BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pedaging yang diperoleh dari pengumpul kulit kelinci di Jalan Raya Lembang

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Kuisioner Pengujian Organoleptik Kerupuk Kulit Kelinci KUISIONER UJI ORGANOLEPTIK. : Ujilah sampel-sampel berikut terhadap warna, aroma,

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. bahan tambahan. Bahan utama yaitu daging sapi bagian paha belakang (silverside)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah daging paha Ayam

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. bahan tambahan. Bahan utama adalah daging segar puyuh petelur jenis lokal, hasil

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Cobb umur 55 minggu yang di ambil bagian dadanya dan dipisahkan dari

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan noga kacang hijau adalah

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tambahan. Bahan utama berupa daging sapi bagian sampil (chuck) dari sapi

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Agustus 2015 di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dari kawasan Universitas Padjadjaran sebanyak 100 kg bahan kering dan untuk

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jantan dengan bobot badan rata-rata 29,66 ± 2,74 kg sebanyak 20 ekor dan umur

III.MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2014

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini berupa ovarium domba lokal umur <1 tahun 3 tahun

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tanaman singkong. Daun singkong sebanyak 4 kg segar diperoleh dari

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan yaitu meliputi : sekitar kebun di Sukabumi Jawa Barat.

III BAHAN DAN METODE. dan masing-masing unit percobaan adalah lima ekor puyuh betina fase produksi.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05%

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur afkir yang digunakan pada penelitian ini berasal dari peternakan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1. Timbangan analitik dan timbangan digital, berfungsi untuk menimbang. 2. Oven, berfungsi untuk mengeringkan sampel

III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Alat yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1 FORMULIR UJI KESUKAAN (UJI HEDONIK) 3. Netralkan indera pengecap anda dengan air putih setelah selesai mencicipi satu sampel.

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

MATERI DAN METODE di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan Percobaan Analisis Data

III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 60 itik lokal jantan asal Gunungmanik, Tanjung

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2015 di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap kandang

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016-Januari 2017.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam yang digunakan adalah broiler strain cobb sebanyak 200 ekor yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Bogor. Pada umur 0-14 hari ayam diberi ransum yang sama yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo,

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di

BAB III BAHAN DAN METODE

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tradisional Babah Kuya yang terletak di pasar baru. Pasak bumi yang digunakan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan penelitian yang digunakan adalah itik pedaging jantan dengan bobot

METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Penelitian Pendahuluan

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu Tanah dan 2). Laboratorium Ilmu Nutrisi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. starter sampai finisher (1-35 hari) sebanyak 100 ekor dan koefisien variasi kurang

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumedang sebanyak 60 ekor. Itik lokal berumur 35 hari dengan bobot badan 0,8-1,2

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

III BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian, yaitu 20 ekor Domba Priangan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment)

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama empat bulan (1 Maret 29 Juni

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2014, bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sifat dendeng kelinci yang dibungkus daun

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment) terhadap

III. METODOLOGI PENELITIAN

FORMULIR UJI KESUKAAN (UJI HEDONIK)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ongole) berumur 1,5-2 tahun bagian paha yaitu silver side sebanyak 2

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah marmot Cavia porcellus

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

Lampiran 1. Kuisioner Uji Organoleptik (Uji skoring) Produk yang Diuji : Baso Kerang Darah Nama Panelis : Tanggal Uji :

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November - Desember 2014 di

MATERI DAN METODE. Pakan dan Ilmu Tanah sebagai tempat pembuatan silase dan analisis fraksi serat di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1. Litter Broiler sebanyak 35 kilogram, diperoleh dari CV. ISMAYA PS. Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Kuisioner Uji Organoleptik. rasa, aroma, keempukan dan total penerimaan dengan memberi tanda cek (v) pada

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratarium UIN Agriculture Research and

BAB III METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Bahan dan Alat

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jenis sentul dengan umur 1 hari (day old chick) yang diperoleh dari Balai

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Jimmy Farm Cianjur. Pemeliharaan dimulai dari 0 sampai 12 minggu sebanyak 100

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca (greenhouse) Unit Pelaksana Teknis Dinas

