidyaiswaraLPMP Sulawesi Selatan

UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN PERMASALAHAN PERPUSTAKAAN DI SEKOLAH. Oleh Tyas Aningrum

PENGARUH HASIL PEMBINAAN PUSTAKAWAN SEKOLAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN SMAN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berakar pada kebudayaan Indonesia berdasarkan Pancasila

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan lembaga yang menghimpun, mengelola,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ita Hardianti, 2013

2016 KETERSEDIAAN KOLEKSI DIGITAL DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini semakin meningkat.hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) adalah salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dibaca dan disimpan menurut tata susunan tertentu untuk

Perpustakaan sekolah SNI 7329:2009

2015 KONTRIBUSI KEBIJAKAN PENGADAAN KOLEKSI SIRKULASI TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI PEMINJAMAN BAHAN PUSTAKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB I PENDAHULUAN. Kejaksaan negeri (biasa disingkat KEJARI) adalah lembaga kejaksaan

BAB I PENDAHULUAN. atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk

PROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB I PENDAHULUAN Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom

Persiapan Perpustakaan Sekolah dalam Menghadapi Akreditasi Perpustakaan 1. Oleh. Heri Abi Burachman Hakim, SIP 2

Mengukur Kualitas Perpustakaan Sekolah Menggunakan :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

UU PERPUSTAKAAN ANTARA PELUANG DAN TANTANGAN BAGI SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 90 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN BANTUL

2016 IMPLENTASI PROGRAM EDU-TOURISM DI PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. meraih kesuksesan. Namun seseorang yang ingin sukses tentunya harus tekun dan

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI PURWAKARTA,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017

PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN

Optimalisasi Layanan Koleksi Audio Visual di Perpustakaan ISI Surakarta oleh Sartini. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. tentang perpustakaan sekolah mulai muncul. Salah satunya adalah surat

PERAN FASILITAS PERPUSTAKAAN TERHADAP KINERJA PUSTAKAWAN DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataupun gudang penyimpanan buku yang hanya berfungsi untuk menampung. buku-buku tanpa dimanfaatkan semaksimal mungkin.

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Monika, 2013

Perpustakaan umum kabupaten/kota

Transkripsi:

A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perkembangan zaman yang begitu cepat menyebabkan beberapa teknologi dan informasi yang tersedia mengalami beberapa perubahan pada berbagai aspek dan bidang. Salah satu perubahan yang sangat terlihat adalah pada upaya penyampaian informasi. Dengan perkembangan teknologi dan informasi, membuat perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi berkembang sangat pesat, sehingga membuat beberapa tempat dari berbagai pusat informasi harus mampu dan dituntut agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan tersebut. Di era perkembangan zaman saat ini yang sangat pesat, perpustakaan sebagai pusat atau unit informasi yang dapat berfungsi sebagai pusat penyebarluasan informasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang kegiatan pengguna perpustakaan. Termasuk di dalam dunia pendidikan, khususnya pada institusi sekolah keberadaan perpustakaan sangatlah penting. Karena keberadaan perpustakaan sangat dibutuhkan untuk menambah informasi bagi siswa yang menggunakannya. Oleh karena itu, sebuah perpustakaan harus menyediakan informasi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat 1 tentang perpustakaan menyatakan bahwa: Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Dalam Standar Nasional Perpustakaan (2011) mengenai perpustakaan sekolah bahwa Perpustakaan yang berada pada satuan pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan, dan merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.

