ANALISIS ZAT WARNA METHANYL YELLOW DALAM MINUMAN ES SIRUP DI KAWASAN KOTA MANADO. Esti Santi Sigar, Gayatri Citraningtyas, Adithya Yudistira

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

ANALISIS ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA KERUPUK YANG BEREDAR DI KOTA MANADO ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang Jl. Kedungmundu Raya

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PEWARNA TARTRAZIN DALAM MINUMAN JAJANAN DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN WARA KOTA PALOPO

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini merupakan deskriptif laboratorium yaitu dengan

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI RHODAMIN B PADA SAUS TOMAT YANG BEREDAR DI PASAR PAGI SAMARINDA. Eka Siswanto Syamsul, Reny Nur Mulyani, Siti Jubaidah

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU YANG BEREDAR DI PURWOKERTO

PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN ANALISIS RHODAMIN B PADA LIPSTIK YANG BEREDAR DI PASAR KOTA MANADO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

ANALISIS ZAT HIDROQUINON PADA KRIM PEMUTIH WAJAH YANG BEREDAR DI KOTA MANADO ABSTRAK

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 5, No. 2 Juni Identifikasi rhodamin B pada kembang gula yang beredar di Kota Jambi ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan rhodamin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN KADAR ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA SAUS DAN KERUPUK DI KOTA MEDAN SKRIPSI

BAB 3 METODE PERCOBAAN. Yang dilakukan mulai 26 Januari sampai 26 Februari Pemanas listrik. 3. Chamber. 4. Kertas kromatografi No.

ANALISIS KEBERADAAN RHODAMIN B PADA IKAN CAKALANG FUFU YANG BEREDAR DI PASARAN KOTA MANADO ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGGUNAAN RHODAMIN B PADA CABE GILING BASAH YANG DIJUAL DI PASAR KOTA YOGYAKARTA

INTISARI IDENTIFIKASI METHANYL YELLOW PADA MANISAN BUAH NANAS

INTISARI ANALISIS KUALITATIF RHODAMIN B PADA MINUMAN RINGAN BERKEMASAN YANG DIJUAL DI PASAR SEKTOR II KECAMATAN BANJARMASIN UTARA

ANALISIS KANDUNGAN RHODAMIN B SEBAGAI PEWARNA PADA SEDIAAN LIPSTIK IMPOR YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR RHODAMIN B DALAM KERUPUK BERWARNA MERAH YANG BEREDAR DI PASAR ANTASARI KOTA BANJARMASIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

ANALISIS RHODAMIN B PADA SIRUP BERWARNA MERAH YANG BEREDAR DI KOTA SRAGEN TUGAS AKHIR. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

THE IDENTIFICATION OF SYNTHETIC DYES IN RENGGINANG CRACKERS BY PAPER CHROMATOGRAPHY. Jatmiko Susilo, Agitya Resti Erwiyani, Lelie Amaliatusshaleha

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR RHODAMIN B PADA KUE BERWARNA MERAH DI PASAR ANTASARI KOTA BANJARMASIN

ANALISIS RHODAMIN B PADA MAKANAN JAJANAN ANAK DI SEKITAR SDN 2 DAN SDN 3 KOTA PEKANBARU

ANALISA KANDUNGAN RHODAMIN B SEBAGAI PEWARNA PADA SEDIAAN LIPSTIK YANG BEREDAR DI MASYARAKAT TAHUN 2011

GAMBARAN ZAT WARNA RHODAMIN B PADA KOSMETIK PEMERAH BIBIR YANG BEREDAR DIPASAR BERINGHARJO YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survai yang bersifat deskriptif yaitu menganalisa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

ANALISIS ASAM RETINOAT PADA KOSMETIK KRIM PEMUTIH YANG BEREDAR DI PASARAN KOTA MANADO

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB I PENDAHULUAN. mikrobiologisnya. Secara visual faktor warna yang tampil terlebih dahulu terkadang

