J. Sains & Teknologi, Desember 2014, Vol.3 No.2 : ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
Vol. 9, No. 1, November 2017 ISSN:

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

Kata Kunci: Pengelasan Berbeda, GMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro

Available online at Website

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

PENGARUH PROSES PREHEATING PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL BAJA ST 37

JURNAL PENGARUH PEMBERIAN PANAS AWAL PADA HASIL PENGELASAN TIG TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA TAHAN KARAT 316L

PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

PENGARUH HEAT TREATMENT

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT MEKANIK MIKRO SAMBUNGAN LAS BAJA TAHAN KARAT AISI 304

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

16 Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN

PENGARUH PREHEAT DAN POST WELDING HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA BAJA AMUTIT K-460

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

Oleh Wahyu Ade Saputra ( ) Dosen Pembimbing 1. Ir. Achmad Zubaydi, M.Eng., Ph.D 2. Ir. Soeweify, M.Eng

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

BAB II KERANGKA TEORI

ANALISIS KEBOCORAN PIPA REFORMER DI SEBUAH PERUSAHAAN PETROKIMIA

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

BAB IV DATA DAN ANALISA

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

Journal of Mechanical Engineering Learning

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

Journal of Mechanical Engineering Learning

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

VARIASI KUAT ARUS LAS SMAW TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN UJI TARIK PADA BAJA ST 40

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

STUDI PENGARUH NORMALISING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA PLAT JIS SM 41B MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016 DAN E 6013

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI PENGARUH TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA LAS SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING) DENGAN METODE EKSPERIMEN

PENGARUH PREHEAT TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIK LAS LOGAM TAK SEJENIS BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK AISI 304 DAN BAJA KARBON A36

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW

PENGARUH KELEMBABAN FLUKS ELEKTRODA E 6013 LAS SMAW PADA KEKUATAN SAMBUNGAN TUMPUL BAJA PADUAN BERKEKUATAN TARIK TINGGI AISI 4340

KAJIAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN LAS GMAW BAJA KARBON TINGGI DENGAN VARIASI MASUKAN ARUS LISTRIK

PENGARUH VARIASI ARUS LAS TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN KETANGGUHAN LAS SMAW DENGAN ELEKTRODA NSN308

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS PENGELASAN ASTM A790 DAN ASTM A106 Gr. B HASIL PROSES PENGELASAN GTAW YANG DIAPLIKASIKAN PADA PIPA GEOTHERMAL

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

PENGARUH SUHU PREHEAT DAN VARIASI ARUS PADA HASIL LAS TIG ALUMINIUM PADUAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

Pengaruh Hasil Pengelasan Las TIG Terhadap Kekuatan Tarik dan Ketangguhan

III. METODOLOGI PENELITIAN. 2. Badan Latihan Kerja (BLK) Bandar Lampung sebagai tempat pengelasan

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERAAN DAN STRUKTUR MIKRO

JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN

KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN SAMBUNGAN LAS BAJA ST 37 DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI ELEKTRODA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh arus pengelasan

Pengaruh Parameter Post Weld Heat Treatment terhadap Sifat Mekanik Lasan Dissimilar Metal AISI 1045 dan AISI 304

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN PANAS AWAL DAN TANPA PEMBERIAN PANAS AWAL PENGELASAN GTAW PADA BAJA TAHAN KARAT 316L TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

Analisa Kekuatan Sambungan Las SMAW Pada Material Baja ST 37

PENGARUH VARIASI SUHU PREHEAT TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL SA 516 GRADE 70 YANG DISAMBUNG DENGAN METODE PENGELASAN SMAW

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.1 Tahun 2014: 9-16 ISSN X

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK

Ir. Hari Subiyanto, MSc

PENGARUH WAKTU DAN JARAK TITIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP KEKUATAN GESER HASIL SAMBUNGAN LAS

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

ANALISA HASIL PENGELASAN SMAW PADA BAJA TAHAN KARAT FERITIK DENGAN VARIASI ARUS DAN ELEKTRODA

Dimas Hardjo Subowo NRP

KEKUATAN TARIK DAN BENDING SAMBUNGAN LAS PADA MATERIAL BAJA SM 490 DENGAN METODE PENGELASAN SMAW DAN SAW

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN EKSPERIMEN PENGUJIAN KEKERASAN BAJA KARBON MEDIUM YANG DISAMBUNG DENGAN SMAW DAN QUENCHING DENGAN AIR LAUT. Erizal

