BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Badan Pusat Statistik Replubik Indonesia (BPS-RI)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM. Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

Selamat Pagi. Sri Kadarwati, S.Si., M.T. Kepala BPS Kabupaten Lamongan. E :

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG

Standar Kompetensi Lulusan. Hubungan Masyarakat

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PROPOSAL KERJA PRAKTEK Badan Pusat Statistik Yogyakarta

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perusahaan adalah untuk memperoleh citra positif dan. menjadi dua, yakni media eksternal dan media internal.

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL


PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PUSAT STATISTIK KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan media atau sering juga disebut dengan media relations.

BAB II PROFIL BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN. A. Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik Kota Medan

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO TAHUN ANGGARAN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO

BAB II GAMBARAN UMUM HUMAS PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN PUSAT STATISTIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. dengan siapa saja yang menjalin kontak dengannya. adalah masyarakat luas, bukan segmen terbatas atau public tertentu.

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB IV GAMBARAN UMUM Sejarah Terbentuknya Biro Humas dan Protokol. Diberlakukannya peraturan daerah Provinsi Lampung Nomor 11 Tahun 2014

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku.

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III DESKRIPSI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN KARANGANYAR

PAGU ANGGARAN BIRO HUMAS DAN PROTOKOL TAHUN ANGGARAN 2014

BAB V PENUTUP. menjadi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan-kesimpulan ini meliputi

STRUKTUR DATA BPS DAN PROSEDUR MENDAPATKAN DATA DI BPS Hady Suryono 8 Maret 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dianggap tidak memiliki peran penting dan bisa dibilang dianggap

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN


KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2002 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia, maka kebutuhuhan jasa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban

RENCANA KERJA TAHUNAN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BINJAI TAHUN ANGGARAN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sejak awal kemerdekaan. Pesatnya perkembangan humas terlihat

Inilah Tugas dan Fungsi Humas

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan membawa dampak yang signifikan bagi

BAB III PENYAJIAN DATA. dari indepth interview, observasi dan pengumpulan document

BAB IV PELAKSANAAN MAGANG

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Bagian Humas dan Informasi Setda Kota Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Strategi komunikasi tidak hanya diartikan secara harafiah dalam bentuk

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan (check and balances) antara Pemerintah dan DPR RI. Ketiga fungsi

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI BAGIAN HUMAS SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. komponen penting untuk membentuk citra dan image dalam suatu

PP 51/1999, PENYELENGGARAAN STATISTIK. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Walikota Jakarta Barat memiliki fungsi Humas yaitu Suku Dinas

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. yaitu Bagian Humas dan Informasi Pemerintah Kota Yogyakarta. Data yang

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAKIP. Satuan Kerja BPS Kabupaten Kepahiang TAHUN ANGGARAN 2012 BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BAB V POLA KOMUNIKASI ANTARA FORUM JURNALIS SALATIGA DENGAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA Pola Komunikasi FJS dan Pemerintah Kota Salatiga

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB III DESKRIPSI MENGENAI DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA. 1. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

Informasi Kinerja. Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten. Tahun Anggaran 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan. satu peran yang berbeda dari kedua Humas tersebut adalah Humas

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAYANAN INFORMASI PUBLIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. manusia, suatu objek,suatu sistem kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 30 TAHUN 2016

DAFTAR INFORMASI PUBLIK PPATK

MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU,

Standard Operating Procedure PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Deskripsi Bagian Hubungan Masyarakat dan Informasi Kota Yogyakarta

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN ANGGARAN

w w w.bpkp.go.id DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA

BAB IV ANALISA DATA. untuk menelaah data yang telah diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih

KEPUTUSAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 04/KPPU/KEP/I/2010

Standar Kompetensi Profesi Humas. Edited by: Sumartono, S.Sos., MSI

KATA PENGANTAR. Banda Aceh, 30 Maret Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh. Hermanto, S.Si, MM NIP

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KABUAPATEN TELUK WONDAMA NOMOR --- TAHUN 2015 TENTANG

Informasi Kinerja. Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten. Tahun Anggaran 2011

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

Transkripsi:

34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Badan Pusat Statistik Replubik Indonesia (BPS-RI) Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non- Departemen yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya, BPS merupakan Biro Pusat Statistik, yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU Nomer 7 Tahun 1960 tentang Statistik. Sebagai pengganti kedua UU tersebut ditetapkan UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Berdasarkan UU ini yang ditindaklanjuti dengan peraturan perundangan dibawahnya, secara formal nama Biro Pusat Statistik diganti menjadi Badan Pusat Statistik. Materi yang merupakan muatan baru dalam UU Nomor 16 Tahun 1997, antara lain : a. Jenis statistik berdasarkan tujuan pemanfaatannya terdiri atas statistik dasar yang sepenuhnya diselenggarakan oleh BPS, statistik sektoral yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah secara mandiri atau bersama dengan BPS, serta statistik khusus yang diselenggarakan oleh lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya secara mandiri atau bersama dengan BPS. 34

35 b. Hasil statistik yang diselenggarakan oleh BPS diumumkan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) secara teratur dan transparan agar masyarakat dengan mudah mengetahui dan atau mendapatkan data yang diperlukan. c. Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien. d. Dibentuknya Forum Masyarakat Statistik sebagai wadah untuk menampung aspirasi masyarakat statistik, yang bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada BPS. Dengan semakin pentingnya peran BPS dalam menyediakan data statistik untuk memenuhi kebutuhan dalam merencanakan dan mengevaluasi pembangunan, pemerintah mengundangkan tiga Peraturan Pemerintah (PP) tentang Sensus, yaitu PP Nomor 21 Tahun 1979 tentang pelaksanaan Sensus Penduduk yang diundangkan pada tanggal 2 Juli 1979, PP Nomor 2 Tahun 1983 tentang Sensus Pertanian yang diundangkan pada tanggal 21 Januari 1983, dan PP Nomor 29 Tahun 1985 tentang sensus Ekonomi yang diundangkan pada tanggal 10 Juni 1985. Sedangkan untuk kelembagaan BPS, pemerintah telah mengundangkan PP Nomor 16 Tahun 1968 tentang Status dan Organisasi BPS yang diundangkan pada tanggal 29 Mei 1968. Dengan makin meningkatnya peran dan tugas BPS, PP Nomor 16 Tahun 1968 kemudian disempurnakan dengan PP Nomor 6 Tahun 1980 tentang Organisasi BPS yang diundangkan pada tanggal 20 Februari 1980. Dua belas tahun Kemudian PP Nomor 6 Tahun 1980

36 disempurnakan dengan PP Nomor 2 Tahun 1992 tentang Organisasi BPS yang diundangkan pada tanggal 9 Januari 1992. Sebagai pelaksana dari PP Nomor 2 Tahun 1992, ditetapkan Keppres Nomor 6 Tahun 1992 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja BPS yang ditetapkan pada tanggal 9 Januari 1992. Sesuai dengan berbagi perkembangan keadaan, tuntutan masyarakat, UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU Nomor 7 Tahun 1960 Tentang Statistik sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi kehidupan bangsa dan tingkat perkembangan pengetahuan dan Teknologi. Sebagai pengganti kedua UU tersebut, ditetapkan UU Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik yang diundangkan pada tanggal 19 Mei 1997. Nomenklatur kelembagaan dari Biro Pusat Statistik diganti menjadi Badan Pusat Statistik. Materi yang merupakan muatan baru dalam UU Nomor 16 tahun1997 antara lain: 1. Jenis Statistik dibagi berdasarkan tujuan pamanfaatannya yang terdiri atas statistik dasar yang sepenuhnya diselenggarakan oleh BPS, statistik sektoral yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah secara mandiri atau bersama dengan BPS, serta statistik Khusus yang diselenggarakan oleh lembaga, organisasi, perorangan dan atau unsur masyarakat lainnya secara mandiri atau bersama dengan BPS. 2. Hasil yang diselenggarakan oleh BPS diumumkan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) secara teratur dan transparan agar masyarakat dengan mudah mengetahui dan atau mendapatkan data yang diperlukan. 3. Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif dan efisien.