Bab V. Rancangan Bujur Sangkar Latin

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang menjadi percobaan yaitu puyuh jepang (Coturnix-coturnix

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan yaitu meliputi : biji yang diperoleh dari Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai

METODE. Materi. Rancangan

MATERI DAN METODE. = 0 minggu = 1 minggu = 2 minggu = 3 minggu = 4 minggu = 5 minggu = 6 minggu = 7 minggu = 8 minggu P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Produksi dan Nilai Ikan Jangilus per Bulan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Tahun 2012

Perancangan Percobaan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Kandang Penelitian Laboratorium UIN. Agriculture Recearch Development Station (UARDS)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul kadar air, total mikroba dan kesukaan telur

Transkripsi:

32 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 3.1.1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan adalah 25 lembar kulit mentah kelinci jantan lokal pedaging yang diperoleh dari pengumpul kulit kelinci di Jalan Raya Lembang Bandung Jawa Barat, garam, air, kapur, minyak goreng, gas dan plastik pembungkus. 3.1.2. Peralatan Penelitian 1. Bak perendaman untuk merendam kulit 2. Thermometer skala 0 0 C s/d 100 0 C untuk mengukur suhu perebusan 3. Thermometer skala 0 0 C s/d 200 0 C untuk mengukur suhu penggorengan 4. Timbangan analitik untuk menimbang kulit dan rendemen 5. Tampah untuk mengeringkan kulit 6. Toples 7. Kompor 8. Penggorengan 9. Baskom 10. Pisau untuk membuang bulu 11. Penggaris untuk mengukur potongan kulit 12. Jangka sorong untuk mengukur diagonal kerupuk kulit 13. Panci stainless steel untuk perebusan 14. Gunting untuk memotong kulit 15. Tekstur analyzer XT Express Enhanced untuk mengukur kerenyahan

33 16. Stopwatch 17. Kalkulator 18. Lembar kuisioner untuk pengujian organoleptik 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Prosedur Penelitian A. Pengawetan Kulit mentah kelinci ditimbang kemudian dilakukan pengawetan dengan cara penggaraman kering dengan konsentrasi 30%, 35%, 40%, 45%, dan 50% dari berat kulit mentah segar (b/b) dan dikelompokkan berdasarkan berat kulit. Perlakuan tersebut dikelompokkan menjadi 5 kelompok. Cara pengawetannya adalah sebagai berikut : 1. Selembar kulit segar yang telah bersih dihamparkan di lantai yang telah diberi alas dan ditaburi garam dengan bagian bulu sebelah bawah. Bagian daging menghadap ke atas ditaburi garam halus sebanyak masing-masing perlakuan dari berat kulit. 2. Kulit segar kedua dihamparkan diatas yang pertama dengan bagian daging menghadap ke bawah dan bagian bulu ditaburi garam seperti pada kulit pertama. Begitu seterusnya sampai kulit terakhir. Kulit yang paling atas diletakkan sebagai penutup dengan bagian bulu sebelah atas dan ditaburi garam. 3. Kemudian proses penggaraman tersebut didiamkan selama 3 hari. Menurut Bienkiwicz (1983) pada 48 jam setelah penggaraman, garam cukup untuk menjenuhkan semua air yang ada di dalam kulit, kecuali yang memiliki ikatan yang paling kuat.

34 B. Pembuatan Kerupuk Kulit Penelitian dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu perendaman, pembuangan bulu, perebusan, pemotongan, pengeringan, penggorengan, pengujian sifat fisik dan uji organoleptik (Ilustrasi 4). 1. Perendaman Kulit awet garam direndam dalam air selama ±2 jam untuk menghilangkan kotoran, darah, dan garam. 2. Pembuangan bulu Kulit dimasukkan ke dalam air kapur 4% dengan konsentrasi 2 0 Be (Amertaningtyas dkk, 2010) selama ±2 jam kemudian dikerok menggunakan pisau sehingga kulit bersih dari bulu sambil diperas dan dicuci dengan air mengalir untuk proses buang kapur. 3. Penimbangan Kulit yang sudah bersih dari bulu ditiriskan (dibiarkan sampai air tidak menetes lagi) lalu ditimbang. 4. Perebusan Setelah mengalami proses pembuangan bulu maka dilakukan proses perebusan kulit pada suhu 90 0 C selama 5 menit kemudian ditiriskan. 5. Pemotongan Setelah direbus, bulu dan daging yang masih melekat dipisahkan dengan dicuci menggunakan air bersih sampai kulit benar-benar bersih. Kulit dipotong berdasarkan bagian-bagian kulit menjadi daerah krupon, perut, leher, kaki, ekor untuk perhitungan rata-rata dari keseluruhan bagian. Kulit dipotong-potong atau diiris menjadi ukuran tertentu yaitu 2x3 cm.