PENGARUH HASIL PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA ST 42

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMUNIUM DENGAN METODE SMAW

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

Pengaruh Preheat Terhadap Struktur Mikro dan Sifat Mekanis Sambungan Las GTAW Material Baja Paduan 12Cr1MoV yang Digunakan pada Superheater Boiler

KARAKTERISASI SIFAT FISIS DAN MEKANIS SAMBUNGAN LAS SMAW BAJA A-287 SEBELUM DAN SESUDAH PWHT

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

Alasan pengujian. Jenis Pengujian merusak (destructive test) pada las. Pengujian merusak (DT) pada las 08/01/2012

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

ANALISA HASIL PENGELASAN SMAW PADA STAINLESS STEEL AISI 304 DENGAN VARIASI ARUS DAN DIAMETER ELEKTRODA

PENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 ABSTRAK

Transkripsi:

J. Sains & Teknologi, Desember 2014, Vol.3 No.2 : 191 198 ISSN 2303-3614 PENGARUH PENGELASAN LOGAM BERBEDA (AISI 1045) DENGAN (AISI 316L) TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO The Effects of Dissimilar Metal Welding (AISI 1045) with (AISI 316l) on Mechanical Properties and Micro Structure Simon Parekke 1, Johannes Leonard 2, Abdul Hay Muchsin 2 1 Akademi Teknik Soroako 2 Jurusan Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin (E-mail: parekkes@yahoo.com) ABSTRAK Pertumbuhan dan Perkembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju dan pesat, tidak dapat dipisahkan dari proses penyambungan logam yang sejenis atau penyambungan logam tak sejenis.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengelasan logam berbeda dengan variasi arus pada sambungan las (dissimilar metal welding) antara baja AISI 1045 dengan baja tahan karat AISI 316L. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yaitu baja AISI 1045 disambung dengan baja AISI 316L menggunakan mesin las SMAW dan GTAW dengan filer metal E 309M0-17, tegangan 30 Volt, arus 50 A, 60 A dan 70 A. Jenis sambungan yang digunakan adalah sambungan tumpul dengan kampuh V tunggal dengan ukuran spesimen 200 mm x 20 mm x 6 mm sesuai standar ASTM E8. Selanjutnya dilakukan pengujian meliputi pengujian tarik, kekerasan dan struktur mikro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arus las berpengaruh terhadap kekuatan tarik baik pengelasan SMAW maupun GTAW. Kekuatan tarik tertinggi pada pengelasan SMAW sebesar 64,01 kg/mm 2 dengan arus 70 A, dan kekuatan tarik terendah 61,97 kg/mm 2 pada arus 50 A. Pengelasan GTAW kekuatan tarik tertinggi sebesar 49,54 kg/mm 2 dengan arus 60 A dan kekuatan tarik terendah 46,64 kg/mm 2 dengan arus 70 A. Analisis varians ANOVA SMAW dan GTAW menunjukkan bahwa 99,9% arus las mempengaruhi kekuatan tarik, dan 0,1% dipengaruhi oleh faktor lain. Pengelasan GTAW menunjukkan bahwa 71,5% arus las mempengaruhi kekuatan tarik, dan 28,5% dipengaruhi oleh faktor lain. Kekerasan pengelasan SMAW tertinggi pada arus 70 A sebesar 22,7 HRC dan kekerasan terendah pada arus 50 A sebesar 16,5 HRC. Pengelasan GTAW kekerasan tertinggi pada arus 60 A sebesar 20,5 HRC dan kekerasan terendah pada arus 50 A sebesar 15,9 HRC. Struktur mikro yang terjadi pada arus 50 A didominasi oleh struktur ferit, sementara pada arus 60 A dan 70 A struktur yang terbentuk adalah perlit yang berwarna gelap. Kata Kunci: Pengelasan Berbeda, SMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro ABSTRACT Growth and development in the field of construction technology is advancing rapidly and can not be separated from the process of switching similar metal or metal connection was similar. The study aims to determine the effect of dissimilar metal welding by current variations in the weld joint (dissimilar metal welding) between AISI 1045 steel and AISI 316L stainless steel toward mechanical properties and micro structure. The method used was an experimental method that is AISI 1045 steel connected with AISI 316L steel by using SMAW and GTAW welding machine with with E 309M0 E-17 filer metal, 30 volts tention, and the current of 50 A, 60 A and 70 A. The type of connection used was the with single V dull joint with specimen size 200 mm x 20 mm x 6 mm according to the standard ASTM E8. Further testing which included testing of tensile, hardness and micro structure. The results indicate that welding current affects the tensile strength both SMAW and GTAW welding. The highest tensile strength on SMAW welding 64.01 kg/mm 2 with a current 70 A, the lowest is 61.97 kg/mm 2 in the current 50 A. The GTAW Welding of the highest tensile strength 49.54 kg/mm 2 with 60 A current, the lowest is 64.6 kg/mm 2 with 70 A current. Analysis varians ANOVA showed that 99.9% SMAW welding current affect tensile strength, and 0.1% is influenced by other factors. Analysis varians ANOVA showed that 71,5% GTAW welding currents affect 191