ABSTRAK ANALISIS KUALITATIF RHODAMIN B PADA JELLY BERKEMASAN YANG DIJUAL DI PASAR SEKTOR II KECAMATAN BANJARMASIN UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI SIMPLISIA BASAH DAN SIMPLISIA KERING DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) Tiara Mega Kusuma, Nurul Uswatun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. populer di kalangan masyarakat. Berdasarkan (SNI ), saus sambal

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DAN PENGAWET NATRIUM BENZOAT DALAM SAUS TOMAT P DARI PASAR X SURABAYA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan,

ANALISIS ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA SAOS BAKSO TUSUK YANG BEREDAR DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PENGAWET BENZOAT PADA SAUS TOMAT PRODUKSI LOKAL YANG BEREDAR DI PASARAN KOTA MANADO ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

ANALISIS KUANTITATIF SIKLAMAT DALAM AIR PEMANIS PADA SIRUP JAJANAN ES KELAPA DI SIRING BANJARMASIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENETAPAN KADAR NATRIUM BENZOAT PADA MINUMAN RINGAN YANG BEREDAR DI WILAYAH KARANGANYAR SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS TUGAS AKHIR

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB I PENDAHULUAN. Makanan selalu dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Cara penyajian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

PENGARUH SUHU TERHADAP STABILITAS BERBAGAI PRODUK TABLET NIFEDIPIN. Elda F. Luawo, Gayatri Citraningtyas, Novel Kojong

ANALISIS PENGAWET NATRIUM BENZOAT DAN PEWARNA RHODAMIN B PADA SAUS TOMAT J DARI PASAR TRADISIONAL L KOTA BLITAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. eksperimental komputasi. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang

BAB I PENDAHULUAN. Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia.

IDENTIFIKASI KANDUNGAN BAHAN KIMIA OBAT PARASETAMOL PADA JAMU ASAM URAT YANG BEREDAR DI KECAMATAN SUNGAI KUNJANG SAMARINDA

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a

Metodologi Penelitian. III.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dalam Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memerlukan makanan untuk menunjang kelangsungan hidupnya.

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DAN PENGAWET NATRIUM BENZOAT PADA SAUS TOMAT X DARI PASAR TRADISIONAL R DI KOTA BALIKPAPAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang

ANALISIS RHODAMIN B PADA JAJANAN ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN TIGA LINGGA KABUPATEN DAIRI

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No.1 (2017) 97

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo,

Transkripsi:

ANALISIS ZAT WARNA METHANYL YELLOW DALAM MINUMAN ES SIRUP DI KAWASAN KOTA MANADO Esti Santi Sigar, Gayatri Citraningtyas, Adithya Yudistira Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Abstrak Minuman es sirup merupakan minuman olahan dalam bentuk cair yang memiliki aneka rasa dan warna. Zat warna methanyl yellow dilarang digunakan dalam minuman es sirup karena dapat menyebabkan keracunan, gangguan pada saluran pencernaan, serta kerusakan jaringan hati apabila di konsumsi dalam jangka waktu panjang. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan ada tidaknya kandungan zat pewarna methanyl yellow dalam minuman es sirup yang beredar di kawasan Kota Manado. Sampel minuman es sirup berjumlah 18 sampel diambil mewakili 8 kecamatan dan pusat Kota Manado, kemudian dianalisis zat warna methanyl yellow dengan menggunakan metode Reaksi Warna, Kromatografi Lapis Tipis dan Spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada ke-18 sampel minuman es sirup tidak teridentifikasi adanya zat warna methanyl yellow baik dengan metode Reaksi Warna, metode Kromatografi Lapis Tipis dan Spektrofotometri UV-Vis. Dengan tidak teridentifikasinya zat warna methanyl yellow maka di pastikan dalam 18 sampel minuman es sirup ini bebas dari kandungan zat pewarna methanyl yellow. Kata kunci : Methanyl Yellow, Minuman Es Sirup, Reaksi Warna, Kromatografi Lapis Tipis (KLT), Spektrofotometri UV-Vis, Manado Abstract Iced beverage syrup is processed in liquid form which has a variety of flavors and colors. The dye banned methanyl yellow syrup used in drinks because it can cause poisoning, gastrointestinal disorders, and liver tissue damage if consumed in the long term. The purpose of this study was to prove the existence of a dye content of the beverage methanyl yellow syrup that circulate in the city of Manado. Samples beverage syrup totaling 18 samples were taken representing 8 districts and the central city of Manado, and then analyzed methanyl yellow dye using color reaction, Thin Layer Chromatography and UV-Vis Spectrophotometer. The results showed that in all 18 samples beverage syrup is not identified either dye methanyl yellow color reaction method, Thin Layer Chromatography method and UV-Vis spectrophotometry. With no identification methanyl yellow dye then make sure the 18 samples beverage syrup is free from substances methanyl yellow dye. Keywords : Methanyl Yellow, Iced beverage syrup, Color Reactions, Thin Layer Chromatography (TLC), UV-Vis Spectrophotometry, Manado 104

