Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl.

dokumen-dokumen yang mirip
S e p t e m b e r

S e p t e m b e r

S e p t e m b e r


Tabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. Departemen Statistik Bank Indonesia. Jakarta DEFINISI DATA

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014*

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD)

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014*

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan I 2017

BAB 3 Neraca Pembayaran Indonesia

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan II 2016

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan I 2018

T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan I 2016

Realisasi Triwulan I-2015

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk

1. Tinjauan Umum

Realisasi Triwulan III 2017

Agustus 2013 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Triwulan IV 2016

Agustus 2013 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Triwulan IV 2016

T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan II 2017

ANALISIS STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI) Abstrak

Transaksi NPI terdiri dari transaksi berjalan, transaksi modal dan finansial.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melakukan hedging kewajiban valuta asing beberapa bank. (lifestyle.okezone.com/suratutangnegara 28 Okt.2011).

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

NERACA PEMBAYARAN. Oleh : Bambang Haryadi - FE UKP

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000) Michael P Todaro, Ekonomi Untuk Negara Berkembang (Bumi Aksara:

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

SURVEI KREDIT PERBANKAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI

RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI

No.4/5/DSM Jakarta, 28 Maret 2002 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN LEMBAGA KEUANGAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap Negara tentunya membutuhkan negara lain untuk memenuhi

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD)

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD)

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan

Monthly Market Update

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

Juni 2017 RESEARCH TEAM

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi

PETUNJUK PENGISIAN PELAPORAN PINJAMAN LUAR NEGERI PERUSAHAAN BUKAN BANK

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

SURVEI KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

SURVEI KREDIT PERBANKAN

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

2 statistik, terutama statistik Neraca Pembayaran, Posisi Investasi Internasional, statistik Utang Luar Negeri Indonesia, dan Indikator Keuangan Perus

menyebabkan meningkatnya risiko gagal bayar (default risk). Hal ini berpotensi mengganggu kestabilan sistem keuangan dan ekonomi makro seperti yang

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

SURVEI KREDIT PERBANKAN

Jenis Arus dana Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

PRUlink Quarterly Newsletter

No. 9/34/DSM Jakarta, 18 Desember 2007 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA LEMBAGA KEUANGAN NON BANK DI INDONESIA

SURVEILLANCE GRUP KORPORASI Seminar Sehari dan Executive Round Table Konglomerasi Jasa Keuangan di Indonesia. JAKARTA, 13 Januari 2016

BAB IV. Analisis Hasil dan Pembahasan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 13/ 15 /PBI/2011 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA LEMBAGA BUKAN BANK

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN BANK DI INDONESIA. Perihal : Pinjaman Luar Negeri Perusahaan Bukan Bank

MATRIKS PENYEMPURNAAN STATISTIK EKONOMI DAN KEUANGAN INDONESIA (SEKI) - Bab V

EKONOMI INTERNASIONAL NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

No. 15/17 /DInt Jakarta, 29 April 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN BANK DI INDONESIA

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21/PBI/2014 UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK DAN SURAT EDARAN NO.16/24/DKEM

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

No.5/24/DSM Jakarta, 3 Oktober 2003 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN LEMBAGA KEUANGAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN IV I II III IV I II III IV

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu yang pendek dan jangka waktu yang panjang. Investasi dalam

Transkripsi:

September 2014-1

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon : +62 21 29818328 Faksimili : +62 21 3501935 E-mail : BNP@bi.go.id Website : www.bi.go.id

Desember 2014 LAPORAN POSISI INVESTASI INTERNASIONAL INDONESIA Triwulan III-2014 3

DAFTAR ISI RINGKASAN PERKEMBANGAN POSISI INVESTASI INTERNASIONAL (PII) INDONESIA TRIWULAN III-2014 1 3 Perkembangan PII Indonesia menurut Komponen 4 Investasi Langsung 5 Investasi Portofolio Derivatif Finansial Investasi Lainnya Cadangan Devisa Perkembangan PII Indonesia menurut Sektor Komposisi PII Indonesia menurut Instrumen Komposisi PII Indonesia menurut Jangka Waktu 6 7 7 9 9 10 11 INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL 13 LAMPIRAN 15

