Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN INQUIRY BASED LEARNING UNTUK MENINGKATAN KARAKTER PESERTA DIDIK SMA PADA PEMBELAJARAN FISIKA

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA SEMESTER 5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL. Oleh

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

Uun Ulfa Pratiwi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar ABSTRAK

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Penerapan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Perserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bangkala Barat Kabupaten Jeneponto

Penerapan Model Penemuan Terbimbing Berbasis LKPD Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Peserta Didik Kelas XII 1 Madrasah Aliyah Muhammadiyah Limbung

JPF Volume 2 Nomor 2 ISSN: ABSTRAK

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE CONNECTED DALAM RANGKA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK SMP NEGERI 29 SATAP MALAKA KAB.

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

Widianita*, Elva Yasmi Amran**, dan R. Usman Rery*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau.

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI


PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, ISSN:

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN INQUIRY BASED LEARNING UNTUK PENINGKATAN KARAKTER SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN FISIKA

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIKKELAS VII SMPN 1 AWANGPONE

Utari Ramadhani S*, R.Usman Rery**, Johni Azmi*** No. Hp :

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

PENGARUH AKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA JURNAL. Oleh

STUDENT ACADEMIC SKILLS THROUGH PROJECT BASED LEARNING IN CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL BABUSSALAM

Cindi Laudia, Mahmud Alpusari, Eddy Noviana

Roma Yunita 1), Sriwulandari 2), Suwondo 3) phone :

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning

FORMULATING PROBLEM AND MAKING HYPOTHESIS SKILLS THROUGH DEVELOPMENT WORKSHEET BASED INQUIRY ON ELECTROLYTE AND NONELECTROLYTE SUBJECT MATTER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MURDER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 12 MAKASSAR

Efektifitas Pembelajaran Induktif Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Makassar

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA KELOMPOK SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL POE DAN MODEL DISCOVERY

BAB IV. A. Deskripsi dan Analisis Data 1. Deskripsi Data

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Kognitif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Experimental Design. Penelitian ini dilakiikan pada satu kelompok yaitu kelompok

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN MTsN 2 PONTIANAK

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

Nia Wati dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Unnes Physics Education Journal

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP KALOR DI KELAS X SMA N 2 PEUSANGAN

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015

Satri Darni *, Rasmiwetti **, dan Sri Haryati ** No.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PELAJARAN FISIKA

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA KONSEP TEKANAN

Seminar Nasional PGSD UNIKAMA Vol. 1, Desember 2017

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015

Yosico Indagiarmi 1 and Abd Hakim S 2

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI PESERTA DIDIK KELAS XI SMK ISLAM DDI PONIANG MAJENE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

EFFECT OF MODEL PROBLEM BASED LEARNING WITH CONTEXTUAL APPROACH TO ACTIVITY AND RESULTS OF BIOLOGY CLASS LEARNING IPA VII SMP NEGERI 1 SIBULUE

Leo Ferdinandus Manalu*, Asmadi M. Noer**, dan Rasmiwetti*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH OTOMASI

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 3, pp September 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung yang berjumlah 38 siswa. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MELATIHKAN KEMAMPUAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMAN 1 KALIANGET

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

1. BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY)

BAB III METODE PENELITIAN

Abstrak. Kata-Kata Kunci : Inkuiri, Self-Efficacy, Laju Reaksi. Abstract

PENERAPAN EKSPERIMEN GUIDE-INQUIRY PADA PERCOBAAN OSILASI PEGAS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Santi Helmi et al., Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA (Fisika)...

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA SISWA KELAS X 6 SMA 14 MAKASSAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA PADA SISWA KELAS V SDN 005 BUKIT TIMAH DUMAI

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. design. Pre- Experimental Designs (non designs) belum

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI SEL DI KELAS XI IPA

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI KALOR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen berdasarkan baik buruknya eksperimen, yaitu pra experimental dan

Transkripsi:

JPF Volume 3 Nomor 2 ISSN: 2302-8939 158 Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar Penerapan Pendekatan Inquiry Based Learning Terhadap Hasil Belajar Fisika Di SMKN 1 Sulawesi Selatan Fitriana Nur 1), Ahmad Yani 2), Abdul Haris 3) Universitas Muhammadiyah Makassar 1), Universitas Negeri Makassar JL. Sultan Alauddin No.259 Makassar email : fitriananur4256@gmail.com Abstrak Penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen yang bertujuan untuk: (1) mengetahui hasil belajar fisika peserta didik sebelum diajar dengan menggunakan pendekatan Inquiry Based Learning, (2) mengetahui hasil belajar fisika peserta didik setelah diajar menggunakan pendekatan Inquiry Based Learning (3) mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar fisika peserta didik sebelum dan setelah diajar dengan pendekatan inquiry based learning. Subjek penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan Tahun Ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 24 peserta didik. Hasil analisis deskriptif menunjukkan skor rata-rata hasil belajar fisika kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan sebelum diajar menggunakan pendekatan inquiry based learning sebesar 10,21 dan setelah diajar dengan pendekatan inquiry based learning sebesar 16,50. Dari hasil analisis uji n-gain diperolah N=0,41 yang menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar fisika peserta didik kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan Tahun Ajaran 2014/2015 dalam kategori sedang. Kata kunci: inquiry based learning dan hasil belajar fisika Abstract This research used pre experimental research. These researches aimed to (1) know the physics student learning outcomes before treatment through Inquiry Based Learning approach, (2) know the physics student learning outcomes after treatment through Inquiry Based Learning approach, (3) find out the improvement of the student s outcomes study physics before and after treatment through Inquiry Based Learning approach. Subject of this research were all of the students in the first year of TKJ 2 SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan In academic year 2014/2015 it consisted of 24 students.. Finding indicated the mean score of the physics student learning outcomes the first year TKJ 2 SMK Negeri 1 Sulawesi selatan before the application of Inquiry Based Learning Approach were 10.21 and after treatment through Inquiry Based Learning were 16.50. from the analysis of test n-gain obtained N = 0.41 it means that there is improvement the student learning outcomes physics in category fair. Key words: inquiry based leaening, and physics learning outcomes 2), 3) I. PENDAHULUAN Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya adalah misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab profesional setiap guru. Pengembangan kualitas manusia ini menjadi suatu keharusan, terutama dalam memasuki era globalisasi dewasa ini, agar generasi muda tidak menjadi korban dari globalisasi itu sendiri. Pada abad ke 20 terjadi perubahan besar mengenai konsep pendidikan dan pengajaran. Hal tersebut membuat perubahan dalam cara belajar mengajar yaitu dari cara pengajaran lama yang mana peserta didik diberikan pengetahuan sebanyak mungkin, menjadi

JPF Volume 3 Nomor 2 ISSN: 2302-8939 159 penyelenggara sekolah yang mementingkan keaktifan peserta didik. Berdasarkan studi psikologi belajar yang baru serta sosiologi pendidikan masyarakat menghendaki pengajaran yang memperhatikan minat, kebutuhan dan kesiapan anak didik untuk belajar, serta dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan sosial sekolah. Hal tersebut di atas tidak bisa dipungkiri sebab sekarang ini masih ada guru masih menyampaikan materi pelajaran fisika menggunakan pendekatan konvensional. Pembelajaran dengan pendekatan konvensional mengakibatkan kurangnya partisipasi siswa. Siswa menjadi pasif, kurang inisiatif di kelas, dan kurang kreatif dalam berpikir. Pembelajaran fisika membutuhkan pendidik yang tidak hanya memberi informasi searah, melainkan lebih ke multi arah karena akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran berbasis inquiry merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis, keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang essensial dari materi pelajaran kehidupan (Nurhadi & Senduk dalam Bukhori,2013). Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis berusaha merumuskan solusi atas masalah tersebut melalui penelitian ini dengan judul Penerapan pendekatan Inquiry Based Learning terhadap hasil belajar Fisika di SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan II. LANDASAN TEORI Belajar dinyatakan sebagai peristiwa perkembangan intelektual, khususnya peningkatan kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan dan menggunakan informasi baru. Belajar melibatkan tiga proses yang terjadi dalam waktu hampir bersamaan, yaitu memperoleh informasi baru, transformasi, dan evaluasi. Berkaitan dengan informasi baru, Brunner dalam Boukhori (2013) menyatakan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang sebelum mengalami proses belajar tertentu disebut kemampuan awal [1]. Secara sederhana, istilah pembelajaran (instruction) bermakna sebagai upaya untuk (effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan kearah pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Pembelajaran dapat pula dipandang sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar [5]. Bukhori (2013), menyatakan pembelajaran dapat diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap, atau perilaku peserta didik relatif permanen sebagai akibat dari pengalaman atau pelatihan. Perubahan kemampuan yang hanya berlaku sekejap dan kemudian kembali ke perilaku semula menunjukkan belum terjadi peristiwa pembelajaran, walaupun mungkin terjadi pengajaran. Tugas

