PENILAIAN ARSIP BENTUK KHUSUS, PERLU MEMPERHATIKAN KHUSUS Robertus Legowo Jati



dokumen-dokumen yang mirip
AKUISISI ARSIP ( Sebuah Resume Hasil Dilkat Akuisisi Arsip)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap aktivitas suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta selalu

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BAB I PENDAHULUAN. bisa terlepas dari kegiatan organisasi baik di lingkungan pemerintah maupun

PERATURAN PERUNDANGAN UNDANGAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dilakukan. Arsip dapat dikatakan mutlak diperlukan oleh setiap

PENELUSURAN, PENILAIAN, DAN VERIFIKASI ARSIP STATIS. Oleh : Anna Nunuk Nuryani, Dra

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERUMUSAN MASALAH. berkembang baik perusahaan maupun instansi pemerintah. Teknologi dapat

IDENTIFIKASI DAN PENYUSUNAN JADWAL RETENSI

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PENGANTAR KEARSIPAN. 1. Pendahuluan

LAYANAN KEARSIPAN PERLU DITINGKATKAN A. Fajar Feratri Astuti

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

JUDUL UNIT : Membuat dan Merealisasikan Rancangan Pencahayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Dewasa ini kebutuhan akan informasi semakin besar dan luas. Dalam

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN ARSIPARIS TINGKAT KETERAMPILAN Nomor:

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan sebagai sumber informasi dan alat pengawasan yang sangat

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan yang mutlak bagi setiap instansi, apalagi secara keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari arsip. Arsip

A. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Arsip merupakan salah satu sumber informasi yang terpercaya dan

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. berbeda dengan arsip tekstual atau disebut arsip bentuk khusus.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kerena kesengajaan oleh pencipta melainkan tercipta seiring dengan adanya rekaman

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN. sangat mudah dan cepat dapat diakses oleh siapapun. Setiap perusahaan ataupun

BAB I PENDAHULUAN. dinamis (fungsi administrasi) arsip juga sebagai memori kolektif (fungsi statis),

TEKNOLOGI DIGITAL : SEBUAH PILIHAN DALAM PENYEBARAN DAN PERLINDUNGAN ARSIP

- 1 - PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

2015 PEMBELAJARAN AUDIO ENGINEERING PADA PROGRAM HOME STUDIO PRODUCTION DI SEKOLAH MUSIK KITA ANAK NEGERI DEPOK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KELEMBAGAAN PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. organisasi tersebut. Menurut Undang-Undang Nomor 43 tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, Pasal 1.

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 09/KEP/M.

ARSIP BENTUK KHUSUS DAN PEMELIHARAANNYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berupa bahan pustaka yang terus bertambah. Perpustakaan sejak dulu

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 09/KEP/M.PAN/2002 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS DAN ANGKA KREDITNYA

Bab III. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Arsip dinamis ialah arsip yang digunakan secara langsung dalam penyelenggaraan

PENGELOLAAN ARSIP KARTOGRAFI

Arsip Nasional Republik Indonesia

PEMBINAAN TENAGA TEKNIS REGISTERASI CAGAR B UDAYA MUHAMMAD RAMLI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia terlahir dengan karunia berupa kecerdasan. Kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Semua lembaga atau instansi dalam pelaksanaan kegiatan sehari hari

BAB I PENDAHULUAN. bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN RUMUSAN MASALAH. sangat penting dan mendasar. Seiring meningkatnya aktivitas dan dinamika

Fisibility Study Bisnis Kearsipan

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Arsip tercipta dari proses kegiatan suatu instansi yang secara langsung

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN. memperhatikan keberadaannya. Arsip sebagai rekaman kegiatan baik di instansi

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/3/M.PAN/3/2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS DAN ANGKA KREDITNYA

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan fungsi organisasi. Dalam setiap organisasi sangat memerlukan data dan

PROSEDUR DAN TEKNIK PENYUSUTAN ARSIP

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT ARSIPARIS PELAKSANA KETERANGAN PERORANGAN. Lama Baru UNSUR YANG DINILAI ANGKA KREDIT MENURUT NO