35 6. Pengeringan Pengeringan dilakukan dengan sinar matahari selama 2 3 hari (sampai kerupuk kering) di atas tampah dengan posisi kulit bagian dermis menghadap keluar supaya saat kering tidak menempel pada tampah. Ciri kulit yang sudah kering adalah keras dan getas (mudah dipatahkan). 7. Penimbangan Dilakukan kembali penimbangan untuk mendapatkan berat kerupuk kulit mentah untuk perhitungan rendemen. 8. Proses Menggoreng Proses menggoreng dilakukan dalam 2 tahap (Amertaningtyas dkk, 2010), yaitu : a) Menggoreng pada suhu ±80 0 C selama 30 detik. b) Menggoreng pada suhu ±160 0 C selama 3 menit sampai mengembang sempurna dilanjutkan dengan pengukuran daya rekah kerupuk kulit matang. 9. Penimbangan Kerupuk kulit yang sudah digoreng kemudian ditimbang untuk perhitungan rendemen. 10. Pengujian sifat fisik dan organoleptik Dilakukan pengujian sifat fisik kerupuk kulit (rendemen, daya rekah, kerenyahan) dan pengujian organoleptik meliputi rasa, warna, aroma, kerenyahan dan total penerimaan.

36 Kulit Mentah Segar Kulit Awet Garam Penimbangan Pembuangan bulu Penimbangan Perebusan Penggaraman : P1 = 30% P2 = 35% P3 = 40% P4 = 45% P5 = 50% (dari berat kulit) Selama 3 hari Penirisan Pemotongan 2x3 cm Dijemur ± 2 3 hari Kerupuk Mentah Penimbangan Penggorengan I (±80 0 C) Penggorengan II (±160 0 C) Kerupuk Kulit Kelinci Penimbangan Pengujian Sifat Fisik (Rendemen, Daya Rekah, Kerenyahan) Pengujian Sifat Organoleptik (Warna, Aroma, Rasa, Kerenyahan, Total Penerimaan) Ilustrasi 4. Diagram Alir Penelitian Pembuatan Kerupuk Kulit Kelinci

37 3.2.2. Peubah yang Diamati A. Rendemen Rendemen diukur dengan membandingkan berat kerupuk yang sudah matang dan berat kulit mentah segar. Semakin besar rendemen maka semakin besar pula produk yang dihasilkan. Rendemen (%) = berat kerupuk matang (gr) berat kulit mentah segar (gr) x 100% B. Daya Rekah (Yu, 1991) Daya rekah diuji dengan pengukuran diagonal kerupuk sebelum dan sesudah digoreng. Tingkat kerekahan kerupuk ditentukan dengan rumus: Daya Rekah (%) = Diagonal sesudah digoreng Diagonal sebelum digoreng Diagonal sebelum digoreng x 100% C. Kerenyahan (Laboratorium Uji FTIP Unpad) Pengukuran kerenyahan dilakukan secara objektif menggunakan texture analyzer XT yang dinyatakan dalam satuan gf (gram force). Prosedur penggunaannya adalah sebagai berikut : a. Alat diletakkan pada tempat yang aman. b. Kabel-kabel dipasang pada alat, dan komputer, termasuk kabel yang menghubungkan antara alat dan komputer. c. Komputer dinyalakan kemudian alat dinyalakan. d. Klik start, dipilih program Exponent Lite Express, tunggu sampai online. e. Smaple Project dipilih, double klik Parameter Analysis.