Simon Parekke ISSN 2303-3614 tensile strength, and 28,5% influenced by other factors. The highest hardness of SMAW welding at 70 A current is 22.7 HRC and lowest at 50 A current is 16.5 HRC. The GTAW welding the highest hardness at the current at 60 A is 20.5 HRC and the lowest at 50 A current is 15.9 HRC. Photo of microstructure seen in the current 50 A structure formed by ferrite dominated, while the current 60 A and 70 A structure that is formed is dark colored pearlite current is 22.7 HRC and lowest at 50 A current is 16.5 HRC. The GTAW welding the highest hardness at the current at 60 A is 20.5 HRC and the lowest at 50 A current is 15.9 HRC. Photo of microstructure seen in the current 50 A structure formed by ferrite dominated, while the current 60 A and 70 A structure that was formed is dark colored pearlite Keywords: Dissimilar welding, SMAW, Welding Currents, Microstructure PENDAHULUAN Pengelasan logam berbeda adalah suatu proses pengelasan yang dilakukan pada dua jenis logam atau paduan logam yang berbeda. Pengelasan logam berbeda (dissimilar metal welding) merupakan perkembangan dari teknologi las modern akibat dari kebutuhan akan penyambungan material-material yang memiliki jenis logam yang berbeda. Pemilihan elektroda dan penggunaan arus yang tepat serta pemilihan jenis sambungan menurut standar pengelasan sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil pengelasan yang sempurna. Metalurgi pengelasan baja tahan karat AISI 316L disambung dengan baja karbon AISI 1045 dapat dilihat dengan menggunakan diagram Schaeffler (Sonawan dkk., 2006) Pada mulanya diagram Schaeffler ditujukan untuk menyeleksi elektroda austenitik untuk pengelasan logam berbeda, namun dapat juga digunakan untuk menentukan struktur mikro logam induk dan logam las. Jenis filler metal yang sangat cocok untuk menyambung dua logam berbeda menurut diagram schaeffler direlomendasikan menggunakan elektroda stainless steel jenis E 309Mo-17. Proses pengelasan logam berbeda (dissimilar metal welding) kebanyakan digunakan dalam bidangbidang industri, seperti: pabrik semen, pusat pembangkit listrik, bidang transportasi, pabrik kimia, dan bidang industri lainnya yang membutuhkan proses pengelasan logam berbeda. Sifat mekanis logam termasuk pengujian tarik untuk mengetahui kekuatan tarik sambungan logam berbeda dengan menggunakan filer metal E 309Mo-17 setelah mengalami proses pengelasan, sehingga diperoleh suatu harga yang menunjukkan seberapa besar penurunan kekuatan tarik karena pengaruh panas pengelasan. Harga kekerasan suatu bahan adalah menyatakan kemampuan bahan tersebut utuk menahan deformasi tekanan persatuan luas. Pada sambungan las tingkat kekerasan yang dicapai pada daerah logam las, daerah HAZ sangat tergantung pada sifat mampu keras bahan dalam pendinginan yang relatif cepat. Sifat fisis suatu bahan termasuk struktur mikro pada logam las, selama pendinginan dari logam cair sampai mencapai suhu kamar, logam las mengalami serangkaian perubahan (transformasi) fasa. Transfomasi tersebut akan mengalami perubahan-perubahan dari fase cair menjadi ferit α ketika pembekuan berlangsung, kemudian berubah menjadi austenit dan akhirnya menjadi ferit dan perlit (Suharno., 2008) Permasalahan yang dihadapi pada penggabungan dua logam berbeda adalah perbedaan titik lebur, koefisien muai, sifat fisis dan mekanis dari logam tersebut. Pengenceran logam pengisi dan pembentukan senyawa intermetalik pada antar muka yang menyebabkan terjadinya perpatahan. Dengan adanya perbedaan tersebut maka pengelasan kedua logam yang berbeda memerlukan suatu prosedur 192

