KERANGKA ACUAN. Front Line Responder Training PENDIDIKAN DALAM SITUASI DARURAT

dokumen-dokumen yang mirip
Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Draft 2

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional

PENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA

Kerangka Acuan Kegiatan Konferensi Nasional Sekolah Aman 2015 Latar Belakang

Hasil Diskusi KELOMPOK SIAGA

PELAKSANAAN PROGRAM Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan

KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS SEKOLAH UNTUK MENGANTISIPASI BENCANA ALAM DI KOTA BENGKULU LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI), 2006 BENCANA ALAM

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH PERS RELEASE

PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA

KERANGKA ACUAN KONFERENSI NASIONAL SEKOLAH AMAN Jakarta, Desember 2010

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KONTIJENSI TSUNAMI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

Workshop Orientasi Program (Surabaya Januari2015) Rapat Internal Management (17 Januari 2015)

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Kesiapsiagaan Rumah Sakit dan Kesiapan Masyarakat untuk Kedaruratan dan Bencana

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEMBENTUKAN DESA TANGGUH BENCANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR RI

Latar Belakang. Sejumlah peraturan negara mengamanatkan penyelenggaraan penanggulangan bencana yang efektif:

SEKOLAH SIAGA BENCANA & Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan data dunia yang dihimpun oleh WHO, pada 10 dekade terakhir ini,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

BAB II VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN LOKAKARYA KLASTER NASIONAL KESEHATAN Jakarta, 2 Oktober 2014

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

PERAN LSM DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA TOMMY SUSANTO, ST

RANCANGAN KERTAS POSISI SEKOLAH/MADRASAH AMAN DARI BENCANA

BAB I PENGANTAR. Wilayah Indonesia terletak pada jalur gempa bumi dan gunung berapi

BAB V. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BNPB. Penyusunan RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN DESA YANG BERBASIS PENGURANGAN RISIKO BENCANA

KONSULTAN PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB)

RENCANA AKSI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN SUMBAWA ( 2016 S/D 2021 )

Finalisasi RENCANA AKSI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PESISIR SELATAN (PESSEL) TAHUN KALENDER : JANUARY - DECEMBER 2016

BUPATI KAUR PROPINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR NOMOR 03 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA

Hasil yang diharapkan Hasil yang dicapai Peserta. Rekomendasi Dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENGANTAR LOKAKARYA MANAJEMEN KEDARURATAN DAN PERENCANAAN KONTINJENSI. Painan, 29 November 3 Desember 2005 BAKORNAS PBP KABUPATEN PESISIR SELATAN

L A T A R B E L A K A N G

PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA

Arah Kebijakan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana

PENYUSUNAN PROFIL PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan Terdapat perbedaan hasil antara level kesiapsiagaan antara konsep

U R A I A N BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 10,262,024, BELANJA LANGSUNG 9,414,335,000.00

BAB I PENDAHULUAN. Menurut indeks rawan bencana Indonesia (BNPB, 2011), Kabupaten

xvii Damage, Loss and Preliminary Needs Assessment Ringkasan Eksekutif

Isi Pengumuman Rekrutmen Fasilitator Desa Tangguh Bencana Tahun 2014

KONDISI TEKTONIK INDONESIA

Budaya, kekayaan dan keindahan alam, keanekaragaman hayati dibalik kerawanan gempa bumi. ekspedisi. Palu-Koro

LAPORAN HASIL UJICOBA LAPANGAN CHILD PROTECTION RAPID ASSESMENT dalam Situasi Darurat Kabupaten Sleman, Yogyakarta - Juli 2011

KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN KEGIATAN KONFERENSI FORUM ANAK JAWA TENGAH TAHUN 2015 I. PENDAHULUAN

PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Jakarta, 26 Februari 2015

HASIL RUMUSAN KOMISI A BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi masyarakat baik secara material maupun non material. Kehilangan

