PEMANFAATAN FISCAL SPACE DALAM APBN-P 2015 dan RAPBN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
NOTA KEUANGAN DAN RAPBN 2016 ADVERTORIAL

Perkembangan Perekonomian dan Arah Kebijakan APBN 2014

RINGKASAN APBN TAHUN 2017

Kebijakan Penganggaran TA 2018

REALISASI BELANJA NEGARA SEMESTER I TAHUN 2012

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

ARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN BELANJA 2012 dan 2013

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

INFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017

PENDAPAT AKHIR PEMERINTAH PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG

DATA POKOK APBN

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

INFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009

INFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. KETERANGAN PERS Pokok-Pokok UU APBN-P 2016 dan Pengampunan Pajak

DATA POKOK APBN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2 makro yang disertai dengan perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal, dan pergeseran anggaran antarunit organisasi dan/atau antarprogram yang berdampak

Rapat Paripurna DPR RI, 25 Agustus 2015 REPUBLIK INDONESIA

INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN DANA DESA UNTUK KESEJAHTERAAN DESA

Pidato Presiden - Penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU APBN serta..., Jakarta, 16 Agustus 2016 Selasa, 16 Agustus 2016

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

KEBIJAKAN PENGANGGARAN 2016

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SUBSIDI BBM DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Siklus APBN. Januari. Penetapan Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional. Juli. Agustus. November

BEBAN SUBSIDI BBM DALAM APBN TAHUN 2013

Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii Daftar Boks... ix

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN-P 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2 Sehubungan dengan lemahnya perekonomian global, kinerja perekonomian domestik 2015 diharapkan dapat tetap terjaga dengan baik. Pertumbuhan ekonomi p

NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA

Tabel 1a APBN 2004 dan APBN-P 2004 (miliar rupiah)

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2018

KEBIJAKAN KONVERSI PENYALURAN DBH DAN/ ATAU DAU DALAM BENTUK NON TUNAI

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

faktor yang dimiliki masing-masing negara, antara lain sistem ekonomi, kualitas birokrasi. Sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara akan

BUDGET IN BRIEF APBNP REPUBLIK INDONESIA

KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik

NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN

F A C T S H E E T S B Kebijakan Realokasi Anggaran

Menjaga Kualitas Belanja Melalui Pengendalian Pelaksanaan Anggaran

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

IPSUM LOREM APBNP 2017 DAN PERSIAPAN APBN 2018 EXECUTIVE GATHERING. Jakarta, 22 Januari 2018

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009

DATA POKOK APBN-P 2006 DAN APBN 2007 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

POKOK-POKOK PERUBAHAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016

KEBIJAKAN DAN ALOKASI ANGGARAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK TAHUN 2013

TABEL 2 RINGKASAN APBN, (miliar rupiah)

DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara. DPR mempunyai fungsi: legislasi; anggaran; dan pengawasan.

PAGU ALOKASI ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TA 2015

2017, No melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat (1) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu membentuk Undang-Undang tent

OUTLINE PAPARAN PENAJAMAN RENCANA KERJA TA KONSEP RKP DUKUNGAN DITJEN SDA TERHADAP 3 PRIORITAS NASIONAL

Kebijakan Penganggaran Tahun 2016

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta KUPA

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Disampaikan pada Acara DJA Mendengar Jakarta, 8 Mei 2018

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013

KEBIJAKAN DANA TRANSFER KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2000 TENTANG

PENJELASAN A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2000 TENTANG

Tabel 1a APBN 2004 dan APBN-P 2004 (miliar rupiah)

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 130, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4442)

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

RANCANGAN AWAL RKP 2016 DAN PAGU INDIKATIF DEPUTI BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN Jakarta, 15 April 2015

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Mandatory Spending, SAL dan Kelebihan Pembiayaan (overfinancing) APBN