Pengelasan Berbeda, SMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro ISSN 2303-3614 pengelasan yang baik agar didapat mutu las yang maksimal (Wiryosumarto, 2006). Pengelasan dissimilar metal welding antara baja karbon A36 dengan baja tahan karat austenitik AISI 304, di dapat hasil dengan perlakuan preheat, akan menurunkan nilai kekerasan pada HAZ baja karbon dibandingkan dengan HAZ baja karbon tanpa preheat, sehingga mampu menaikkan ketangguhannya (toughness), Dengan perlakuan preheat, akan menaikkan nilai kekerasan pada HAZ baja tahan karat dibandingkan dengan HAZ baja tahan karat tanpa preheat. (Saifuddin dkk., 2000) Pengelasan dissimilar metal welding baja AISI 1045 dengan AISI 304 dengan variasi arus bahwa karena pengaruh elektroda Xuper 222XH. Ketika dilakukan pengujian tarik material mengalami perpatahan di daerah logam AISI 1045. Harga kekuatan tarik maksimum (R m ) dengan arus 100 A adalah 147,5 N/mm 2. Harga kekerasan pada daerah logam lasan (titik 0) dengan arus 100 A = 195,7 VHN (Prasetyo., 2006) Pengelasan dissimilar welding antara baja karbon A-106 dan baja tahan karat A 312 TP 304H dengan menggunakan GTAW dan menggunakan filler metal inconel 82. Dari hasil penelitian bahwa didapatkan pelebaran ukuran dark band efek dari variasi temperatur PWHT pada batas fusi sambungan baja karbon dan weld metal, serta terjadi pengkasaran butir pada daerah HAZ baja karbon yang berstruktur full ferit. Nilai kekerasan pada dark band lebih tinggi dibanding daerah lainnya dan nilai kekerasan HAZ menurun (Nugroho dkk., 2012). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbandingan kualitas hasil pengelasan dissimilar metal welding antara baja AISI 1045 dengan baja tahan karat AISI 316L dengan menggunakan Shielded Metal Arc Welding (SMAW) dengan Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) terhadap sifat fisis dan sifat mekanis. BAHAN DAN METODE Lokasi dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di beberapa tempat yang berbeda. Untuk pengambilan data awal dan pengujian kekerasan di lakukan di laboratorium Akademi Teknik Soroako (ATS). Pengujian sifat mekanis termasuk pengujian tarik dilaksanakan di Laboratorium UKIP PAULUS Makassar. Pengujian struktur mikro dilakukan di laboratorium Metalurgi Fisik Jurusan Teknik Mesin Universitas Hasanuddin. Disain Penilitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah baja karbon menengah AISI 1045 dan Baja tahan karat jenis austenik AISI 316L (Aggen dkk., 2006) dan filler metal yang digunakan E 309Mo -17 dengan diameter 2,5 mm. Standar pembuatan specimen uji uji tarik menurut ASTM/ AWS E8-04 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan oleh petugas/welder yang terlatih dengan menggunakan mesin las SMAW dan GTAW, penyetelan arus las pada mesin las yang telah di tetapkan, memilih elektroda yang digunakan yaitu E 309Mo-17 dengan diameter 2,5 mm, menggunakan tegangan 30 volt, melakukan preheating 150 0 sebelum pengelasan dimulai. Membuat kampuh las dengan alur V tunggal dengan sudut 70 o dan panjang 200 mm, lebar 20 mm dan tebal plat 6 mm. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1). Mesin shearing digunakan untuk memotong plat, (2). Mesin las inventer ITG 222P 30 Volt digunakan untuk mengelas dua logam berbeda, (3). Mesin gergaji potong, dengan spesifikasi Krisbow Hacksaw Machine model G7025 digunakan untuk memotong plat hasil pengelasan, (4). Mesin Frais dengan spesifikasi Krisbow X6328B, digunakan untuk membuat kampuh las dan menghaluskan hasil pengelasan, (5). Mesin uji tarik untuk 193