2 Menurut Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 Pasal 23 ayat 1 dan 2: 1. Setiap sekolah/madrasah menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan. 2. Perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki koleksi buku teks pelajaran yang ditetapkan sebagai buku teks wajib pada satuan pendidikan yang bersangkutan dalam jumlah yang mencukupi untuk melayani semua peserta didik dan pendidik. Lembaga perpustakaan mempunyai jenis yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan tersebut salah satunya adalah perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu lembaga yang berada di dalam suatu sekolah yang bermanfaat sebagai penyedia informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat sekolah. Berdasarkan kutipan diatas, untuk dapat menyelenggarakan perpustakaan sekolah sebaiknya perpustakaan harus memperhatikan terlebih dahulu standar nasional pendidikan yang sudah ditetapkan, hal ini berkaitan dengan koleksi yang harus disediakan di perpustakaan sekolah tersebut. Karena perpustakaan sekolah merupakan suatu lembaga yang berada di bawah naungan sekolah maka kebutuhan informasi pengguna perpustakaan sekolah yang berbeda-beda, namun pada intinya perpustakaan sekolah harus mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan sekolah tersebut. Hasil penelitian yang menjelaskan kondisi tentang pengelolaan perpustakaan yang dilakukan oleh Pratyaksa (2012) bahwa: Perpustakaan sekolah dapat dikatakan sebagai jantungnya sekolah namun dalam praktiknya perhatian kepada perpustakaan tidak maksimal kenyatannya. Dalam proses pengelolaan perpustakaan sekolah pada SMA Negeri 4 Denpasar secara umum, baik sebagai sekolah yang menyandang gelar RSBI, tetapi sistem pengelolaannya masih kurang optimal dan hanya sekedar bergerak atau jalan). Koleksi buku belum mampu memenuhi kebutuhan pembacanya begitu juga unit-unit layanan yang ditugaskan melayani pengunjung dan pelanggan tidak berfungsi secara optimal, dan belum beroperasinya kemudahan peminjaman seperti sistem online. Dengan pernyataan dan hasil penelitian yang diatas, kepala sekolah sebagai jabatan yang paling tertinggi harus memberikan perhatian yang khusus untuk perpustakaan sekolah. Perhatian ini dimaksudkan untuk mewujudkan dalam bentuk memberikan segala daya dan upaya, baik itu berupa tenaga, pikiran, maupun finansial. Hal ini dilakukan demi mengoptimalkan peranan perpustakaan sekolah. Pada dasarnya, perkembangan perpustakaan sekolah secara fisik sudah

3 cukup baik pada saat ini, baik itu di dalamnya sudah dilengkapi dengan berbagai koleksi, sarana dan prasarana yang mendukung perpustakaan sekolah tersebut. Hasil penelitian yang menjelaskan mengenai kondisi perpustakaan sekolah oleh Kahar (2009) sebagai berikut: Pengembangan perpustakaan sekolah di Indonesia cukup memprihatinkan. Data mengungkapkan baru 32% SD yang memiliki perpustakaan sekolah, sedangkan SLTP sebanyak 63% dengan penyebaran yang tidak merata untuk tiap-tiap daerah. Koleksi buku, sarana dan prasarana, serta tenaga pengelola masih jauh dari harapan. Seperti data hasil penelitian diatas, mengenai kondisi perpustakaan sekolah yang mayoritas masih sangat kurang dari standar nasional perpustakaan yang sudah ditetapkan. Ditambah lagi dengan tidak tersedianya sumber daya yang berkompetensi dan profesional secara khusus yang mampu mengelola perpustakaan sekolah tersebut. Maka, dengan kondisi seperti ini, dengan demikian kehadiran perpustakaan di sebuah lembaga sekolah tersebut takkan membawa pengaruh apa-apa untuk kemajuan proses pembelajaran di sekolah tersebut. Seperti yang dijelaskan di Standar Nasional Perpustakaan (2011) tentang tenaga perpustakaan sekolah adalah Tenaga kependidikan yang diberi tugas teknis serta tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh untuk melakukan kegiatan kepustakawanan di sekolah. Untuk menghindari hal yang negatif diatas, upaya yang perlu diperhatikan pihak sekolah, salah satunya adalah para tenaga pendidik harus dibekali dengan kemampuan mengelola perpustakaan sekolah secara professional. Hal ini berkaitan dengan kompetensi yang harus dimiliki seorang tenaga perpustakaan sekolah untuk dapat mengelola perpustakaan sekolah dengan baik. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki tenaga perpustakaan sekolah adalah kompetensi manajerial. Utomo (dalam Hermawan & Zen, 2006, hlm. 174) menyatakan bahwa kompetensi adalah kemampuan, pengetahuan dan keterampilan, sikap, nilai, perilaku dan karakteristik seseorang yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu dengan tingkat kesuksesan secara optimal. Kompetensi selalu berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam suatu profesi (pekerjaan) yang memiliki beberapa sifat interpersonal. salah satu kompetensi