ALOKASI PADA PRIORITAS RANCANGAN AWAL RKP DAN PAGU INDIKATIF 2019

Kasubdit Pengembangan Kapasitas Keuangan Daerah, Direktorat Otda Bappenas

Anggaran yang Menyejahterakan

MULTILATERAL MEETING II RKP 2017 PRIORITAS NASIONAL DAERAH TERTINGGAL

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2018

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEBIJAKAN ALOKASI DAN PENYALURAN DAK TAHUN 2016

NOTA KEUANGAN DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN

PENJELASAN A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG

Kinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Konsolidasi Fiskal dan Komitmen Indonesia pada G20 1

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

2013, No makro yang disertai dengan perubahan kebijakan fiskal yang berdampak cukup signifikan terhadap besaran APBN Tahun Anggaran 2013 sehingg

RUANG FISKAL DALAM APBN

Daftar Tabel Data Fiskal Regional Kanwil Ditjen Perbendaharaan

STRATEGI NASIONAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENGURANGAN KEMISKINAN TAHUN Rahma Iryanti Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Transkripsi:

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PEMANFAATAN FISCAL SPACE DALAM APBN-P 2015 dan RAPBN 2016 Direktorat Jenderal Anggaran Jakarta, 25 Agustus 2015

POKOK BAHASAN 1 PENDAHULUAN 2 APBN-P 2015 3 RAPBN TAHUN 2016 2

PENDAHULUAN 3

Tantangan APBN ke Depan Ruang Fiskal Terbatas Masih ada potensi perpajakan Harga minyak rendah dan Lifting minyak stagnan Mandatory Spending dan belanja wajib relatif besar Kualitas Belanja yang lebih baik Mandatory spending (Pendidikan, Kesehatan, Transfer ke Daerah & Dana Desa) Efisiensi belanja operasional (rapat, perjalanan dinas, gedung) Belanja wajib (pegawai dan operasional, bunga utang, subsidi) Efektifitas perencanaan belanja produktif Penyerapan anggaran belum optimal Belanja K/L masih berkisar 90%-95% Belanja masih menumpuk pada triwulan III dan IV 4

ARAH KEBIJAKAN FISKAL 2016 RKP 2016 Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Memperkuat Fondasi Pembangunan yang Berkualitas Tiga Dimensi Pembangunan Dimensi Pembangunan Manusia Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan Tema Kebijakan Fiskal Dimensi Pemerataan & Kewilayahan Penguatan Pengelolaan Fiskal dalam Rangka Memperkokoh Fundamental Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas Strategi Stimulus Daya Tahan Sustainabilitas Pemberian Insentif fiskal Peningkatan belanja yang produktif Dukungan PMN, Penjaminan, dan kerjasama dengan swasta. Cadangan risiko fiskal Fleksibilitas fiskal dalam UU APBN Defisit APBN terkendali (2,1% PDB) Debt ratio dijaga sekitar 26% PDB Menjaga keseimbangan primer 5 5

Gambaran Umum RAPBN 2016 Mencapai target Pembangunan: Tingkat Kemiskinan 9-10% Tingkat Pengangguran Terbuka 5,2-5,5% Gini Ratio 0,39 IPM 70,1 Asumsi dasar Ekonomi Makro disusun mengikuti perkembangan terkini dan prospek ke depan Pertumbuhan ekonomi 5,5% Defisit Anggaran tahun 2016 pada tingkat yang sustainable (sekitar 2,1% dari PDB), yang masih di bawah outlook Defisit Anggaran tahun 2015 Penerimaan perpajakan didasarkan pada outlook Penerimaan tahun 2015 (pertumbuhan Penerimaan Perpajakan sekitar 14,5%) Transfer ke Daerah dan Dana Desa sudah lebih besar dari Belanja K/L, dalam rangka penguatan peran Daerah dalam pemerataan pembangunan dan implementasi Desentralisasi Fiskal. 6

ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 2015 2016 APBNP RAPBN a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,7 5,5 c. Tingkat bunga SPN 3 bulan (%) 6,2 5,5 Indikator b. Inflasi (%, yoy) d. Nilai tukar (Rp/US$) e. Harga Minyak Mentah Indonesia (US$/barel) f. Lifting Minyak (ribu barel per hari) g. Lifting Gas (ribu barel setara minyak per hari) 5,0 4,7 12.500 13.400 825 830 60 1.221 60 1.155 7

Defisit RAPBN 2016 di bawah Outlook Defisit Tahun 2015 Uraian (triliun Rupiah) 2015 APBN 2016 APBNP RAPBN Selisih A. PENDAPATAN NEGARA I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1. PENERIMAAN PERPAJAKAN Tax Ratio % (termasuk SDA migas dan Pertambangan) Tax Ratio % (definisi luas) 2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK II. PENERIMAAN HIBAH 1.793,6 1.790,3 1.380,0 14,61 16,05 410,3 3,3 1.761,6 1.758,3 1.489,3 13,69 15,06 269,1 3,3 1.848,1 1.846,1 1.565,8 13,25 14,69 280,3 2,0 86,5 87,7 76,5 (0,44) (0,37) 11,2 (1,3) B. BELANJA NEGARA I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 2.039,5 1.392,4 1.984,1 1.319,5 2.121,3 1.339,1 137,1 19,5 1. Belanja K/L 2. Belanja Non K/L a.l. - Pembayaran Bunga Utang - Subsidi BBM & LPG - Subsidi Listrik TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 647,3 745,1 152,0 276,0 68,7 647,0 795,5 524,1 155,7 64,7 73,1 664,6 780,4 558,7 183,4 71,0 50,0 782,2 (15,1) 34,6 27,7 6,3 (23,1) 117,6 1. Transfer ke Daerah 638,0 643,8 735,2 91,4 II. 2. Dana Desa Anggaran Pendidikan Rasio Anggaran Pendidikan Anggaran Kesehatan Rasio Anggaran Kesehatan Total (%) C. KESEIMBANGAN PRIMER D. SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN % Surplus/ (Defisit) terhadap PDB E. PEMBIAYAAN ANGGARAN (I + II) I. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI a.l Surat Berharga Negara (neto) Penyertaan Modal Negara Dana Antisipasi untuk PT. Minarak Lapindo Jaya II. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto) 1. Penarikan Pinjaman LN (bruto) 2. Pembayaran Cicilan Pokok Utang LN 9,1 409,1 20,06 20,8 408,5 20,6 47,0 424,8 20,0 26,2 16,2 (0,6) 3,28 (93,9) (245,9) (2,21) 74,3 3,75 (66,8) (222,5) (1,9) 106,1 5,0 (89,7) (273,2) (2,1) 31,8 1,3 (23,0) (50,7) 245,9 269,7 277,0 (7,3) 0,0 (23,8) 222,5 242,5 297,7 (70,4) (0,8) (20,0) 273,2 272,0 326,3 (48,2) 0,0 1,2 50,7 29,5 28,6 22,2 0,8 21,2 24,2 47,0 48,6 72,8 (66,5) (64,2) (65,7) (1,5) 8

APBN-P 2015 9

10

POKOK-POKOK PERUBAHAN KEBIJAKAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT Reformasi subsidi BBM dengan skema kebijakan fixed subsidy untuk solar dengan subsidi maksimum Rp1.000/liter untuk setiap level harga dan kebijakan harga keekonomian yang ditetapkan Pemerintah untuk premium. Reformasi tersebut menyebabkan penghematan subsidi BBM.; Penghematan subsidi LPG karena perubahan asumsi (terutama ICP); Pengalokasiantambahan anggaran untuk berbagai program prioritas (sesuai visi dan misi Presiden), meliputi: - Dukungan sektorpendorong pertumbuhan (pangan, energi, maritim, pariwisata, dan industri); - Pembangunaninfrastruktur konektivitas. - Pemenuhan kewajiban dasar (pendidikan, kesehatan, dan perumahan); Pengurangan kesenjangan antarkelas pendapatan dan antar wilayah; Efisiensi belanja melalui penghematan belanja perjalanan dinas untuk direalokasikan ke kegiatan yang lebih prioritas dan lebih produktif sesuai usulan K/L (refocusing); Mengakomodasi perubahan nomenklatur K/L; Revisi anggaran yang bersumber dari pinjaman dan hibah luar negeri, pagu penggunaan PNBP/BLU, SBSN-PBS, serta realokasi anggaran dari Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara ke Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga. 11