DAFTAR TABEL Hal Hal Tabel 1 Komposisi PII Indonesia menurut Jangka Waktu 12 Tabel 2 Indikator Sustainabilitas Eksternal Indonesia 13 DAFTAR GRAFIK Hal Hal Grafik 1 Perkembangan PII Indonesia 3 Grafik 11 Perkembangan Posisi Aset Investasi Portofolio 7 Grafik 2 Perkembangan Posisi AFLN Indonesia 3 Grafik 12 Perkembangan Posisi Investasi Lainnya 8 Grafik 3 Perkembangan Posisi KFLN Indonesia 4 Grafik 13 Perkembangan Posisi Aset Investasi Lainnya 8 Grafik 4 PII Indonesia menurut Komponen 5 Grafik 14 Perkembangan Posisi Kewajiban Investasi Lainnya 9 Grafik 5 Kontributor Perubahan PII Indonesia Tw. III-2014 menurut Komponen 5 Grafik 15 Perkembangan Cadangan Devisa 9 Grafik 6 Perkembangan Posisi Investasi Langsung 5 Grafik 16 PII Indonesia menurut Sektor 10 Grafik 7 Perkembangan Posisi Aset Investasi Langsung 5 Grafik 17 Kontributor Perubahan PII Indonesia Tw. III-2014 menurut Sektor 10 Grafik 8 Perkembangan Posisi Kewajiban Investasi Langsung 6 Grafik 18 Komposisi AFLN Tw. III-2014 menurut Instrumen 11 Grafik 9 Perkembangan Posisi Investasi Portofolio 6 Grafik 19 Komposisi KFLN Tw. III-2014 menurut Instrumen 11 Grafik 10 Perkembangan Posisi Kewajiban Investasi Portofolio 6 5

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

1 RINGKASAN Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia mencatat net kewajiban sebesar USD413,1 miliar (49,0% PDB) pada akhir triwulan III-2014, meningkat 2,9% dari posisi net kewajiban sebesar USD401,5 miliar (47,7% PDB) akhir triwulan II-2014. Peningkatan tersebut didorong oleh surplus transaksi finansial dalam rangka pembiayaan defisit transaksi berjalan di Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Surplus transaksi finansial tersebut mengakibatkan investasi asing di Indonesia (Kewajiban Finansial Luar Negeri) lebih besar dibandingkan dengan investasi Indonesia di luar negeri (Aset Finansial Luar Negeri). Posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) Indonesia meningkat USD6,6 miliar atau 3,2% menjadi USD214,5 miliar pada akhir triwulan III-2014. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh transaksi penambahan investasi Indonesia pada aset finansial asing yang sebagian besar berupa cadangan devisa. Namun demikian, peningkatan posisi AFLN tersebut tertahan oleh faktor negatif revaluasi aset sejalan dengan menguatnya dolar AS secara umum terhadap beberapa mata uang utama dunia dan turunnya harga emas global. Posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) Indonesia meningkat USD18,3 miliar atau 3,0% menjadi USD627,6 miliar pada akhir triwulan III-2014 didorong oleh aliran masuk modal asing, terutama dalam bentuk investasi langsung dan investasi portofolio. Selain itu, faktor revaluasi pada triwulan laporan tercatat positif terutama karena perubahan harga aset finansial domestik yang antara lain sejalan dengan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 5,3% dari penutupan triwulan sebelumnya. Faktor kenaikan harga aset tersebut melampaui dampak penurunan nilai kewajiban finansial karena penguatan dolar AS terhadap rupiah dan mata uang utama dunia lainnya. 1