4 yang harus dimiliki oleh seorang tenagan pengelola perpustakaan adalah kompetensi manajerial, menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 25 Tahun 2008, yaitu: melaksanakan kebijakan, melakukan perawatan koleksi, dan melakukan pengelolaan anggaran dan keuangan. Seperti data yang terdapat dari pusat pengembangan pustakawan pada tahun 2003 yang dilakukan sebanyak 2.240 orang yang tersebar di berbagai perpustakaan di Indonesia, yaitu sebagai berikut: Data pustakawan yang ada saat ini menunjukkan bahwa keberadaan pejabat fungsional Pustakawan masih terkonsentrasi pada perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan khusus. Pejabat fungsional yang berada di perpustakaan umum baru 36 orang (1,6%) dan perpustakaan sekolah 201 orang (8,9%). Data diatas membuktikan bahwa perkembangan perpustakaannya yang belum berkembang seperti jenis perpustakaan lain. Untuk itu pengembangan pustakawan akan dititik beratkan pada pustakawan di perpustakaan sekolah. Dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan pustakawan tentunya harus koordinasi dengan instansi maupun unit kerja lainnya yang terkait. Diadakannya perpustakaan sekolah adalah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan informasi bagi lingkungan masyarakat sekolah tersebut. Perpustakaan sekolah ini sangat berperan sebagai media dan saran dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di tingkat sekolah. Oleh karena itu, perpustakaan merupakan bagian integral dari beberapa program penyelenggaraan pendidikan tingkat sekolah. Penyelenggaraan perpustakaan sekolah dapat mengacu pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 pada Pasal 35 mengenai Sistem Pendidikan Nasional, Bahwa setiap satuan pendidikan jalur pendidikan sekolah, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat, harus menyediakan sumber-sumber belajar. Dari penjelasan diatas, salah satu sumber belajar yang sangat penting adalah perpustakaan, yang harus digunakan oleh para tenaga kependidikan dan peserta didik memperoleh kesempatan untuk dapat memperluas dan memperkaya pengetahuan melalui membaca buku dan koleksi lain yang diperlukan.

5 Untuk menyelenggarakan perpustakaan di sekolah dilakukan dengan tidak semena-mena. Hal ini dikarenakan Penyelenggaraan perpustakaan sekolah diatur dalam Undang-Undang No.43 Tahun 2007 pada Bab VII Pasal 23 Ayat 1-5, yang menjelaskan penyelenggaraan perpustakaan sekolah mencakup tiga hal utama yaitu koleksi, layanan, dan anggaran. Jenis koleksi yang tersedia di perpustakaan sekolah adalah sejumlah bahan atau sumber-sumber informasi, baik itu berupa koleksi tercetak ataupun koleksi non cetak. Koleksi yang perpustakaan yang tercetak berupa buku, majalah, terbitan berseri, guntingan surat kabar, pamflet, dan lain sebagainya. Sedangkan koleksi non cetak meliputi mikrofilm, koleksi-koleksi digital, film, dan lain-lain. Adapun layanan perpustakaan terdiri dari dua kegiatan layanan, yaitu layanan teknis dan layanan untuk pemustaka. Penjelasan mengenai layanan teknis adalah layanan yang berhubungan langsung dengan kegiatan dalam penyajian koleksi di perpustakaan, seperti proses pengadaan dari pemesanan buku, pembelian, penomoran, dan sampai pada penyusunan buku di rak yang ini berarti siap untuk disajikan bagi pemustaka. Sedangkan layanan pemustaka merupakan hal yang penting dalam kepuasan pemustakanya, layanan ini diberikan untuk memudahkan pemustaka untuk dapat mencari dan menerima informasi yang dibutuhkan. Koleksi merupakan salah satu aspek layanan yang baik, oleh karena itu hal yang perlu diperhatikan oleh perpustakaan adalah koleksi perpustakaan yang harus dimiliki. Seperti yang dijelaskan di Undang-Undang No.43 Tahun 2007 Pasal 23 ayat 6 bahwa: Sekolah/madrasah mengalokasikan dana paling sedikit 5% dari anggaran belanja operasional sekolah/madrasah atau belanja barang di luar belanja pegawai dan belanja modal untuk pengembangan perpustakaan. Hasil Departemen Perdagangan (2014) menyatakan bahwa pada tahun 2015 di Indonesia akan memasuki era masyarakat ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community (AEC). Salah satu elemen utama dari AEC Blueprint yaitu adanya arus bebas tenaga terampil. Berdasarkan pemaparan tersebut maka dituntut untuk seorang pekerja memiliki kompetensi kerja, kompetensi kerja merupakan tuntutan profesionalisme yang harus dapat dipenuhi. AEC 2015 ini akan menjadi peluang dan sekaligus juga sebagai tantangan bagi pustakawan.