12

13

14

15

16

17

Antarwilayah Pembangunan yang inklusif dan komprehensif, membangun wilayah perdesaan, daerah tertinggal, dan wilayah perbatasan. Pembangunan jalan baru sepanjang 616,75 Km, jalan bebas hambatan sepanjang 125 Km, peningkatan kapasitas/pelebaran jalan nasional sepanjang 3.869,74 Km. Penguatan kapasitas pemerintah dan masyarakat desa. Pembangunan dan revitalisasi pasar rakyat sebanyak 1.000 unit. Pembangunan jalan di wilayah perbatasan terutama Kalimantan dan NTT dengan tambahan sasaran sepanjang 300,1 Km sehingga mencapai 390,66 Km. Pembangunan pengembangan 8 bandara untuk dapat didarati pesawat tipe Boeing 737, serta pembangunan dan pengembangan bandara serta fasilitas penunjang di 34 lokasi termasuk pada wilayah terdalam, terluar dan perbatasan. Pembangunan jalan akses di pelabuhan sepanjang 167 K m. Pembangunan infrastruktur perkeretaapian di luar Jawa serta jalur ganda lintas selatan Jawa, pengadaan sarana kereta api perintis untuk lintas Sumatera dan Sulawesi, penyelesaian DED dan persiapan jalur KA Trans Papua dan Kalimantan serta ruas-ruas lainnya di luar Jawa, serta proses pengadaan lahan yang diperlukan dengan tambahan sasaran panjang jalur KA mencapai 400 Km. Antarkelas pendapatan Menciptakan pertumbuhan yang inklusif melalui pengurangan kesenjangan sosial dan penanggulangan kemiskinan, meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja, target angka kemiskinan 10,3% melalui pemberian perlindungan sosial terintegrasi dan akses pengembangan keterampilan, pendampingan, modal usaha, dan pengembangan teknologi kepada petani, nelayan, buruh, dan usaha kecil/mikro. Pemberian kartu keluarga sejahtera (KKS) sebanyak 15,9 juta jiwa. Perbaikan Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) yang mencakup pemutakhiran dan validasi data. Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan dasar. Penerapan sistem pelatihan kerja terpadu, dengan target 32 ribu orang pelatihan berbasis kompetensi dan 35 ribu sertifikasi berbagai sektor. Peningkatan kesejahteraan ekonomi keluarga berbasis pemberdayaan masyarakat 18

19

20

21

22

RAPBN 2016 23

Pokok-Pokok Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat... (1) 1. Mempertahankan pendapatan riil aparatur pemerintah untuk memacu produktivitas dan peningkatan pelayanan publik, melalui pemberian THR (selain kebijakan baseline: pemberian gaji dan pensiun ke 13) 2. Melanjutkan kebijakan efisiensi pada belanja operasional dan penajaman belanja non-operasional (termasuk moratorium pembangunan gedung pemerintah, serta kebijakan sewa/leasing untuk kendaraan dinas operasional) 3. Mengarahkan subsidi yang lebih tepat sasaran (khususnya subsidi Listrik, Raskin, dan Pupuk) 4. Melanjutkan program prioritas pembangunan (a.l: pendidikan, kesehatan, kedaulatan pangan dan energi, kemaritiman, pariwisata, serta pengurangan kesenjangan) untuk memperbaiki kualitas pembangunan 5. Pemenuhan anggaran Pendidikan 20% dari APBN untuk peningkatan akses dan kualitas pendidikan, diantaranya melalui wajib belajar 12 tahun. 6. Meningkatkan efektivitas pelayanan dan keberlanjutan program SJSN di bidang kesehatan (dari sisi demand dan supply) dan ketenagakerjaan, termasuk perbaikan kebijakan dan regulasinya 24