Simon Parekke ISSN 2303-3614 mengetahui kekuatan tarik, (6). Mikroskop elektron untuk melihat struktur mikro. Batang uji tarik untuk sambungan las dipilih arah tarikan melintang garis las. Dalam pengujian batang uji tersebut dibebani dengan kenaikan beban sedikit demi sedikit sampai batang uji patah, kemudian dapat dihasilkan kurva tegangan dan regangan. Sifat sifat tarikannya dapat dihitung sebagai berikut: Bila Tegangan σ ( Kg/mm 2 ), F beban ( kg) dan A 0 luas penampang batang uji (mm 2 ) maka : dan Regangan dapat dihitung dengan ɛ regangan, L panjang mula dari batang uji, L 0 panjang batang uji yang dibebani dengan rumus : Pengujian kekerasan dilakukan dengan metode kekerasan Rockwell dengan beban 150 kg, menggunakan penetrator kerucut intan dengan skala C (Cone), jarak indentor antar titik 1 mm, mulai dari daerah las (weld metal) sampai logam induk (base metal). Pengujian struktur mikro dilakukan untuk mengetahui perbedaan struktur logam daerah manik las, daerah pengaruh panas (HAZ) dan pada daerah las (weld Metal). Butir pada daerah las mempunyai perbedaan yang kontras, sebab butir pada HAZ adalah butir logam induk yang mengalami pengaruh panas akibat pengelasan dan logam induk ( Khan, 2007). Analisis Data Data hasil pengujian kekuatan tarik dan pegujian kekerasan yang telah dilakukan diatas akan diolah dengan menggunakan metode statistik. Dimana arus las sebagai variabel tetap (X) dan kekuatan tarik dan kekerasan sebagai varabel bebas (Y). Untuk menilai hubungan antara arus las dengan kekuatan tarik dan kekerasan, maka digunakan analisis regresi linier sederhana (Sugiyono, 2012). HASIL Karakteristik sampel Pada Tabel 1 memperlihatkan hasil perhitungan kekuatan tarik rata-rata hasil pengelasan SMAW dan GTAW dengan variasi arus sebagai berikut yaitu 50 amper kekuatan tariknya 61,97 kg/mm 2, 60 amper kekuatan tariknya 62,96 kg/mm 2 dan 70 amper kekuatan tariknya 64,01 kg/mm 2 untuk pengelasan SMAW dan untuk pengelasan GTAW yaitu 50 amper 49,42 kg/mm 2, 60 amper kekuatan tariknya 49,54 kg/mm 2 dan 70 amper kekuatan tariknya 46,83 kg/mm 2. Gambar 1 (a) menunjukkan hubungan antara arus las dengan kekuatan tarik. Terlihat bahwa semakin tinggi arus las, maka akan diikuti oleh naiknya kekuatan tarik. Tabel 2 memperlihatkan hasil pengujian kekerasan pada beberapa daerah pengujian berikut : Arus las 50 amper didapat kekerasan Base metal AISI 1045 sebesar 16,8 HRC, HAZ AISI 1045 sebesar 18,1 HRC, Weld Metal sebesar 22,0 HRC, HAZ AISI 316L sebesar 19,8 HRC dan Base Metal AISI 316L sebesar 19,8 HRC. Arus las 60 amper didapat kekerasan Base metal AISI 1045 sebesar 16,5 HRC, HAZ AISI 1045 sebesar 17,7 HRC, Weld Metal sebesar 22,6 HRC, HAZ AISI 316L sebesar 18,9 HRC dan Base Metal AISI 316L sebesar 18,1 HRC. Arus las 70 amper didapat kekerasan Base metal AISI 1045 sebesar 17,0 HRC, HAZ AISI 1045 sebesar 19,4 HRC, Weld Metal sebesar 22,7 HRC, HAZ AISI 316L sebesar 18,9 HRC dan Base Metal AISI 316L sebesar 17,2 HRC. Gambar 1(b) menunjukkan hubungan antara Jarak indentor dengan kekerasan Rockwell. Terlihat bahwa terjadi distribusi kekerasan yang berbeda-beda pada masing-masing daerah pengelasan. Kekerasan tertinggi terjadi pada daerah weld metal sebesar 22,7 HRC dan 194