38 f. Alat harus selalu dikalibrasi sebelum dilakukan pengujian, untuk kalibrasi alat klik T.A, klik calibrate, pilih calibrate force, pasang beban, klik next dan klik Ok untuk semua massage box yang muncul. g. Klik calibrate height, isi kolom Return Distance, Return speed dan Contact Force pada jendela yang muncul, klik Ok sampai muncul Height Calibration Succesfull kemudian klik Ok. h. Pengukuran diset dengan cara klik TA Setting, isi kolom, klik update project. i. Selanjutnya klik T.A klik Run a Test, isi file 10, isi file number (untuk duplo, triplo, dst). j. Klik path agar file disimpan, lalu browse, direktori file/nama file dst, lalu klik Apply. k. Klik Probe Selection, pasang probe, probe dipilih sesuai dengan yang digunakan, untuk kerupuk kulit kelinci dipilih probe P6. l. Sampel dipasang pada tempat sampel, letak sampel harus di bagian tengah agar probe masuk pas pada bagian tengah sampel. m. Klik Run a Test (alat akan mulai bekerja) n. Klik Yes untuk semua clipboard yang muncul. Data grafik dan info akan muncul sesaat setelah pengukuran, klik Run Makro, klik Yes untuk setiap clipboard yang muncul. o. Untuk sampel selanjutnya, sampel diganti dan probe selalu dibersihkan. Klik Run a Test dst.

39 D. Uji Organoleptik Pengujian organoleptik dilakukan dengan menggunakan metode uji hedonik, yang dilakukan oleh panelis agak terlatih sebanyak 20 orang berasal dari mahasiswa Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Pengujian organoleptik ini meliputi warna, aroma, rasa, kerenyahan, dan total penerimaan dihitung dengan Uji Kruskal-Wallis (Gaspersz, 1991). Skala hedonik atau tingkat kesukaan mengikuti aturan Soewarno (1985), dimana setiap penilaian diberi nilai yang disajikan pada Tabel 4. Tabel 3. Skala Hedonik dan Skala Numerik Uji Organoleptik Skala Numerik Skala Hedonik 9 Amat Sangat Suka 8 Sangat Suka 7 Suka 6 Agak Suka 5 Netral 4 Agak tidak suka 3 Tidak suka 2 Sangat tidak suka 1 Amat sangat tidak suka Sumber : Soewarno Soekarto (1985) Prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Sampel kerupuk kulit kelinci disiapkan. b. Memberikan pengarahan dan pengenalan tentang pengujian organoleptik terhadap panelis. c. Sampel diletakkan di atas piring yang telah diberi kode 3 digit yang berbeda untuk masing masing perlakuan. d. Empat piring yang telah diberi sampel, segelas air dan kertas kuisioner disajikan untuk diisi panelis. Kuisioner uji akseptabilitas dapat dilihat pada Lampiran 1.

40 e. Data yang diperoleh dari uji organoleptik dianalisis dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis. 3.2.3. Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik Penelitian dilakukan secara eksperimen menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan tingkat konsentrasi garam 30% (P1), 35% (P2), 40% (P3), 45% (P4), dan 50% (P5) dari berat kulit, masing-masing perlakuan dikelompokkan menjadi 5 kelompok sehingga diperoleh 25 kombinasi perlakuan. Variabel yang diukur adalah sifat fisik kerupuk kulit (rendemen, daya rekah, dan kerenyahan) dan sifat organoleptik. Model matematika dalam percobaan ini adalah sebagai berikut (Gaspersz, 1991): Y ij = u + τ i + β j + ε ij Keterangan: Y ij = nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dalam kelompok ke-j u = nilai tengah populasi (population mean) τ i = pengaruh aditif dari perlakuan ke-i β j = pengaruh aditif dari kelompok ke-j ε ij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i pada kelompok ke-j i = Banyaknya perlakuan (ke i = 1,2,3,4,) j = Banyaknya kelompok (ke j = 1,2,3,4,5) Asumsi : 1. Komponen-komponen u, τ i, β j, dan ε ij bersifat aditif 2. Nilai τ i tetap, Σ i τ i = 0 ; E(τ i ) = τ i 3. Nilai β j tetap, Σ j β j = 0 ; E(β j) = β j 4. ε ij ~ NI (0, σ 2 ) Data yang diperoleh dianalisis berdasarkan prosedur Sidik Ragam yang tertera dalam Tabel 4. Tabel 4. Daftar Sidik Ragam SK DB JK KT F hit F 0,05 Kelompok K 1 = 4 JKK KTK Perlakuan P 1 = 4 JKP KTP KTP/KTG Galat (K 1)(P 1) = 16 JKG KTG Total KP 1 = 24 JKT