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB III PENGOLAHAN ARSIP AUDIO-VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengambil keputusan. Di dalam sebuah organisasi, arsip sangatlah penting

BAB I PENDAHULUAN. Arsip merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia, tanpa disadari

INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNIT ARSIP AKUISISI ARSIP

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi. Informasi yang cepat, tepat, dan akurat inilah yang akan memberi

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOGOR dan BUPATI BOGOR

ANALISIS PELAKSANAAN AKUISISI ARSIP KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH PADA MASA ORDE BARU SEBAGAI UPAYA

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN EVALUASI KEARSIPAN TAHUN ANGGARAN 2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan salah satu pengelola informasi yang. bertugas mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan merawat koleksi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN RUMUSAN MASALAH. berkembang dan sangat beragam. Mulai dari dunia maya (internet), koran,

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini mengharuskan masyarakat untuk mengikuti

Tata Cara Pelaksanaan dan Peraturan Alih Media.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN UJI KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

GELAR SENI MAHASISWA GUNADARMA (GSMG) 2018 KETENTUAN TANGKAI LOMBA LUKIS, DESAIN, KOMIK STRIP, FOTOGRAFI, FILM PENDEK

Software Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manär. Alif Muttaqin

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. berjalan. Arsip merupakan aspek penting yang berkaitan dengan organisasi dan

PENYUSUTAN ARSIP DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR

BACK OFFICE DAN LAYANAN PADA ARSIP DAERAH PROVINSI DIY

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS KOMISI PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR PENYIMPANAN FISIK ARSIP

BAB I PENDAHULUAN. pula kebutuhan informasi bagi civitas akademik dan masyarakat umum. Informasi

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

Arsip Nasional Republik Indonesia

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

PANDUAN UJI KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ini menuntut manusia untuk mempelajari sistem kinerja teknologi

Transkripsi:

PENILAIAN ARSIP BENTUK KHUSUS, PERLU MEMPERHATIKAN KHUSUS Robertus Legowo Jati Pendahuluan Penilaian arsip merupakan hal penting dalam upaya penyelamatan arsip. Pada hakekatnya penilaian arsip dapat diterapkan dan relevan untuk semua jenis arsip, termasuk arsip bentuk khusus. Arsip bentuk khusus terdiri dari : 1. Foto, 2. Citra bergerak, 3. Rekaman suara, 4. Kartografik ( peta ) dan Kearsitekturan, 5. Arsip elektronik. Namun karena medianya, maka dalam melakukan penilaian arsip bentuk khusus perlu memperhatikan kriteria-kriteria khusus yang harus dipertimbangkan. Analisis Penilaian Arsip Bentuk Khusus Secara garis besar analisis penilaian arsip bentuk khusus dilakukan dengan cara, yaitu : a. Penilaian Teknik atau Fisik (Technical Appraisal) yaitu menganalisis bentuk dan kualitas fisik arsip, berupa jenis media, ukuran, durasi ( masa putar ), kualitas gambar, kualitas suara, format, sistem yang dipakai dan lain-lain. b. Penilaian Isi / Informasi (Intelectual Appraisal) yaitu menganalisis informasi yang terkandung dalam arsip baik topik / masalah, deskripsi, tahun, jumlah dan lain-lain. Untuk lebih memahami bagaimana harus menganalisis arsip bentuk khusus yang akan dinilai, beberapa hal yang perlu diperhatikan : 1. Arsip Foto Arsip foto pada umumnya lebih bernilai evidential daripada arsip tekstual, karena arsip foto pada umumnya juga lebih kaya dan memiliki variasi informasi yang lebih banyak. a. Subjek Arsip foto yang memiliki subjek yang berkaitan dengan target dan konteks kebijaksanaan akuisisi selayaknya lebih mendapat perhatian.

