Mohamat Nafiudin, Robin Jonathan, Adi Suroso. Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia ABSTRAKSI

dokumen-dokumen yang mirip
1. Jangka Pendek, yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya.

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point)

BAB II LANDASAN TEORI

PERTEMUAN KE-13 ANALISIS BIAYA DAN VOLUME LABA

ANALISIS TITIK IMPAS PADA HOTEL WISATA GRAND BARUMBAY & RESORT SAMARINDA KHAS KALIMANTAN TIMUR UNTUK TAHUN 2009, 2010 & 2011.

Kata kunci : BEP, Biaya Tetap, Biaya Variabel, Total Pendapatan. Pendahuluan

ANALISIS KEUNTUNGAN PEDAGANG PASAR MALAM DI KECAMATAN SUNGAI KUNJANG KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik

Variable Costing Sebagai Salah Satu Penentu Break Even Point Pada UD. Bali Alam Desa Padang Sambian Kelod, Denpasar Barat

III. METODE PENELITIAN. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AN-NUR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Alasan utamanya adalah hotel tidak hanya untuk layanan penginapan

PERHITUNGAN LABA/RUGI SUATU USAHA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BREAK EVEN POINT

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan situasi perekonomian yang dinamis membuat persaingan antar usaha

BIAYA PRODUKSI. I. Pengertian Biaya produksi. Nama : Abdul Wahab NPM : Kelas : 1 ID 05

PERFORMANSI NILAI TAMBAH KEDELAI MENJADI TAHU DI KABUPATEN SAMBAS

PERENCANAAN PENETAPAN LABA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PERUSAHAAN WINGKO UD. TUJUH TUJUH ELOK BABAT LAMONGAN

Bahan Kuliah. Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII. Analisis Break Even. Dosen : Suryanto, SE., M.Si

BAB 6 TEORI BIAYA ISLAM

ANALISIS KEUNTUNGAN PEDAGANG NASI KUNING ( Studi Kasus Pedagang Nasi Kuning di Pasar Palaran Kecamatan Palaran Kota Samarinda )

ANALISIS KEUNTUNGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK (Studi Kasus di Koperasi Agung Jaya Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan)

Analisis Keuntungan Usaha Produksi Ikan Asap Pada Home Industry Khusnul Jaya Berkahdi Kota Samarinda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Perencanaan Laba Terhadap Pengambilan Keputusan Pada PT. Parit Padang Global di Makassar. Oleh: Agus Purnomo. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu PT X dalam. perencanaan dan pencapaian laba melalui pendekatan analisis Break Even pada

BAB V PERUSAHAAN dan PRODUKSI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

MODUL ANALISIS BIAYA PRODUKSI ANALISIS BIAYA PRODUKSI. Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kelangsungan perusahaannya, untuk itu pihak manajemen perusahaan

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

TOTAL PRODUKSI DAN PRODUKSI MARGINAL DENGAN SATU VARIABEL BEBAS : TANAH TENAGA KERJA TOTAL PRODUKSI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Dusun Sidomukti Desa Buana Sakti

EVALUASI HARGA SEWA RUSUN PENJARINGANSARI DAN SIWALANKERTO

Fungsi biaya. Biaya tetap (fixed cost) Biaya variabel (variable cost) FC = k VC = f (Q) = vq C = g(q) = FC + VC = k + vq

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS) DAN BAURAN PEMASARAN

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA FURNITURE ROTAN PADA INDUSTRI IRMA JAYA DI KOTA PALU

ANALISA BIAYA PRODUKSI

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Arman dan Ruslang T., Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

23 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

[Type the document title]

DEFINISI TEORI BIAYA PRODUKSI

Perencanaan Penetapan Laba melalui Pendekatan Analisis Break Even Point (BEP) Perusahaan Wingko UD. TUJUH TUJUH ELOK Babat - Lamongan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN LABA PADA INDUSTRI SEPATU SAGGA LEATHER MALANG SKRIPSI

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO

TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

ABSTRAK. Kata kunci: Cost-volume-profit, break even point, laba. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi saat ini, dunia usaha telah berkembang dengan pesat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

Perencanaan Laba Tahun 2012 dengan Pendekatan Break Even Point pada Toko Larinda Tanggerang