37 4. Dibentuknya Forum Masyarakat Statistik sebagai wadah untuk menampung aspirasi masyarakat statistik dan bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada BPS. BPS mempunyai beberapa tingkatan dalam mempermudah pelaksanaan tugasnya, yaitu : 1. BPS Pusat yang berada di Jakarta 2. BPS Provinsi yang berada di setiap provinsi di Indonesia 3. BPS Kota / Kabupaten yang berada di setiap Kabupaten / Kota di Indonesia. 4.1.2 Visi Dan Misi BPS RI 1. Visi BPS RI Visi Badan Pusat Statistik adalah Pelopor data statistik terpecaya untuk semua 17 2. Misi BPS RI Misi Badan Pusat Statistik adalah : a. Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional. b. Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik. c. Membangun insan statistik yang profesional, berintegrasi dan amanah untuk kemajuan perstatistikan. Memperkuat landasan 17 Sumber data www.bps.go.id

38 konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien. d. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan professional, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia. e. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi konsepo dan definisi, pengukuran dan kode etik ststistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik. f. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak. g. Meningkatkan koordinasi, integrasi dan singkronisasi kegiatan statistic yang diselenggarakan Pemerintah dan Swasta, dalam rangka Sistem Statistik Nasional (SSN) yang efektif dan efisien. 4.1.3 Tugas dan Fungsi BPS-RI Tugas dan fungsi BPS telah di tetapkan dalam Keputusan Presiden (Keppres) No.103 Tahun 2001. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang tercantum di bawah ini BPS juga di batasi oleh 10 prinsip etika perstatistikan yang tercantum dalam United Nations Foundamental Principles Of Official Statistic 1. Tugas Adapun tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kegiatasn statistik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku.

39 2. Fungsi Adapun fungsi BPS adalah sebagai berikut : a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional dibidang kegiatan statistik ; b. Penyelenggaraan statistik dasar; c. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPS d. Fasilitas pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah dibidang kegiatan statistik; e. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.

40 4.1.4 Logo BPS-RI Arti Logo BPS-RI Menggabungkan Logo Sigma yang berarti pengolahan data, perthitungan, dan hasil yang berkualitas 18. Gambar I : Logo BPS-RI 4.1.5 Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik dan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik. Susunan organisasi BPS terdiri dari: Gambar II : Struktur Organisasi 19 18 19 Sumber data www.bps.go.id Sumber data dari www.bps.go.id

41 Sumber : Website BPS RI www.bps-go-id. 1. Kepala 2. Sekertaris Utama 3. Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik terdiri dari : a. Direktorat Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei b. Direktorat Diseminasi Statistik c. Direktorat Sistem Informasi Statistik d. Deputi Bidang Statistik Sosial Deputi Bidang Statistik Sosial mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang statistik sosial. Deputi Bidang Statistik Sosial terdiri dari: Direktorat Statistik Kependudukan & Ketenagakerjaan Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat Direktorat Statistik Ketahanan Sosial. 4. Deputi Bidang Statistik Produksi Deputi Bidang Statistik Produksi terdiri dari: Direktorat Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura & Perkebunan Direktorat Peternakan, Perikanan & Kehutanan Direktorat Statistik Industri. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa 5. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa

42 Deputi Bidang Statistik Distribusi & Jasa terdiri dari: Direktorat Statistik Harga Direktorat Statistik Distribusi Direktorat Statistik Keuangan, TI & Pariwisata 6. Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik terdiri dari: Direktorat Neraca Produksi Direktorat Neraca Pengeluaran Direktorat Analisis & Pengembangan Statistik. 7. Inspektorat Utama 4.2 Gambaran Umum Biro Humas BPS-RI 4.2.1 Kegiatan Biro Humas BPS RI tentang Pertanian Sensus Pertanian merupakan satu dari tiga jenis sensus yang diamanatkan dalam Undang Undang No.16 tahun 1997 tentang Statistik. Sensus yang dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali pada tahun tahun yang berakhiran angka tiga ini merupaka rekomendasi PBB di bawah FAO (Food And Agriculture Organization) Tujuan dilakukan kegiatan ST2013 adalah a. Untuk mendapatkan data dasar Statistik pertanian yang lengkap dan akurat sebagai gambaran struktur pertanian di Indonesia