Pokok-Pokok Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat... (2) 7. Menyelaraskan kebijakan Desentralisasi Fiskal dengan mengalihkan alokasi Dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan (Dekon/TP) di K/L ke DAK 8. Pemenuhan anggaran Kesehatan sebesar 5% dari APBN, dengan didukung program yang lebih efektif dan luas 9. Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program bantuan sosial yang lebih berkesinambungan (KIP, KIH), termasuk perluasan cakupan penerima Bantuan Tunai Bersyarat menjadi 6 juta KSM 10. Penyediakan kebutuhan pokok Perumahan melalui program Sejuta Rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui dukungan pembangunan rumah, subsidi bunga kredit, bantuan uang muka, dan FLPP 11. Perluasan dan penajaman program KUR (coverage dan subsidi bunga) yang sudah dimulai tahun 2015. 25

Target Pembangunan Bidang Perekonomian, Tahun 2016 Pembangunan jalan 375,9 km dan jembatan 6.283,9 m Pemeliharaan jalan 43.506 km dan jembatan 338.690,9 m Embung & penampung air lainnya 228 buah; Normalisasi sungai dan pembangunan /peningkatan tanggul 119 km; Infrastruktur SPAM di kawasan nelayan 20.000 Sambungan Rumah (SR) & di kawasan rawan air/perbatasan/pulau terluar 105.280 SR Produksi padi 76,23 juta ton, Produksi jagung 21,35 juta ton Produksi kedelai 2,03 juta ton Produksi daging sapi/kerbau 588,56 ribu ton Produksi telur 3.393,36 ribu ton Produksi susu 850,77 ribu ton Penambahan luas tanam padi 60 ribu ha, Penambahan luas baku lahan padi 200 ribu ha, Pengembangan/perbaikan jaringan irigasi dan optimasi air seluas 500.000 ha Anggaran Meningkatkan kualitas air di 7 DAS prioritas dan 1 danau prioritas KemenPU & PR Rp103,8 T; Kementan Rp32,85 T; Kemen LH dan Kehutanan Rp6,3 T 26

Target Pembangunan Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Tahun 2016 92,4 jt penduduk penerima bantuan iuran (PBI) melalui JKN/KIS APK SD/SDLB/Paket A 97,85%; APK SMP/SMPLB/Paket B 81,89%; APK PAUD 72,1%; APK Perguruan Tinggi 28,16% Siswa pendidikan dasar dan menengah yang menerima KIP 19,2 juta siswa; APK MI/Ula 13,29 %, APK Mts/Wustha 22,59 %, dan APK MA/Ulya 8,83 %; Siswa MI/Ula, Mts/Wustha, dan MA/Ulya penerima KIP masing-masing sebanyak 860.339 siswa, 961.529 siswa, dan 507.489 siswa 77% persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan; Kunjungan neonatal pertama (KN1) sebesar 78% 700 kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas terakreditasi, 190 kabupaten/kota yang memiliki minimal 1 RSUD terakreditasi Jumlah keluarga sangat miskin yang mendapat bantuan tunai bersyarat sebanyak 58,30% Anggaran Kemendikbud Rp49,2 T; Kemenkes Rp64,8 T; Kemenag Rp58,5 T; Kemensos Rp15,3 T 27