KAJIAN NILAI TAMBAH PRODUK AGRIBISNIS KEDELAI PADA USAHA ANEKA TAHU MAJU LESTARI DI KECAMATAN LANDASAN ULIN, KOTA BANJARBARU

Investasi salah satu kebutuhan pokok di pusat layanan kesehatan meliputi pengadaan: Sarana fisik Alat medik Alat non medik Sumber daya manusia

Teori Biaya Produksi. Pengantar Ilmu Ekonomi

AGRITEPA, Vol. I, No. 1, Juni 2014

Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin

2.2.2 Penggolongan Biaya Menurut sifatnya, biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya

Materi 6 Ekonomi Mikro

TINJAUAN PUSTAKA. dengan kondisi agroekosistem suatu tempat. Di lingkungan-lingkungan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia perekonomian berkembang dengan sangat pesat.

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

Vol.10, No Februari 2015 ISSN

Analisa Penetapan Harga Jual Perumahan Pondok Permata Suci Gresik

BAB I PENDAHULUAN. Iklim politik di Indonesia di tahun 2006 semakin tidak menentu, dan tentu

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha semakin pesat. Pesatnya perkembangan

ANALISIS LABA USAHA BERDASARKAN METODE FULL COSTING PRODUK SARUNG SAMARINDA PADA KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) DI SAMARINDA

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. kompetitor bisnis baru dalam bidang usaha membuat perusahaan melalui pihak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN PRODUKSI BERDASARKAN ANALISIS BREAK EVEN POINT UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PADA PD JUMBO MEKAR LESTARI

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN LABA PADA HOTEL METRO BANJARMASIN. Hendro Ravelly T. (Universitas Lambung Mangkurat)

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI SALAH SATU ALAT PERENCANAAN PENJUALAN (Studi Pada Ud. Karya Pala Kediri)

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

ANALISIS EKONOMI KEGIATAN PRODUKSI PANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi perusahaan yang berorientasi pada laba, laba merupakan hal penting

Transkripsi:

Analisis Produksi Air Minum Isi Ulang Di Kecamatan Samarinda Seberang (STUDI KASUS : PENGUSAHA DEPO AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG) Mohamat Nafiudin, Robin Jonathan, Adi Suroso mohamatnafiudin@gmail.com Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia ABSTRAKSI Latar belakang yang dikemukakan adalah peranan manajemen operasional sebagai alat bantu pengambilan keputusan keputusan ekonomi dan keuangan dalam berbisnis depo air minum isi ulang, besar kecilnya yang diperoleh dari pengolahan air minum isi ulang oleh pengusaha depo, sangat penting artinya bagi pihak pengusaha depo air minum isi ulang, karena jumlah air minum isi ulang yang diproduksi menentukan pendapatan. Permasalahan yang dikemukakan adalah apakah jumlah produksi air minum isi ulang di Kecamatan Samarinda Seberang memberikan keuntungan yang optimal. Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Akuntansi Manjemen dan Akuntansi Biaya. Hipotesis dalam penelitian Usaha air minum isi ulang di Kecamatan Samarinda Seberang sudah memberikan keuntungan yang optimal. Hasil penelitian diketahui bahwa total Break Even Point dalam unit sebesar 15.190 galon dan total Break Even Point dalam rupiah sebesar Rp 36.361.334 sehingga total rata rata BEP dalam unit adalah 15.190 : 80 = 190 galon dan BEP dalam rupiah sebesar Rp 36.361.334,- : 80 = Rp 454.517,- kemudian TR>TC atau ( Rp224.160.000 >Rp 111.433.096) untuk nilai rata rata TR> TC atau sebesar Rp. 1.409.086,- > Rp. 1.392.914,-Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi air minum isi ulang sudah memberikan keuntungan yang optimal. Kata Kunci : Profit, Break Even Point Method 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan Kebutuhan ini merupakan peluang bisnis air minum isi ulang yang dapat kita manfaatkan dengan membuka depot air minum isi ulang (DAMIU). Menjalankan usaha ini bisa meraup keuntungan yang besar, karena masyarakat banyak yang beralih menggunakan jasa depot pengisian air isi ulang tersebut. Kecamatan Samarinda Seberang saat ini sedang pesat-pesatnya membangun khususnya di Kecamatan Samarinda Seberang dimana pembangunan tersebut mengarah kepengembangan kota. Hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya pembangunan gedung-gedung seperti hotel-hotel, toko-toko, mall, gedung perkantoran baik pemerintah maupun swasta dan pembangunan perumahan penduduk di luar kota seperti di daerah Sungai Keledang, Baqa, Mesjid, Gunung Panjang, Mangkupalas, Tenun dan daerah lainnya.