2 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

2 PERKEMBANGAN POSISI INVESTASI INTERNASIONAL INDONESIA TRIWULAN III-2014 Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada akhir triwulan III-2014 mencatat net kewajiban sebesar USD413,1 miliar (49,0% PDB), meningkat 2,9% dari posisi akhir triwulan II-2014 sebesar USD401,5 miliar (47,7% PDB). Peningkatan tersebut didorong oleh surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Selain itu, peningkatan net kewajiban PII tersebut juga dipengaruhi oleh faktor penguatan dolar AS secara umum terhadap mata uang utama dunia lainnya, turunnya harga emas global, dan naiknya harga aset finansial domestik sebagaimana tercermin pada penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada triwulan laporan (Grafik 1). Posisi AFLN pada akhir triwulan III-2014 tercatat sebesar USD214,5 miliar, meningkat USD6,6 miliar atau 3,2% dibandingkan dengan posisi akhir triwulan II- 2014 sebesar USD207,8 miliar. Peningkatan AFLN tersebut terutama disebabkan oleh faktor transaksi yang mencatat bertambahnya investasi Indonesia pada aset finansial luar negeri sebesar USD9,9 miliar, sebagian besar merupakan komponen cadangan devisa. Namun demikian, dampak kenaikan posisi AFLN karena faktor transaksi tersebut tertahan oleh faktor negatif revaluasi aset sejalan dengan menguatnya dolar AS secara umum terhadap beberapa mata uang utama dunia dan turunnya harga emas global (Grafik 2). Grafik 1 Perkembangan PII Indonesia Grafik 2 Perkembangan Posisi AFLN Indonesia Di sisi lain, posisi KFLN meningkat USD18,3 miliar (3,0%) menjadi USD627,6 miliar pada akhir triwulan III-2014 dari posisi akhir triwulan sebelumnya sebesar USD609,3 miliar. Kenaikan tersebut terutama dipengaruhi derasnya aliran masuk modal asing (net inflow transaksi finansial sisi kewajiban di NPI) yang mencapai 3

USD17,1 miliar pada triwulan III-2014. Aliran masuk modal asing tersebut terutama dalam bentuk investasi langsung (USD7,7 miliar) dan investasi portofolio (USD5,8 miliar). Selain itu, bertambahnya posisi KFLN juga mencerminkan peningkatan nilai investasi asing di Indonesia antara lain sejalan dengan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 5,3% dari penutupan triwulan sebelumnya. Faktor kenaikan harga aset finansial domestik tersebut melampaui dampak penurunan nilai kewajiban finansial karena penguatan dolar AS terhadap rupiah dan mata uang utama dunia lainnya (Grafik 3). Grafik 3 Perkembangan Posisi KFLN Indonesia Perkembangan PII Indonesia menurut Komponen Seluruh komponen PII Indonesia, selain derivatif finansial dan cadangan devisa, mencatat posisi kewajiban yang lebih besar dari aset pada akhir triwulan III-2014. Peningkatan net kewajiban terbesar secara nominal dialami oleh komponen investasi portofolio, terutama akibat bertambahnya posisi kepemilikan asing atas saham dan surat utang Pemerintah. Di sisi lain, net kewajiban investasi lainnya mengalami penurunan terutama dipengaruhi oleh meningkatnya aset investasi lainnya, sebagian besar berupa simpanan sektor swasta di luar negeri (Grafik 4). Peningkatan posisi AFLN terutama akibat kenaikan cadangan devisa sebesar USD3,5 miliar dan aset investasi lainnya sebesar USD2,4 miliar. Sementara itu, peningkatan posisi KFLN terutama karena bertambahnya kewajiban investasi portofolio sebesar USD10,0 miliar dan investasi langsung sebesar USD7,9 miliar (Grafik 5). 4