43 b. Menyajikan hingga tingkat administrasi terendah, mendapatkan kerangka sampel yang dapat dijadikan landasan pengambilan sampel untuk survei survei pertanian. c. Memperoleh berbagai informasi tentang karakteristik populasi. Badan Pusat Statistik melakukan sensus pertanian dengan mengumpulkan data dari lapangan yang artinya mengolek data berdasarkan fakta, dalam ruang dan konteks sosial tertentu. Data kemudia diolah menjadi angka angka statistik diolah menjadi teks. Teks teks itu perlu dibaca dan ditafsirkan dengan melihat konteks agar lebih bermakna Stakeholder terpenting sensus pertanian sesungguhnya ialah publik, media massa merupakan sarana publik untuk mengetahui hasil dari setiap kegiatan Humas BPS karena media massa juga menjadi sarana kontrol bagi publik terhadap pemerintah. 4.2.2 Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat. 1. Tata cara mendapatkan informasi tentang Badan Pusat Statistik atau ingin mendapatkan data di Badan Pusat Statistik yaitu dengan cara : Mendatangi lokasi Badan Pusat Statistik Replubik Indonesia yang beralamat di Jl. Soetomo No.6-8 Jakarta Pusat 10710 Jika ingin membaca buku publikasi silahkan datang ke Perpustakaan yang berada di semua kantor BPS baik Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/ Kota. Untuk di BPS Pusat terletak di

44 Gedung 2 lantai 1, atau melalui telepon (021) 385-7046 atau (021) 381-0291 ext. 3240-3 Bagi konsumen data yang datang langsung ke BPS dapat dilayani di Ruang Perpustakaan, Ruang Galeri Buku dan Ruang Konsultasi Statistik. Ruang perpustakaan, pengunjung dapat membaca buku publikasi BPS dalam bentuk tercetak atau softcopy (digital library). Sedangkan untuk penjualan dilakukan di Ruang Galeri Buku (penjualan buku cetak) dan Ruang Konsultasi Statistik (penjualan data mikro, softcopy dan peta digital wilayah). Pelayanan tersebut buka setiap hari kerja mulai pukul 08.00 s.d 15.30 WIB. Jika ingin membeli buku terbitan BPS silahkan datang langsung ke Ruang Galeri Buku yang berada di Gedung 2 lantai 1, atau melalui email ke edid@bps.go.id atau bookstore@bps.go.id, atau melalui telepon (021) 381-0291 ext. 7445 Jika ingin membeli softcopy buku publikasi atau data mikro hasil survei/ sensus, silahkan datang langsung ke Ruang Konsultasi Statistik yang berada di Gedung 2 lantai 3, atau melalui email ke bpshq@bps.go.id dengan mengisi Form Permintaan Data, atau melalui telepon (021)350-7057 atau (021)384-1195 ext.3230-3234, atau melalui surat yang ditujukan kepada Direktur Diseminasi Statistik. 2. Untuk Bagian Hubungan Masyarakat Badan Pusat Statistik berada di :

45 Kantor Pusat Badan Pusat Statistik Replubik Indonesia yang beralamat di Jl. Soetomo No.6-8 Jakarta Pusat 10710 di gedung 1 lantai 1. 4.2.3 Tugas Biro Humas BPS-RI Humas Badan Pusat Statistik melakukan kegiatan aktifitas media relations seperti : a. Penyebaran siaran press biasanya disebut juga dengan nama press release atau dengan istilah release. Kegiatan pembuatan dan penyebaran siaran press ini merupakan kegiatan hubungan press yang peling efisien. b. Konferense press atau jumpa press yang peling dikenal, selain penyebaran siaran press. Jumpa press ini biasanya di lakukan menjelang, menghadapi, ataupun setelah terjadi peristiwa atau kegiatan penting dan besar. c. Kunjungan press atau workshop yang lain adalah kunjungan press. Kegiatan ini biasanya hanya dilakukan oleh lembaga-lembaga yang besar baik swasta maupun pemerintah. Kunjungan press ini terkadang disebut press tour yaitu mengajak kelangan wartawan untuk berkunjung ke suatu lokasi baik yang berada di lingkungannya maupun ketempat atau lokasi yang memiliki kaitan erat dengan kiprah lembaga tersebut.