PENDAHULUAN Peranan Bahan Tambahan Pangan (BTP) khususnya bahan pewarna menjadi semakin penting sejalan dengan kemajuan teknologi produksi bahan tambahan pangan sintetis. Bahan tambahan pangan dalam bentuk lebih murah dan tersedia secara komersil akan mendorong meningkatnya pemakaian bahan tambahan pangan yang berarti meningkatkan konsumsi bahan tersebut bagi setiap individu (Cahyadi, 2008). Minuman es sirup merupakan salah satu contoh minuman ringan yang tidak lepas dari penggunaan bahan tambahan pangan seperti zat warna, pengawet, zat pemanis dan aroma, dimana diberikan secara berlebihan dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan. Penggunaan zat pewarna yang berlebihan sering dijumpai pada minuman es sirup yang dijual oleh pedagang minuman yang mangkal di pinggir jalan dan salah satu zat warna yang dilarang ditemukan dalam minuman es sirup ini yaitu zat warna methanyl yellow. Tujuan penambahan pewarna pada minuman es sirup ini untuk menambah keanekaragaman warna dari produknya serta menambah daya tarik para konsumen karena dipengaruhi oleh tekstur warna yang memikat, cita rasa yang enak serta harga yang relatif terjangkau untuk di konsumsi (Yustini et al., 2011). Tujuan Penelitian ini untuk membuktikan ada tidaknya zat warna methanyl yellow yang terkandung dalam minuman es sirup di kawasan Kota Manado. METODOLOGI PENELITIAN Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah alat-alat gelas, erlemeyer, tabung reaksi, mikro pipet, gelas ukur, oven, pemanas, timbangan analitik, pinset, penjepit tabung, cawan petri, labu ukur, lempeng KLT, bejana kromatografi (Chamber), dan Spektrofotometer UV-Vis (Spectroquant Pharo 300 M). Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel cair (minuman es sirup), benang wool, asam asetat, n- butanol, air dan aquades, etanol, eter, NaOH, amoniak, larutan baku pembanding Methanyl Yellow. Reaksi warna methany yellow Dipipet larutan 1 ml HCl encer ditambahkan 1 tetes methanyl yellow akan terbentuk warna ungu tua (Ditjen POM, 2001). Pembuatan Larutan Uji Larutan uji dibuat dengan menggusnakan benang wool untuk tujuan ekstraksi pemisahan zat warna yang terdapat dalam sampel minuman es sirup sesuai dengan prosedur pengujian ekstraksi zat warna oleh Sumarin (2010), yaitu: 1. Benang wool di gunting dengan ukuran 15 cm untuk setiap pemakaian masingmasing sampel. 2. Benang wool dididihkan dalam air kemudian dikeringkan. 3. Dicuci dengan eter untuk menghilangkan kotoran dan lemak. 4. Setelah itu dididihkan dengan NaOH 1% kemudian dibilas dengan air. 5. 50 ml sampel minuman es sirup dengan berbagai warna kuning diasamkan dengan menambahkan 5 ml asam asetat 10%. 6. Benang wool dimasukkan dan dididihkan selama 10 menit. 7. Kemudian benang wool diangkat, pewarna dalam sampel minuman akan mewarnai benang wool. 8. Benang wool dicuci dengan aquadest, kemudian di masukkan ke dalam larutan basa yaitu 25 ml amoniak 10% dan dididihkan sampai dilihat warna 105