Grafik 4 PII Indonesia menurut Komponen Grafik 5 Kontributor Perubahan PII Indonesia Tw. III-2014 menurut Komponen Investasi Langsung Posisi investasi langsung pada triwulan III-2014 mencatat net kewajiban sebesar USD224,6 miliar, meningkat USD6,2 miliar (2,8%) dari triwulan sebelumnya sebesar USD218,4 miliar. Peningkatan net kewajiban investasi langsung tersebut dipengaruhi kenaikan posisi kewajiban investasi langsung (3,0% qtq) di saat posisi aset investasi langsung juga tercatat meningkat sebesar 3,7% (qtq) (Grafik 6). Grafik 6 Perkembangan Posisi Investasi Langsung Grafik 7 Perkembangan Posisi Aset Investasi Langsung Posisi aset investasi langsung meningkat USD1,7 miliar sehingga menjadi USD46,7 miliar pada akhir triwulan III-2014 disebabkan oleh faktor transaksi yang mencatat neto penempatan kepada anak perusahaan di luar negeri sebesar USD2,2 miliar, sebagian besar dalam bentuk modal ekuitas. Namun demikian, peningkatan tersebut sedikit tertahan oleh turunnya nilai investasi langsung Indonesia di luar negeri yang bergerak searah dengan penguatan dolar AS terhadap mata uang utama dunia (Grafik 7). Sementara itu, posisi kewajiban investasi langsung meningkat USD7,9 miliar (3,0%) menjadi USD271,2 miliar (32,2% PDB) pada akhir triwulan III-2014. Peningkatan tersebut terutama akibat derasnya arus masuk modal investasi langsung asing yang tercatat sebesar USD7,7 miliar pada triwulan laporan yang mencerminkan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian Indonesia. 5

Selain itu, kenaikan posisi kewajiban investasi langsung tersebut juga dipengaruhi faktor revaluasi positif mengikuti penguatan IHSG yang melampaui dampak penurunan nilai kewajiban investasi langsung akibat penguatan dolar AS rupiah (Grafik 8). Grafik 8 Perkembangan Posisi Kewajiban Investasi Langsung Investasi Portofolio Posisi investasi portofolio kembali mencatat net kewajiban sebesar USD191,4 miliar pada akhir triwulan III-2014, naik USD11,3 miliar (6,3%) dari USD180,1 miliar pada akhir triwulan sebelumnya. Meningkatnya posisi net kewajiban tersebut karena bertambahnya kewajiban investasi portofolio sebesar 5,1% sementara aset investasi portofolio justru turun 8,5% dari posisi akhir triwulan sebelumnya (Grafik 9). Grafik 9 Perkembangan Posisi Investasi Portofolio Grafik 10 Perkembangan Posisi Kewajiban Investasi Portofolio Bertambahnya posisi kewajiban investasi portofolio terutama karena meningkatnya posisi kepemilikan asing atas saham domestik sebesar USD5,7 miliar sehingga menjadi USD102,3 miliar pada akhir triwulan III-2014. Pada triwulan III- 6

2014, investor asing masih membukukan net beli tipis sebesar USD0,4 miliar setelah pada Agustus-September 2014 terjadi aksi jual yang dipengaruhi faktor sentimen yang berasal baik dari global maupun domestik. Namun demikian, meski diwarnai oleh aksi net jual asing selama dua bulan terakhir triwulan laporan, pasar saham menunjukkan kinerja yang cenderung positif. IHSG secara point-to-point mengalami peningkatan 5,31% dan ditutup pada level 5.137,58 dari posisi akhir triwulan II- 2014 sebesar 4.878,58. Perkembangan IHSG tersebut turut mendorong naiknya harga saham yang dimiliki asing sehingga meningkatkan posisi kepemilikan asing atas saham domestik (Grafik 10). Selain itu, posisi kepemilikan asing atas surat utang domestik juga tercatat meningkat sebesar USD4,2 miliar sehingga menjadi USD103,1 miliar pada akhir triwulan III-2014. Kenaikan tersebut dipengaruhi oleh transaksi net beli asing terhadap surat utang domestik yang mencapai USD5,4 miliar. Sepanjang triwulan III- 2014, penempatan asing di instrumen SUN rupiah secara neto mencapai USD4,3 miliar. Selain itu, net beli asing pada instrumen surat utang juga ditopang oleh penerbitan obligasi global Pemerintah dalam bentuk Eurobonds dan Sukuk, masingmasing sebesar EUR1 miliar dan USD1,5 miliar. Namun demikian, dampak net beli asing tersebut termoderasi oleh faktor negatif perubahan lainnya sejalan dengan pelemahan rupiah terhadap dolar AS dan meningkatnya yield SUN bertenor 10 tahun. Pada akhir triwulan III-2014, aset investasi portofolio tercatat sebesar USD14,0 miliar, turun USD1,3 miliar dari posisi akhir triwulan sebelumnya sebesar USD15,3 miliar. Penurunan tersebut terutama dipengaruhi turunnya kepemilikan penduduk atas surat utang asing (Grafik 11). Grafik 11 Perkembangan Posisi Aset Investasi Portofolio 7