46 d. Resepsi press kerap kali dilakukan oleh banyak perusahaan besar dan pemerintahan di negara-negar maju. Kegiatan ini merupakan acara untuk mempererat hubungan antara humas dengan media massa. e. Peliputan kegiatan acara yang memiliki nilai jurnalisti yang memadai dan menilai beritanya. f. Wawancara press itu sendiri terbagi menjadi 2 (dua) yaitu : 1. Wawancara yang di persiapkan dalam aktifitas jurnalistik kerap kali merencanakan berbagai liputan bisa berdasarkan hari-hari penting meupun peristiwa besar yang di adakan secara rutin. 2. Wawancara spontan ketika secara tiba-tiba bertemu dengan wartawan.ini peran media massa sangat dibutuhkan. Humas sebagai penghubung dalam menyampaikan informasi dari dalam dan luar organisasi, untuk itu humas memiliki program kerja yang terperinci agar semua agenda dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana kerja humas. 4.2.4 Fungsi Pusat Informasi dan Humas BPS RI 1. Fungsi Pusat Informasi BPS RI adalah : a. Menyediakan kebutuhan data bagi pemerintah dan masyarakat. Data ini didapatkan dari sensus atau survey yang dilakukan sendiri dan juga dari departemen atau lembaga pemerintahan lainnya sebagai data sekunder

47 b. Membantu kegiatan statistik di departemen, lembaga pemerintah atau institusi lainnya, dalam membangun sistem perstatistikan nasional. c. Mengembangkan dan mempromosikan standar teknik dan metodologi statistik, dan menyediakan pelayanan pada bidang pendidikan dan pelatihan statistik. d. Membangun kerjasama dengan institusi internasional dan negara lain untuk kepentingan perkembangan statistik Indonesia. 2. Fungsi Humas BPS RI adalah : Menyediakan data statistik sesuai dengan amanat UU No.16 tahun 1997 dan memiliki visi sebagai penyedia data statistik yang berkualitas dan terpecaya untuk semua. 4.3 Hasil Penelitian Humas adalah semua bentuk komunikasi yang terencana baik itu kedalam maupun keluar antar suatu organisasi dengan khalayak dalam maencapai tujuan tujuan spesifik yang berdasarkan pada saling pengertian. Hubungan Media Relations harus harmonis antara suatu organisasi dengan media. Media adalah para jurnalis, editor, serta para produser Tv dan Radio maka Media Relations suatu perusahaan harus mampu menjaga komunikasi dengan baik dengan para awak media karena kedua pihak saling berkaitan dan membutuhkan.

48 Secara struktural, Humas merupakan bagian terpenting dalam suatu perusahaan terutama apabila perusahaan tersebut saling berinteraksi dengan media massa dan masyarakat luas. Keberadaan Humas menjadi mediator perusahaan dengan media. Di BPS RI secara struktural posisi Humas berada dalam naungan Sestama dimana Biro Humas dan Hukum membawahi tiga Subbagian salah satunya Subbagian Hubungan Media Massa. Berikut ini penuturan Bapak Eko Oesman selaku Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat dan Hukum BPS RI yang bertanggung jawab untuk melaporkan langsung kepada Kepala Biro Humas dan Hukum BPS RI. BPS RI memiliki Subbagian Humas, Subbagian Humas itu sendiri berada dibawah Kepala Biro Humas dan Hukum dimana Kepala Biro Humas dan Hukum terdiri dari empat Subbagian yaitu : Subbagian Hubungan Masyarakat, Subbagian Hubungan Media Massa, Subbagian Sosialisasi Statistik, dan Subbagian Pengelolaan Opini Publik 20 Berikut ini adalah Struktur Diagram Gambar yang menunjukkan posisi Humas BPS RI. 20 Hasil Wawancara dengan Bapak Eko Oesman sebagai Kepala Subbagian Humas dan Hukumv BPS RI pada 21 Mei 2015 pukul 12.00 disela jam makan siang.

49 Gambar 4.2 Posisi Humas BPS RI (Sumber : www.bps.go.id) Terkait dengan kegiatan Media Relations BPS RI lebih membina hubungan baik dengan semua media massa baik media cetak, elektronik, dan internet. Berikut hasil Wawancara menurut Bapak Eko Oesman : Kegiatan Media Relations yang dilakukan di BPS RI melaksanakan press release data bidang sosial ekonomi, melakukan media visit oleh pimpinan redaksi media TV maupun cetak,, membuat workshop wartawan untuk lebih memahami data data yang di hasilkan BPS RI, pertemuan rutin dengan pimpinan redaksi media TV dan cetak melalui acara workshop pemred, wawancara khusus dengan pimpinan terkait berita yang memuat data BPS, memasang iklan di media TV dan cetak. 21 21 Ibid