yang berada dalam benang wool luntur atau telah tertarik dalam larutan basa. 9. Larutan basa yang didapatkan merupakan satu larutan uji dalam berbagai warna kuning yang selanjutnya akan digunakan sebagai cuplikan. Baku Methanyl Yellow Baku pembanding methanyl yellow didapatkan dari larutan 1000 ppm sebanyak 100 ml, dengan pelarut yang digunakan yaitu etanol. Penentuan Panjang Gelombang Methanyl Yellow Dari kosentrasi larutan baku methanyl yellow (1000 ppm) dipipet 1,25 ml dimasukkan dalam labu terukur 25 ml dan diencerkan dengan etanol sampai batas tanda, diperoleh kosentrasi larutan sejumlah 50 ppm. Selanjutnya diencerkan kembali dengan memipet 1 ml larutan baku methanyl yellow dimasukkan dalam labu ukur 25 ml diencerkan kembali dengan penambahan etanol dan diperoleh kosentrasi larutan sejumlah 2 ppm. Kemudian diukur kisaran panjang gelombang maksimal. HASIL Berdasarkan hasil survey, didapatakan 18 sampel minuman es sirup yang beredar di kawasan kota manado. 18 minuman es sirup ini di ambil mewakili 8 kecamatan dan pusat Kota Manado (zero point) dari tanggal 30 Juli sampai dengan 3 Agustus 2012. Bagian-bagian tersebut yaitu Kecamatan Wanea, Sario, Singkil, Wenang, Malalayang, Tikala, Tuminting, Mapanget, dan pusat Kota Manado. Ditiap kecamatan diambil 2 sampel dari pedagang yang berbeda. Reaksi Warna Methanyl Yellow Hasil reaksi warna methanyl yellow menunjukkan bahwa warna yang terbentuk dari reaksi larutan 1 ml HCl encer ditambahkan 1 tetes larutan baku methanyl yellow menghasilkan warna ungu tua Hasil reaksi warna methanyl yellow menunjukkan bahwa warna yang terbentuk dari reaksi larutan 1 ml HCl encer ditambahkan 1 tetes larutan baku methanyl yellow menghasilkan warna ungu tua. Reaksi warna tersebut dapat di lihat pada Gambar 1. Gambar 1. Reaksi Warna Methanyl Yellow dengan HCl encer. Reaksi Warna HCl Encer dengan 18 Sampel Didapatkan hasil reaksi antara 2 ml sampel minuman es sirup ditambakan dengan 1 ml HCl encer, yaitu tidak ada perubahan reaksi pada setiap sampel atau warna yang dihasilkan sama. Dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Reaksi Warna HCl encer dengan 18 Sampel Minuman Es Sirup. 106