JPF Volume 3 Nomor 2 ISSN: 2302-8939 160 seorang guru adalah membuat agar proses pembelajaran pada siswa berlangsung efektif. Pembelajaran adalah suatu perubahan dalam kemampuan sikap atau perilaku peserta didik yang di peroleh dari hasil pengamatan atau pelatihan Ref [1]. Inquiry berarti pertanyaaan, pemeriksaan, penyelidikan. Inquiry sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi [2]. Inquiry atau penyelidikan adalah siklus yang terdiri atas kegiatan mengamati, bertanya, menganalisis dan merumuskan teori baik perorangan maupun kelompok, yang diawali dengan pengamatan, lalu berkembang untuk memahami konsep/fenomena, dilanjutkan dengan mengembangkan dan menggunakan keterampilan berpikir kritis. Gulo dalam Bukhori (2013) menyatakan inquiry berarti rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri Ref [1]. Pendekatan pembelajaran berbasis inquiry merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis, keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang essensial dari materi pelajaran kehidupan (Nurhadi & Senduk dalam Bukhori). Pembelajaran inquiry merupakan suatu strategi mengenai eksplorasi pengetahuan peserta didik. Meskipun para peneliti memiliki definisi berbeda tentang inquiry, namun pada umumnya mereka sepakat bahwa setidaknya ada empat tahap penting dalam pelaksanaan pembelajaran inquiry yaitu membuat hipotesis, mengumpulkan data, menginterpretasikan bukti, dan menarik kesimpulan. Penelitian terdahulu menemukan bahwa pembelajaran inquiry meningkatkan hasil belajar peserta didik, khususnya dalam aspek keterampilan pemecahan masalah, kemampuan menjelaskan data, berfikir kritis, dan memahami konsep-konsep dalam pembelajaran sains [3]. Dewey dalam Mundilarto (2013), seorang filsuf, teoretikus, dan reformator pendidikan, serta kritikus sosial yang sangat berpengaruh pada awal sampai dengan pertengahan abad XX menyebutkan bahwa semua pendidikan sejati berlangsung melalui pengalaman. Namun, juga diingatkan bahwa tidak setiap pengalaman bersifat mendidik (edukatif) karena sebagian pengalaman bersifat tidak mendidik (mis-edukatif). Pengalaman yang bersifat mendidik adalah pengalaman yang dapat mendorong pertumbuhan bagi pengalaman-pengalaman selanjutnya, sedangkan pengalaman yang tidak mendidik adalah pengalaman yang menghambat atau menghalangi pertumbuhan pengalaman selanjutnya. Begitu pentingnya pengalaman di dalam proses pendidikan, berikut ungkapan kuno yang menyatakan bahwa: "Tell me and I forget, show me and I remember, involve me and I understand".

JPF Volume 3 Nomor 2 ISSN: 2302-8939 161 Namun demikian, proses pembelajaran fisika sebaiknya tidak selalu disampaikan hanya dengan satu pendekatan yang sama. Salah satu pendekatan yang membuat siswa berpikir kritis adalah inquiry based learning (IBL). Pendekatan IBL didasarkan pada filosofi John Dewey bahwa pembelajaran dimulai dengan menciptakan rasa ingin tahu yang tinggi dari peserta didik. Pembelajaran fisika yang menggunakan pendekatan inquiry based learning akan melibatkan siswa secara aktif dengan objek konkret, memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja dalam kelompok, mendorong siswa untuk menggunakan keterampilan pengamatan, mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, dan berpartisipasi menyelesaikan tugas-tugas yang menantang [4]. III. METODE PENELITIAN Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X TKJ 2 SMKN 1 Sulawesi Selatan tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 24 peserta didik. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah pendekatan inquiry based learning, sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar fisika. Berdasarkan judul dan permasalahan, di atas maka jenis penelitian ini adalah penelitian pre-experimental dengan design penelitian One-Group pretest-posttest Design. Keterangan : X = Perlakuan berupa pendekatan inquiri based learning O 1 = Nilai pre test (sebelum diberi perlakuan) O 2 = Nilai pos test (setelah diberi perlakuan) Data utama yaitu tentang skor hasil belajar fisika. Selanjutnya, data tentang hasil belajar fisika dianalisis menggunakan statistik deskriptif karena dalam penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar fisika sebelum dan setelah diajar menggunakan pendekatan inquiry based learning. Hasil penelitian yang diperoleh terdiri atas data awal dan data akhir kemudian dihitung peningkatan skor yang dapat dijelaskan dengan nilai n-gain (selisih antara skor akhir dan skor awal). N-gain diperoleh dari skor rerata posttest dikurangi dengan nilai skor pretest. Standard gain dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut. gain g = O 2 O 1 Skor maksimum o 1 (1) Tabel 1. Kriteria Interpertasi Indeks Gain yang Dikemukakan oleh Hake Besarnya g-gain Keterangan g 0,7 Indeks gain tinggi 0,3 < g < 0,7 Indeks gain sedang g < 0,3 Indeks gain rendah O 1 X O 2