50 Contoh bahan Press Relea

51 Konferensi Pers, memberikan keterangan langsung kepada Wartawan Wawancara langsung dengan para Wartawan

52 Menurut Ibu Aina Sabaedah Fitri : Salah satu kegiatan Media Relations yang dilakukan di BPS RI melaksanakan Workhsop Wartawan dan yang melatar belakangi workshop wartawan itu adalah Wartawan itu perlu diberikan bekal sebelum melakukan atau menyiarkan berita. Bagaimana caranya agar berita yang disampaikan sesuai dengan apa yang telah nara sumber sampaikan. Beritanya itu harus utuh, kalau beritanya setengah-setengah itu akan mengurangi nilai berita, yang dapat membuat masyarakat menilai buruk suatu berita. Workshop Wartawan Menurut Didik Purwanto (Wartawan Media cetak KOMPAS.com): Salah satu kegiatan Media Relations yang dilakukan di BPS RI dan saya rutin mengikuti kegiatan tersebut salah satunya yaitu dengan melalui Press Release yang dikirimkan melalui email dan itu langsung ke

53 email pribadi saya karena via email lebih cepat dan efisien dibandingkan dikirim melalui mesin fax Sebagai departemen penyedia data, apakah yang melatar belakangi Humas BPS RI dalam membuat kegiatan Media Relations. Berikut penuturan Bapak Eko Oesman : Sesuai dengan misi BPS, mempunyai komitmen menciptakan pengetahuan dan pemahaman tentang data data yang di hasilkan BPS untuk meningkatkan wawasan wartawan mengenai data BPS diharapkan hubungan baik dengan media massa untuk memperlancar kegiatan Media Relations yang dijalankan seperti Press Release yang disampaikan secara langsung akan membantu media lebih memahami latar belakang metodologi hasil analisis terkait sebuah Sensus dan Survey yang dilakukan oleh BPS RI 22. Menurut Ibu Aina Sabaedah Fitri : Para praktisi humas berperan dalam proses pemecahan masalah, bertindak sebagai penasehat dalam pengambilan keputusan atau tindakan yang akan dilakukan oleh pihak manajemen dan pimpinan dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara profesional. Para praktisi humas juga berperan sebagai teknisi komunikasi yang menyediakan layanan teknis komunikasi atau yang dikenal dengan sebutan Methode of Communication in Organization.. 22 Ibid

54 Dalam menjalankan kegiatan Media Relations, apa yang harus dilakukan oleh seorang Humas yang baik dalam hubungan dengan media? Berikut penuturan dari Bapak Eko Oesman : Kegiatan yang dilakukan oleh Humas BPS RI yaitu memahami tufoksi dengan baik, memahami SOP terkait teknis maupun administrasi, menjalin hubungan yang baik dengan Humas dilingkungan lembaga dan lewat forum BAKOHUMAS 23. Menurut Ibu Aina Sabaedah Fitri : Humas tidak hanya mengatur mengenai hubungan suatu perusahaan dengan masyarakat luas, tetapi juga membangun citra positif dan popularitas bagi perusahaan itu sendiri guna menciptakan hubungan yang saling menguntungkan. Apa saja yang menjadi tugas dan tanggung jawab tim Humas di BPS RI? Berikut penuturan dari Bapak Eko Oesman : Tugas dasar Humas adalah Melakukan kegiatan sosialisasi dalam kegiatan Sensus dan Survey yang dilakukan oleh BPS kepada pengguna data (baik pemerintah, swasta,peneliti dan mahasiswa serta masyarakat umumnya), Melakukan pemntauan terhadap media massa terkait pemberitaan BPS dan kalau perlu melakukan klarifikasi terhadap berita miring yang dimuat media, Menjalin hubungan baik dengan media massa 23 Ibid

