BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia memiliki cita-cita dan tujuan utama untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dibanding dengan subyek-subyek hukum internasional lainnya 1. Sebagai

JURNAL PERAN UNHCR TERHADAP PENGUNGSI NIGERIA KORBAN KELOMPOK RADIKAL BOKO HARAM

BAB I PENDAHULUAN. Konflik bersenjata atau dalam bahasa asing disebut sebagai armed conflict

BAB I PENDAHULUAN. Perang atau konflik bersenjata merupakan salah satu bentuk peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara ialah subjek hukum internasional dalam arti yang klasik,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara sebagai suatu organisasi kekuasaan tertinggi memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak terjadinya gelombang reformasi di Arab yang diawali dari

BAB I PENDAHULUAN. salah satu specialized agency dari PBB yang merupakan organisasi

BAB II UNITED NATION HIGH COMISSIONER FOR REFUGEES (UNHCR) DAN PENANGANAN MASALAH PENGUNGSI

BAB III PENUTUP. bersenjata internasional maupun non-internasional. serangan yang ditujukan kepada mereka adalah dilarang.

BAB I PENDAHULUAN. kuat telah merdeka dari penjajahan, baik merdeka dengan berperang maupun merdeka

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan kesimpulan dari pembahasan di atas mengenai. perlindungan pihak ICRC ditinjau dari Konvensi Jenewa 1949 dan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan mobilisasi atau perpindahan tanpa batas yang menciptakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. sudah memberikan perlindungan yang dimasukkan dalam peraturan-peraturan yang telah

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok

BAB I PENDAHULUAN. dan membantu kelompok yang sangat rentan ini.

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. mengikat maka Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bernegara bagi bangsa Indonesia terdapat dalam Pembukaan Undang-

Eksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan

BAB I PENDAHULUAN. antara Negara Penerima dengan United Nations High Commissioner for

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak diinginkan, meliputi abortus provocatus medicinalis dan abortus

BAB I PENDAHULUAN. calon pekerja tersebut diterima bekerja. dan jaminan etos kerja tinggi pekerja mulai muncul pada tahun 2008.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi bagi setiap orang, oleh karena itu bagi suatu Negara dan

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

BAB I PENDAHULUAN. enforcement system (sistem penegakan langsung) dan indirect enforcement

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Negara yang berlandaskan atas dasar hukum ( Recht Staat ), maka

Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang jabatannya atau profesinya disebut dengan nama officium nobile

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL KONFLIK BERSENJATA NON-INTERNASIONAL

bersenjata. Selain direkrut sebagai kombatan, anak-anak seringkali juga menjadi target

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. International Committee of the Red Cross (ICRC) dalam usahanya menegakkan

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. Berdasakan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, maka

HAK ASASI MANUSIA DAN PENGUNGSI. Lembar Fakta No. 20. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan dan tujuan diantara negara negara yang ada. Perbedaan perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. penderitaan yang diakibatkan oleh peperangan. dengan Pernyataan Umum tentang Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap negara pada prinsipnya mempunyai kedaulatan penuh atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya tindak pidana yang terjadi di Indonesia tentu

BAB I PENDAHULUAN. pengadilan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. pemeriksaan di sidang pengadilan ada pada hakim. Kewenangan-kewenangan

BAB I PENDAHULUAN. penderitaan. Manusia diciptakan bersuku suku dan berbangsa bangsa untuk saling

ANALISIS PELANGGARAN HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL DALAM KONFLIK BERSENJATA ISRAEL-HEZBOLLAH Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pekerja dalam dunia kerja tidak dibedakan baik laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yaitu melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan yang erat sekali dengan agama/kerohanian sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang dan peraturan serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses peradilan yang sesuai dengan prosedur menjadi penentu

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Hal ini dapat dibuktikan dalam Pasal

MAKALAH. Hukum Hak Asasi Manusia & Hukum Humaniter. Oleh: Dr. Fadillah Agus, S.H., M.H. FRR Law Office FH Unpad

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belakangan ini banyak sekali ditemukan kasus-kasus tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembicaraan tentang anak dan perlindungan tidak akan pernah

BAB I PENDAHULUAN. pemberian sanksi atas perbuatan pidana yang dilakukan tersebut. 1. pidana khusus adalah Hukum Pidana Militer.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Omet Rasyidi, 2014

PROKLAMASI TEHERAN. Diproklamasikan oleh Konferensi Internasional tentang Hak-hak Asasi Manusia di Teheran pada tanggal 13 Mei 1968

KAJIAN TERMINOLOGI TERHADAP PEMBERITAAN PERANG GAZA: TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. 1945), di dalam Pembukaan alinea pertama menyatakan bahwa sesungguhnya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini adalah penelitian hukum normatif

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Humaniter Internasional bertujuan untuk memanusiawikan perang agar korban

BAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1

BAB II PENGATURAN PEKERJA RUMAHANMENURUT KONVENSI ILO N A. Konvensi Sebagai Produk ILO dan daya Ikatnya Bagi Negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Kata tawuran

BAB I PENDAHULUAN. kerja baik antara pelanggan/klien (customer) dengan pengusaha jasa

BAB V KESIMPULAN. Internasional yang bergerak untuk tujuan kemanusiaan. Pertama kali didirikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya kejahatan dilakukan oleh orang yang telah dewasa,

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH

yang tersendiri yang terpisah dari Peradilan umum. 1

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak atas pengakuan, jaminan perlindungan dan kepastian hukum yang

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB I PENDAHULUAN. federal/serikat. Pemerintah pusat memegang kekuasaan penuh tetapi. etnis, golongan dan ras yang berbeda-beda maka penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Primary needs, Pengalaman-pengalaman tersebut menghasilkan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Praperadilan merupakan lembaga baru dalam dunia peradilan di

Institute for Criminal Justice Reform

JURNAL PERANAN UNHCR TERHADAP PERLINDUNGAN PENGUNGSI ROHINGYA DI ACEH INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. lama. Hanya saja masyarakat belum menyadari sepenuhnya akan kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa belahan dunia. Salah satu dari konflik tersebut adalah konflik Israel

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016

Orang-Orang Tanpa Kewarganegaraan. Melindungi Hak-Hak

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kategori kejahatan kemanusiaan (crime of humanity),apalagi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang biasa disebut dengaan istilah mengugurkan kandungan. Aborsi

BAB I PENDAHULUAN. Dunant. Bemula dari perjalanan bisnis yang Ia lakukan, namun pada. Kota kecil di Italia Utara bernama Solferino pada tahun 1859.

JURNAL. ( Studi Kasus Eks Pengungsi Timor Timur) Diajukan Oleh : MARIANUS WATUNGADHA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LAMBANG PALANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I. internasional yang bersifat global yang terpenting masa kini. 1 Hal yang. yang tercantum dalam Preambule yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari segi kualitas dan kuantitas. Kualitas kejahatan pada

BAB I PENDAHULUAN. potensi dan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa. 1 Anak adalah bagian

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini:

BAB I PENDAHULUAN. negara dimana wilayah daratnya berbatasan dengan laut. menimbulkan kerenggangan hubungan dan apabila berlarut-larut akan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, angka pembunuhan janin per tahun sudah mencapai 3 juta. 1 Angka yang

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang khususnya berkaitan dengan hukum, moralitas serta ketidakadilan.

BAB I PENDAHULUAN. dan kodratnya. Karena itu anak adalah tunas, potensi dan generasi muda penerus

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap negara di dunia memiliki cita-cita dan tujuan utama untuk membangun negaranya menjadi negara yang sejahtera, aman serta sebagai pelindung bagi setiap warganya. Cita-cita luhur dan tujuan mulia ini, dalam meraihnya bukanlah perjuangan yang mudah dan mulus, ada banyak tantangan serta proses yang harus dihadapai. Masih banyak negara-negara di dunia yang masih bergumul dengan masalah kemiskinan, kelaparan, peperangan, sengketa wilayah hingga pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok tertentu yang berusaha untuk merebut kekuasaan pemerintah yang sah serta menanamkan pengaruh, ideologi dan pemikiran kelompoknya. Benua Afrika, atau yang sering diberi julukan sebagai benua hitam, karena sebagian besar penduduknya yang berkulit hitam merupakan benua yang masih tertinggal jauh dengan dataran benua-benua lainnya terutama dalam bidang keamanan, pendidikan, teknologi, transportasi hingga kesejahteraan masyarakatnya. Jika kita melihat secara geologi, Afrika merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam minyaknya, namun hal ini hanya dinikmati sebagian negara saja. Sebagian besar negara Afrika lainnya masih berkutat dengan peperangan dan konflik bersenjata yang tidak kunjung berhenti.

2 Nigeria, negara di barat benua Afrika yang yang memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 1 Oktober 1960 dari penjajahan Inggris ini merupakan salah satu negara yang kaya, karena merupakan salah satu penghasil minyak dunia. Namun kekayaan yang dimiliki oleh negara ini tidak menjadi jaminan bahwa negara tersebut menjadi negara yang makmur dan sejahtera. Pada tahun 2002, Mohammed Assaf mendirikan Kelompok Radikal Boko Haram di wilayah Utara Nigeria, yang di kemudian hari menjadi ancaman besar dan musuh bersama antara pemerintah negara Nigeria dan pemerintah negara-negara lainnya. Kelompok radikal ini memiliki tujuan untuk mendirikan negara Islam di bagian Utara negara Nigeria, konflik yang terjadi selama bertahun-tahun tanpa henti ini telah menelan banyak korban jiwa yang tewas dari kedua belah pihak, baik pihak pemerintah maupun dari pihak pemberontak Boko Haram sendiri. Korbannya pun tidak memandang status dan usia, mulai dari pasukan militer, warga sipil, relawan pembawa bantuan kemanusiaan, orang dewasa hingga anak-anak, baik pria maupun wanita. Konflik yang tidak kunjung berhenti ini, sangat mengancam kehidupan warga negara Nigeria, perang telah membuat mereka kehilangan segalanya mulai dari keluarga, tempat tinggal hingga pekerjaan yang menjadi sumber pendapatan kehidupan mereka sehari-hari. Sebagian besar warga bekerja sebagai peternak dan petani, mereka tidak lagi dapat melakukan aktifitasnya akibat hewan ternak mereka yang dijarah oleh pihak pemberontak dan sapu bersih lahan pertanian. Hal ini mengakibatkan banyak warga negara Nigeria

3 yang daerahnya dilanda konflik, memilih untuk melarikan dan menyelamatkan diri ke daerah-daerah lain yang aman dari konflik bersenjata tersebut. Diantara para pengungsi ada yang mengungsi ke wilayah selatan negara Nigeria yang dikuasai oleh pasukan pemerintah, meskipun mereka harus menempuh jarak yang sangat jauh. Namun ada juga yang memilih melarikan diri ke daerah-daerah perbatasan dengan harapan, negara tetangga dapat mengulurkan tangan mereka dan menerima mereka sebagai pengungsi di negara tersebut. Pada akhirnya memang negara tetangga Nigeria di Afrika, banyak yang mengulurkan tangan dengan membantu dan menerima kedatangan para pengungsi. Kedatangan para pengungsi secara eksodus besar-besaran ini menimbulkan banyak masalah kemanusian, para pengungsi yang melarikan diri kebanyakan hanya membawa pakaian seadanya saja, tanpa ada bekal harta benda sedikitpun untuk hidup di daerah pengungsian. Jumlah pengungsi yang membludak ini mengakibatkan banyak permasalahan di bidang sandang, pangan, dan papan yang jumlahnya di tempat pengungsian sangatlah terbatas. Masuknya para pengungsi ke negara-negara tetangga Nigeria, yaitu Negara Kemarun, Negara Niger dan Negara Chad, telah menyebabkan timbulnya masalah Pengungsi Internasional, apalagi negara-negara dikawasan Afrika tersebut, tidak tergolong negara yang kaya dan maju dalam segi pendanaan bagi para pengungsi. Banyak negara yang tidak siap dengan kedatangan para pengungsi yang begitu banyak jumlahnya. Pemahaman yang kurang tentang Perlindungan Hak Asasi Manusia dan prinsip-prinsip

4 Perlindungan Pengungsi Internasional, menimbulkan sikap semena-mena yang dilakukan oleh pemerintah negara-negara tersebut terhadap para pengungsi asal Nigeria. Dalam website resmi UNHCR, telah terbukti bahwa Negara Niger, telah melakukan pemulangan paksa kepada para pengungsi untuk kembali ke negara asalnya yaitu Negara Nigeria, padahal hal ini jelas-jelas bertentangan dengan azas Non-Refoulment, yang merupakan azas dasar perlindungan pengungsi di dunia. Kondisi para pengungsi yang memprihatinkan ini menjadi sorotan dunia Internasional, PBB sebagai lembaga internasional melalui organisasi dibawah naungannya yakni UNHCR yang menangani persoalan pengungsi turun tangan untuk menangani dan menanggulangi permasalahan pengungsi tersebut. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut: Bagaimana peran UNHCR terhadap pengungsi Nigeria, korban Kelompok Radikal Boko Haram? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran UNHCR dalam melindungi pengungsi Nigeria, korban Kelompok Radikal Boko Haram. 2. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universtias Atma Jaya Yogyakarta.

5 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Untuk memperoleh pengetahuan tentang peran UNHCR dalam melindungi pengungsi Nigeria, korban Kelompok Radikal Boko Haram dalam konflik bersenjata di Nigeria. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perkembangan Ilmu Hukum pada umumnya dan Hukum Humaniter Internasional pada khususnya, terutama yang berkaitan dengan peran UNCHR dalam perlindungan terhadap pengungsi di Nigeria. 2. Manfaat Praktis Dengan adanya penelitian ini diharapakan pembaca dapat memahami inti persoalan dari konflik bersenjata di Nigeria dan dapat menjadi tambahan pengetahuan tentang bagaimana peran UNHCR dalam memberi perlindungan kepada pengungsi Nigeria yang menjadi korban konflik bersenjata di Nigeria. E. Keaslian Penelitian Penelitian ini dilakukan atas ide dan pemikiran dari peneliti sendiri. Sepanjang yang telah ditelusuri dan diketahui di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta, penelitian mengenai Peran UNHCR dalam melindungi pengungsi Nigeria, korban Kelompok Radikal Boko Haram, bahwa skripsi dengan judul tersebut belum pernah diteliti oleh peneliti lain sebelumnya. Sehingga penelitian ini merupakan karya sendiri dari

6 penulis dan bukan merupakan duplikasi ataupun plagiasi dari hasil karya penulis lain. Apabila terdapat kesamaan dalam beberapa aspek atau tema, maka penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur pelengkap dan atau pembanding bagi pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan mengenai Peran UNHCR dalam melindungi pengungsi Nigeria, korban Kelompok Radikal Boko Haram. Berikut ini peneliti akan memaparkan 3 (tiga) macam skripsi yang mempunyai relevansi yang hampir sama atau terkait dengan penelitian ini, antara lain: 1. Skripsi a. Judul Penelitian : Pelaksanaan ketentuan-ketentuan Hukum Humaniter Internasional tentang perlindungan penduduk sipil dalam konflik bersenjata di Lebanon tahun 2006. b. Identitas Peneliti : NPM : 020508164 Nama Program Studi : Aires Oldegard Assuncao Sarmento : Ilmu Hukum c. Rumusan Masalah : Bagaimana pelaksanaan perlindungan penduduk sipil dan obyek-obyek dalam konflik bersenjata di Lebanon tahun 2006

7 d. Tujuan Penelitian : 1) Untuk mengetahui bagaimana pelaksaan perlindungan penduduk sipil dan obyek-obyek sipil dalam konflik bersenjata di Lebanon tahun 2006. 2) Sebagai syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta. e. Hasil Penelitian : Penulis menyimpulkan bahwa dalam konflik bersenjata antara Israel dengan Hezbollah yang terjadi pada tahun 2006 banyak ditemukan pelanggaran Hukum Humaniter Internasional. Dalam konflik itu penduduk sipil dan obyek sipil tidak mendapat perlindungan dan bahkan dijadikan sasaran perang secara membabi buta oleh Israel maupun Hezbollah. Perbuatan Israel dan Hezbollah ini bertentangan dengan salah satu prinsip yang diatur dalam Hukum Humaniter Internasional yaitu prinsip pembedaan. Selain itu juga konflik antara pihak tersebut menyebabkan kerusakan besar terhadap obyek-obyek sipil. Dengan demikian maka prinsip pembedaan dan prinsip dalam Hukum Humaniter Internasional tidak dilaksanakan sepenuhnya oleh kedua belah pihak secara jelas telah melanggar ketentuan dalam Hukum Humaniter Internasional.

8 2. Skripsi a. Judul Penelitian : Peran UNHCR dalam memberikan bantuan hukum terhadap bayi yang dilahirkan oleh pengungsi Suriah di kamp pengungisan di Lebanon. b. Identitas Peneliti : NPM : 080509878 Nama Program Studi : Bernardus Yudhanto Nugroho : Ilmu Hukum c. Rumusan Masalah : Bagaimanakah peran UNHCR dalam memberikan bantuan hukum terhadap bayi yang dilahirkan oleh pengungsi Suriah di kamp pengungisan di Lebanon. d. Tujuan Penelitian : 1) Bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran UNHCR dalam memberikan bantuan hukum kepada pengungsi terutama terhadap permasalahan pemberian status hukum bagi anak yang dilahirkan di kamp pengungsian. 2) Sebagai syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

9 e. Hasil Penelitian : Penulis menyimpulkan bahwa tindakan UNHCR dalam memberikan bantuan hukum terhadap bayi yang dilahirkan pengungsi Suriah di Kamp Pengungsian di Lebanon belum sepenuhnya diberikan. UNHCR hanya terfokus pada apa yang diperlukan pengungsi pada saat itu juga, seperti sandangpangan, dikarenakan jumlah pengungsi yang sangat banyak dan terus bertambah. Setiap kegiatan UNHCR hanya bersifat kemanusiaan, melindungi hak pengungsi serta mencarikan solusi jangka panjang untuk pengungsi. 3. Skripsi a. Judul Penelitian : Penerapan Pasal 8 Statuta UNHCR berkaitan dengan perlindungan Internasional pengungsi Palestina yang berada di Yordania. b. Identitas Peneliti : NPM : 020507926 Nama Program Studi : Oliver Stevanus Leonardo : Ilmu Hukum c. Rumusan Masalah : Bagaimanakah Penerapan Pasal 8 Statuta UNHCR berkaitan dengan perlindungan Internasional pengungsi Palestina yang berada di Yordania.

10 d. Tujuan Penelitian : 1) Mengkaji secara analisis dan teoritis Penerapan Pasal 8 Statuta UNHCR berkaitan dengan perlindungan Internasional pengungsi Palestina yang berada di Yordania. 2) Sebagai syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta. e. Hasil Penelitian : Penulis menyimpulkan bahwa berdasarkan Pasal 8 Statuta yang dilakukan UNHCR sebagai upaya dalam memberikan rasa aman terhadap pengungsi. Adapun tindakan yang ditujukan untuk menjamin kesetaraan, akses dan kesempatan untuk menikmati hak perempuan, laki-laki dan anak-anak, menjadi perhatian UNHCR sesuai yang telah ditentukan lembagalembaga hukum khususnya terhadap pengungsi Palestina yang berada di Yordania. F. Batasan Konsep Agar mempermudah pemahaman dalam penulisan hukum ini, maka berikut ini disampaikan batasan-batasan konsep atau pengertian-pengertian istilah yang berhubungan dengan obyek yang diteliti. Berikut batasan-batasan konsep dalam penelitian ini:

11 1. Perlindungan adalah usaha penyelamatan dan penjaminan hak-hak kemanusiaan dalam konflik bersenjata. 1 2. Pengungsi menurut pasal 1 Konvensi Jenewa tahun 1951 Mengenai Status Pengungsi adalah orang yang karena ketakutan yang beralasan akan menerima pengniayaan karena alasan ras, agama, kebangsaan, keanggotaannya di dalam kelompok sosial tertentu atau pendapat politiknya, berada di luar negaranya dan tidak dapat, dikarenakan ketakutan tersebut, atau tidak ingin untuk memperoleh perlindungan dari negara tersebut; atau seseorang yang tidak mempunyai kewarganegaraan dan berada diluar negara tempatnya menetap sebagai akibat dari peristiwa tertentu, tidak dapat, atau dikarenakan ketakutannya tersebut, tidak ingin kembali ke negaranya. 2 3. UNHCR (United Nation High Comissioner of Refugess) adalah komisaris tinggi yang dibentuk majelis umum PBB untuk mengurusi permasalahan pengungsi dimana karya komisaris tinggi adalah kemanusiaan dan sosial serta tidak berpihak (non politik). 3 4. Nigeria adalah negara di bagian barat Benua Afrika, negara ini berbatasan dengan Benin di sebelah barat, Chad dan Kamerun di sebelah timur, Niger di sebelah utara dan Teluk Guinea di sebelah selatan. 4 1 kbbi.web.id/. 1/06/2015. Pukul 15.30 2 Pasal 1 ayat (2) Protokol 1967 Mengenai Status Pengungsi 3 Statuta UNHCR PBB introductory note 4 Wikipedia.org., Nigeria. 17/10/2015. Pukul 18.00

12 5. Korban adalah orang yang menjadi menderita akibat suatu kejadian, perbuatan jahat 5 6. Boko Haram atau Jama'atu Ahlis Sunna Lidda'awati wal- Jihad yang artinya orang yang teguh menyebarkan ajaran rasul dan jihad adalah organisasi militan dan teroris Islam yang bermarkas di Nigeria. 6 G. Metode Penelitian : 1. Jenis Penelitian : Penulisan ini menggunakan jenis hukum normatif. Penelitian hukum normatif berfokus pada norma hukum positif yang berupa perjanjian-perjanjian internasional yang mempunyai relevansi dengan permasalahan dan penelitian ini, juga menggunakan data-data sekunder yang berupa bahan-bahan yang diperoleh dari pendapat-pendapat para ahli hukum dan pihak yang berwenang baik secara lisan atau tertulis serta buku-buku hukum lainnya yang mempunyai relevansi dengan permasalahan yang ditulis. 2. Sumber Data: Penulisan ini menggunakan penelitian hukum normatif dan oleh karena itu penelitian ini menggunakan data sekunder yang terdiri dari: 1. Bahan Hukum Primer : i. Konvensi Jenewa 1951 5 kbbi, Op. Cit.12/09/2015. Pukul 20.15 6 Wikipedia,org., Boko Haram. 17/10/2015. Pukul 18.00

13 ii. Protokol Mengenai Status Pengungsi 1967 iii. Statuta Komisariat Tinggi PBB untuk Pengungsi 2. Bahan Hukum Sekunder : Bahan hukum sekunder dalam penelitian ini adalah bukubuku mengenai pengungsi Internasional, jurnal, website UNHCR dan internet serta majalah dan surat kabar. 3. Cara Pengumpulan Data i. Studi Kepustakaan, yaitu dengan mencari dan menemukan bahan hukum primer berupa peraturan atau ketentuan hukum yang terkait dengan penelitian yang dilakukan, mencari dan menemukan bahan hukum sekunder berupa pendapat hukum dan non-hukum, kemudian mengidentifikasi data sekunder yang diperoleh mengenai peran UNHCR dalam memberikan perlindungan kepada pengungsi korban kelompok radikal Boko Haram di Nigeria. ii. Teknik pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara yang dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan sebagai pedomann untuk mewawancarai narasumber yang telah ditentukan. 4. Narasumber i. Perwakilan dari Kantor UNHCR di Indonesia

14 Public Information Officer UNHCR Indonesia, Mitra Salima Suryono. ii. Duta Besar Nigeria untuk Indonesia, Mr Abdul Rahman Sallahdeen. iii. Jesuit Refugee Service Indonesia, Mr Lars. 5. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Jakarta dan Jogjakarta karena kantor-kantor yang terkait dengan penelitian ini berada di kedua kota tersebut. Kantor-kantor tersebut adalah: i. Kantor UNHCR di Indonesia ii. iii. Kedutaan besar Nigeria di Indonesia Jesuit Refugee Service di Indonesia 6. Metode Analisis Data Keseluruhan data yang diperoleh dari berbagai sumber dikumpulkan menjadi satu kesatuan yang lengkap, selanjutnya disistematiskan atau disusun secara teratur dan bertahap agar pada akhirnya dapat dilakukan analisisi data tersebut. Metode yang dipergunakan dalam menganalisis data adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif yaitu memaparkan secara narasi mengenai suatu permasalahan atau fenomena yang ada. Kualitatif yaitu menganalisis secara narasi mengenai suatu permasalahan atau fenomena secara sistematis.

15 7. Proses Berpikir Dalam penarikan kesimpulan, proses berpikir atau prosedur bernalar digunakan secara Deduktif, artinya penulis dalam menguraikan kesimpulan dengan alur berpikir dari yang bersifat umum ke khusus. H. Sistematika Penulisan Hukum/Skripsi BAB I: PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, batasan konsep, metode penelitian, sistematika penulisan hukum. BAB II PEMBAHASAN Bab ini berisi konsep/variabel, konsep/variabel kedua, dan hasil penelitian. Variaber pertama yaitu Tinjauan tentang UNHCR yang berisi mengenai Latar belakang berdirinya UNHCR dan Peran UNHCR dalam Melindungi Pengungsi. Variabel kedua yaitu Konflik Bersenjata Kelompok Radikal Boko Haram, yang berisi mengenai Latar belakang terjadinya konflik dan Akibat yang ditimbulkan dari konflik yang terjadi. Selanjutnya berisi tentang Peran UNHCR dalam Melindungi Pengungsi Nigeria Korban Kelompok Radikal Boko Haram, dengan isi Upaya yang sudah dilakukan oleh UNHCR dan Tantangan yang dihadapi oleh UNHCR.

16 BAB III PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan oleh penulis serta saran yang diberikan oleh penulis berkaitan dengan judul dari skripsi ini.