Isi Pengumuman Rekrutmen Fasilitator Desa Tangguh Bencana Tahun 2014

BNPB. Logistik. Inventarisasi. Pedoman.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal dengan the ring of fire. Wilayah ini berupa sebuah zona

BAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia

PEDOMAN BANTUAN PERALATAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10

BAB I PENDAHULUAN. Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

URUSAN PEMERINTAHAN : ORGANISASI :

Informasi Umum Pendidikan Bencana Gempabumi di SD

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PB

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

PERAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DALAM PENGUATAN KOORDINASI PENANGGULANGAN BENCANA DAN PENGANGGARAN BTT

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

2015, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba

+ Latar Belakang. n Indonesia merupakan negara rawan bencana. n Terdapat ruang rusak berat SD/SMP. n Terdapat ruang kelas MI dan MTs.

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO

Dialog Nasional Program Investasi Kehutanan di Indonesia

KERANGKA ACUAN PELATIHAN KONVENSI HAK ANAK (KHA) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Masyarakat. Penanggulangan Bencana. Peran Serta.

Kegiatan Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Garut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Development of Health Preparedness Indicator. Pusat Humaniora dan Manajemen Kesehatan Badan Litbangkes, Kemenkes RI

PENURUNAN INDEKS RISIKO BENCANA DI INDONESIA

Newsletter. ASB Indonesia & the Philippines. Vol. II - Oktober 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

INDONESIA PUNCAK PERINGATAN BULAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA Pengurangan Risiko Bencana, Investasi Untuk Bangsa Mataram, 7-11 Oktober 2013

PANDUAN PENGAJUAN PROPOSAL HIBAH RISET MONITORING DAN EVALUASI

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA

Penguatan Kapasitas Penanggulangan Bencana Melalui Sinergi Sumberdaya dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA Pemikiran untuk Kabupaten Kediri

BAB I PENDAHULUAN. berada di kawasan yang disebut cincin api, kondisi tersebut akan

LAPORAN CAPACITY BUILDING KESIAPSIAGAAN BENCANA BERBASIS SEKOLAH 7 11 SEPTEMBER 2009

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERINGATAN DINI DAN PENANGANAN DARURAT BENCANA TSUNAMI ACEH

TUGAS POKOK & FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) PROVINSI SUMATERA BARAT

Transkripsi:

KERANGKA ACUAN Front Line Responder Training PENDIDIKAN DALAM SITUASI DARURAT 1. Format Pelatihan Hotel Splash Bengkulu (tgl. 15 dan 17 Oktober 2014) dan di Aula Kampus 3 Universitas Muhammadiyah Bengkulu (tgl. 16 Oktober 2014). 2. Peserta A. di tingkat Provinsi Bengkulu 1. Kakanwil Kemendiknas: 2. Kakanwil Kemenag: 3. BPBD Provinsi: 4. LSM Lokal: 5. Universitas dan Sekolah: B. Kabupaten/Kota (10 kabupaten/kota) B. 1 Kabupaten Bengkulu Selatan B. 2 Kabupaten Bengkulu Tengah B.3 Kabupaten Bengkulu Utara B.4 Kabupaten Kaur B.5 Kabupaten Kepahiang B.6 Kabupaten Lebong B.7 Kabupaten Mukomuko B.8 Kabupaten Rejang Lebong