JPF Volume 3 Nomor 2 ISSN: 2302-8939 162 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tes yang telah dilaksanakan diperoleh skor hasil belajar fisika sebagai berikut. Skor hasil belajar fisika kelas X SMKN 1 Sulawesi Selatan, dalam kegiatan pembelajaran dengan pendekatan inquiry based learning pada mata pelajaran Fisika pada saat pretest dan postest tampak pada tabel 2. Tabel 2. Statistik Skor Peserta Didik Kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan Tahun Ajaran 2014/2015 pada Saat Pretest dan Postest Statistik Skor Pretest Skor Postest Jumlah peserta didik 24 24 Skor ideal 25 25 Skor tertinggi 17 21 Skor terendah 4 12 Skor rata-rata 10,21 16,50 Stándar deviasi 2,93 3,12 Varians 8,61 9,74 Koefisien Varians 28,70% 18,91% Berdasarkan hasil data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa sebelum diajar menggunakan pendekatan inquiry based learning pada peserta didik kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan rata-rata sebesar 10,21, hasil belajar siswa setelah diajar menggunakan pendekatan inquiry based. Tabel 4.1 menunjukkan skor rata-rata peserta didik kelas X TKJ 2 SMN 1 Sulawesi Selatan tahun ajaran 2014/2015 terhadap materi Besaran dan satuan pada saat pretest sebesar 10,21 dari skor ideal. Skor teringgi yang diperoleh peserta didik adalah 17 dari skor ideal yaitu 25 dan skor terendah adalah 4 dari skor 0 yang mungkin dicapai. Standar deviasi yang diperoleh adalah 2,93, varians sebesar 8,61 dan koefisien varians sebesar 28,70%. Sedangkan bahwa skor rata-rata peserta didik kelas X TKJ 2 SMN 1 Sulawesi Selatan tahun ajaran 2014/2015 terhadap materi Beasaran dan Satuan pada saat posttest sebesar 16,50 dari skor ideal. Skor teringgi yang diperoleh peserta didik adalah 21 dari skor ideal 25 dan skor terendah adalah 12 dari skor 0 yang mungkin dicapai. Standar deviasi yang diperoleh adalah 3,12, varians sebesar 9,74 dan koefisien varians sebesar 18,91%. Berdasarkan analisis skor di atas dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan antara skor pretest dengan posttest. Jika skor hasil belajar peserta didik kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan tahun ajaran 2014/2015 pada saat pretest dianalisis dengan menggunakan presentase pada distribusi frekuensi maka dapat dibuat tabel distribusi kumulatif sebagai berikut :

Frekuensi JPF Volume 3 Nomor 2 ISSN: 2302-8939 163 Tabel 3. Presentase Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan Tahun Ajaran 2014/2015 pada Saat Pre Test No Interval Skor Frekuensi Persentase (%) Kategori 1 4 6 3 12.50 Sangat Rendah 2 7 9 5 20.83 Rendah 3 10 12 9 37.50 Sedang 4 13 15 6 25.00 Tinggi 5 16 18 1 4.17 Sangat Tinggi Jumlah 24 100 Grafik Hubungan Antara Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Dengan Frekuensi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Kategori Gambar 1. Grafik Hubungan Antara Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan Tahun Ajaran 2014/2015 Pada Saat Pretest Gambar 1 menunjukkan pada kategori sangat rendah terdapat tiga peserta didik yang mendapatkan skor 4-6, pada kategori rendah terdapat lima peserta didik yang mendapatkan skor 7-9, pada kategori sedang terdapat sembilan peserta didik yang mendapatkan skor 10-12, pada kategori tinggi terdapat enam peserta didik yang mendapatkan skor 13-15 dan pada kategori sangat tinggi hanya terdapat satu peserta didik yang mendapatkan skor 16-18. Tabel 4. Presentase Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan Tahun Ajaran 2014/2015 pada Saat Pos Test No Interval Skor Frekuensi Persentase (%) Kategori 1 12 13 5 20.83 Sangat Rendah 2 14 15 4 16.67 Rendah 3 16 17 6 25.00 Sedang 4 18 19 3 12.50 Tinggi 5 20 21 6 25.00 Sangat Tinggi Jumlah 24 100