Hasil identifikasi pewarna methanyl yellow pada minuman es sirup dengan metode Kromatografi Lapis Tipis, pada larutan baku methanyl yellow menghasilkan warna secara visual berwarna kuning dan jika di lihat di bawah sinar UV 254 nm dan UV 366 nm berfluoresensi kuning kecoklatan, dengan tinggi bercak pada lempeng 1 dan lempeng 2 yaitu 16 cm dan tinggi eluen 17 cm dan nilai R f 0,9. Untuk ke-18 sampel minuman es sirup tidak menunjukkan bercak yang sama dengan bercak baku methanyl yellow serta tidak menunjukkan adanya noda pada plat KLT dapat di lihat pada Tabel 1. Kode Sampel Lempeng I (Standar Baku methanyl yellow) Warna Visual Kuning UV 254 & UV 366 Kuning Kecokelatan Tinggi Bercak (cm) Tinggi Eluen (cm) Tabel 1 : Hasil Analisis Kualitatif Methanyl Yellow pada Sampel dengan Menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). R f 16 17 0.94 I - - - - - II - - - - - II - - - - - IV - - - - - V - - - - - VI - - - - - VII - - - - - VIII - - - - - IX - - - - - X - - - - - XI - - - - - Lempeng II (standar baku methanyl yellow) Kuning Kuning Kecokelatan 16 17 0.94 XI - - - - - XIII - - - - - XVI - - - - - XV - - - - - XVI - - - - - XVII - - - - - XVIII - - - - - Penelitian ini dilanjutkan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis untuk melihat panjang gelombang serta absorbansi yang didapatkan oleh baku methanyl yellow. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai absorbansi dan panjang gelombang yang didapatkan dari larutan baku methanyl yellow, yaitu max 417 nm dengan absorbansi 0.240. Hal ini sejalan dengan pernyataan dari penelitian 107

Safni, et all (2007), bahwa methanyl yellow akan memberikan serapan pada panjang gelombang berkisaran 417 nm. Dilakukan juga metode spektrofotometri UV-Vis pada 18 sampel minuman es sirup meskipun telah diuji melalui metode reaksi warna dan juga metode kromatografi lapis tipis tidak teridentifikasi adanya zat warna methanyl yellow, namun untuk melihat panjang gelombang yang dihasilkan setiap sampel bersama nilai absorbansinya. Panjang gelombang serta nilai absorbansi pada setiap sampel dapat dilihat pada Tabel 2. No. Zat (nm) Absorbansi 1. Baku Methanyl 417.0 0.240 Yellow 2. Sampel I 427.0 1.163 3. Sampel II 422.0 4.335 4. Sampel III 400.0 0.650 5. Sampel IV 425.0 0.584 6. Sampel V 419.0 0.999 7. Sampel VI 481.0 0.556 8. Sampel VII 424.0 1.928 9. Sampel VIII 426.0 0.571 10. Sampel IX 477.0 1.278 11. Sampel X 425.0 2.439 12. Sampel XI 427.0 0.472 13. Sampel XII 479.0 0.785 14. Sampel XIII 477.0 1.002 15. Sampel XIV 474.0 1.140 16. Sampel XV 497.0 0.286 17. Sampel XVI 448.0 1.053 18. Sampel XVII 400.0 1.470 19 Sampel XVIII 469.0 0.985 Tabel 2 : Hasil Analisis 18 Sampel Minuman Es Sirup dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis. 108