B.9 Kabupaten Seluma B.10 Kota Bengkulu 3. BPBD Kota (1 orang) 3. Tujuan Tujuan diadakannya pelatihan ini, adalah: 1. Untuk meningkatkan kapasitas, pengetahuan dan keahlian pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat sipil di Provinsi Bengkulu dalam kesiapsiagaan sektor pendidikan di situasi darurat 2. Untuk mengidentifikasikan rencana aksi pendidikan di situasi darurat yang mendukung rencana kontijensi bencana di Provinsi Bengkulu. 3. Untuk mendukung mekanisme koordinasi dalam memperkuat pendidikan di situasi bencana di tingkat provinsi dan kabupaten/kota di Bengkulu. 4. Mendukung kegiatan Bulan PRB yang diadakan oleh BNPB bertemakan PRB Membangun Ketangguhan Daerah 4. Acara Waktu Kegiatan 14 Oktober 2014 10.00-13.00 Pendaftaran Peserta Parm - 13.00-15.00 Final Meeting Fasilitator 15 Oktober 2014 08.00-08.30 Kata Sambutan Kepala BPBD Provinsi Bengkulu 08.30-09.00 Pembukaan - Perkenalan, pemaparan agenda dan tujuan pelatihan - Pembagian Kelompok Diskusi dan Reviewer, Time Keeper 09.00-10.00 (1jam) Sesi 1: Pendidikan di Situasi Darurat 10.00-10.30 Coffee break 10.30-12.15 (1 jam 45 menit) Sesi 2: Standar Minimum Pendidikan dalam Situasi Darurat dan Komponen Teknis dalam Kedaruratan 12.15-13.15 ISHOMA 13.15-14.45 Sesi 3: Pembelajaran dan Dukungan Psikososial dalam Kedaruratan

14.45-15.15 Coffee Break 15.15-17.00 Sesi 4: Tempat Belajar dan Tempat Ramah Anak (1 jam 45 menit) 16 Oktober 2014 08.00-08.30 Sarapan 08.30-09.00 Review Hari-1 09.00-10.15 Sesi 5: Pengurangan Resiko Bencana (1 jam 15 menit) 10.15-10.45 Coffee break 10.45-12.15 Sesi 6: Mekanisme Koordinasi di Kluster Pendidikan 12.15-13.15 ISHOMA 13.15-14.45 Sesi 7: Skenario Kedaruratan dan Pemetaan Kapasitas 14.45-15.45 (1jam) Sesi 8: Pengkajian Kebutuhan Pendidikan selama Situasi Bencana 15.45-16.15 Coffee break 16.15-18.15 (2 jam) Sesi 9: Rencana Tanggap Darurat dan Mobilisasi Sumberdaya 17 Oktober 2014 07.30-08.00 Sarapan 08.00-08.30 Review Hari-2 08.30-09.30 UNICEF: Komitmen Inti bagi Anak dalam Situasi Kemanusiaan 09.30-10.30 Pendekatan Kluster 10.30-10.45 Rehat Kopi 10.45-11.45 Rencana Tindak Lanjut 11.45-13.30 Shalat Jumat dan Makan Siang