Pengelasan Berbeda, SMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro ISSN 2303-3614 terendah pada daerah Base metal AISI 1045 sebesar 16,5 HRC. Gambar 2 menunjukkan struktur mikro yang terjadi pada setiap batas antara weld metal dengan HAZ las SMAW dengan variasi arus las (a) 50 amper, (b) 60 amper dan (c) 70 amper. Struktur mikro yang terjadi didominasi oleh struktur ferit dan struktur perlit. Tabel 3 memperlihatkan hasil Analisis Varians ANOVA antara arus las dengan kekuatan tarik dimana didapat harga F hitung sebeser 3468 dalam penelitian ini dipilih taraf kesalahan 5% sehingga didapat F tabel sebesar 161. Karena F hitung > F tabel, maka Ho ditolak; Ha diterima kesimpulannya adalah koefisien arah regresi berarti ( b 0). Tabel 1. Perbedaan kekuatan Tarik Las SMAW dan GTAW No Arus (Amper) σu (kg/mm²) Jenis mesin Las 1 2 3 50 60 70 61,97 62,96 64,01 SMAW 1 2 3 50 60 70 49,42 49,54 46,83 GTAW Tabel 2. Hubungan Kekuatan Tarik dan kekerasan pada Las SMAW No Arus Diameter elektroda (mm) σu (kg/mm²) BM 1045 HAZ1 045 WM HAZ3 16L BM 316L 1 50 2,5 49,42 15,9 18,4 20,5 18,5 17,6 2 60 2,5 49,54 17,8 19,8 20,2 20,4 18,3 3 70 2,5 46,83 17,5 18,6 19,6 18,9 18,4 Tabel 3. Hasil Analisis Varians ANOVA Kekuatan Tarik SMAW Sumber variasi dk JK KT F hitung Total 3 11901.5 11901.5 F Tabel (α =0,05) Koefisien (a) 1 11899.44 11899.44 3468 161 Regresi (b a) 1 2.0808 2.0808 Sisa 1 0.0 0.0006 Tuna cocok 1 2.1 2.0814-1.00029 Galat 1-2.1-2.0808 195

Simon Parekke ISSN 2303-3614 Gambar 1. (a). Hubungan antara Las SMAW dan GTAW, (b). Hubungan Kekerasan dan jarak indentor Las SMAW Gambar 2. (a) Batas antara weld metal dngan HAZ las SMAW 50, (b) 60 amper dan (c), 70 amper pembesaran 50x. PEMBAHASAN Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh variasi arus las pada pengelasan logam berbeda terhadap sifat mekanis termasuk kekuatan tarik secara signifikan mempengaruhi kekuatan tarik dimana kekuatan tarik tertinggi pada arus 70 amper sebesar 64,01 kg/mm 2 turun sebesar 8,6 % dari kekuatan tarik base metal 70 kg/mm 2. Kekuatan tarik terendah pada arus 50 amper sebessar 61,97 kg/mm 2 turun sebesar 11,5 % dari kekuatan tarik base metal. Jika ditinjau dari kekuatan tarik baja karbon sedang yang terdiri dari baja karbon setengah keras dengan kekuatan tarik 50 60 kg/mm 2 dan baja karbon keras dengan kekuatan tarik sebesar 58-70 kg/mm 2, maka hasil pengujian ini masih dikategorikan sebagai baja karbon sedang. Berubahnya harga kekuatan tarik hasil pengelasan baja karbon sedang dengan baja tahan karat dapat dipengaruhi oleh keadaan, cara dan prosedur pengelasan, di samping itu juga 196