55 terkait Press Release, Wawancara dengan pimpinan BPS, Melakukan pembinaan dan diskusi kepada para wartawan untuk meningkatkan pemahaman terhadap data yang dihasilkan oleh BPS RI 24. Menurut Ibu Aina Sabaedah Fitri : Para praktisi humas perlu menjalin hubungan baik dengan kalangan pers/media massa. Dalam melakukan kegiatan Media Relations tim Humas mengalami beberapa kendala, apa sajakah kendala kendala tersebut? Berikut penuturan dari Bapak Eko Oesman : Adapun berbagai kendala tersebut diantaranya yaitu Jumlah SDM yang terbatas, Jumlah anggaran yang terbatas untuk melakukan kegiatan sosialisasi di media TV dan cetak 25. Menurut Ibu Aina Sabaedah Fitri : Lebih ke cara menghadapi Wartawan. Wartawan kan mudah bosan jadi kita beri materi yang aplikatif ya, wartawan nggak suka kalau terlalu teknis, biar nggak jenuh. Dalam setiap melakukan sosialisasi sebuah program yang dilakukan BPS RI apakah Media Relations mempunyai pengaruh besar dalam setiap kegiatan tersebut? 24 Ibid 25 ibid

56 Berikut penuturan dari Bapak Eko Oesman : Sangat besar pengaruhnya dengan melakukan sosialisasi yang bersifat massif terencana dan terukur akan memperoleh dampak positif untuk respon dan masyarakat umumnya untuk terlibat aktif dalam pelaksanaan sensus 26. Menurut Ibu Aina Sabaedah Fitri : Ya, tentu sangat besar pengaruhnya kita memanfaatkan media dengan sebaik mungkin, menjalin kemitraan yang baik, kerja sama dengan wartawan juga perlu dilakukan, nah kalau wartawan sudah dekat dengan kita mereka juga akan memahami kita. Hal tersebut di atas adalah hasil penelitian yang penulis dapatkan dengan cara melakukan wartawan mendalam (depth interview) dengan Key Informan yaitu Bapak Eko Oesman dan dengan Ibu Aina Sabaedah Fitri S.Si,MSE sebagai Subbagian Media Massa dan Publikasi yang bertanggung jawab penuh dengan segala kegiatan sosialisasi terkait statistik yang akan diselenggarakan oleh BPS RI. Bapak Eko Oesman selaku Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat dan Hukum BPS RI yang bertanggung jawab untuk melaporkan langsung kepada Kepala Biro Humas dan Hukum BPS RI terkait hasil kerja atau kinerja tiga subbagian yang dibawahi nya yaitu : 26 Ibid

57 1. Sub Bagian Hubungan Media Massa Tugas dan fungsinya adalah melakukan semua kegiatan yang berhubungan dengan media massa, antara lain: a. Melaksanakan Konferensi Pers Kegiatan ini meliputi menyusun rencana konferensi pers dan melaksanakan konferensi pers. b. Membuat Siaran Pers Kegiatan ini meliputi menyiapkan materi siaran pers, menulis siaran pers. c. Melaksanakan Media Tour Kegiatan ini meliputi menyiapkan pelaksanaan media tour, menyiapkan materi media tour, melaksanakan media tour, evaluasi media tour. d. Menjalin Hubungan dengan Media Kegiatan ini meliputi menjajagi hubungan interpersonal dengan media, menjalin hubungan dengan personil media, evaluasi kegiatan hubungan dengan media 2. Sub Bagian Pengelola Opini Publik Tugas dan fungsinya adalah mengumpulkan, menganalisa berita atau isu yang berkembang, kegiatan yang dilakukan adalah:

58 a. Membuat Kliping, memilih media massa terkait sebagai sumber kliping, membuat kliping dari berita media massa dan membuat dokumentasi kliping. b. Membuat Dokumentasi Kegiatan ini meliputi mencari dan menata data/informasi, menyusun/merancang dokumentasi kegiatan, menetapkan peralatan dan melaksanakan program pendokumentasian kegiatan. c. Memetakan Media Jenis kegiatan ini terdiri dari mempersiapkan pemetaan media, mengikuti perkembangan media, mengkoordinasikan dan mengkonsultasikan kebijakan hubungan dengan media, menentukan kebijakan informasi yang boleh dikomunikasiakan kepada media. d. Mengelola Isu Negatif. Kegaiatan ini meliputi pemetaan isu negatif, menyusun strategi pengelolaan isu negatif, mengelola isu negatif e. Membuat Opini Untuk Media Massa Jenis pekarjaan ini meliputi persiapan bahan menulis opini, menulis artikel, menulis kerangka khas (feature). f. Manajemen Isu dan pendapat Umum. Jenis pekerjaan ini terdiri dari mengidentifikasi pendapat umum, memetakan isu dan pendapat umum, menyusun strategi