PEMBAHASAN Analisis zat warna methanyl yellow dalam minuman es sirup yang beredar di kawasan Kota Manado dengan sasaran subyek minuman es sirup yang dijual oleh pedagang minuman dengan sampel yang didapatkan dalam bentuk larutan dengan wadah kemasan ulang. Sampel yang didapatkan berjumlah 18 yang diperoleh 2 sampel pada pedangan yang berbeda di setiap kecamatan Wanea, Sario, Singkil, Wenang, Malalayang, Tikala, Tuminting, Mapanget, dan pusat Kota Manado. 18 sampel ini diobservasi di laboratorium dipisahkan setiap sampel dan diberi kode sampel I sampai sampel XVIII. Secara kualitatf reaksi warna yang dihasilkan pada larutan baku methanyl yellow awalnya berwarna kuning dan ditambahankan HCl encer menghasilkan warna ungu tua. Reaksi warna ini sesuai dengan pengujian oleh Ditjen POM RI (2001) terhadap Prosedur Pengujian Obat Makanan Nasional (PPOMN). Dilanjutkan pemeriksaan reaksi warna terhadap 18 sampel minuman es sirup yang dipipet 2 ml setiap sampel minuman es sirup dengan kode sampel I sampai sampel XVIII dimasukkan dalam tabung reaksi dan ditambahkan 1 ml HCl encer sebagai pereaksi. Hasil yang didapatkan pada setiap sampel I sampai sampel XVIII tidak menunjukkan perubahan warna, karena warna yang dihasilkan hanya seperti warna dasar sampel. Maka identifikasi secara kualitatif dengan pereaksi warna asam klorida (HCl encer) terhadap 18 sampel minuman es sirup tidak teridentifikasi adanya zat pewarna methanyl yellow. Untuk mengidentifikasi lebih lanjut dilakukan dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Dimana metode KLT ini merupakan metode relatif sederhana dan dapat digunakan untuk memisahkan campuran komponen yang kompleks (Wirasto, 2008). Sebelum dilakukan identifikasi 18 sampel dengan metode KLT, dilakukan lebih dahulu ekstraksi sampel dengan menggunakan benang wool untuk mendapatkan larutan uji yang lepas dari campuran komponen senyawa pada minuman es sirup, dengan tujuan hanya untuk menarik zat warna yang terdapat dalam setiap sampel minuman es sirup (Sumarlin, 2010). Penarikan zat warna dari sampel ke dalam benang wool bebas lemak dalam suasana asam dan dilanjutkan dengan pelunturan atau pelarutan warna oleh suatu basa. Setelah melewati proses adsorpsi dan ekstraksi didapatkan larutan uji yang siap ditotolkan dan dielusi pada KLT. Sebelum lempeng KLT dielusi, lempeng diaktifkan dengan cara dipanaskan dalam oven pada suhu 100 0 C selama 30 menit untuk melepaskan molekul-molekul air yang menempati pusat-pusat serapan dari penyerapan, sehingga pada proses elusi lempeng tersebut dapat menyerap dan berikatan dengan sampel. Lempeng yang telah ditotolkan baku pembanding methanyl yellow beserta 18 larutan uji dielusi dalam chamber yang berisi fase gerak, yaitu n- butanol : asam asetat glasial : aquadest dengan perbandingan 4 : 5 : 1. Penggunaan fase gerak tersebut diambil menurut prosedur penelitian Djalil et al (2005), untuk menidentifikasi zat pewarna Methanyl Yellow dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) pada berbagai komposisi larutan pengembang. Pengamatan bercak dengan nilai R f (hr f ) yang diperoleh dengan cara membagi jarak yang ditempuh zat terlarut dengan jarak yang ditempuh pelarut (Khopkar, 1990). Hasil penelitian Kromatografi Lapis Tipis (KLT), pada larutan baku methanyl yellow secara visual menghasilkan warna 109

