terhadap masalah kesehatan melalui pengobatan tradisional sangat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya yaitu menggunakan ramuan-ramuan

dokumen-dokumen yang mirip
dan minyak atsiri (Sholikhah, 2006). Saponin mempunyai efek sebagai mukolitik (Gunawan dan Mulyani, 2004), sehingga daun sirih merah kemungkinan bisa

tradisional, daun sirih digunakan sebagai pelengkap dalam upacara adat, misalnya dalam perkawinan adat Jawa (Anonim, 2010). Umumnya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

(apigenin, apiin, isoquercitrin), furanocoumarins (apigravin, apiumetin, apiumoside, bergapten, selerin, selereosid, isoimperatorin, isopimpinellin,

Begitu banyak khasiat jahe merah. Antara lain sebagai pencahar, antirematik, peluruh keringat, peluruh masuk angin, meningkatkan gairah seks,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

obat-obat tradisional yang telah menggunakan cara-cara modern. Umumnya masyarakat jaman dahulu menggunakan daun sirih merah masih dalam cara yang

Khasiatnya diketahui dari penuturan orang-orang tua atau dari pengalaman (Anonim, 2009). Salah satu tanaman yang telah terbukti berkhasiat sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Di Indonesia, penggunaan rosella di bidang kesehatan memang belum begitu popular. Namun akhir-akhir ini, minuman berbahan rosella mulai banyak

2015 PROFIL LIPID MENCIT HIPERLIPIDEMIA SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini di Indonesia, pemanfaatan tanaman obat sebagai obat tradisional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

OPTIMASI FORMULA TABLET HISAP EKSTRAK RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) MENGGUNAKAN KOMBINASI PVP K-30 DENGAN GELATIN SEBAGAI PENGIKAT

I. PENDAHULUAN. Produk pangan berkembang pesat dengan munculnya kreasi-kreasi baru.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Beberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

kurang menyenangkan, meskipun begitu masyarakat percaya bahwa tanaman tersebut sangat berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit; selain itu tanaman ini

BAB I PENDAHULUAN. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain. Selain itu, kencur juga dapat digunakan sebagai salah satu bumbu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. macam pengobatan berdasarkan pengalaman empirik secara turun temurun. Seiring

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Obat tradisional 11/1/2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena saat ini menunjukkan bahwa penggunaan produk-produk alami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perlahan agar mendapatkan efek lokal (Mohr, 2009), parameter yang perlu

BALSEM JAHE STICK USAHA PENGOPTIMALAN PEMANFAATAN REMPAH JAHE MELALUI BALSEM SEBAGAI ALTERNATIFNYA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di

Resep Alam, Warisan Nenek Moyang. (Jamu untuk Remaja, Dewasa, dan Anak-anak)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap masyarakat atau suku bangsa pada umumnya memiliki berbagai

POTENSI EKSTRAK KERING SIRIH MANADO:MIYANA SEBAGAI BAHAN BAKU TABLET HERBAL

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN PULVIS GUMMI ARABICI (PGA) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

I. PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi prima adalah modal yang penting dalam menjalani

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh dermatofit, yaitu sekelompok infeksi jamur superfisial yang

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN AMILUM MANIHOT SEBAGAI BAHAN PENGIKAT SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn :

EFFECT OF TRAGACANTH AS BINDING AGENTS TO GINGER (Zingiber officinale Roxb.) lozenges

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang banyak ditumbuhi. berbagai jenis tanaman herbal. Potensi obat herbal atau

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN DEKLARASI... KATA PENGANTAR...

ANALISIS USAHATANI KENCUR (Kaempferia galanga L.) (Studi Kasus di Desa Madura Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) Abstrak

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG PENGELOMPOKAN OBAT BAHAN ALAM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (6) Hipotesa dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

TANAMAN BERKHASIAT OBAT. By : Fitri Rahma Yenti, S.Farm, Apt

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SUKROSA-LAKTOSA-ASPARTAM

PENDAHULUAN. Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Saat ini

bebas dari kerusakan fisik, serta stabil cukup lama selama penyimpanan (Lachman et al., 1986). Banyak pasien khususnya anak kecil dan orang tua

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berdasarkan ada atau tidaknya deposit organik, materia alba, plak gigi, pelikel,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