59 pengelolaan isu, mengkomunikasikan isu dan pendapat umum dan evaluasi. g. Melaksanakan Pengumpulan Pendapat Umum/Polling. Kegiatan ini meliputi mempersiapkan proposal pengumpulan pendapat umum/polling, melaksanakan polling, melaporkan hasil polling. h. Melaksanakan Pendidikan Analisis. Kegiatan ini meliputi merancang proposal analisis isi, melaksanakan analisis isi dan melaporkan hasil penelitian. 3. Sub bagian Sosialisasi Hubungan Masyarakat Tugas dan fungsinya adalah melakukan sosialisasi yang berkaitan dengan penyebar luasan informasi, diantaranya: a. Melakukan Presentasi. Kegiatan ini meliputi persiapan presentasi, membuat presentasi, melaksanakan presentasi. b. Membuat Publikasi Eksternal. Kegiatan ini meliputi persiapan pembuatan publikasi eksternal, mencari penawaran untuk karya seni dan pencetakan (jika diperlukan), membuat publikasi dan mendistribusikan publikasi. c. Pertukaran Informasi Lisan dalam Bahasa Inggris. Jenis pekerjaan ini adalah mengerti dan menggunakan kalimat yang sesuai degan situasi pembicara, menyediakan dan meminta

60 informasi tentang topik yang didiskusikan, menunjukan pemahaman atas struktur percakapan, memberikan informasi yang sesuai dan meminta informasi serta menangani keluhan. d. Penyusunan Data dan Informasi Strategis. Kegiatan ini meliputi pengumpulan data, menyusun data dan menyusun informasi strategis. e. Membuat Company Profile. Kegiatan ini meliputi persiapan pembuatan company profile, merancang company profile, melaksanakan pembuatan company profile dan evaluasi company profile. f. Merancang Identitas Organisasi/Institusi. Kegiatan ini meliputi riset, menyiapkan rancangan identitas organisasi / instansi, membuat rancangan identitas organisasi / instansi. 4.4 Pembahasan Pada tahapan ini, peneliti akan mengulas kembali mengenai kutipan menurut Lesly Media Relations adalah hubungan dengan media komunikasi untuk melakukan publitas atau merespon kepentingan media terhadap kepentingan organisasi. Menyatakan bahwa media relation Liputan yang baik di media akan memberikan pencitraan yang baik pula bagi perusahaan dan meningkatkan kepercayaan publik.untuk menjangkau

61 khalayak tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan humas, adakalanya penggunan media massa, radio, televisi tidaklah cukup. Media komunikasi eksternal itu sendiri memiliki berbagai bentuk antara lain: jurnal internal dan jurnal eksternal; media audiovisual; literature edukatif; komunikasi lisan. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa terdapat beberapa aktifitas media relations yaitu Penyebaran siaran Pers biasanya disebut juga dengan nama Press Release atau dengan istilah Release. Kegiatan pembuatan dan penyebaran siaran pers ini merupakan kegiatan hubungan pers yang paling efisien. Conference press atau Jumpa Pers yang paling dikenal, selain penyebaran siaran pers. Jumpa pers ini biasanya di lakukan menjelang, menghadapi, ataupun setelah terjadi peristiwa atau kegiatan penting dan besar. Kunjungan Pers atau Workshop adalah kunjungan pers. Kegiatan ini biasanya hanya dilakukan oleh lembaga-lembaga yang besar baik swasta maupun pemerintah. Kunjungan pers ini terkadang disebut press tour yaitu mengajak kelangan wartawan untuk berkunjung ke suatu lokasi baik yang berada di lingkungannya maupun ketempat atau lokasi yang memiliki kaitan erat dengan kiprah lembaga tersebut. Resepsi Pers kerap kali dilakukan oleh banyak perusahaan besar dan pemerintahan di negara-negar maju. Kegiatan ini merupakan acara untuk mempererat hubungan antara humas dengan media massa.peliputan

62 kegiatan acara yang memiliki nilai jurnalisti yang memadai dan menilai beritanya. Wawancara Pers itu sendiri terbagi menjadi 2 Wawancara yang di persiapkan dalam aktifitas jurnalistik kerap kali merencanakan berbagai liputan bisa berdasarkan hari-hari penting meupun peristiwa besar yang di adakan secara rutin dan Wawancara spontan ketika secara tiba-tiba bertemu dengan wartawan.ini peran media massa sangat dibutuhkan.