kuning dengan tinggi bercak 16 cm dan tingggi eluen 17 cm serta hr f 0.94. Sedangkan pada 18 sampel minuman es sirup tidak teridentifikasi adanya zat warna methanyl yellow, karena pada plat KLT yang dilihat tidak menunjukkan bercak yang sama dengan bercak baku methanyl yellow serta tidak menunjukkan adanya noda pada plat KLT. Penelitian ini dilanjutkan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis untuk melihat panjang gelombang serta absorbansi yang didapatkan oleh baku methanyl yellow. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai absorbansi dan panjang gelombang yang didapatkan dari larutan baku methanyl yellow, yaitu max 417 nm dengan absorbansi 0.240. Hal ini sejalan dengan pernyataan dari penelitian Safni, et all (2007), bahwa methanyl yellow akan memberikan serapan pada panjang gelombang berkisaran 417 nm. Dilakukan juga metode spektrofotometri UV-Vis pada 18 sampel minuman es sirup meskipun telah diuji melalui metode reaksi warna dan juga metode kromatografi lapis tipis tidak teridentifikasi adanya zat warna methanyl yellow, namun untuk melihat panjang gelombang yang dihasilkan setiap sampel bersama nilai absorbansinya. Panjang gelombang serta nilai absorbansi pada setiap sampel dapat dilihat pada tabel 3 serta gambar pada lampiran 6. Meskipun tidak teridentifikasi adanya zat pewarna methanyl yellow pada 18 sampel minuman es sirup, namun diperlukan sikap kehati-hatian dalam mengkonsumsi minuman jajanan yang berwarna yang dijual oleh pedagang minuman. Menurut Cahyadi (2008) bahan pewarna sintetis yang dilarang di Indonesia yang didasarkan pada Permenkes RI No.722/Menkes/Per/IX/1988 tentang bahan pewarna, tidak diizinkan menggunakan zat warna methanyl yellow karena pewarna ini hanya digunakan untuk pewarna industri tekstil (kain), kertas dan cat, tidak boleh digunakan sebagai bahan tambahan untuk pangan. Methanyl yellow dengan senyawa azo yang bersifat karsinogenik dapat menyebabkan timbulnya gangguan saluran pencernaan, serta dalam jangka waktu lama dapat merusak jaringan hati (DepKes, 1999). Pada penelitian ini membuktikan tidak teridentifikasi adanya zat pewarna methanyl yellow dan bisa saja pada minuman es sirup ini terdapat zat pewarna sintetis yang diizinkan ataupun zat pewarna sintetis yang tidak diizinkan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 722/MenKes/PER/IX/1988 yang telah direvisi dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1168/ MenKes/PER/X/1999, tentang Bahan Tambahan Makanan khususnya bahan pewarna yang diizinkan dan tidak diizinkan penggunaannya. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada 18 sampel minuman es sirup yang beredar di kawasan Kota Manado yang dianalisis dengan metode pengujian Reaksi Warna, metode Kromatografi Lapis Tipis dan metode Spektrofotometri UV-Vis, membuktikan bahwa dalam 18 minuman es sirup tersebut tidak teridentifikasi adanya pewarna yang dilarang yaitu methanyl yellow dan bebas dari kandungan zat warna methanyl yellow. 110

DAFTAR PUSTAKA [Anonim] 2012a. (prosedur praktis cara pembuatan minuman es sirup) (http://www.inilah.com/read/detail/ 32564/ jajanan minuman ringan) [20 April 2012] Cahyadi, W. 2008. Analisis dan Aspek Kesehatann Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Bumi Aksara. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Kodeks Makanan Indonesia tentang Bahan Tambahan Makanan. Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1999. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 722/MenKes/PER/IX/1988 yag telah direvisi dengan Peraturan Menteri Keseshatan RI No. 1168/ MenKes/PER/X/1999 tahun 2000, Bahan tambahan makanan yang diijinkan dan tidak diijinkan penggunaannya. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Ditjen POM RI. 2001. Metode Analisis PPOMN. Ditjen POM, Jakarta. Djalil, A.D., Hartanti, D., Rahayu, W.S., Prihatin, R., Hidayah, N.2005. Identifikasi Zat Warna Kuning (Methanyl Yellow) dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) pada Berbagai Komposisi Larutan Pengembang. Jurnal Farmasi, Vol. 03, (2), 28-29. Purwokerto: Fakultas Farmasi UMP. Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press. Sumarlin, L.O. 2008. Identifikasi Pewarna Sintetis Pada Produk Pangan Yang Beredar di Jakarta dan Ciputat. Jurnal Penelitian hal 274-283. Jakarta : Program Studi Kimia FST UIN Syarif Hidayatullah. Safni, F. S., Maizatizna., Zulfarman. 2007. Degradasi Zat Warna Methanyl Yellow Secara Sonolisis dan Fotolisis dengan Penambahan TIO 2 Anatase. Jurnal Penelitian, No. 536/D/2007 Hal 47-51. Padang : Jurusan Kimia F-MIPA Uiversitas Andalas (Unad). Wirasto., 2008. Analisis Rhodamin B dan Methanyl Yellow dalam Minuman Jajanan Anak SD di Kecamatan Laweyan Kotamadya Surakarta dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis. Skripsi. Surakarta : Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Yustini, A., Daryati, M., Yulia, K. 2010. Pemeriksaan Zat Pewarna Pada Minuman Es Sirup Pada Pedagang Minuman Di Pasar Raya Padang. Fakultas Farmasi. UNDAD Padang. 111