Frekuensi JPF Volume 3 Nomor 2 ISSN: 2302-8939 164 Grafik Hubungan Antara Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Dengan Frekuensi 6 5 4 3 2 1 0 Selatan tahun ajaran 2014/2015 sebagai berikut: 20.00 Diagram Hasil Perbandingan Pretest dan Postest Kelas X TKJ2 SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan 15.00 10.00 Kategori Gambar 2. Grafik Hubungan Antara Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan Tahun Ajaran 2014/2015 pada Saat Pos Test Gambar 2 menunjukkan pada kategori sangat rendah terdapat lima peserta didik yang mendapatkan skor 13-14, pada kategori rendah terdapat empat peserta didik yang mendapatkan skor 14-15, pada kategori sedang terdapat enam peserta didik yang mendapatkan skor 16-17, pada kategori tinggi terdapat tiga peserta didik yang mendapatkan skor 18-19 dan pada kategori sangat tinggi hanya terdapat enam peserta didik yang mendapatkan skor 20-21. Untuk mencari peningkatan (N-Gain) hasil belajar fisika peserta didik kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan tahun ajaran 2014/2015 diperoleh dengan cara membandingkan hasil belajar pretest dan postest. Data hasil belajar fisika peserta didik kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Sulawesi 5.00 0.00 Gambar 3. Grafik Perbedaan Skor Rata-Rata Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan Tahun Ajaran 2014/2015 pada Saat Pre Test dan Post Test untuk 24 Peserta Didik Dari Gambar 4.3 dapat dilihat perbandingan skor rata-rata peroleh peserta didik pada saat pretest diperoleh 10,21 sedangkan posttest 16,50. Itu artinya bahwa terdapat peningkatan hasil belajar sebelum diajar dengan menggunakan pendekatan inquiry based learning dan setelah diajar dengan menggunakan pendekatan inquiry based learning. Pretes Untuk melihat rata-rata gain ternormalisasi (N-Gain), berikut disajikan distribusi dan persentase rata-rata N-Gain berdasarkan kriteria indeks gain. Postest

JPF Volume 3 Nomor 2 ISSN: 2302-8939 165 Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Belajar Fisika Kelas Peserta Didik Kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan Tahun Ajaran 2014/2015 Berdasarkan Rentang N-Gain Rentang Kategori Frekuensi Rata-rata N-Gain. g 0,7 Tinggi 2 0,3 < g < 0,7 Sedang 14 g< 0,3 Rendah 8 Jumlah 24 Tabel 5 menunjukkan bahwa 2 peserta 0.41 hasil belajar Fisika sebesar N=0,41 dalam didik memenuhi kriteria tinggi, 14 peserta didik memenuhi kriteria sedang, dan 8 orang yang memenuhi kriteria rendah. Terlihat juga bahwa peserta didik kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan Tahun Ajaran 2014/2015 memiliki skor rata-rata gain ternormalisasi sebesar 0,41 yang termasuk dalam kategori sedang. V. PENUTUP Berdasarkan hasil data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa sebelum diajar menggunakan pendekatan inquiry based learning pada peserta didik kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan rata-rata sebesar 10,21, hasil belajar siswa setelah diajar menggunakan pendekatan inquiry based learning pada peserta didik kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan ratarata sebesar 16,50 dan penerapan pendekatan kategori sedang pada siswa kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan. PUSTAKA [1] M. Arief Fauzan Bukhori, Pembelajaran Berbasis Inkuiri Untuk Optimalisasi Pemahaman Konsep Fisika Pada Siswa Di SMA Negeri 4 Magelang,Jawa Tengah. Jurnal Berkala Fisika Indonesia. Volume 4, No. 1&2, 2013, pp. 11-21. [2] Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka, 2007. [3] Saptorini,Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Inkuiri Guru Kimia Di Kabupaten Demak. Jurnal Penerapan Teknologi Dan Pembelajaran. Volume 8, No. 2, 2010. [4] Mundilarto, Keefektifan Pendekatan Inquiry Based Learning Untuk Meningkatkan Karakter Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika. Cakrawala Pendidikan. Volume XXIII No, 2, 2013, pp. 250-257. [5] Majid, Abdul, Strategi Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosda karya, 2013 inquiry based learning dapat meningkatkan