METODE PENGAMBILAN MINYAK ATSIRI DALAM RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) MENGGUNAKAN EKSTRAKSI GELOMBANG MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. daunnya digunakan untuk membuat teh yang sebelumnya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar di

termanfaatkan secara optimal dapat berguna dalam mewujudkan ketahanan

PEMBUATAN TABLET HISAP EKSTRAK ETANOLIK DAUN SAGA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau gabungan antara ketiganya (Mangan, 2003). Akhir-akhir ini penggunaan obat

struktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,

Indonesia merupakan negara berkembang yang kaya akan tumbuhtumbuhan. Banyak sekali tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat telah digunakan secara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Asia yang beriklim tropis yang memiliki beberapa khasiat sebagai obat

Sedangkan kerugiannya adalah tablet tidak bisa digunakan untuk pasien dengan kesulitan menelan. Absorpsi suatu obat ditentukan melalui disolusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dulu. Bagian tanaman yang digunakan adalah daunnya, kandungan daun sirih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

PENGARUH VARIASI KADAR GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET HISAP EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juta penduduk setiap tahun, penyebab utamanaya adalah Vibrio cholera 01,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEKNIK ANALISIS KADAR SERAT KENCUR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanaman Jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) merupakan salah satu

bentuk sediaan lainnya; pemakaian yang mudah (Siregar, 1992). Akan tetapi, tablet memiliki kekurangan untuk pasien yang mengalami kesulitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. gula oleh bakteri pembentuk nata yaitu Acetobacter xylinum. Bakteri nata dalam

baik berkhasiat sebagai pengobatan maupun pemeliharaan kecantikan. Keuntungan dari penggunaan tanaman obat tradisional ini adalah murah dan mudah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin dan merupakan suatu produk sisa yang tidak mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. terutama disebabkan oleh kurangnya kebersihan. Penanganan penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, termasuk keanekaragaman buah tropisnya.

BAB I PENDAHULUAN. kg, Papua sebanyak 7000 kg dan Yogyakarta sebanyak 2000 kg. Faktor yang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Indonesia memiliki keanekaragaman sumber alam hayati yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan sandang, pangan, pendidikan dan kesehatan. Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam ini hendaklah secara maksimal sehingga manfaatnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat dirasakan oleh semua orang (Supriatna, 2008). Sejak jaman dahulu masyarakat Indonesia telah mengenal cara-cara pengobatan penyakit dengan memanfaatkan tanaman yang ada di sekitarnya secara turun-temurun yang selanjutnya dikenal dengan pengobatan tradisional. Di Indonesia, pengobatan tradisional masih sangat berperan di tengah-tengah masyarakat baik di desa maupun di kota, mengingat khasiatnya yang dapat dipercaya dan aman dalam pemakaiannya serta biaya yang terjangkau (Haryono, 1996). Dalam kaitan dengan pengembangan bahan alam sebagai obat, saat ini pemerintah telah menetapkan kebijakan Program Nasional Pengembangan Obat Bahan Alam. Tujuan dan target dari program tersebut adalah menjadikan Indonesia sebagai produsen nomor satu di dunia dalam industri obat berbasis bahan alami (word first class herbal medicine country) pada tahun 2020 (Nurkhasanah, 2006). Adanya kecenderungan pola hidup kembali ke alam (trend back to nature) dan adanya keyakinan bahwa mengkonsumsi obat alami relatif lebih aman dibandingkan dengan obat sintetik, berdampak pada tingginya permintaan masyarakat akan obat yang berasal dari alam. Hal ini mengkuatkan prospek pasar tumbuhan obat Indonesia menjadi semakin besar peluangnya. Kecenderungan masyarakat untuk mencari pemecahan 1

2 terhadap masalah kesehatan melalui pengobatan tradisional sangat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya yaitu menggunakan ramuan-ramuan tradisional untuk pengobatan penyakit. Berdasarkan hal itu maka banyak dilakukan penelitian terhadap khasiat dan manfaat dari bahan alam, dan tidak jarang obat-obat tradisional mulai banyak digunakan dalam dunia kedokteran. Pengembangan bahan obat alam meliputi: (1) pengembangan budidayanya sehingga dapat menghasilkan simplisia dengan kualitas yang unggul; (2) pengembangan cara produksi dan (3) bentukbentuk sediaan dari obat-obat tradisional (Anonim, 2008 b ). Berbagai jenis bahan alam Indonesia baik yang berasal dari hewani maupun nabati dapat dimanfaatkan. Salah satu contoh tanaman obat yang dapat dimanfaatkan yaitu kencur (Kaempferia galanga L.). Kencur tergolong dalam familia Zingiberaceae (jahe-jahean), bagian yang sering digunakan ialah rimpangnya. Selain sebagai bumbu dapur rimpang kencur juga banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional (jamu), fitofarmaka, industri kosmetika, penyedap makanan dan minuman rempah, serta bahan campuran saus rokok pada industri rokok kretek, bahkan dapat dijadikan sebagai bioinsektisida. Secara empiris rimpang kencur digunakan sebagai obat batuk, peluruh dahak, penambah nafsu makan, disentri, tonikum, masuk angin, dan sakit perut (Anonim, 2007). Kandungan kimia rimpang kencur mengandung pati, mineral, gom, saponin, flavonoid, polifenol, dan minyak atsiri yang terdiri dari beberapa komponen diantaranya : sineol, borneol, etil sinamat, etil trans-p-metoksinamat, gamma-car-3-ene, dan pentadekan (Paramitasari, 2011). Secara farmakologis kencur berkhasiat sebagai anti batuk, ekspektorant, analgetik, karminatif, penyegar, dan amenogogum (Hembing, 2006).