Derivatif Finansial Posisi net derivatif finansial pada akhir triwulan III-2014 mencatat net aset sebesar USD21 juta, lebih kecil dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar USD37 juta. Penurunan net aset tersebut dipengaruhi oleh kenaikan kewajiban derivatif finansial yang lebih besar dari kenaikan aset derivatif finansial. Kewajiban derivatif pada triwulan III-2014 tercatat sebesar USD130 juta, naik 37,4% (qtq), sedangkan aset derivatif finansial naik 14,2% (qtq) menjadi USD151 juta. Investasi Lainnya Posisi investasi lainnya pada akhir triwulan III-2014 mencatat net kewajiban sebesar USD108,3 miliar, turun USD2,4 miliar (2,2%) dari posisi triwulan sebelumnya sebesar USD110,7 miliar. Penurunan posisi net kewajiban tersebut disebabkan oleh naiknya posisi aset investasi lainnya sebesar USD2,8 miliar (7,0%) dari triwulan sebelumnya menjadi USD42,5 miliar, sementara kewajiban investasi lainnya hanya meningkat 0,3% atau sebesar USD0,4 miliar menjadi USD150,8 miliar (Grafik 12). Grafik 12 Perkembangan Posisi Investasi Lainnya Grafik 13 Perkembangan Posisi Aset Investasi Lainnya Kenaikan posisi aset investasi lainnya pada akhir triwulan III-2014 terutama disebabkan oleh peningkatan outstanding simpanan (currency and deposits) sektor swasta domestik di luar negeri sebesar USD2,5 miliar (10,6%) seiring masih derasnya aliran masuk modal portofolio asing dan meningkatnya dana pihak ketiga dalam valas pada perbankan domestik (Grafik 13). Di sisi lain, naiknya posisi kewajiban investasi lainnya pada akhir triwulan III- 2014 dipengaruhi surplus transaksi kewajiban investasi lainnya sebesar USD3,6 miliar, terutama akibat meningkatnya net penarikan pinjaman luar negeri korporasi dan penempatan simpanan bukan penduduk pada bank domestik. Namun demikian, dampak peningkatan tersebut tertahan oleh faktor negatif perubahan lainnya sebesar USD3,2 miliar, sebagian besar akibat penguatan dolar AS terhadap yen dan mata uang utama lainnya. Faktor revaluasi tersebut terutama berdampak 8

pada penurunan posisi pinjaman luar negeri Indonesia. Porsi pinjaman luar negeri dalam yen memiliki pangsa terbesar kedua setelah pinjaman dalam dolar AS (Grafik 14). Grafik 14 Perkembangan Posisi Kewajiban Investasi Lainnya Grafik 15 Perkembangan Cadangan Devisa Cadangan Devisa Posisi cadangan devisa pada akhir September 2014 tercatat sebesar USD111,2 miliar, naik USD3,5 miliar (3,2%) dari posisi akhir triwulan II-2014 sebesar USD107,7 miliar. Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut sejalan dengan surplus NPI triwulan III-2014 sebesar USD6,5 miliar, terutama berasal dari penerimaan devisa hasil ekspor migas Pemerintah, penerbitan obligasi global Pemerintah, dan kenaikan simpanan deposito valuta asing bank-bank di Bank Indonesia yang melampaui pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri Pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah (Grafik 15). Perkembangan PII Indonesia menurut Sektor Pada akhir triwulan III-2014, seluruh sektor institusi kecuali sektor publik mencatat posisi net kewajiban yang lebih besar dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sektor publik, yang terdiri dari Pemerintah dan Bank Sentral, membukukan net kewajiban sebesar USD16,5 miliar, turun 8,2% (qtq) karena kenaikan aset (2,4% qtq) yang melampaui kenaikan kewajiban (1,0% qtq). Di sisi lain, net kewajiban sektor bank meningkat menjadi sebesar USD47,9 miliar atau naik 11,6% (qtq) dipengaruhi kenaikan kewajiban finansial yang disertai dengan penurunan aset finansial. Sementara itu, net kewajiban sektor lainnya yang merupakan porsi terbesar dari total net kewajiban Indonesia meningkat 2,4% (qtq) dipengaruhi oleh kenaikan posisi kewajiban finansial yang jauh melampaui kenaikan posisi aset finansial (Grafik 16). 9