14.00-15.00 Penutupan 16.00-16.30 Closing 1. Dinas Pendidikan Provinsi NTB 2. BPBD Provinsi NTB 3.(photo session and certificate) 5. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang rawan akan berbagai macam bencana, namun demikian Negara ini telah menunjukkan kemampuannya dalam mengembangkan kapasitas dan daya tanggap dalam menghadapi berbagai macam bencana tersebut, termasuk juga membangun daya tangguhnya sebagai suatu proses pembelajaran pasca gempa bumi dan tsunami yang melanda Aceh dan Nias pada tahun 2004. Berbagai inisiatif telah dilakukan oleh berbagai lembaga dalam upaya peningkatan kapasitas dan mekanisme respons ini, salah satu inisiatif tersebut dating dari Kluster Pendidikan sebagai bagian dari Komite Antar Lembaga PBB (Inter-Agency Standing Committee). Kluster merupakan suatu pendekatan yang dibentuk sebagai bentuk upaya dalam mengatasi permasalahan dan memperkuat efektivitas respons kemanusiaan melalui pembangunan kemitraan sebagai bentuk tindak lanjut berdasarkan rekomendasi dari review Response Kemanusiaan independen yang dilakukan pada tahun 2005. Kluster Pendidikan Global diterapkan sebagai bagian dari sistem cluster pada tahun 2006. Di Indonesia, mekanisme kluster ini diterapkan pertama kalinya dalam respons gempa bumi di Yogyakarta. Kluster ini dipimpin oleh UNICEF dan Save the Children dengan berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan beranggotakan berbagai lembaga pemerintah dan non-pemerintah, juga masyarakat sipil yang bekerja di sektor pendidikan. Pada tahun 2013, BNPB bersama dengan kementerian terkait mengembangkan struktur kluster nasional dimana kluster pendidikan menjadi bagian dari kluster nasional dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai kordinator kluster. Mekanisme kluster ini terbukti efektif dalam hal manajemen koordinasi dan informasi dalam situasi bencana. Namun demikian, kegiatan yang dilakukannya dalam konteks kesiapsiagaan perlu ditingkatkan dalam rangka membangun mekanisme respons yang lebih baik dalam situasi bencana. Peningkatan kapasitas dalam kesiapsiagaan merupakan salah satu prioritas Kluster Pendidikan di Indonesia. Berbagai pelatihan terlah dilakukan sebagai bentuk upaya peningkatan kapasitas, diantaranya Pelatihan Standar Minimum untuk Pendidikan di Situasi Darurat: Respons, Kesiapsiagaan, dan Pemulihan atau dikenal sebagai INEE MS yang telah dilakukan pada tahun 2009, 2012 dan 2013. Selain INEE MS, terdapat juga pelatihan yang dikenal sebagai Front Line Responder Training (FLRT) yang menghasilkan Rencana Kontijensi Pendidikan. Pelatihan ini telah dilakukan sebanyak 8 kali di berbagai provinsi di Indonesia, meliputi: ToT FLRT di Ciawi pada bulan Februari 2012, FLRT di Semarang pada bulan Juni 2012, FLRT di Surabaya dan Sabang pada bulan Juli 2012, FLRT di Makassar pada bulan September 2012, FLRT di Ternate pada bulan Oktober 2012, FLRT di Jakarta pada bulan November 2012 dan FLRT di Bandung pada bulan Desember 2012. Pelatihan ini secara bergantian difasilitasi oleh UNICEF dan Save the Children. Pada tahun 2013, pelatihan FLR diselenggarakan di NTB sebagai bagian dari pre-event Bulan Pengurangan Resiko Bencana. Pada awalnya FLRT merupakan salah satu bentuk upaya dari Kementerian

Koordinasi Kesejahteraan Rakyat bekerjasama dengan Save the Children dan UNICEF dalam rangkan peningkatan kapasitas kelembagaan dalam pendidikan di situasi bencana, baik dalam kesiapsiagaan maupun kedaruratan. Peserta pelatihan ini berasal dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kantor Perwakilan Wilayah Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Perguruan Tinggi dan LSM. Pada tahun ini FLRT akan diselenggarakan di Provinsi Bengkulu sebagai bagian dari kegiatan Bulan PRB yang meruapakan kegiatan tahunan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB). Pelatihan ini akan difasilitasi oleh UNICEF dengan dukungan Muhamadiyah Disaster Management Centre, Plan Internasional, dan Save the Children. Selain sebagai bentuk upaya mendukung kegiatan BNPB dalam mensosialisasikan manajemen bencana di Provinsi Bengkulu terkait ancaman tsunami di tujuah kabupaten/kota yaitu Kab Mukomuko, Bengkulu Utara, Benteng, Kota Bengkulu, Kabupaten Seluma, Bengkulu Selatan & Kaur, serta ancaman gunung berapi yang mulai aktif (Bukit Kaba) di kabupaten Kepahiang dan Curup. 1 6. Pengarah 1. Parmi Abdullah (UNICEF) 2. Lina Sofiani (UNICEF) 7. Fasilitator 1. Arif Nur Kholis (MDMC) 2. Yusra Tebe (PLAN) 3. Lina Sofiani (UNICEF) 4. BPBD Provinsi (menunggu konfirmasi) 1 Diambil dari http://www.kpi.go.id/index.php/2012-05-03-16-16-23/2-uncategorised/31334-7-kabupatenkota-rawan-tsunami-bpbd-bengkulu-siapkan-radio-siaga