b. Umur Foto-foto yang berasal dari abad ke-19 pada umumnya menjadi artefak, terlebih lagi bila ilustrasi proses fotografi penciptaannya lengkap. Foto tersebut akan lebih bernilai guna. c. Keunikan Keunikan berkaitan dengan negatif asli, cetakan pertama, dan foto yang berisi informasi yang tidak terdapat pada format lain. d. Kualitas Kualitas terkait dengan komposisi, pencahayaan dan fokus foto, sehingga memungkinkan untuk mudah direproduksi. e. Identifikasi Semakin banyak informasi yang dapat diindetifikasikan tentang foto tersebut, maka nilainya semakin tinggi. f. Jumlah Pemeliharaan jumlah foto yang besar memerlukan biaya yang besar, maka perlu dipilih sampling yang paling mewakili dengan cara memilih subjek-subjek foto yang paling bernilai. g. Provenance / Konteks Merupakan faktor penting dalam penilaian, sehingga dapat diketahui siapa pencipta, penggunaan dan fungsinya. h. Dikaitkan dengan media lain Arsip foto pada umumnya tercipta bersama sama arsip media tekstual. Foto sebagai bagian dari satu kesatuan berkas arsip. 2. Citra Bergerak Arsip citra bergerak meliputi : film, video, video digital dengan beberapa variasinya. Prinsip prinsip khusus yang perlu diperhatikan yaitu : a. Arsip citra bergerak memiliki kekayaan dan variasi informasi yang lebih banyak daripada arsip tekstual. b. Arsip citra bergerak jarang diciptakan berdiri sendiri. Pada umumnya merupakan bagian dari keseluruhan arsip yang tercipta dalam kegiatan dokumentasi proses dan fungsi instansi. c. Untuk menjaga konteks dan nilai informasinya, penilaian arsip citra bergerak harus dikaitkan dengan arsip media lainnya. d. Arsip citra bergerak memiliki problem pengelolaan yang lebih sulit dan mahal, sehingga dalam melakukan penilaian perlu dilaksanakan secara cermat.

3. Rekaman Suara a. Rekaman komersial atau rekaman yang dipublikasikan tersimpan dimana-mana. Tentunya hanya sebagian kecil saja yang perlu diselamatkan. b. Perlu diperhatikan master dari rekaman suara. c. Rekaman suara lebih bernilai artistik dan kultural yang jarang ditemukan dalam arsip tekstual. d. Penilaian arsip rekaman suara memiliki problem yang lebih besar daripada arsip tekstual. Terlebih lagi pengulangan-pengulangan dan pemutaran rekaman suara dapat merusak rekaman suara itu sendiri. 4. Kartografik dan Kearsitekturan Seperti halnya arsip bentuk khusus yang lain, penilaian arsip kartografik dan kearsitekturan pada dasarnya dapat dilakukan berdasarkan teknik penilaian arsip pada umumnya. Kartografik dan kearsitekturan pada umumnya juga merupakan bagian dari arsip media lainnya, yang harus dinilai sebagai satu kesatuan informasi a. Berisi informasi yang unik sehingga memiliki prioritas tinggi dalam penilaian. b. Peta dalam skala besar lebih bernilai daripada yang berskala kecil, karena dapat menampung area yang lebih luas dan lebih detail. c. Validitasnya tergantung pada konteks dan tujuan penciptaan peta. d. Gambar-gambar arsitektur dan mesin pada umumnya disimpan sepanjang benda/barangnya masih ada. Hal ini dimaksudkan untuk kepentingan service atau proses penjualan atau pemindahtanganan. e. Nilai gambar tergantung nilai gedung/barang. f. Gambar yang perlu disimpan adalah gambar final/terakhir dan lebih baik dilengkapi dengan gambar-gambar proses desainnya. g. Foto dan gambar tua merupakan seni yang unik, memiliki nilai estetik dan memiliki pretensi pameran dan perdagangan. 5. Arsip Elektronik Penilaian arsip elektronik memiliki perbedaan metode, kriteria dan teknis operasional dengan penilaian arsip konvensional. Sekalipun strategi penilaian arsip pada umumnya tetap relevan dengan penilaian arsip elektronik, namun karena perbedaan konsep maupun operasional arsip elektronik secara signifikan berbeda, maka pertimbangan-pertimbangan terhadap kriteria-kriteria khusus harus diperhatikan : a. Unsur Konteks, isi (contens) dan struktur merupakan satu kesatuan yang harus ada dalam arsip elektronik. Konteks adalah bagaimana arsip elektronik diciptakan untuk