Grafik 16 PII Indonesia menurut Sektor Grafik 17 Kontributor Perubahan PII Indonesia Tw. III-2014 menurut Sektor Berdasarkan kontributornya, peningkatan posisi AFLN pada akhir triwulan III- 2014 terutama didorong oleh kenaikan aset sektor lainnya yakni sebesar USD4,9 miliar, diikuti oleh sektor publik sebesar USD2,4 miliar. Sementara itu, sektor bank justru mengalami penurunan AFLN sebesar USD80 juta. Di sisi lain, kenaikan posisi kewajiban sektor lainnya sebesar USD12,1 miliar menjadi penyumbang utama kenaikan posisi KFLN pada akhir triwulan III-2014. Selain itu, kenaikan posisi KFLN juga didorong oleh bertambahnya kewajiban sektor bank sebesar USD4,9 miliar dan sektor publik sebesar USD1,3 miliar. Dengan perkembangan tersebut, sektor lainnya dan sektor bank mengalami peningkatan net kewajiban masing-masing sebesar USD8,1 miliar dan USD5,0 miliar, sementara sektor publik mencatat penurunan kewajiban sebesar USD1,5 miliar (Grafik 17). Komposisi PII Indonesia menurut Instrumen Net kewajiban PII Indonesia pada akhir triwulan III-2014 didominasi instrumen ekuitas (pangsa 72,4%), sisanya dalam bentuk instrumen utang (27,6%) dan derivatif finansial dalam jumlah sangat kecil (0,01%). Pada sisi aset, komposisi AFLN Indonesia pada akhir triwulan III-2014 didominasi oleh instrumen utang (pangsa 83,3%), sisanya dalam bentuk instrumen ekuitas (16,7%), dan derivatif finansial dalam jumlah sangat kecil (0,06%). Lebih dari separuh instrumen utang di sisi AFLN tergabung dalam kelompok cadangan devisa (51,8% dari total AFLN) (Grafik 18). 10

Grafik 18 Komposisi AFLN Tw. III-2014 menurut Instrumen Grafik 19 Komposisi KFLN Tw. III-2014 menurut Instrumen Di sisi kewajiban, PII Indonesia pada akhir triwulan III-2014 didominasi oleh KFLN dalam bentuk ekuitas (53,3%) yang sebagian besar dalam rangka investasi langsung (69,4%). Sementara itu, KFLN dalam bentuk instrumen utang sebagian besar berupa pinjaman (loans) yang diterima dari non-afiliasi di luar negeri. Total utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan III-2014 tercatat sebesar USD292,3 miliar (34,68% PDB) (Grafik 19). Komposisi PII Indonesia menurut Jangka Waktu Berdasarkan jangka waktu asal (original maturity), AFLN Indonesia pada akhir triwulan III-2014 didominasi oleh instrumen berjangka pendek (pangsa 73,3%), terutama dalam bentuk cadangan devisa 1. Instrumen AFLN berjangka pendek meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya terutama karena meningkatnya cadangan devisa dan simpanan swasta domestik di luar negeri Kondisi berbeda terjadi pada posisi KFLN yang lebih banyak dalam bentuk instrumen kewajiban berjangka panjang (94,0%), terutama dalam bentuk investasi langsung dan pinjaman luar negeri berjangka panjang. Komposisi KFLN menurut jangka waktu ini relatif tidak berubah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. 1 Cadev memiliki pula komponen berjangka panjang seperti obligasi, namun secara keseluruhan cadev digolongkan sebagai instrumen jangka pendek karena sifatnya yang likuid. 11