6 Oleh karenanya peningkatan kompetensi diperlukan untuk menunjang hasil kerja yang baik. pustakawan sekolah sangatlah Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mahami (2013) terdapat pengaruh antara kompetensi pustakawan dalam manajemen perpustakaan sekolah. Kesimpulan dari penelitan tersebut adalah: Pengaruh yang terjadi dengan adanya kompetensi pustakawan dalam manajemen perpustakaan sekolah adalah 1). Peningkatan pengunjung perpustakaan SMP Negeri 2 Colomadu, 2). Peningkatan Bahan Pustaka, 3). Peningkatan peminjaman bahan pustaka 4). Mendapat kunjungan perpustakaan dari sekolah lain, 5). Minat baca siswa semakin menigkat,6). Mendapat penghargaan kejuaraan dalam bidang perpustakaan 7). Sarana Prasarana bertambah untuk meningkatkan pengguna datang ke perpustakaan. Dari hasil penelitian diatas maka kompetensi yang dimiliki seorang pustakawan dan tenaga perpustakaan sangat penting dalam menyelenggarakan perpustakaan sekolah. Kenyataan yang ada pada saat ini mengenai kondisi perpustakaan sekolah yang masih sangat kurang dikarenakan dengan kondisi tenaga pengelola perpustakaan sekolah yang merupakan seseorang yang tidak berlatar belakang mengenai ilmu perpustakaan. Penelitian yang membuktikan adanya permasalah mengenai kualifikasi kompetensi adalah penelitian yang dilakukan oleh Mandagie (2013) mengatakan bahwa: Perbedaan yang signifikan antara jumlah dan kualifikasi ideal pustakawan dengan jumlah dan kualifikasi pustakawan yang ada saat ini: Jumlah dan kualifikasi ideal pustakawan adalah S2 sebanyak 52 orang, S1 sebanyak 160 orang, Non-Sarjana sebanyak 794 orang, sehingga seluruhnya berjumlah 1.006 orang pustakawan. Jumlah dan kualifikasi pustakawan yang tersedia saat ini adalah S2 sebanyak 5 orang, S1 sebanyak 13 orang, Non-sarjana sebanyak 55 orang, sehingga seluruhnya berjumlah 74 orang pustakawan. Kelompok perpustakaan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di Provinsi Sumatra Utara yang berjumlah 39 SLTA masih membutuhkan 216 orang pustakawan dengan perincian S2: 11 orang, S1: 35 orang, dan Non- Sarjana: 170 orang pustakawan. Dengan adanya hasil penelitian diatas tersebut membuktikan bahwa kurangnya kompetensi yang professional sesuai dengan ahlinya di bidang perpustakaan untuk dapat mengelola perpustakaan dengan baik. Melihat

7 kenyataan yang ada di lapangan saat ini belum semua sekolah dapat melaksanakan perpustakaan sekolah dengan standarisasi yang baik. Penelitian yang membuktikan mengenai kompetensi tenaga perpustakaan sekolah di bandung dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Arya, dkk (2015), yaitu: Tenaga perpustakaan dari SMAN 3, SMPN 12, SMPN 2, SD Bilingual School, SD Salman Al Farisi dan SD Bandung Internasional School (BIS). Hasil yang didapat menunjukan bahwa tenaga perpustakaan di sekolah sampel pada umumnya sudah memenuhi kualifikasi sebagai pengelola perpustakaan dan memiliki pemahaman serta kemampuan untuk melakukan tugas dan kewajibannya sesuai aturan penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Hasil penelitian diatas menunjukan bahwa tenaga perpustakaan sekolah di Bandung sudah dapat memenuhi kualifikasi dengan standar yang telah ditetapkan. Namun, kenyataannya pada saat melakukan studi pendahuluan di beberapa sekolah di perpustakaan SMA negeri dan swasta di Bandung bahwa tenaga perpustakaan belum mampu memenuhi kualifikasi standar tenaga perpustakaan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2008. Dengan kata lain, pengimplementasian Undang-Undang No.43 Tahun 2007 Pasal 23 dan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2008 mengenai standar kerja tenaga pengelola perpustakaan sekolah/madrasah belum terlaksana dengan maksimal. Maka penelitian ini dipermasalahkan dengan melihat salah satu komponen dari kompetensi yang harus dimiliki tenaga perpustakaan sekolah, salah satu komponen yang dimaksud adalah kompetensi manajerial. Dengan melihat kompetensi manajerial yang dimiliki tenaga perpustakaan sekolah tersebut maka kurang maksimalnya penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Penelitian ini akan dilakukan di Perpustakaan SMA Negeri 3 Bandung dan SMA Negeri 6 Bandung, karena kompetensi manajerial yang dimiliki oleh setiap tenaga perpustakaan sekolah yang berbeda-beda mengharuskan peneliti untuk melihat perbedaan kompetensi yang dimiliki oleh setiap tenaga perpustakaan sekolah tersebut. Sebagaimana latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini memilih judul Studi Tentang Penilaian Pemustaka Mengenai Kompetensi Manajerial Tenaga Pengelola Perpustakaan Dalam Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (Studi Deskriptif di Perpustakaan SMA Negeri 3 Bandung dan SMA Negeri 6 Bandung)

