KERANGKA ACUAN Front Line Responder Training PENDIDIKAN DALAM SITUASI DARURAT 1. Format Pelatihan Hotel Splash Bengkulu (tgl. 15 dan 17 Oktober 2014) dan di Aula Kampus 3 Universitas Muhammadiyah Bengkulu (tgl. 16 Oktober 2014). 2. Peserta A. di tingkat Provinsi Bengkulu 1. Kakanwil Kemendiknas: 2. Kakanwil Kemenag: 3. BPBD Provinsi: 4. LSM Lokal: 5. Universitas dan Sekolah: B. Kabupaten/Kota (10 kabupaten/kota) B. 1 Kabupaten Bengkulu Selatan B. 2 Kabupaten Bengkulu Tengah B.3 Kabupaten Bengkulu Utara B.4 Kabupaten Kaur B.5 Kabupaten Kepahiang B.6 Kabupaten Lebong B.7 Kabupaten Mukomuko B.8 Kabupaten Rejang Lebong
B.9 Kabupaten Seluma B.10 Kota Bengkulu 3. BPBD Kota (1 orang) 3. Tujuan Tujuan diadakannya pelatihan ini, adalah: 1. Untuk meningkatkan kapasitas, pengetahuan dan keahlian pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat sipil di Provinsi Bengkulu dalam kesiapsiagaan sektor pendidikan di situasi darurat 2. Untuk mengidentifikasikan rencana aksi pendidikan di situasi darurat yang mendukung rencana kontijensi bencana di Provinsi Bengkulu. 3. Untuk mendukung mekanisme koordinasi dalam memperkuat pendidikan di situasi bencana di tingkat provinsi dan kabupaten/kota di Bengkulu. 4. Mendukung kegiatan Bulan PRB yang diadakan oleh BNPB bertemakan PRB Membangun Ketangguhan Daerah 4. Acara Waktu Kegiatan 14 Oktober 2014 10.00-13.00 Pendaftaran Peserta Parm - 13.00-15.00 Final Meeting Fasilitator 15 Oktober 2014 08.00-08.30 Kata Sambutan Kepala BPBD Provinsi Bengkulu 08.30-09.00 Pembukaan - Perkenalan, pemaparan agenda dan tujuan pelatihan - Pembagian Kelompok Diskusi dan Reviewer, Time Keeper 09.00-10.00 (1jam) Sesi 1: Pendidikan di Situasi Darurat 10.00-10.30 Coffee break 10.30-12.15 (1 jam 45 menit) Sesi 2: Standar Minimum Pendidikan dalam Situasi Darurat dan Komponen Teknis dalam Kedaruratan 12.15-13.15 ISHOMA 13.15-14.45 Sesi 3: Pembelajaran dan Dukungan Psikososial dalam Kedaruratan
14.45-15.15 Coffee Break 15.15-17.00 Sesi 4: Tempat Belajar dan Tempat Ramah Anak (1 jam 45 menit) 16 Oktober 2014 08.00-08.30 Sarapan 08.30-09.00 Review Hari-1 09.00-10.15 Sesi 5: Pengurangan Resiko Bencana (1 jam 15 menit) 10.15-10.45 Coffee break 10.45-12.15 Sesi 6: Mekanisme Koordinasi di Kluster Pendidikan 12.15-13.15 ISHOMA 13.15-14.45 Sesi 7: Skenario Kedaruratan dan Pemetaan Kapasitas 14.45-15.45 (1jam) Sesi 8: Pengkajian Kebutuhan Pendidikan selama Situasi Bencana 15.45-16.15 Coffee break 16.15-18.15 (2 jam) Sesi 9: Rencana Tanggap Darurat dan Mobilisasi Sumberdaya 17 Oktober 2014 07.30-08.00 Sarapan 08.00-08.30 Review Hari-2 08.30-09.30 UNICEF: Komitmen Inti bagi Anak dalam Situasi Kemanusiaan 09.30-10.30 Pendekatan Kluster 10.30-10.45 Rehat Kopi 10.45-11.45 Rencana Tindak Lanjut 11.45-13.30 Shalat Jumat dan Makan Siang
14.00-15.00 Penutupan 16.00-16.30 Closing 1. Dinas Pendidikan Provinsi NTB 2. BPBD Provinsi NTB 3.(photo session and certificate) 5. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang rawan akan berbagai macam bencana, namun demikian Negara ini telah menunjukkan kemampuannya dalam mengembangkan kapasitas dan daya tanggap dalam menghadapi berbagai macam bencana tersebut, termasuk juga membangun daya tangguhnya sebagai suatu proses pembelajaran pasca gempa bumi dan tsunami yang melanda Aceh dan Nias pada tahun 2004. Berbagai inisiatif telah dilakukan oleh berbagai lembaga dalam upaya peningkatan kapasitas dan mekanisme respons ini, salah satu inisiatif tersebut dating dari Kluster Pendidikan sebagai bagian dari Komite Antar Lembaga PBB (Inter-Agency Standing Committee). Kluster merupakan suatu pendekatan yang dibentuk sebagai bentuk upaya dalam mengatasi permasalahan dan memperkuat efektivitas respons kemanusiaan melalui