BAB III METODE PENELITIAN. sifat-sifat dan keadaan sebenarnya dari suatu objek penelitian.

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA RSUD dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR SKRIPSI MINOR. Diajukan Oleh

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

NOMOR : 3 TAHUN : 2001 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 1997 T E N T A N G

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : D.4.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 21 TAHUN 1999 SERI D.16 PERATURAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 6 TAHUN 1999

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI. PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 10 TAHUN 2000 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 1994 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 115 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 21 TAHUN 1996 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 1999 SERI D NO. 11

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 1999 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA RUMAH SAKIT KUSTA

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 31 SERI D

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ( Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambah Lembaran Negara Nomor 3445 );

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG

Uraian Tugas Rumah Sakit

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH UTARA,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKAMARA

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BERKAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992;

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 41 TAHUN 2008 T E N T A N G

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 012 TAHUN 2014 TENTANG

BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 140 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 56 TAHUN 2008

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 78 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 25 TAHUN 2017

SALINAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH A.

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 142 TAHUN 2016 TENTANG

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa nrnur

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MOKOPIDO TOLITOLI

Transkripsi:

penilaian atas aspekaspek pertimbangan yaitu aspek teknis atau keakuratan teknologi yang dimiliki oleh aktiva tetap tersebut dan juga aspek umur aktiva tetap secara ekonomis. Kebijakan akuntansi aktiva tetap perusahaan sudah sesuai dengan SAK di Indonesia. BAB III METODE PENELITIAN B. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah studi deskriptif yang menguraikan tentang sifat-sifat dan keadaan sebenarnya dari suatu objek penelitian. C. Jenis Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari manajemen perusahaan yang meliputi gambaran umum tentang aktiva tetap yang dimiliki perusahaan serta sistem pelaporannya.

2. Data Sekunder, yaitu data pendukung data primer, seperti daftar aktiva tetap, neraca dan laporan rugi laba. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut 1. Wawancara, merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pada pihak-pihak terkait sehubungan dengan masalah yang dibahas, untuk memperoleh data tentang penerapan akuntansi aktiva tetap. 2. Dokumentasi, data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang dimiliki oleh perusahaan yang berhubungan dengan masalah penelitian, untuk memperoleh data berupa daftar aktiva tetap. 3. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data-data dengan membaca dan mempelajari teori-teori dan literature-literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. E. Teknik Analisa Data Analisa data dalam penelitian ini digunakan secara kualitatif mengenai perlakuan aktiva tetap terhadap data yang diperoleh dari RSUD Djasamen Pematangsiantar melalui penelitian di lapangan, kemudian dianalisa dengan menggunakan dasar-dasar teoritis dari penelitian kepustakaan untuk mendeskripsikan, membandingkan dan menarik suatu kesimpulan serta memberi saran-saran yang dianggap perlu guna perbaikan dalam perlakuan aktiva tetap

menyangkut tentang penyusutan aktiva tetap yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan. F. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di RSUD Djasamen Saragih Pematangsiantar di Jl. Sutomo No. 230. BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI A. DATA PENELITIAN 1. Gambaran Umum RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar 1.1 Sejarah singkat perusahaan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Pematangsiantar terletak sangat strategis yaitu di tengah kota Pematangsiantar, yang beralamat di Jalan Sutomo No. 230 Pematangsiantar dengan nomor kode 1273011. Rumah sakit ini didirikan pada tahun 1911, dengan luas areal 12,28 Ha. Luas bangunan rumah sakit ini 16.800 m 2 dengan jumlah bangunan sebanyak 59 unit.

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Pematangsiantar terletak di Kota Pematangsiantar, dan merupakan daerah lintasan Kota Medan. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Pematangsiantar telah mengadakan kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia Medan sejak tahun 1974. Rumah sakit ini dijadikan tempat pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran UMI melaksanakan Praktek Kepaniteraan Klinik Senior (Co-Schap) di RSUD Pematangsiantar. Rumah sakit ini juga dijadikan tempat pendidikan AKPER, AKBID, dan lain-lain kejuruan seperti Radiologi. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Pematangsiantar adalah rumah sakit rujukan kelas B Non pendidikan berdasarkan persetujuan MENPAN RI No. B- 1267/1/1992 tanggal 2 Nopember 1992 dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1070/Menkes/SK/XI/1992 tanggal 28 Nopember 1992 dan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor : 445/3155/K/Tahun 1992 tanggal 31 Desember 1992. diserahkan oleh pemerintah propinsi Sumatera Utara kepada Pemerintah Kota Pematangsiantar pada tanggal 27 Desember 2001. Pada tanggal 23 April 2007 nama Rumah Sakit Umum Kota Pematang Siantar berubah menjadi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Djasamen Saragih berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 515/ MENKES/SK/IV/2007. 1.2 Struktur Organisasi