Target Pembangunan Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Tahun 2016 Penambahan alutsista dan non alutsista fasilitas serta Sarpras 20% dan pengadaan 116 unit Rantis (matra darat); Pengadaan 184 unit KRI, KAL, Alpung, Ranpur, Rantis (matra laut); Pesawat yang siap operasional sebanyak 150 unit (matra udara) Pembentukan peraturan perundang-undangan yang diselesaikan sesuai dengan perencanaan dan Prolegnas sebesar 80%; WBP dan tahanan yang taat hukum guna meningkatkan partisipasi pembinaan dan pembimbingan untuk mewujudkan reintegrasi sosial sebesar 75% Menurunnya gangguan keamanan pada jalur aktivitas masyarakat moda transportasi laut 35%; Penyelesaian tindak pidana narkoba 66%; Penyelesaian tindak pidana umum 52% Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan aset di 7.094 desa; Meningkatnya pemanfaatan NIK, data base kependudukan, dan KTP-el oleh lembaga pengguna pusat di 25 K/L (kumulatif) Anggaran Kemenhan Rp95,9 T Polri Rp67,2 T Kemendagri Rp4,96 T Kemenkumham Rp10,1 T 28

Target Pembangunan Kelompok Bidang Kemaritiman, Tahun 2016 Pembangunan jalur kereta api 110,9 km sp dan jembatan/underpass/flyover KA 27 unit, BRT 530 unit, Pembangunan 94 unit kapal perintis penumpang dan barang; Trayek perintis dan PSO sejumlah 96 trayek dan 22 kapal; Pembangunan bandara di 11 lokasi; Pengembangan bandar udara di daerah perbatasan dan rawan bencana masing-masing di 26 lokasi dan 57 lokasi Lifting minyak bumi sebesar 800-830 ribu bopd; Lifting gas bumi sebesar 1.100-1.300 ribu boepd; Produksi biofuel, biogas, dan uap panas bumi masingmasing sebesar 6,48 juta KL, 22.995 ribu m3, dan 83,05 juta ton Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, Air, Surya, dan Angin masing-masing sebesar 1.712,5 MW, 5.534 MW, 92,1 MW, dan 11,2 MW Anggaran Produksi perikanan tangkap sebanyak 6,45 juta ton; Produksi perikanan budidaya sebanyak 8,35 juta ton ikan, 11,11 juta ton rumput laut, dan 1,9 miliar ekor ikan hias Kemenhub Rp50,2 T; Kemen KKP Rp15,8 T; Kemen ESDM Rp8,9 T 29

Peningkatan Anggaran Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur di tahun 2016 450 408.5 424.8 APBN-P 2015 400 RAPBN 2016 (triliun rupiah) 350 290.3 300 313.5 250 200 150 106.1 100 74.3 50 0 Pendidikan Kesehatan Infrastruktur Sumber : Kementerian Keuangan 30

Peningkatan Anggaran Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur di tahun 2016 ANGGARAN PENDIDIKAN 120.0 450.0 5.0 0 400.0 250.0 Triliun Rp Triliun Rp 275.9 254.2 200.0 150.0 100.0 154.4 50.0-80.0 84.0 40.0 RAPBN 2016 Transfer Ke Daerah 7.8 60.0 - Bel Pem Pusat 3.5 63.0 20.0 143.8 APBN-P 2015 22.1 100.0 350.0 300.0 ANGGARAN KESEHATAN APBN-P 2015 Bel Pem Pusat Pembiayaan Transfer Ke Daerah RAPBN 2016 Pembiayaan ANGGARAN INFRASTRUKTUR 350.0 Triliun Rp 300.0 250.0 200.0 50.3 35.7 41.0 79.4 150.0 100.0 213.6 183.9 50.0 - APBN-P 2015 Bel Pem Pusat Transfer Ke Daerah RAPBN 2016 Pembiayaan Sumber : Kementerian Keuangan 31

Peningkatan Anggaran Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur di tahun 2016 (triliun rupiah) Uraian APBNP 2015 RAPBN 2016 1. Anggaran Pendidikan 408,5 2. Anggaran Kesehatan 20,6% 154,4 254,2-424,8 74,3 106,1 Anggaran Infrastruktur Belanja Pemerintah Pusat Transfer ke Daerah dan Dana Desa Pembiayaan Anggaran 290,3 213,6 41,0 35,7 313,5 183,9 79,4 50,3 3. (persentase terhadap belanja negara) Belanja Pemerintah Pusat Transfer ke Daerah dan Dana Desa Pembiayaan Anggaran (persentase terhadap belanja negara) Belanja Pemerintah Pusat Transfer ke Daerah dan Dana Desa Pembiayaan Anggaran Sumber : Kementerian Keuangan 3,75% 63,0 7,8 3,5 20,0% 143,8 275,9 5,0 5,0% 84,0 22,1-32