pembangunan kemitraan sebagai bentuk tindak lanjut berdasarkan rekomendasi dari review Response Kemanusiaan independen yang dilakukan pada tahun 2005. Kluster Pendidikan Global diterapkan sebagai bagian dari sistem cluster pada tahun 2006. Di Indonesia, mekanisme kluster ini diterapkan pertama kalinya dalam respons gempa bumi di Yogyakarta. Kluster ini dipimpin oleh UNICEF dan Save the Children dengan berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan beranggotakan berbagai lembaga pemerintah dan non-pemerintah, juga masyarakat sipil yang bekerja di sektor pendidikan. Pada tahun 2013, BNPB bersama dengan kementerian terkait mengembangkan struktur kluster nasional dimana kluster pendidikan menjadi bagian dari kluster nasional dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai kordinator kluster. Mekanisme kluster ini terbukti efektif dalam hal manajemen koordinasi dan informasi dalam situasi bencana. Namun demikian, kegiatan yang dilakukannya dalam konteks kesiapsiagaan perlu ditingkatkan dalam rangka membangun mekanisme respons yang lebih baik dalam situasi bencana. Peningkatan kapasitas dalam kesiapsiagaan merupakan salah satu prioritas Kluster Pendidikan di Indonesia. Berbagai pelatihan terlah dilakukan sebagai bentuk upaya peningkatan kapasitas, diantaranya Pelatihan Standar Minimum untuk Pendidikan di Situasi Darurat: Respons, Kesiapsiagaan, dan Pemulihan atau dikenal sebagai INEE MS yang telah dilakukan pada tahun 2009, 2012 dan 2013. Selain INEE MS, terdapat juga pelatihan yang dikenal sebagai Front Line Responder Training (FLRT) yang menghasilkan Rencana Kontijensi Pendidikan. Pelatihan ini telah dilakukan sebanyak 8 kali di berbagai provinsi di Indonesia, meliputi: ToT FLRT di Ciawi pada bulan Februari 2012, FLRT di Semarang pada bulan Juni 2012, FLRT di Surabaya dan Sabang pada bulan Juli 2012, FLRT di Makassar pada bulan September 2012, FLRT di Ternate pada bulan Oktober 2012, FLRT di Jakarta pada bulan November 2012 dan FLRT di Bandung pada bulan Desember 2012. Pelatihan ini secara bergantian difasilitasi oleh UNICEF dan Save the Children. Pada tahun 2013, pelatihan FLR diselenggarakan di NTB sebagai bagian dari pre-event Bulan Pengurangan Resiko Bencana. Pada awalnya FLRT merupakan salah satu bentuk upaya dari Kementerian
Koordinasi Kesejahteraan Rakyat bekerjasama dengan Save the Children dan UNICEF dalam rangkan peningkatan kapasitas kelembagaan dalam pendidikan di situasi bencana, baik dalam kesiapsiagaan maupun kedaruratan. Peserta pelatihan ini berasal dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kantor Perwakilan Wilayah Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Perguruan Tinggi dan LSM. Pada tahun ini FLRT akan diselenggarakan di Provinsi Bengkulu sebagai bagian dari kegiatan Bulan PRB yang meruapakan kegiatan tahunan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB). Pelatihan ini akan difasilitasi oleh UNICEF dengan dukungan Muhamadiyah Disaster Management Centre, Plan Internasional, dan Save the Children. Selain sebagai bentuk upaya mendukung kegiatan BNPB dalam mensosialisasikan manajemen bencana di Provinsi Bengkulu terkait ancaman tsunami di tujuah kabupaten/kota yaitu Kab Mukomuko, Bengkulu Utara, Benteng, Kota Bengkulu, Kabupaten Seluma, Bengkulu Selatan & Kaur, serta ancaman gunung berapi yang mulai aktif (Bukit Kaba) di kabupaten Kepahiang dan Curup. 1 6. Pengarah 1. Parmi Abdullah (UNICEF) 2. Lina Sofiani (UNICEF) 7. Fasilitator 1. Arif Nur Kholis (MDMC) 2. Yusra Tebe (PLAN) 3. Lina Sofiani (UNICEF) 4. BPBD Provinsi (menunggu konfirmasi) 1 Diambil dari http://www.kpi.go.id/index.php/2012-05-03-16-16-23/2-uncategorised/31334-7-kabupatenkota-rawan-tsunami-bpbd-bengkulu-siapkan-radio-siaga