Sektor Tabel 1 Komposisi PII Indonesia menurut Jangka Waktu Juta USD Posisi Tw. II-2014 *) Posisi Tw. III-2014 **) Perubahan q.t.q **) Nominal Pangsa Nominal Pangsa Nominal (%) Total Aset 207,840 100.0 214,481 100.0 6,641 4.1 Jangka Panjang 1 56,253 27.1 57,277 26.7 1,025 6.6 Jangka Pendek 2 151,587 72.9 157,204 73.3 5,617 3.2 Total Kewajiban 609,334 100.0 627,588 100.0 18,253 2.5 Jangka Panjang 1 571,016 93.7 589,910 94.0 18,894 2.1 Jangka Pendek 2 38,318 6.3 37,678 6.0-641 8.6 1 Terdiri dari inv. langsung dan saham, serta surat utang, pinjaman, utang dagang, dan aset/kewajiban lainnya berjangka panjang 2 Terdiri dari cadev, derivatif, dan uang & simpanan, serta surat utang, pinjaman, utang dagang, dan aset/kewajiban lainnya berjangka pendek *) angka sangat sementara; **) angka sangat sementara 12

3 INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL Perkembangan Posisi Investasi Internasional Indonesia triwulan III-2014 yang mengalami peningkatan net kewajiban tercermin pada pergerakan beberapa indikator sustainabilitas eksternal. Dari sisi solvabilitas, beberapa indikator mengindikasikan pelemahan sisi eksternal ekonomi Indonesia dibandingkan dengan kondisi triwulan sebelumnya. Hal ini antara lain dilihat dari kemampuan sumber pendapatan valas dari neraca berjalan NPI untuk membayar utang luar negeri (ULN) yang lebih rendah seiring bertambahnya KFLN Indonesia di saat kenaikan pendapatan valas relatif terbatas. Namun demikian, penambahan KFLN tersebut diiringi perbaikan pada struktur pembiayaan yang tercermin dari rasio aliran modal asing dalam bentuk non-utang (non-debt creating inflows) terhadap PDB dan porsi sumber pembiayaan berjangka panjang (tercermin dari rasio net kewajiban investasi langsung terhadap PDB) yang meningkat sejalan dengan masih derasnya aliran masuk modal investasi langsung. Di sisi likuiditas, posisi cadangan devisa yang meningkat memperbaiki kemampuan cadangan devisa untuk menjaga kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri jangka pendek. Namun demikian, bertambahnya jumlah uang beredar sedikit meningkatkan risiko penurunan kepercayaan terhadap rupiah. Tabel 2 Indikator Ketahanan Eksternal Indonesia INDIKATOR 2013* Tw. I-2014* Tw. II- 2014* Tw. III- 2014** A. Rasio Solvabilitas 1. Net PII -42,4-46,2-47,7-49,0 PDB 2. Utang Luar Negeri 32,3 32,3 33,7 34,7 PDB 3. Utang Luar Negeri 129,5 135,3 140,0 140,1 Ekspor 4. Utang Luar Negeri Neto 1) 48,6 50,6 52,7 53,1 Current Account Receipts 2) 5. Net Kewajiban Investasi Langsung 28,7 30,2 31,3 32,2 PDB 6. Non-debt creating inflows (Kewajiban Investasi Langsung + PI-equity) 37,7 41,4 42,8 44,3 PDB B. Rasio Likuiditas 1. Reserve Assets 47,0 49,3 52,1 54,3 Impor 2. Reserve Assets 31,1 33,2 32,4 32,7 Broad Money (M2) 3. Reserve Assets 175,4 184,3 183,1 193,9 Utang Luar Negeri Jangka Pendek (sisa jangka waktu) 1) Selisih antara komponen utang di sisi KFLN dan sisi AFLN pada PII Indonesia 2) Total penerimaan ekspor barang dan jasa serta pendapatan primer dan sekunder * angka sementara ** angka sangat sementara 13