Perbaikan Kebijakan Subsidi Energi Subsidi BBM Melanjutkan pemberian subsidi tetap untuk BBM jenis minyak solar dan subsidi (selisih harga) untuk minyak tanah dan LPG Tabung 3kg; Kenaikan harga LPG tabung 3 kg sebesar Rp1.000/kg untuk efisiensi ekonomi. Subsidi Listrik Perubahan sistem subsidi menjadi lebih tepat sasaran (subsidi langsung); Diberikan kepada 30 juta pelanggan (450 VA dan sebagian pelanggan 900 VA); Subsidi Listrik tahun 2016 Rp50 triliun (dengan subsidi tahun berjalan Rp40 triliun). 33

Penajaman & Perluasan Subsidi Non Energi Subsidi Pangan (Raskin) Diberikan kepada 15,5 juta RTS (rumah tangga sasaran) Durasi penyaluran 12 kali Kuantum sebanyak 15 kg per RTS per bulan Harga jual raskin Rp1.600,00 per kg Subsidi Pupuk Volume pupuk bersubsidi 9,55 juta ton HPP mendekati harga keekonomian dan rencana kenaikan HET untuk mengurangi disparitas harga pupuk Subsidi Bunga KUR Sasaran: KUR mikro, KUR ritel, dan KUR TKI Sektor yang dibiayai: sektor pertanian, perikanan, industri pengolahan dan perdagangan (termasuk TKI) Alokasi Subsidi Bunga KUR tahun 2016 sebesar Rp10,5 triliun Tingkat Suku Bunga KUR ke end user sebesar 9% per tahun Subsidi bunga KUR oleh Pemerintah 8,5% per tahun Coverage KUR Rp100 T Rp123 T 34

Perbaikan Kebijakan Transfer ke Daerah & Dana Desa Transfer ke Daerah Memformulasi nomenklatur Dana Transfer (Dana Transfer Umum dan Dana Transfer Khusus) Penajaman dan peningkatan alokasi Dana Transfer Khusus (DTK) sehingga lebih efektif, selektif dan optimal Penajaman implementasi Reward dan Punisment ke Daerah Dana Desa Meningkatkan alokasi Dana Desa Tahun 2016 sehingga setara 6,4% dari dan diluar transfer ke daerah menuju pemenuhan 10% di tahun 2017. Mengefektifkan program-program yang berbasis desa sesuai amanat UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Dana Desa Pemerataan dan pemberdayaan pembangunan hingga ke Desa 35

Peningkatan Transfer ke Daerah dan Dana Desa naik 17,7% dari APBNP 2015 Uraian (triliun Rupiah) A. Transfer ke Daerah 1. Dana Perimbangan a. Dana Transfer Umum b. Dana Transfer Khusus 2. Dana Insentif Daerah 3. Dana Otonomi Khusus dan Dana Keistimewaan D.I.Y. 4. Dana Transfer Lainnya B. Dana Desa JUMLAH 2015 2016 Selisih APBNP RAPBN 643,8 521,8 462,9 58,8 1,7 17,7 102,7 20,8 735,2 710,8 495,5 215,3 5,0 19,5 0,0 47,0 91,4 189,0 32,6 156,4 3,3 1,8 (102,7) 26,2 664,6 782,2 117,6 Kebijakan : Transfer ke Daerah dan Dana Desa mulai lebih besar dari Belanja K/L Peningkatan Dana Transfer Khusus (dh. DAK) dan Dana Insentif Daerah (DID) Dana Desa sebesar 6,4% dari dan di luar Transfer ke Daerah sekitar Rp628,5 juta per desa. 36

TERIMA KASIH 37