3 Dalam masyarakat penggunaan rimpang kencur sebagai salah satu obat tradisional yaitu sebagai pelega tenggorokan, hal ini berdasarkan penggunaan sehari-hari dengan cara mengunyah 5g rimpang tersebut kemudian ampasnya dibuang (Salim, 2011), dan dapat juga dengan cara merebus rimpang kencur sebanyak 10-30g, kemudian diminum airnya (Hembing, 2006). Pada penelitian ini akan dibuat ekstrak kental rimpang kencur dengan metode ekstraksi perkolasi menggunakan pelarut etanol 70%. Salah satu senyawa kimia yang berkhasiat sebagai pelega tenggorokan ialah sineol (Jamal dan Evita, 1996). Umumnya bentuk sediaan kencur yang ada di pasaran masih berupa serbuk atau seduhan. Seiring dengan perkembangan teknologi maka dirasakan bentuk sediaan rebusan atau seduhan kurang efektif dan efisien serta tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama (Dinata, 2009). Sehubungan dengan hal tersebut perlu dilakukan suatu pengembangan bentuk sediaan dari seduhan atau rebusan menjadi bentuk sediaan farmasetik berupa sediaan tablet hisap yang memiliki keuntungan antara lain dapat dibawa kemana-mana, bentuknya kompak, fleksibel, pemakaiannya mudah, serta lebih disukai karena bersih, praktis dan efisien (Anonim, 2008 b ). Penggunaan tablet hisap di maksudkan agar sediaan tersebut larut atau hancur secara perlahan dalam mulut. Tablet hisap merupakan salah satu alternatif bentuk sediaan yang dapat di kembangkan, sebab tablet hisap dapat memberikan efek lokal pada mulut atau kerongkongan serta efektif digunakan untuk mengobati sakit tenggorokan atau untuk mengurangi batuk. Tablet hisap terdapat dua tipe, hard candy lozenges dan compressed tablet lozenges (Peters, 1980). Hard candy lozenges adalah sediaan yang terdiri dari campuran gula dan

4 karbohidrat dalam bentuk amorf atau kristal, sedangkan compressed tablet lozenges adalah tablet hisap yang pembuatannya seperti tablet pada umumnya dan diformulasikan untuk hancur secara perlahan dalam mulut (Peters, 1980). Tablet hisap yang hendak di gunakan dalam formulasi ini ialah jenis compressed tablet lozenges, karena pembuatannya yang mudah, praktis dan harganya relatif lebih murah. Tablet hisap yang berkualitas baik adalah yang memiliki tingkat kekerasan yang cukup tinggi (Agoes, 2008), karena sediaan ini akan menghasilkan efek lokal pada mulut sehingga diperlukan tablet yang cukup keras dan tidak mudah larut dalam mulut. Oleh karena itu diperlukan bahan pengikat yang benar-benar sesuai untuk menghasilkan tablet hisap yang memenuhi syarat-syarat tersebut. Pada penelitian terdahulu dosis ekstrak rimpang kencur yang digunakan adalah 25 mg yang diperoleh dari penggunaan dalam masyarakat. Masyarakat menggunakan rimpang kencur untuk pengobatan batuk digunakan 1 rimpang kencur (5 gram) dikunyah-kunyah dan dibuang ampasnya, maka sebanyak 5 gram rimpang kencur di potong kecil-kecil dan dikeringkan kemudian di lakukan ekstraksi sehingga diperoleh 25 mg ekstrak kental (Susilo, 2001). Pada penelitian yang dilakukan oleh Widjaja (2005) dihasilkan tablet hisap kencur menggunakan bahan pengikat gelatin dan gom arab, dengan konsentrasi masing-masing 0,5%, 1,0%, dan 1,5%. Pada penelitian tersebut, dihasilkan tablet hisap dengan mutu fisik yang baik, dimana mutu fisik tablet hisap yang dibuat dengan gelatin lebih baik daripada tablet hisap yang dibuat dengan gom arab. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hasyim dkk (2008), menghasilkan formula tablet hisap kencur yang memenuhi persyaratan, namun formula dengan bahan pengikat