14 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

4 LAMPIRAN POSISI INVESTASI INTERNASIONAL INDONESIA Komponen 2010 2011 2012 2013** 2014 Juta USD Tw.I* Tw.II** Tw.III** A. Aset 149,981 166,843 187,265 190,240 199,676 207,840 214,481 1. Investasi langsung 19,293 19,998 27,985 39,688 42,519 45,008 46,673 1.1. Modal ekuitas 10,359 10,183 15,335 26,430 28,784 31,040 32,656 1.2. Instrumen utang 8,934 9,814 12,650 13,259 13,735 13,968 14,018 2. Investasi portofolio 6,829 8,018 13,486 14,759 14,293 15,285 13,986 2.1. Modal ekuitas 947 1,259 1,724 2,434 2,595 2,871 3,061 2.2. Surat utang 5,881 6,759 11,762 12,325 11,698 12,413 10,925 3. Derivatif finansial 81 101 57 168 188 132 151 4. Investasi lainnya 27,571 28,603 32,955 36,238 40,084 39,738 42,507 4.1. Piutang dagang & uang muka 6,387 6,144 10,317 10,961 12,007 11,964 12,382 4.2. Pinjaman 893 1,375 1,032 253 382 274 146 4.3. Uang kertas asing (UKA) dan simpanan 17,760 18,255 18,776 21,555 23,805 23,311 25,777 4.4. Aset lainnya 2,531 2,829 2,829 3,469 3,890 4,189 4,203 5. Cadangan devisa 96,207 110,123 112,781 99,387 102,592 107,678 111,164 5.1. Emas moneter 3,299 3,593 3,935 3,023 3,253 3,307 3,061 5.2. Special Drawing Rights (SDR) 2,714 2,696 2,715 2,712 2,721 2,719 2,619 5.3. Reserves Position in The Fund (RPF) 224 223 224 224 225 225 216 5.4. Cadangan devisa lainnya 89,970 103,611 105,907 93,427 96,393 101,427 105,268 B. Kewajiban 441,043 485,115 548,489 560,467 594,335 609,334 627,588 1. Investasi langsung 173,356 198,598 227,219 250,742 258,080 263,367 271,237 1.1. Modal ekuitas 151,018 170,883 196,405 216,148 220,946 225,804 232,507 1.2. Instrumen utang 22,339 27,715 30,814 34,594 37,134 37,563 38,730 2. Investasi portofolio 146,148 152,782 178,393 161,879 188,559 195,434 205,400 2.1. Modal ekuitas 88,847 89,253 100,911 77,692 95,557 96,574 102,306 2.2. Surat utang 57,302 63,529 77,483 84,187 93,003 98,860 103,094 3. Derivatif finansial 57 87 95 136 90 95 130 4. Investasi lainnya 121,481 133,648 142,782 147,710 147,606 150,439 150,821 4.1. Utang dagang & uang muka 691 1,568 2,126 1,983 2,161 2,201 2,416 4.2. Pinjaman 108,143 118,582 121,363 125,942 126,548 127,635 126,722 4.3. Uang kertas asing (UKA) dan simpanan 5,826 7,117 8,240 9,694 10,312 10,840 12,565 4.4. Kewajiban lainnya 6,821 6,381 11,053 10,092 8,585 9,762 9,119 Posisi Investasi Internasional, bersih -291,062-318,272-361,224-370,227-394,659-401,494-413,106 Memorandum : Investasi langsung berdasarkan arah investasi -154,063-178,600-199,234-211,053-215,561-218,359-224,564 A. Ke Luar Negeri 6,672 6,204 12,401 19,029 20,645 22,158 23,141 1. Modal Ekuitas 9,956 9,796 12,106 19,054 20,198 21,432 22,155 2. Instrumen Utang -3,284-3,592 295-25 447 726 986 B. Di Indonesia (PMA) 160,735 184,804 211,635 230,083 236,206 240,517 247,705 1. Modal Ekuitas 150,614 170,495 193,175 208,772 212,361 216,196 222,006 2. Instrumen Utang 10,121 14,308 18,459 21,310 23,846 24,322 25,699 *) angka sementara, **) angka sangat sementara 15