IMPLEMENTASI IHR ( 2005 ) DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN SOSIALISASI RENCANA KONTIJENSI MENGHADAPI PHEIC DI PELABUHAN BUNGUS TANGGAL 26 APRIL 2017

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/405/2014 TENTANG

RAPAT DENGAR PENDAPAT KEMENKES DENGAN PANJA KESEHATAN HAJI KOMISI IX DPR - RI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 356/MENKES/PER/IV/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PASIEN PENYAKIT INFEKSI EMERGING TERTENTU

BAB 1 PENDAHULUAN. Peraturan Kesehatan Internasional/International Health Regulation (IHR) tahun

Pelaksanaan IHR (2005) di Pintu Masuk

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 311/MENKES/SK/V/2009 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 265/MENKES/SK/III/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang

Disaster Surveillance. Sutjipto

IMPLEMENTASI IHR (2005) & GHSA

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN SEMINAR GLOBAL HEALTH SECURITY AGENDA JAKARTA, 28 MARET 2016

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan Pasal 5, 8, 65, 66,

PENDAHULUAN ISTILAH 10/15/14

KESIAPSIAGAAN MENGAHADAPI MERS-CoV


KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK Pertemuan Sosialisasi NSPK Pengendalian Arbovirosis dalam rangkaian Peringatan Asean Dengue Day 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENYUSUNAN PROFIL PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016

PANDUAN PRATIKUM KESEHATAN INTERNASIONAL DAN KARANTINA

NILAI STANDAR SUB UNSUR. Sub Unsur/Klasifikasi Data 1 <

KEBIJAKAN PROGRAM KARANTINA KESEHATAN NASIONAL

Simulasi Kejadian Luar Biasa Flu Burung di Desa Dangin Tukadaya

No.1119, 2014 KEMENHAN. Krisis Kesehatan. Penanganan. Penanggulangan Bencana. Pedoman.

PENGENDALIAN PENYAKIT PENYAKIT INFEKSIUS EMERGING DAN RE-EMERGING. Dr.Marlinggom Silitonga NPO Surveillance & Response, WHO Indonesia

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008)

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/423/2017 TENTANG TIM TEKNIS ADAPTASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BIDANG KESEHATAN

2018, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang International Health Regulation 2005 (IHR), World Health Organization

LAMPIRAN II. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem mempunyai tugas :

BAB I PENDAHULUAN. kepadatan penduduk. Menurut WHO (2009), Sekitar 2,5 miliar penduduk dunia

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KATA PENGANTAR. Demikian, semoga Pengendalian penyakit dan masalah Kesehatan yang dapat meresahkan dunia dapat ditanggulangi secara berkesinambungan.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Indluenza

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

KEBIJAKAN PENGENDALIAN ZOONOSIS DI INDONESIA

BAB II VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

2015, No Tenaga Nuklir tentang Penatalaksanaan Tanggap Darurat Badan Pengawas Tenaga Nuklir; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 te

(tiga) tim Kunjungan Kerja yaitu ke Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kepulauan Riau, dan Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Finalisasi RENCANA AKSI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PESISIR SELATAN (PESSEL) TAHUN KALENDER : JANUARY - DECEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. penyakit zoonosis yang ditularkan oleh virus Avian Influenza tipe A sub tipe

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN

KONSEP EMERGENCY MEDICAL TEAMS (EMTs) DI INDONESIA

Kerangka Acuan Kegiatan PENGUATAN PERFORMA MANAJEMEN HUMAN RESOURCE DI PR TB GLOBAL FUND KEMENKES

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

HASIL DISKUSI KELOMPOK RKD TBC PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER

PENGANTAR LOKAKARYA MANAJEMEN KEDARURATAN DAN PERENCANAAN KONTINJENSI. Painan, 29 November 3 Desember 2005 BAKORNAS PBP KABUPATEN PESISIR SELATAN

Peserta Konferensi Internasional dan TTX Global Health Security Lakukan Hospital Visit

BAB I PENDAHULUAN. dan alat angkut baik dari luar negeri maupun interinsulir. Dengan meningkatnya

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG KESEHATAN MATRA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

BAB I PENDAHULUAN. terakhir, tidak hanya menimbulkan kepanikan bagi masyarakat tetapi juga menjadi

RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN KESEHATAN TAHUN

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

Waspada Keracunan Akibat Produk Pangan Ilegal

DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR PERAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG WABAH TENTANG WABAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Belanja Negara (APBN)/Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berupa

DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN RI

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/126/2015. TENTANG PANITIA PERINGATAN HARI KESEHATAN SEDUNIA TAHUN 2015

KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN ZOONOSIS DALAM OTONOMI DAERAH

KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA. Nomor : KEP-068/OP/KU/2009 TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KKP KELAS III BENGKULU TAHUN 2014

PENILAIAN RISIKO INDONESIA TERHADAP TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Dr. Pudji Sri Rasmiati, Sp.B., MPH WYM RS Bethesda PERSI DIY

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan L

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

LAKIP KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I DENPASAR TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PP DAN PL KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Hasil yang diharapkan Hasil yang dicapai Peserta. Rekomendasi Dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pedoman Surveilans dan Respon Kesiapsiagaan Menghadapi Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-COV) untuk Puskesmas di Kabupaten Bogor

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

Rancangan QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 15 TAHUN 2011

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KONTIJENSI KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kesiapsiagaan Rumah Sakit dan Kesiapan Masyarakat untuk Kedaruratan dan Bencana

Kepala Dinas mempunyai tugas :

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut indeks rawan bencana Indonesia (BNPB, 2011), Kabupaten

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI

Transkripsi:

IMPLEMENTASI IHR ( 2005 ) DI INDONESIA

International Health Regulations ( 2005 ) Merupakan kesepakatan negara negara anggota WHO Kemampuan global dalam kewaspadaan dan deteksi dini serta respon yang adekuat terhadap setiap ancaman kesehatan masyarakat yang berpotensi menyebar antar negara. Dibangun pada sistem surveilans yang telah ada di masing2 negara serta peraturan perundangan yang melandasinya.

International Health Regulations ( 2005 ) Bertujuan mencegah, melindungi dan mengendalikan penyebaran penyakit lintas negara dengan melakukan tindakan sesuai dengan risiko kesehatan yang dihadapi tanpa menimbulkan gangguan yang berarti bagi lalu lintas dan perdagangan internasional Penyakit yang dimaksud : penyakit menular yang sudah ada, baru dan yang muncul kembali serta penyakit tidak menular (bahan radio-nuklir, bahan kimia, dll) yang dapat menyebabkan PHEIC / KKMMD

PHEIC / KKM-MD Public Health Emergency of International Concern / Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia adalah Kejadian Luar Biasa ; dapat merupakan ancaman kesehatan bagi negara lain ; kemungkinan membutuhkan koordinasi internasional dalam penanggulangannya.

Prinsip Dasar IHR (2005) Kemampuan deteksi dini dan respon terhadap berbagai ancaman kesehatan, khususnya yang berpotensi menyebar lintas negara (tidak hanya penyakit, tetapi semua masalah kesehatan dan faktor risikonya). Dilaksanakan berdasarkan Sistem Surveillance Nasional yang sudah ada. Kemampuan melakukan penanggulangan pada sumbernya dengan tindakan yang sesuai dan adekuat. Dikomunikasikan kepada WHO melalui IHR National Focal Point.

Ruang Lingkup dan Penanggung Jawab IHR menjadi tanggung jawab setiap institusi kesehatan baik diwilayah maupun dipintu masuk serta berkoordinasi dengan segenap institusi terkait. Implementasi IHR di wilayah adalah tanggung jawab Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/ kota. Implementasi IHR di pintu masuk negara adalah tanggung jawab KKP beserta segenap instansi di pintu masuk negara.

Ukuran Kesiapan Implementasi IHR (2005) Negara mampu : Mendeteksi risiko kedaruratan kesehatan masyarakat; Menilai, melaporkan dan merespon kejadian kedaruratan kesehatan masyarakat; Menginformasikan kepada masyarakat intenasional, baik untuk kejadian di wilayah maupun di pintu masuk Negara Setiap tahun dilakukan penilaian oleh WHO melalui mekanisme menilai sendiri (self assessment).

Kapasitas Inti IHR (2005) National Core Capacities merupakan kapasitas inti yang harus dimiliki suatu negara dalam mengimplementasikan IHR (2005) di berbagai tingkatan wilayahnya. Point of Entry Core Capacities merupakan kapasitas inti yang harus dimiliki setiap pelabuhan yang ditunjuk (Designated Port).

Kapasitas Inti IHR (2005) 8 CORE CAPACITIES Legislation and Policy Coordination Surveillance Response Preparedness Risk Communications Human Resources Laboratory 4 POTENTIAL HAZARDS Biological (Infectious, Zoonotic), Food safety Chemical Radio nuclear IHR (2005) Events at Points of Entry (PoE)

Kapasitas Surveillance dan Response LOKAL/MASYARAKAT Deteksi kejadian Reporting Tindakan penanggulangan PROP/KAB/KOTA Konfirmasi Assessment Response Reporting NASIONAL Assessment Notification (ke WHO) Public health response o Tindakan penanggulangan o Pendukung (staff, lab) o Bantuan di tempat o Operational links/liaison o Rencana Kedaruratan kesehatan masyarakat o Dalam waktu 24 jam

Kebijakan Indonesia a. Implementasi IHR (2005) sebagai bagian integral dalam pembangunan kesehatan. b. Merupakan tanggung jawab bersama baik di pusat maupun di daerah. c. Pendekatan multi sektoral dan jejaring. d. Pemenuhan core capacities secara bertahap dan menjadi bagian dalam penatalaksanaan ancaman kesehatan masyarakat internasional, (misalnya ancaman importasi virus Polio, MERS-CoV dll). e. Instrumen dalam komunikasi internasional (soft power) dalam kerjasama internasional/regional (WHA, Global Health Security, ASEAN, Onehealth dll).

Komite Nasional Implementasi IHR (2005) Merupakan forum koordinasi. Sebagai pelaksana tetap pada instansi sektor terkait. Masing masing sektor terkait bertanggung jawab dalam pengalokasian anggaran.

IHR Capacity Scores for 2014 100 100 100 100 100 100 100 90 94 86 94 85 80

Pemenuhan Core Capacities 2007-2012 15 Juni 2014 15 June 2016 Pemenuhan core capacities s.d. 15 Juni 2012 11 Negara SEAR mengajukan extension Batas waktu perpanjangan (tahap 1) Pemenuhan core capacities s.d. 15 Juni 2014 9 Negara SEAR mengajukan extension (diluar Indonesia & Thailand Batas waktu perpanjangan (tahap 2) Pemenuhan core capacities s.d. 15 Juni 2016 Implementasi Penuh IHR Negara mempunyai kemampuan dalam mendeteksi, melaporkan dan menanggulangi kejadian potensial KKM Negara yang tidak mengajukan Extension, harus: 1. Melanjutkan proses monitoring dan penguatan core capacities 2. Update secara regular Rencana Aksi Nasional 3. Meminta dukungan dari WHO dan atau agensi lainnya jika diperlukan

Masih Diperlukan... Meningkatkan Koordinasi dan konsolidasi implementasi IHR (2005) baik di pusat maupun di daerah. Advokasi dan sosialisasi kepada Jajaran Pimpinan Daerah dan instansi terkait agar IHR (2005) menjadi salah satu referensi / rujukan dalam menyusun kebijakan, peraturan dan kegiatan. Menyusun rencana kontingensi serta melakukan latihan table-top dan simulasi kesiapsiagaan penanggulangan PHEIC dengan instansi terkait. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama lintas program.

Penutup a. Perlu untuk terus meningkatkan kepedulian dan perhatian bersama dalam mewaspadai potensi terjadinya KKM-MD. b. IHR (2005) merupakan modal utama untuk mengembangkan jejaring kerjasama internasional dalam menghadapi dan menanggulangi potensi terjadinya KKM- MD. c. Kesiapan Indonesia dalam implementasi IHR (2005) merupakan salah wujud penerapan Global Health Security. d. Kolaborasi dan koordinasi lintas sektor tetap terjaga dalam mempertahankan kemampuan deteksi, verifikasi, penilaian dan penanggulangan potensi terjadinya KKM-MD. e. Pemerintah, masyarakat, pelaku usaha dan semua pihak terus meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya KKM-MD.