8 B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalahnya adalah sebagai berikut: a. Rumusan Masalah Umum: Bagaimana penilaian pemustaka tentang kompetensi manajerial tenaga pengelola perpustakaan sekolah di perpustakaan sekolah SMA Negeri 3 Bandung dan SMA Negeri 6 Bandung? b. Rumusan Masalah Khusus: 1. Bagaimana penilaian pemustaka tentang tenaga pengelola perpustakaan sekolah melaksanakan kebijakan dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah? 2. Bagaimana penilaian pemustaka tentang tenaga pengelola perpustakaan sekolah melakukan perawatan koleksi dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah? 3. Bagaimana penilaian pemustaka tentang tenaga pengelola perpustakaan sekolah mengelola anggaran dan keuangan dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah? C. Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran penilaian pemustaka tentang tentang kompetensi manajerial tenaga pengelola perpustakaan sekolah di perpustakaan sekolah SMA Negeri 3 Bandung dan SMA Negeri 6 Bandung. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui gambaran tentang tenaga pengelola perpustakaan sekolah melaksanakan kebijakan dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah. 2. Untuk mengetahui gambaran tentang tenaga pengelola perpustakaan sekolah melakukan perawatan koleksi dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah. 3. Untuk mengetahui gambaran tentang tenaga pengelola perpustakaan sekolah mengelola anggaran dan keungan dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah.

9 D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian a. Manfaat Teoritis Manfaat dari penelitian ini secara teoritis adalah memberikan pemahaman dan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan di dalam dunia perpustakaan khususnya bagi peneliti dan semua pihak yang sudah terlibat baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini diharapkan mampu memperkaya pemahaman mengenai kompetensi manajerial tenaga perpustakaan sekolah. b. Manfaat Kebijakan Sebagai bahan evaluasi untuk memahami kompetensi manajerial di perpustakaan sekolah dalam melaksanakan penyelenggaraan perpustakaan sekolah. c. Manfaat Praktis 1. Peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan, serta pemahaman tentang kompetensi manajerial tenaga perpustakaan dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Serta peneliti dapat mengaplikasikan ilmu perpustakaan dan informasi yang sudah didapatkan dibangku kuliah. 2. Perpustakaan Sekolah Penelitian ini dapat bermanfaat untuk dapat memberikan masukan dan saran agar penyelenggaraan perpustakaan dapat berjalan dengan baik dan maksimal sesuai dengan Undang-Undang No.43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. 3. Tenaga Perpustakaan Hasil penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan tenaga perpustakaan dalam pentingnya kompetensi manajerial yang dimiliki tenaga perpustakaan sekolah dalam penyelenggarakan perpustakaan sekolah yang sesaui dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 25 Tahun 2008.

10 E. Struktur Organisasi Penelitian Struktur organisasi yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah: BAB I : Pendahuluan Pada BAB I ini terdapat beberapa bagian yang dicantumkan dalam penelitian yaitu latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian. BAB II : Kajian Teori Pada tahapan BAB II peneliti akan melakukan dan memasukan kajiankajian teori yang mendukung dan berkaitan dengan masalah yang diteliti serta menjelaskan kerangka pemikiran yang berkaitan dengan masalah didalam penelitian. BAB III : Metode Penelitian Di dalam BAB III ini peneliti mencantumkan beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu desain penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Didalam BAB IV peneliti akan mencantumkan hasil temuan penelitian yang berdasarkan dari hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian yang sudah dicantumkan sebelumnya dan pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. BAB V : Simpulan dan Rekomendasi Pada BAB V ini peneliti akan mencantumkan kesimpulan dan rekomendasi dengan menyajikan penafsiran dan memberikan pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus memberikan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut.