BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. catatan yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan keagenan antara pemilik perusahaan (principal) dan manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suwito dan Herawaty (2005) pasar modal memiliki peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia perekonomian di Indonesia saat ini

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan menyajikan data keuangan termasuk catatan yang. selain prinsip akuntansi yang berlaku umum.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Leverage, Dividend Payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap Perataan. Laba membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan yang merupakan salah satu sarana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat persaingan di dalam dunia bisnis memaksa. perusahaan untuk mempunyai keunggulan kompetitive untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laba rugi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika. terjadi karena adanya asimetri informmasi.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer

BAB I PENDAHULUAN. (investor) dengan pihak yang memerlukan dana (issuer). Adanya pasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori

BAB I PENDAHULUAN. Perataan laba adalah cara yang digunakan manajemen untuk mengurangi

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang efisien dapat mendukung perkembangan ekonomi, karena adanya alokasi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu :

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman yang semakin pesat telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di sini akan dijelaskan teori-teori yang mendukung dalam perumusan hipotesis

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak internal maupun pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba. Statement of financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 1 bahwa informasi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menampilkan citra perusahaan yang baik agar bisa menarik minat investor

terbaik untukbersaing dengan perusahaan lain. Hal ini dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada laporan laba rugi (Saidi dalam Christian, 2011). Manajer

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun 2015 tumbuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Teori Agensi adalah hubungan antara pemilik (principal) dan manajer

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak penyedia dana (investor) dan penerima dana (perusahaan). Sejalan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sekaligus menganalisis faktorfaktor

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yang ada didalam suatu perusahaan dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kerja manajemen untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. rangka menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat dan untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi sebagai bentuk pertanggungjawaban atas wewenang

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang. Oleh sebab itu, informasi yang disajikan harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan juga mempengaruhi minat investor untuk menanam atau menarik investasinya

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting untuk pengambilan keputusan adalah laba dalam income statement.

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang. pihak, baik principal selaku pemegang saham maupun agent selaku

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan dan menjalankan perusahaan, sehingga perusahaan. membutuhkan laporan keuangan sebagai pegangan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa. perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Assih dan Gudono, 2000:36). Laporan keuangan juga merupakan salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. iklim investasi. Emiten ramai-ramai mengalihkan portofolionya ke saham

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin

ABSTRAK. Kata Kunci: Ukuran Perusahaan, Dividen Payout Ratio, Financial Leverage, Profitabilitas, Tipe Industri Dan Perataan Laba.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. antara pihak agent dengan pihak principal. Jensen dan Meckling (1976)

BAB I PENDAHULUAN. karena baik buruknya kinerja perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar

BAB I PENDAHULUAN. karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan. Laporan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya akuntansi keuangan dan laporan keuangan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mereka dalam perusahaan (Sumtaky, 2007 dalam Yashinta, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. corporate governance. Teori ini menjelaskan hubungan antara principal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi merupakan data dasar dalam melakukan analisis saham serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. luas. Banyak orang yang menginvestasikan uang mereka dalam pasar modal, yaitu

PENDAHULUAN. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil akan. mempunyai perhatian besar di bidang keuangan, terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang. dikeluarkan pemerintah dan adanya UU No. 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Publik, Debt to

BAB I PENDAHULUAN. Namun, selain itu manajer juga bertanggung jawab menyajikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas,

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk berinvestasi, para investor terlebih dahulu memperhitungkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maupun eksternal investor, kreditur dan pemerintah (Olivia, 2007

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari minat investor terhadap perusahaan dengan tingkat saham yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kegiatan yang dilakukan manajer dalam pengelolaan keuangan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.

UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, FINANCIAL LEVERAGE, DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN KECENDERUNGAN PERATAAN LABA

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu dan kondisi perusahaan untuk masa yang akan datang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengantindakan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa kasus praktik income smoothing (perataan laba) yang pernah terjadi,

Transkripsi:

20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan menyajikan data keuangan termasuk catatan yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aktiva) dan atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau perubahan atas aktiva dan atau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggunjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. atas: Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1(2009): Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Menurut Warren (2005:24), laporan keuangan suatu entitas bisnis terdiri

21 a. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep perbandingan atau pengaitan (matching concept). Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban yang terjadi yang disebut laba bersih. b. Laporan Ekuitas Pemilik Laporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama jangka waktu tertentu. Laporan tersebut disiapkan setelah laporan laba rugi karena laba bersih ataupun rugi bersih dalam periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Laporan ekuitas pemilik dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan didalam neraca. c. Neraca Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Pada bagian aktiva dalam neraca biasanya disusun berdasarkan urutan cepat lambatnya aktiva tersebut dikonversikan kedalan kas atau digunakan dalam operasi. d. Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan suatu ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu tertentu. Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1(2009): Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendaptan komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan. Dalam laporan keuangan perusahaan tercantum informasi mengenai laba yang diperolehnya dalam satu periode tertentu. Laporan keuangan disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban pihak manajemen perusahaan kepada pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan tersebut. Informasi laba merupakan informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan

22 keuangan suatu perusahaan. Informasi ini dapat digunakan oleh pihak intern maupun pihak ekstern perusahaan untuk mengetahui tingkat efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Melalui penelaahan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan, dapat diketahui tindakan perataan laba yang kemungkinan dilakukan oleh perusahaan tersebut. 2. Teori Agensi Teori agensi adalah hubungan atau kontrak antara principal dan agent (Anthony dan Govindarajan, 2005 dalam Budiasih, 2009). Dalam suatu korporasi, pemegang saham merupakan prinsipal dan CEO adalah agen mereka. Pemegang saham menyewa CEO agar bertindak sesuai keinginan mereka. Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak jasa antara satu atau lebih pihak (prinsipal) yang mempekerjakan pihak lain (agen) untuk melakukan suatu jasa untuk kepentingan mereka yang meliputi pendelegasian beberapa kekuasaan pengambilan keputusan kepada agen tersebut. Pada teori keagenan yang disebut prinsipal adalah pemegang saham dan yang disebut agen adalah manajemen yang mengelola perusahaan. Prinsipal diasumsikan hanya tertarik pada pengembalian keuangan yang diperoleh dari investasi mereka pada perusahaan. Sedangkan agen diasumsikan akan menerima kepuasan tidak hanya dari kompensasi keuangan tetapi juga dari tambahan lain yang terlibat dalam hubungan keagenan (Anthony dan Govindarajan, 2005 dalam Budiasih, 2009).

23 Masalah keagenan antara pemegang saham (pemilik perusahaan) dengan manajer potensial terjadi bila manajemen tidak memiliki saham mayotitas perusahaan (Kodrat dan Herdinata, 2009). Sesuai dengan asumsi tersebut, maka manajer akan mengambil kebijakan yang menguntungkan dirinya sebelum memberikan manfaat kepada pemegang saham. Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak untuk kepentingan mereka sendiri. Agen diasumsikan akan menerima kepuasan tidak hanya dari kompensasi keuangan tetapi juga dari tambahan yang telihat dalam hubungan suatu agensi, seperti waktu luang yang banyak, kondisi kerja yang menarik dan jam kerja yang fleksibel. Sedangkan prinsipal, diasumsikan hanya tertarik pada pengembalian keuangan yang diperoleh dari investasi mereka di perusahaan tersebut. Dengan demikian teori keagenan (agency theory) berkaitan dengan usahausaha untuk memecahkan masalah yang timbul dalam hubungan keagenan. Masalah keagenan muncul jika: (1) Terdapat perbedaan tujuan (goals) antara agen dan prinsipal, (2) Terdapat kesulitan atau membutuhkan biaya yang mahal bagi prinsipal untuk senantiasa memantau tindakan-tindakan yang diambil oleh agen. Selain itu, masalah keagenan juga akan terjadi jika antara agen dan prinsipal mempunyai sikap atau pandangan yang berbeda terhadap risiko. Di dalam sebuah perusahaan terdapat tiga pihak utama (major participant) yang memiliki kepentingan berbeda yaitu manajemen, pemegang saham (sebagai pemilik), dan buruh atau tenaga kerja. Prinsip pengambilan keputusan

24 yang diambil oleh manajer adalah bahwa manajer harus memilih tindakantindakan yang akan memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Atau dengan kata lain, pengambilan keputusan tidak didasarkan atas kepentingan manajemen (agent) namun harus mengacu pada kepentingan pemegang saham (principal). Namun kenyataan yang terjadi dibanyak perusahaan adalah manajer cenderung memilih tindakan-tindakan yang menguntungkan kepentingannya misalnya yang dapat memaksimalkan kekayaannya daripada menguntungkan pemegang saham (Kodrat dan Herdinata, 2009). Untuk mengatasi hal itu pihak pemegang saham sebagai prinsipal melakukan pengendalian dengan tiga cara yaitu: monitoring, kebijakan pemberian insentif atau hukuman dan dengan cara menanggung secara bersama-sama atas risiko yang mungkin terjadi. Di dalam suatu organisasi cara yang paling efektif untuk mengubah perilaku anggota organisasi agar sesuai dengan yang diinginkan adalah dengan pemberian reward atau dengan kata lain, dengan positif reinforcement, bukan dengan pemberian hukuman (punishment). Pemberian reward (berupa penghargaan atau insentif) akan berdampak baik dalam arti perilaku yang diinginkan tersebut besar kemungkinan akan terulang lagi. Sebaliknya, bila digunakan hukuman, pengaruh yang bisa timbul adalah munculnya rasa tertekan, tidak tenang dan sebagainya. Satu-satunya informasi yang digunakan untuk mengukur kinerja yang selanjutnya diinginkan sebagai dasar dalam pemberian reward adalah informasi akuntansi karena informasi ini dianggap lebih objektif daripada informasi lainnya.

25 Informasi akuntansi juga digunakan oleh para prinsipal untuk menilai kinerja para manajer, yang selanjutnya dijadikan dasar dalam pemberian reward (biasanya dalam bentuk bonus). Konsekuensi logis dari penggunaan informasi akuntansi sebagai satu-satunya dasar dalam pemberian reward tersebut adalah munculnya perilaku tidak semestinya (dysfunctional behaviour) dikalangan manajer. Manajer cenderung melakukan perataan (smoothing) dengan memanipulasi informasi sedemikian rupa agar kinerjanya tampak bagus. 3. Perataan Laba (Income Smoothing) Perataan laba terkait erat dengan konsep manajemen laba (earning management). Manajemen laba dilakukan sebagai suatu proses yang dilakukan dengan sengaja, dalam batasan general accepted accounting principles, untuk mengarah pada suatu tingkatan yang diinginkan atas laba yang dilaporkan. Perataan laba termasuk dalam pengertian manajemen laba tersebut. Perataan laba dapat dipandang sebagai sebuah praktik dengan menggunakan teknikteknik akuntansi untuk mengurangi fluktuasi laba bersih selama beberapa periode waktu Penjelasan konsep manajemen laba menggunakan pendekatan teori keagenan (agency theory) yang menyatakan bahwa praktik manajemen laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya. Dalam hubungan

26 keagenan, manajer memiliki asimetri infomasi terhadap pihak eksternal perusahaan, seperti kreditor dan investor. Asimetri informasi terjadi ketika manajer memiliki informasi internal perusahaan relatif lebih banyak dan mengetahui informasi tersebut relatif lebih cepat dibandingkan pihak eksternal tersebut. Dalam kondisi demikian, manajer dapat menggunakan informasi yang diketahuinya untuk memanipulasi pelaporan keuangan dalam usaha memaksimalkan kemakmurannya. Sejalan dengan konsep manajemen laba, pembahasan konsep perataan penghasilan juga menggunakan kerangka pikir teori keagenan, bahwa perataan penghasilan timbul ketika terjadi konflik kepentingan antara manajemen dan pemilik. Kesenjangan informasi antara manajemen dan pemilik memicu munculnya perataan laba. Dalam Belkaoui (2000) dikatakan bahwa: Perataan laba yang dilaporkan dapat didefenisi sebagai upaya yang sengaja dilakukan untuk memperkecil atau fluktuasi pada tingkat laba yang dianggap normal bagi perusahaan. Dalam pengertian ini perataan merepresentasi suatu bagian upaya manajemen perusahaan untuk mengurangi variasi tidak normal dalam laba pada tingkat yang diijinkan oleh prinsip-prinsip akuntansi dan manajemen yang sehat. Perusahaan-perusahaan besar memiliki dorongan yang lebih kuat melakukan perataan laba dibandingkan perusahaan-perusahaan kecil, karena perusahaan besar mendapatkan pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah maupun masyarakat umum. Masing-masing pihak dalam hubungan keagenan terdorong oleh motivasi yang berbeda sesuai dengan kepentingannya. Manajer yang termotivasi untuk melakukan perataan penghasilan pada dasarnya ingin mendapat berbagai

27 keuntungan ekonomi dan psikologis, yaitu pertama, mengurangi total pajak terutang. Kedua, meningkatkan kepercayaan diri manajer yang bersangkutan karena penghasilan yang stabil mendukung kebijakan dividen yang stabil pula. Ketiga, meningkatkan hubungan antara manajer dan karyawan karena pelaporan penghasilan yang meningkat tajam memberi kemungkinan munculnya tuntutan kenaikan gaji dan upah. Dan keempat, siklus peningkatan dan penurunan penghasilan dapat ditandingkan dan gelombang optimisme dan pesimisme dapat diperlunak. Perataan laba yang melalui proses waktu tertentu dapat dilakukan melalui tiga cara. Pertama, manajemen dapat menentukan terjadinya kejadian tertentu melalui kebijakan yang dimilikinya (misal: biaya dan pengembangan) untuk mengurangi variasi laba yang dilaporkan. Sebagai alternatif, manajemen juga dapat menentukan waktu pengakuan kejadian tersebut. Kedua, manajemen dapat mengalokasikan pendapatan atau biaya tertentu untuk beberapa periode akuntansi. Ketiga, manajemen memiliki kebijakan tersendiri di dalam mengklasifikasikan pos-pos laba rugi tertentu di dalam kategori yang berbeda (Barnet et al dalam Belkaoui, 2000). Perataan laba bisa dihasilkan dari salah satu diantara perataan riil maupun berasal dari perataan artificial (artificial smoothing), dimana dalam Dascher dan Malcolm dalam Belkaoui (2000) dikatakan bahwa: Perataan riil merujuk pada transaksi aktual yang dilakukan atau tidak dilakukan atas dasar efek perataannya terhadap income, sedangkan perataan artifisial merujuk pada prosedur akuntansi yang diimplementasikan untuk memindahkan biaya dan atau pendapatan dari satu periode ke periode yang lain.

28 Usaha perataan laba yang dilakukan oleh manajemen dengan sengaja mempunyai tujuan agar memberikan persepsi pada investor tentang kestabilan laba yang diperoleh perusahaan. Laba yang stabil memberikan persepsi pada investor bahwa tingkat return saham yang diharapkan tinggi dan tingkat resiko dari portofolio saham rendah, sehingga tingkat kinerja dari perusahaan tersebut kelihatannya baik. Selain itu pihak manajemen juga harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi perataan laba baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi tingkat return yang diharapkan dan risiko dari portofolio saham (kinerja saham) sehingga investor dapat mengambil suatu keputusan untuk investasi dengan tepat. 4. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan berfungsi untuk menginformasikan besaran perusahaan, dimana pada penelitian ini ukuran perusahaan dilihat dari total nilai aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Ada beberapa cara dalam mengukur ukuran perusahaan antara lain: total aset, nilai pasar saham, dan lain-lain. Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total aset perusahaan (Machfoedz, 1994 dalam Suwito, 2005). 5. Financial Leverage Financial leverage menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Semakin besar utang perusahaan maka semakin besar

29 pula risiko yang dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi (Sartono, 2001 dalam Budiasih, 2009). Dalam menggunakan analisis rasio, diperlukan alat pembanding dari angka ratio perusahaan yang sejenis yang disebut sebagai standard ratio. Langkahlangkah penyusunan standart ratio pada financial leverage adalah dengan menghitung financial leverage untuk tiap perusahaan, lalu menghitung ratarata hitungnya maupun median yang nantinya menjadi standard ratio dari financial leverage. Dengan catatan, jika ada dijumpai rasio financial leverage yang terlalu ekstrim, maka rasio tersebut dihapuskan (Munawir, 2007). 6. Net Profit Margin Net profit margin ini mengukur seluruh efisiensi baik produksi, administrasi, pemasaran, pendanaan, penentuan harga maupun manajemen pajak. Net profit margin ini mengukur tingkat keefisienan seluruh aktivitas yang terjadi pada perusahaan tersebut. Net profit margin dapat memberi gambaran tentang laba untuk para pemegang saham sebagai persentase dari penjualan (Septoaji, 2002). Dalam menggunakan analisis rasio, diperlukan alat pembanding dari angka rasio perusahaan yang sejenis yang disebut sebagai standard ratio. Langkahlangkah penyusunan standart ratio pada net profit margin adalah dengan menghitung net profit margin untuk tiap perusahaan, lalu menghitung ratarata hitungnya maupun median yang nantinya menjadi standard ratio dari net

30 profit margin. Dengan catatan, jika ada dijumpai rasio net profit margin yang terlalu ekstrim, maka rasio tersebut dihapuskan (Munawir, 2007). 7. Operating Profit Margin Operating profit margin menunjukkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba operasi dalam kegiatan rutin perusahaan. Operating profit margin diukur dengan rasio antara laba operasi dengan penjualan bersih. Dalam menggunakan analisis rasio, diperlukan alat pembanding dari angka rasio perusahaan yang sejenis yang disebut sebagai standard ratio. Langkahlangkah penyusunan standart ratio pada operating profit margin adalah dengan menghitung operating profit margin untuk tiap perusahaan, lalu menghitung rata-rata hitungnya maupun median yang nantinya menjadi standard ratio dari operating profit margin. Dengan catatan, jika ada dijumpai rasio operating profit margin yang terlalu ekstrim, maka rasio tersebut dihapuskan (Munawir, 2007).. B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang memiliki hubungan dengan pengaruh ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin terhadap perataan laba (income smoothing) disajikan pada tabel 2.1.

31 No Nama Peneliti 1. Septoaji (2002) 2. Juniarti dan Carolina (2005) 3. Igan Budiasih (2009) 4 Suwito (2005) Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Variabel Judul yang Hasil Penelitian Digunakan Analisis Faktor- Net Profit Variabel Net Profit Margin Faktor yang Margin, dan Financial Leverage Mempengaruhi Financial berpengaruh secara Perataan Laba Leverage, signifikan terhadap perataan (Income Ukuran laba (income smoothing). Smoothing) Pada Perusahaan, Sedangkan untuk variabel Perusahaan Go Jenis lain, tidak ada pengaruh Public di Bursa Perusahaan ukuran perusahaan dan jenis Efek Jakarta perusahaan terhadap perataan laba (income smoothing). Analisis Faktor- Ukuran Tidak ada pengaruh ukuran Faktor yang Perusahaan, perusahaan, Net Profit Berpengaruh Net Profit Margin, dan jenis Terhadap Margin, perusahaan terhadap Perataan Laba Jenis perataan laba (income (Income Perusahaan smoothing). Smoothing) Pada Perusahaan- Perusahaan Go Public Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan Oleh Perusahaan yang Terdaftar Ukuran Perusahaan, Net Profit Margin, Dividend Payout Ratio, dan Financial Leverage. Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage Operasi, Net Profit Margin Variabel Ukuran Perusahaan, Net Profit Margin dan Dividend Payout Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap perataan laba (income smoothing). Sedangkan untuk variabel lain, tidak ada pengaruh Financial Leverage terhadap perataan laba (income smoothing). Tidak ada pengaruh dari variabel Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage Operasi, Net Profit Margin terhadap perataan laba (income smoothing).

32 5 Dewi (2010) 6 Syahrian a (2006) 7 Yulianto (2007) di Bursa Efek Jakarta Pengaruh Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan Dan Financial Leverage Terhadap Tindakan Perataan Laba Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Analisis Perataan Laba : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan, Financial Leverage Besaran Perusahaan, Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Return On Asset Besaran Perusahaan, Kelompok Usaha, Winner/lose r Stocks, Net Profit Margin, dan Operating Profit Margin Variabel Jenis Usaha dan Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba. Financial Leverage berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba. Variabel Besaran Perusahaan, Net Profit Margin dan Return on Asset tidak berpengaruh pada praktik perataan laba. Variabel Operating Profit Margin berpengaruh pada praktik perataan laba. Variabel Besaran Perusahaan, Kelompok Usaha, Winner/loser Stocks, Net Profit Margin, dan Operating Profit Margin tidak berpengaruh pada praktik perataan laba. C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan sintesis atau eksplorasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang

33 diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis (Jurusan Akuntansi, 2004). Untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perataan laba, maka penulis menyusun kerangka konseptual (theoretical framework) sebagai berikut: Ukuran Perusahaan (X 1 ) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Financial Leverage (X 2 ) Net Profit Margin (X 3 ) Operating Profit Margin (X 4 ) Ha Perataan Laba (Income Smoothing) (Y) Ukuran perusahaan berfungsi untuk menginformasikan besaran perusahaan, dimana pada penelitian ini ukuran perusahaan dilihat dari total nilai aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Perusahaan yang berukuran besar akan lebih cenderung untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil, karena perusahaan kecil cenderung tidak akan mendapatkan perhatian yang lebih besar dari analis dan calon investor dibandingkan perusahaan besar. Sebaliknya perusahaan yang memiliki aktiva besar yang kemudian dikategorikan sebagai perusahaan besar umumnya akan mendapat lebih banyak perhatian dari berbagai pihak seperti, para analis, investor,

34 maupun pemerintah. Oleh karena itu perusahaan besar diperkirakan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan perataan laba. Financial leverage menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Semakin besar utang perusahaan maka semakin besar pula risiko yang dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Akibat kondisi tersebut perusahaan cenderung untuk melakukan perataan laba. Net profit margin mencerminkan tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang diinginkan. Net profit margin dianggap mempengaruhi perataan laba karena merupakan alat pengukur kinerja manajemen yang penting sebagai dasar pembagian deviden kepada para pemegang saham. Semakin tinggi, net profit margin yang dihasilkan perusahaan maka akan meningkatkan pula nilai tambah perusahaan tersebut di mata para investor. Operating profit margin menunjukkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba operasi dalam kegiatan rutin perusahaan. Semakin besar perubahan operating profit margin menunjukkan semakin besar fluktuasi kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba operasi. Hal ini mempengaruhi investor dalam memprediksi laba dan memprediksi kelangsungan usaha perusahaan sehingga memberikan dampak pada kepercayaan investor terhadap perusahaan. Sehubungan dengan itu, manajemen termotivasi untuk melakukan perataan laba supaya laba yang dilaporkan tidak berfluktuatif sehingga dapat meningkatkan kepercayaan

35 investor terhadap perusahaan. Dengan demikian, semakin besar perubahan operating profit margin maka semakin besar kemungkinan manajemen melakukan perataan laba. 2. Hipotesis Penelitian Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penetian sebagai berikut: Ha: ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin dan operating profit margin berpengaruh terhadap perataan laba (income smoothing) baik secara parsial maupun simultan.