Pengelasan Berbeda, SMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro ISSN 2303-3614 tergantung pada tempat pengambilan batang uji (Wiryosumarto, 2006). Penelitian ini memperlihatkan distribusi kekerasan sepanjang sambungan las tak sejenis hasil pengelasan SMAW, Hasil uji kekerasan rata-rata Rockwell distribusi nilai kekerasan berbeda-beda pada masing-masing daerah pengelasan Kekerasan tertinggi pada arus 70 amper sebesar 24,8 HRC pada daerah weld metal dan kekerasan rata-rata terendah pada arus 50 dan 60 amper sebesar 15,7 HRC pada daerah logam induk. Jika tinjau dari setiap daerah pengelasan, maka harga kekerasan ratarata untuk setiap daerah berbeda-beda. Hubungan kekerasan rata-rata terhadap daerah BM AISI 1045, HAZ AISI 1045, WM, HAZ AISI 316L, BM AISI 316L. memperlihatkan arus pengelasan dan tingkat kekerasan rata-rata pada daerah dengan penggunaan arus 70 Amper dengan harga kekerasan rata-rata 22,7 HRC dan kekerasan terendah pada daerah base metal AISI 1045 dengan harga kekerasan rata-rata 16.5 HRC. Hasil pengujian dan analisis struktur mikro pada pengelasan SMAW dengan variasi arus 50 amper didapat struktur mikro pada daerah HAZ terlihat struktur ferit dan struktur perlit, namun masih didominasi oleh struktur ferit yang berwarna terang berbutir kasar. Hasil pengujian dan analisis struktur mikro pada pengelasan SMAW dengan variasi arus 60 amper didapat struktur mikro pada daerah HAZ, terlihat struktur ferit dan struktur perlit yang semakin padat, berbutir halus dan seragam. Hasil pengujian dan analisis struktur mikro pada pengelasan SMAW dengan variasi arus 70 amper didapat struktur mikro pada daerah HAZ terlihit struktur ferit dan struktur perlit yang semakin padat, berbutir halus dan seragam kekerasannya mencai 19,4 HRC. Hasil uji ANOVA satu arah yang telah dilakukan pada pengelasan, mengindikasikan bahwa harga F hitung = 3468, dibanding dengan F tabel = 161 Karena F hitung > F tabel, H a diterima, H 0 ditolak. langkah selanjutnya adalah menghitung nilai korelasi (R) 2. dari hasil penelitian didapat R hitung = 0,9998 dan R tabel = 0,997, R hitung > R tabel, H a diterima, H 0 ditolak. Artinya terdapat hubungan yang signifikan yakni sebesar 99,9% antara arus las dengan kekuatan tarik dan 0,1 % merupakan akibat dari faktor lain. Hasil uji ANOVA untuk las GTAW Dari hasil perhitungan F hitung = 2,5127. Dalam Penelitian ini dipilih taraf kesalahan 5 % sehingga F tabel didapat 161 sehingga F hitung < F tabel = 2,5127 < 161. Karena F hitung < F tabel, maka Ho diterima; Ha ditolak, kesimpulannya adalah Koefisien arah regresi tidak berarti (b = 0) Karena r hitung < r tabel, maka Ho diterima; Ha ditolak, maka nilai korelasi (r) sebesar - 0,846 artinya hubungan antara variabel independen X (arus las) terhadap variabel dependen Y (kekuatan tarik) dapat dikatakan mempunyai hubungan yang signifikan atau hubungan variabel X terhadap variabel Y. Nilai determinasinya (r 2 ) yang diperoleh sebesar 0,715 atau 71,5%. Hal ini menunjukkan persentase pengaruh variabel independen (arus las) sebesar 71,5% proporsi keragaman nilai dependen Y ( kekuatan tarik) dapat dijelaskan oleh nilai X ( arus las) melalui hubungan linier. Sedangkan sisanya 28,5% merupakan akibat dari faktor lain seperti kecepatan pengelasan, temperature ruangan, heat input dll. Hasil uji ANOVA satu arah untuk kekerasan SMAW mengindikasikan bahwa harga F hitung = 12 dibanding dengan F tabel = 161. Karena F hitung < F tabel, H 0 diterima, H a ditolak. langkah selanjutnya adalah menghitung nilai korelasi (R) 2. dari hasil penelitian didapat R hitung = 0,955 dan R tabel = 0,997, F hitung < F tabel, H 0 diterima, Ha ditolak. Artinya ada hubungan yang cukup signifikan sebesar 91,2% antara arus las dengan Kekerasan dan 8,7% merupakan akibat dari faktor lain seperti kecepatan pengelasan, temperatur ruangan, heat input dll (Daryanto., 2002). Hasil uji ANOVA kekerasan GTAW didapat r hitung = 0,955 dan r tabel = 197

Simon Parekke ISSN 2303-3614 0,997. Karena r hitung < r tabel, maka Ho diterima; Ha ditolak, Maka nilai korelasi (r) sebesar 0,955 artinya hubungan antara variabel independen X (arus las) terhadap variabel dependen Y (kekerasan) dapat dikatakan mempunyai hubungan yang signifikan atau hubungan variabel X terhadap variabel Y. Kemudian nilai determinasinya (r 2 ) yang diperoleh sebesar 0,912 atau 91,2%. Hal ini menunjukkan persentase pengaruh variabel independen (arus las) sebesar 91,2% proporsi keragaman nilai dependen Y (kekerasan ) dapat dijelaskan oleh nilai X (arus las) melalui hubungan linier. Sedangkan sisanya 8,8% akibat dari faktor lain seperti kecepatan pengelasan, temperature ruangan, heat input dll. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dilakukan tentang pengaruh pengelasan logam berbeda dengan variasi arus yang digunakan antara Baja AISI 1045 dengan baja tahan karat AISI 316L dengan menggunakan mesin las SMAW dan GTAW terhadap sifat mekanis dan sifat fisis, maka dapat disimpulkan perbandingan kekuatan tarik SMAW dengan pengelasan GTAW adalah Kekuatan tarik tertinggi pada pengelasan SMAW sebesar 64,01 kg/mm 2 pada arus 70 A dan terendah sebesar 61,97 kg/mm 2 pada arus 50 A, sementara kekuatan tarik tertinggi pada pengelasan GTAW sebesar 49,54 kg/mm 2 pada arus 60 A dan terendah sebesar 46,83 kg/mm 2 pada arus 70 A. Kekerasan pengelasan SMAW tertinggi pada arus 70 A sebesar 22,7 HRC dan kekerasan terendah pada arus 50 A sebesar 16,5 HRC. Pengelasan GTAW kekerasan tertinggi pada arus 60 A sebesar 20,5 HRC dan kekerasan terendah pada arus 50 A sebesar 15,9 HRC. Struktur mikro yang terjadi pada arus 50 A didominasi oleh struktur ferit, sementara pada arus 60 A dan 70 A struktur yang terbentuk adalah perlit yang berwarna gelap (Suharno. 2008). Hasil pengelasan sebaiknya dilakukan pengujian NDT ( Non Destruktif Test) untuk menyakinkan bahwa tidak terjadi cacat las yang menyebabkan terjadinya penurun harga kekuatan las. Sebaiknya juga dilakukan PWHT ( Post Weld Heat Treatment) untuk memperbaiki struktur mikro khususnya untuk menghindari terjadinya retak las. DAFTAR PUSTAKA Aggen G., Akstens W Frank., & Allen C. Michael. (2006). ASM Handbook Volume 1, 10 th Edition. Nugroho Sri., Sudiarso W. ( 2012). Pengaruh PWHT dan Preheat pada kualitas Pengelasan Dissimilar Metal antara Baja karbon A-106 dan baja tahan karat A312 TP - 304H dengan filler Mtal inconel 82. 14(1): 16-20. Prasetyo Bangun. (2006). Pengaruh Variasi Arus pada Proses Pengelasan Logam Berbeda Antara Logam Induk Baja Karbon Menengah (AISI 1045)dengan Baja Tahan Karat Austenitik (AISI 304)(skripsi). Bandung: Institut Teknologi Nasional. Saifuddin., M.Noer Ilham. (2000). Pengaruh Preheat terhadap Struktur Mikro dan Kekuatan tarik Las logam tak Sejenis Baja Tahan karat Austenitik304 dan Baja Karbon A 36. Sonawan Hery., Suratman Rochim. (2006). Pengantar untuk memahami Proses Pengelasan Logam, Alpabeta Bandung. Suharno. (2008). Prinsip-prinsip Teknologi dan Metalurgi Pengelasan Logam. Sugiyono. (2012). Statistika untuk penelitian, Alfabeta Bandung. Wiryosumarto Harsono., Okumura Toshie, ( 2006). Teknologi Pengelasan Logam. Pradnya Paramita, Jakarta. 198