1.2 Permasalahan Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah Jumlah Produksi Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Samarinda Seberang Memberikan Keuntungan Yang Optimal 1.3 Manfaat Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diatas, dapat dikemukakan bahwa tujuan penelitian dan penulisan adalah untuk mengetahui Break Even Point atau titik impas balik modal dan besarnya keuntungan rata-rata (penerimaaan bersih) yang diterima oleh pengusaha melalui usaha air minum isi ulang di Kecamatan 2. METODOLOGI 2.1 Lokasi dan Waktu Lokasi yang diambil sebagai objek penelitian adalah Kecamatan Samarinda Seberang, di daerah Kelurahan Sungai Keledang, Baqa, Mesjid, Gunung Panjang, Mangkupalas, Tenun yaitu di beberapa usaha air minum isi ulang pada bulan Mei 2016. 2.2 Metode Kerja Pada penelitian ini hanya terbatas pada masalah analisis keuntungan dan Break Even Point (BEP) usaha air minum isi ulang seluruh pengusaha air minum isi ulang di Kecamatan Teknik yang digunakan oleh penulis dalam memperoleh dan mengumpulkan data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian Lapangan (Field Work Research) 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Sesuai dengan permasalahan dan hipotesis dalam pelaksanaan penelitian ini, maka diperlukan datadata sebagai berikut : 1. Gambaran umum Kecamatan 2. Data tentang biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi air minum isi ulang. 3. Data tentang jumlah produksi air minum isi ulang selama satu bulan. 4. Data tentang harga produk air minum isi ulang pada saat penelitian berlangsung. 3. DASAR TEORI a. Pengertian manajemen Menurut George R. Terry (2006:9): Manajemen mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan oleh individu-individu yang menyumbangkan upaya yang terbaik melalui tindakan-tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya. b. Pengertian Operasioanal Menurut Manahan P. Tampubolon (2003:13): Manajemen operasi adalah proses konfersi, dengan bantuan fasilitas seperti, tanah, tenaga kerja, modal dan manajemen masukan(inputs) yang diubah menjadi keluaran yang diinginkan, berupa barang atau jasa/layanan c. Pengertian produksi Menurut Tri Kunawangsih Pracoyo dan Antyo Pracoyo (2006:147): Produksi adalah suatu proses mengubah kombinasi berbagai input menjadi output, pengertian produksi tidak hanya terbatas pada proses pembuatan saja, tetapi juga penyimpanan, distribusi, pengangkutan, pengemasan kembali hingga pemasarannya. d. Biaya produksi Menurut Charles T. Horngren dan Srikant M. Datar dan George Foster (2008:34): Biaya terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Menurut Karl E. Case dan Ray C. Fair(2006:105): mengatakan bahwa:

Total Fixed Cost (TFC) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi (input) yang tidak dapat diubah jumlahnya dinamakan biaya tetap total, contohnya membeli mesin dan mendirikan bangunan pabrik. Total Variabel Cost (TVC) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya dinamakan biaya berubah total, misalnya bahwa faktor produksi yang dapat berubah jumlahnya adalah tenaga kerja, bahan-bahan mentah merupakan variabel yang berubah jumlahnya dan nilainya dalam proses produksi Menurut Karl E. Case dan Ray C. Fair(2006:105): TC = TFC + TVC e. Total penerimaan Menurut Karl E. Case dan Ray C. Fair(2006:205): Penerimaan total (Total revenue) adalah jumlah total yang didapat perusahaan dari penjualan produksi. dirumuskan sebagai berikut : TR = P. Q f. Total hasil penjualan Menurut Sadono Sukirno (2011:235): Menjelaskan bahwa: Hasil penjualan total adalah seluruh jumlah pendapatan yang sditerima perusahaan dari menjual barang yang diproduksinya (TR yaitu dari perkataan Total Revenue) Rumus TR = P x Q Jadi keuntungan (profit) adalah total penerimaan perusahaan (total revenue) dikurangi dengan total biaya (total cost) yang dikeluarkan untuk memproduksi output. Biasa profit diberi notasi π ;total revenue (TR) ; total cost (TC), maka : π = TR TC g. Break event point http://www.gurupendidikan.com/pe ngertian-dan-rumus-break-evenpoint-menurut-para-ahli/ Menurut Hansen dan Mowen (16 : 2001) mengemukakan bahwa Break Even Point is where total revenues equal total costs, the point is zero profits yang berarti ialah BEP adalah di mana total pendapatan biaya total yang sama, intinya adalah nol keuntungan. Untuk menghitung BEP dalam unit dapat dilakukan dengan cara rumus: BEP (Unit) = Total Biaya Tetap : (Harga Jual Biaya per unit) untuk menghitung BEP dalam rupiah dapat dilakukan dengan rumus: BEP (rupiah) = Total Biaya Tetap : 1 (Biaya per unit : Harga Jual) 4. ANALISIS 4.1 Penerimaan Total (Total Revenue) Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Dari hasil penelitian dapat diketahui penerimaan total dari air minum isi ulang yang ada di Kecamatan Samarinda Seberang adalah jumlah keseluruhan penerimaan dari hasil pejualan air minum isi ulang. 4.2 Penerimaan dari hasil penjualan air minum isi ulang ke 80 responden adalah sebesar Rp. 224.160.000,- Untuk rata-rata penerimaan total (X 1) dari 80 responden adalah: X 1 n 1. X1 = 1 x Rp. 224.160.000,- 80 = Rp 2.802.000,- Jadi rata-rata penerimaan total untuk satu bulannya adalah sebesar Rp2.802.000,- 4.3 Biaya Total Produksi (Total Cost) Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Untuk

mengetahui biaya total produksi yang dikeluarkan dari air minum isi ulang yang ada dengan menghitung jumlah biaya tetap (total fixed cost) dan jumlah biaya tidak tetap (total variabel cost). Biaya total produksi air minum isi ulang ke 80 responden adalah sebesar RP. 111.433.096,- Kemudian untuk mengetahui ratarata biaya total produksi (X 2) adalah: 1 X 2. X 2 n = 1 x Rp. 111.433.096,- 80 = Rp 1.392.914,- Jadi rata-rata biaya total produksi air minum isi ulang dari 80 responden adalah sebesar Rp 1.392.914,- per bulan. 4.4 Keuntungan (Profit) Air Minum isi Ulang di Kecamatan Samarinda SeberangUntuk mengetahui keuntungan yang diperoleh dari 80 responden air minum isi ulang adalah dengan menggunakan rumus: π = TR TC = Rp224.160.000 Rp111.433.096,- = Rp 112.726.904,- Jadi keuntungan dari 80 responden air minum isi ulang untuk satu bulan adalah sebesar Rp 112.726.904. Dengan rata-rata keuntungan per bulan setiap responden adalah sebesar Rp. 1.409.086,- Dari hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa penerimaan total responden air minum isi ulang lebih besar dari biaya total yang dikeluarkan, Hal ini dikatakan menguntungkan secara ekonomis. 4.5 Break Even Point (BEP) rata rata Air Minum isi Ulang di Kecamatan Break Even Point (BEP) dalam unit sebesar 15.174 galon sehingga total rata rata BEP dalam unit adalah 15.174 : 80 = 190 galon, jadi untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan titik impas balik modal maka setiap responden 190 galon per bulan. Total Break Even Point dalam Rupiah sebesar Rp 36.429.638,- sehingga total rata rata BEP dalam unit per responden adalah Rp 36.429.638,- : 80 = Rp 455.370,-. jadi untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan titik impas balik modal maka setiap responden Rp 455.370,- per bulan. Kriteria pengujian hipotesis : TR>TC diterima dan TR<TC ditolak Dari hasil di atas TR>TC atau (Rp 224.160.000 Rp 111.433.096,-) sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima, hal ini berarti bahwa hipotesis yang mengatakan bahwa Usaha air minum isi ulang di Kecamatan Samarinda Seberang sudah memberikan keuntungan yang optimal dapat diterima. 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Teknik Pengelolaan Air Minum Isi Ulang a. Persiapan pengelolaan air minum isi ulang b. Bahan Baku (Air) c. Sistem desinfeksi (pembunuhan kuman) d. Proses penyaringan dan disterilisasi air minum isi ulang 5.2 Produk, Biaya Produksi, Penerimaan, Keuntungan dan Break Even Point (BEP) a. Produksi b. Biaya Produksi c. Biaya Tetap (Fixed Cost) : Biaya Alat, Izin Sanitasi, Sinar Uvi, Aponemen Air, Aponemen Listri d. Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost) : Pembelian Bahan Baku (Air), Biaya Listrik, Biaya Tenaga Kerja, Filter, Tutup Galon, Tissue Total biaya produksi usaha air minum isi ulang di Kecamatan Samarinda Seberang selama jangka