pelaksanaan tugas dan fungsi. Isi adalah informasi yang ada dalam arsip, sedangkan struktur terkait dengan sistem informasi yang digunakan untuk mencipta, menggunakan, dan mengelola arsip elektronik. Reliabilitas dan autentisitas arsip sangat tergantung pada bagaimana kita mempertahankan konteks, isi dan strukturnya. b. Penilaian arsip elektronik dimulai sejak awal daur hidup arsip, bahkan sebelum arsip diciptakan. Konsekwensi penilaiannya adalah pemahaman yang komprehensif terhadap lembaga pencipta, fungsi dan proses kerjanya, bagaimana fungsi-fungsi tercermin dalam struktur dan diekspresikan dalam visi dan misi, bagaimana fungsifungsi itu berproses dan beraktivitas. c. Penilaian arsip elektronik pada tatanan konsepsional menyangkut analisis terhadap : bagaimana sistem informasi mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi, identifikasi fungsi dan aktivitas, penentuan sistem informasi yang tepat, identifikasi arsip bernilai dan bagaimana dimasukkan ke dalam sistem informasi yang mengadopsi retensi, design, instalansi dan uji coba sistemnya. d. Setelah arsip elektronik diciptakan, penilaian dapat dilakukan pada bagaimana sistem dimodifikasi. Namun sebenarnya dalam tahap pengelolaan, penilaian arsip elektronik tidak terlalu perlu dilakukan, karena : Resikonya mungkin arsip belum atau masih dalam proses tercipta, autensitasnya tidak tampak, tidak lengkap, kurang reliable, sulit diinterpretasikan, informasi yang disimpan hanya untuk kepentingan organisasi. Perubahan sistem membuat access/temu balik mungkin menjadi sulit, bahkan reliabilitas dan autensitasnya hilang. Adaptasi sistem ke dalam alat penyimpanan yang baru sangat mahal. e. Ketika menilai basis data yang besar, kemudian setelah disurvei, diukur dan dianalisis, akan timbul pertanyaan, mana yang paling bernilai : data kasar atau data terpisah-pisah atau data yang diproses atau kesatuan data. f. Jika data dan format elektronik ada, tetapi proses pendokumentasian data tidak terbaca dan data tidak dapat digunakan, maka arsip itu menjadi tidak bernilai. g. Jika reliabilitas dan kelengkapan arsip elektronik, misalnya data inti atau program file hilang atau media simpan mengalami kerusakan, maka arsip itu menjadi tidak bernilai. h. Biaya perawatan arsip elektronik untuk arsip yang berjangka simpan lama, sehingga membutuhkan variasi hardware, software dan pendokumentasian yang semakin banyak, akan menimbulkan peningkatan biaya yang sangat besar.

Penutup Penilaian arsip bentuk khusus merupakan proses awal dalam kegiatan penyusutan arsip, yang merupakan langkah penting untuk menjamin terpeliharanya informasi yang memiliki nilaiguna bagi perkembangan dan kelangsungan hidup organisasi. Penilaian arsip merupakan kegiatan yang paling krusial dalam manajemen arsip. Subyektifitas penilaian antara seseorang dengan orang lain sering menjadi kendala. Terlebih lagi nilai arsip tidak bersifat tetap, nilai arsip selalu berubah sesuai dengan fungsinya. Suatu saat arsip yang tidak bernilai guna dapat menjadi sangat bernilai pada waktu yang lain. Oleh karena itu kita tetap harus menjaga kehati - hatian dalam melaksanakan penilaian agar arsip yang disusutkan adalah benar benar arsip yang sudah tidak berguna lagi.