5 polivinilpirolidon memiliki kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan gelatin, dan penelitian yang dilakukan oleh Susilo (2001) menggunakan PVP K-30 sebagai pengikat dihasilkan tablet yang memiliki kekerasan 12,7 kgf, dan kerapuhan 0,32%. Dari penelitian-penelitian diatas akan dibuat suatu modifikasi formula, yaitu dengan mengkombinasikan bahan pengikat polivinilpirolidon dan gelatin. Kombinasi bahan pengikat ini di harapkan dapat menghasilkan suatu tablet hisap yang memenuhi uji mutu fisik dan kualitas tablet hisap yang lebih baik dimana dapat menghasilkan nilai kekerasan yang lebih besar dan nilai kerapuhan yang lebih kecil. Oleh karena itu perlu dilakukan optimasi bahan pengikat untuk menentukan formula yang dapat menghasilkan tablet hisap yang memiliki kekerasan yang cukup dan waktu hancur yang baik. Proses pembuatan granul menggunakann metode granulasi basah karena metode ini cocok untuk bahan aktif yang bersifat higroskopis, dan dapat memperbaiki sifat alir (Siregar dan Wikarsa, 2010). Desain optimasi yang digunakan adalah faktorial desain, keuntungan dari metode ini adalah ekonomis karena dapat mengurangi jumlah penelitian jika dibandingkan dengan meneliti dua faktor secara terpisah, metode pengembangannya terkonsep dan tidak berdasarkan trial and error, dapat memberikan model hubungan antara variabel respon dengan satu atau lebih variabel bebas dan dapat menentukan simulasi efek dari beberapa faktor dan interaksinya yang signifikan (Kurniawan dkk, 2009). Pada penelitian ini digunakan analisis data statistik terhadap mutu fisik tablet yang meliputi kerapuhan, kekerasan, dan waktu hancur. Uji keseragaman bobot, dan uji keseragaman ukuran tidak dilakukan analisa data secara statistik tetapi dilakukan analisa sesuai dengan persyaratan yang

6 tercantum dalam Farmakope Indonesia (1979). Rancangan analisa data yang digunakan untuk melihat adanya perbedaan bermakna atau tidak antar bets digunakan uji t berpasangan, sedangkan untuk antar formula digunakan metode analisa varian satu jalan (one way annava). Dari hasil analisa kemudian didapatkan harga F hitung yang kemudian dibandingkan dengan F tabel. Bila F hitung lebih besar dari F tabel maka ada perbedaan yang bermakna, dan analisa dilanjutkan dengan uji HSD (Honestly Significant Difference antar formula. Bila selisih harga rata-rata lebih besar atau sama dengan harga HSD, maka ada perbedaan yang bermakna antar formula (Lachman dkk, 1989). Rumusan permasalahan penelitian ini adalah bagaimana pengaruh konsentrasi PVP K-30 dan gelatin serta interaksinya terhadap sifat fisik dan mutu tablet hisap pada pembuatan tablet hisap ekstrak rimpang kencur secara granulasi basah dan bagaimana rancangan komposisi optimal kombinasi PVP K-30 dan gelatin yang dapat menghasilkan sifat fisik massa tablet hisap ekstrak rimpang kencur yang memenuhi persyaratan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi PVP K-30 dan gelatin serta interaksinya terhadap sifat fisik mutu tablet hisap pada pembuatan tablet hisap ekstrak rimpang kencur secara granulasi basah dan mendapatkan formula tablet hisap ekstrak rimpang kencur yang optimum dengan kombinasi PVP K-30 dan gelatin. Hipotesis penelitian ini adalah PVP K-30, gelatin, serta interaksi antara keduanya dapat mempengaruhi sifat fisik tablet hisap ekstrak rimpang kencur dan komposisi PVP K-30 dan gelatin yang optimal yang

7 dapat menghasilkan sifat fisik tablet hisap ekstrak rimpang kencur yang memenuhi persyaratan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengembangan formula tablet hisap ekstrak rimpang kencur yang memiliki mutu fisik yang memenuhi persyaratan. Serta dapat menambah kepercayaan masyarakat terhadap obat tradisional, dan membantu upaya peningkatan kesehatan masyarakat dengan menggunakan obat tradisional yang aman, efektif, dan nyaman di konsumsi oleh konsumen.