41 Keterangan : SK = Sumber keragaman DB = Derajat bebas JK = Jumlah kuadrat KT = Kuadrat tengah K = Kelompok P = Perlakuan Kaidah keputusan ; 1. Bila F hit F tabel 0,05 : terima H 0, berarti kelompok atau perlakuan tidak berpengaruh nyata (tidak berbeda nyata). 2. Bila F hitung > F tabel 0,05 : tolak H 0, berarti setiap perlakuan berpengaruh nyata. Hipotesis yang di uji : H 0 : τ 1 = τ 2 = τ 3 = τ 4 = τ 5 atau τ i = 0, H 1 : minimal ada satu τ i 0 tidak ada pengaruh perlakuan terhadap parameter yang diuji minimal ada satu perlakuan yang mempengaruhi parameter yang diuji. Selanjutnya untuk menguji antar rata-rata perlakuan digunakan uji Jarak Berganda Duncan : S x = KTG U Keterangan : S x KT Galat LSRα SSRα U d LSRα = SSRα, S x : Standar error (simpangan baku) : Kuadrat tengah galat : Least Significant Range : Studentized Significant Range : Ulangan : Selisih antar perlakuan Kaidah Keputusan : Bila d LSR, tidak berbeda nyata d > LSR, berbeda nyata atau sangat nyata

42 Uji Organoleptik dianalisis menggunakan uji statistik non parametrik uji Kruskal-Wallis sebagai berikut (Gaspersz, 1991): 2 1 Σ R i N(N + 1) 2 H = - S 2 i r i 4 Keterangan : r i = banyaknya ulangan pada perlakuan ke-i N = banyaknya pengamatan N=rt = jumlah ranking dari perlakuan ke-i R i Nilai S 2 diperoleh dari 1 Σ N(N + 1) 2 S 2 2 = R ij - N - 1 i,j 4 Dimana R ij 2 adalah pangkat (rank) dari pengamatan pada satuan percobaan (ulangan) ke-j yang memperoleh perlakuan ke-i. Hipotesis : H 0 : Setiap ranking dari perlakuan, dalam kelompok adalah sama (semua perlakuan yang dicobakan memberikan pengaruh yang sama pada respons variabel). H 1 : Minimal ada satu perlakuan yang berbeda dengan lainnya dalam hal memberikan respon variabel. Kaidah keputusan : Apabila H > x 2 α, t 1 maka tolak H 0 Apabila H x 2 α, t 1 maka terima H 0 Apabila hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan hasil yang berbeda nyata, maka dilakukan uji lanjut Mann-Whitney (Siegel, 1992). Uji Mann-Whitney merupakan uji non-parametrik yang digunakan untuk membandingkan dua mean populasi yang berasal dari populasi yang sama dan juga digunakan untuk menguji apakah dua mean populasi sama atau tidak. Untuk menghitung nilai statistik uji Mann-Whitney dengan rumus sebagai berikut:

43 Atau ekuivalen dengan : Keterangan : U R 1 dan R 2 n 1 n 2 = harga observasi = jumlah rangking yang diberikan pada kelompok = banyak sampel dalam kelompok yang lebih kecil = banyak sampel dalam kelompok yang lebih besar Kaidah keputusan : Jika, P < α, berbeda nyata (signifikan) Jika, P > α, tidak berbeda nyata (non signifikan) 3.2.4. Tata Letak Percobaan I II III IV V P 4 P 4 P 4 P 5 P 1 P 5 P 5 P 5 P 3 P 5 P 1 P 3 P 2 P 2 P 2 P 3 P 1 P 1 P 1 P 4 P 2 P 2 P 3 P 4 P 3 Ilustrasi 5. Tata Letak Percobaan Keterangan : P 1 : Konsentrasi garam 30% P 2 : Konsentrasi garam 35% P 3 : Konsentrasi garam 40% P 4 : Konsentrasi garam 45% P 5 : Konsentrasi garam 50%