waktu satu bulan adalah sebesar Rp 111.433.096,- 3.3 Penerimaan Penerimaan (Revenue) adalah penjualan dari usaha air minum isi ualng selama satu bulan. Penerimaan dari penjualan usaha air minum isi ulang yang diterima oleh 80 responden air minum isi ulang adalah sebesar Rp 224.160.000,- 3.4 Keuntungan Dari hasil perhitungan diketahui (profit) yang diperoleh ke 80 responden air minum isi ulang adalah sebesar TR TC = Rp 224.160.000,- Rp 111.433.096 = Rp 112.726.904,- 3.5 Break Even Point (BEP) Diketahui bahwa total Break Even Point dalam unit sebesar 15.174 galon dan Total Break Even Point dalam Rupiah sebesar Rp 36.429.638,- Samarinda Seberang memberikan keuntungan yang optimal. B. SARAN B.1 Bagi peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian tidak hanya menghitung keuntungan dan Break Even Point saja akan tetapi dapat ditambahkan dengan melakukan penelitian tentang pengaruh minat beli konsumen terhadap pelayanan pengisian di depo air minum isi ulang. B.2 Melihat besarnya permintaan dan keuntungan akan air minum isi ulang, nampaknya usaha ini sangat baik untuk ditingkatkan dan dikembangkan. 6. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN A.1 Jumlah produksi air minum isi ualang di Kecamatan Samarinda Seberang memberikan keuntungan yang optimal yaitu TR (Total Revenue) lebih besar daripada TC (Total Cost) (Rp.224.160.000,- >Rp.111.433.096,-). A.2 Keuntungan dari seluruh responden adalah Rp.224.160.000,- Rp.111.433.096,- = Rp. 112.726.904,-, kemudian keuntungan rata rata per responden adalah Rp.112.726.904,- : 80 = Rp. 1.409.086,- per bulan. A.3 Perhitungan total Break Even Point dalam unit sebesar 15.174 galon sehingga total rata rata BEP dalam unit adalah 15.174 : 80 = 190 galon dan total Break Even Point dalam rupiah sebesar Rp 36.429.638,- : 80 = Rp 455.370,- Sehubungan dengan hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa usaha air minum isi ulang di Kecamatan DAFTAR PUSTAKA

Case Karl E. & Ray C. Fair, 2006, Case Fair Prinsip-Prinsip Ekonomi, Penerbit Erlangga, Jakarta. Horngren Charles T. & Srikant M. Datar & Gerge Foster, 2008, Akuntansi Biaya Penekanan Manajerial, Jilid 2, Penerbit PT. Indeks, Jakarta. http://www.gurupendidikan.com/pengertian -dan-rumus-break-even-pointmenurut-para-ahli/ Pracoyo Tri Kunawangsih & Antyo Pracoyo, 2006, Aspek Dasar Ekonomi Mikro, Penerbit PT. Grasindo, Jakarta. Sukirno Sadono, 2005, Mikro Ekonomi, Edisi Ketiga, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Tampubolon Manahan P., 2003, Manajemen Operasioanal, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Terry George R., 2006, Prinsip-prinsip Manajemen, Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.