Setiap perusahaan hendaknya memiliki rencana strategis yang mengindetifikasi arah bisnis dimasa yang akan datang. Tanggung jawab para manajer harus diatur agar dapat mencapai rencana strategis. Setiap perusahaan membentuk struktur organisasi di dalam perusahaan yang mengindetifikasi tanggung jawab untuk setiap posisi pekerjaan dan hubungan antara posisi-posisi itu. Struktur organisasi juga mengindentifikasi bagaimana semua tanggung jawab pekerjaan saling melengkapi. Struktur organisasi berdampak pada efisiensi di mana suatu perusahaan menghasilkan produknya dan oleh karena itu berdampak pada nilai perusahaan. Struktur organisasi menjelaskan pembagian aktivitas kerja, serta memperhatikan hubungan fungsi dan aktivitas sampai batas-batas tertentu. Selain itu, struktur organisasi, memperlihatkan tingkat spesialisasi aktivitas tersebut. Struktur organisasi juga menjelaskan hirarki dan susunan kewenangan, serta hubungan pelaporan. Dengan adanya struktur organisasi, maka stabilitas dan komunitas organisasi bisa tetap bertahan. Ada empat elemen dalam struktur, yaitu Spesialisasi Aktivitas, Standarisasi Aktivitas, Koordinasi Aktivitas dan Besar Unit Kerja. Struktur organisasi sangat kompleks untuk dijelaskan secara lisan. Karena itu perlu dibuat bagan organisasi yang menggambarkan funsi-fungsi, departemen-departemen, atau posisi-posisi dalam organisasi, serta hubungan seluruh fungsi, departemen atau posisi tersebut. Para manajer hendaknya mengatur organisasi dan sub-unitnya agar sejalan dengan tujuan perusahaan, kemampuan sumber daya yang dimiliki, serta kondisi

lingkungan organisasi internal maupun eksternal. Ada beberapa factor utama yang perlu diperhatikan dalam menentukan struktur organisasi, yaitu strategi dan struktur organisasi, Struktur organisasi setiap perusahaan berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Hal ini karena kebutuhan dan kondisi atau tipe setiap perusahaan berbeda-beda. Oleh karena itu jenis struktur organisasi yang dipakai harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Dalam hal ini RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar menggunakan struktur organisasi berbentuk lini dan staf dimana pimpinan biasanya mendelegasikan wewenang kepada staf sesuai bidang masing-masing untuk memberikan perintah atau instruksi kepada bawahan atas nama pimpinan. Susunan kepegawaian Rumah Sakit Daerah dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar sesuai peraturan Daerah Nomor 3 tanggal 7 Mei 2004 dapat dilihat pada lampiran II. 1.3 Uraian Tugas Uraian tugas dan tanggung jawab pada masing-masing bagian dalam struktur organisasi adalah sebagai berikut: a. Kepala Rumah Sakit Umum Tugas Kepala Rumah Sakit Umum, adalah sebagai berikut : 1. Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan Rumah Sakit Umum. 2. Merencanakan dan menyusun program kerja Rumah Sakit Umum. 3. Menetapkan kebijakan pelaksanaan, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas dan fungsi Rumah Sakit Umum. 4. Mengelola kekayaan Rumah Sakit Umum.

5. Menyampaikan laporan berkala mengenai seluruh kegiatan Rumah Sakit Umum kepada Kepala Daerah. Wewenang Kepala Rumah Sakit Umum adalah sebagai berikut : 1. Pengelolaan personil, perlengkapan dan keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Memanfaatkan peluang pasar sesuai kemampuan Rumah Sakit Umum dengan tetap melaksanakan fungsi social Rumah Sakit Umum. Dalam melaksanakan tugasnya kepala Rumah Sakit Umum bertanggung jawab kepada Kepala Daerah. b. Bagian Tata Usaha Bagian Tata Usaha mempunyai tugas meliputi ketatausahaan, kepegawaian, kerumahtanggaan, perlengkapan dan keuangan dan tugastugas lain yang diberikan oleh Kepala Rumah Sakit Umum. Bagian tata usaha dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Rumah Sakit Umum. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Melakukan tugas ketatausahaan. 2. Mengurus Rumahtangga dan perlengkapan. 3. Mengurus dan mengelola kepegawaian. 4. Mengurus dan mengelola keuangan Rumah Sakit Umum. Bagian Tata Usaha terdiri dari :

1). Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian 2). Sub Bagian Keuangan. Setiap Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha. c. Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian Tugas Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian adalah sebagai berikut: 1. Mempersiapkan pengelolaan surat menyurat, tata kearsipan, expedisi dan penggandaan. 2. Melaksanakan pengurusan rumah tangga perlengkapan, ketenteraman dan ketertiban lingkungan Rumah Sakit Umum. 3. Melaksanakan pengurusan kepegawaian dan kesejahteraan pegawai. 4. Melaksanakan tugas keprotokolan, kehumasan dan pengaturan perjalan dinas. 5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bagian Tata Usaha. Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha. d. Sub Bagian Keuangan

Tugas Sub Bagian Keuangan adalah sebagai berikut: 1. Mempersiapkan dan mengolah bahan penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja Rumah Sakit Umum. 2. Mobilisasi dana yang diperoleh dari pelayanan dan jasa Rumah Sakit Umum. 3. Berkoordinasi dengan instansi / lembaga lain dalam penggalian dana. 4. Menyusun Daftar Isian Kegiatan dan Daftar Isian Proyek. 5. Melaksanakan pertanggungjawaban keuangan dan laporan hasil mobilisasi dana Rumah Sakit Umum. 6. Melaksanakan Verifikasi laporan keuangan, pembukuan dan pencatatan keuangan lainnya. 7. Menghimpun data penyusunan perubahan anggaran Rumah Sakit Umum. 8. Mengelola gaji pegawai dan hak keuangan pegawai. 9. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bagian Tata Usaha. Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha. e. Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis mempunyai tugas mengkoordinasikan semua kebutuhan pelayanan medis dan penunjang medis, melaksanakan pemantauan, pengawasan, penggunaan fasilitas

kegiatan pelayanan medis dan penunjang medis, pengawasan serta pengendalian penerimaan dan pemulangan pasien. Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Rumah Sakit Umum. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis mempunyai fungsi: 1. Mengkoordinasikan seluruh kebutuhan Unit Pelaksana Fungsional yang secara langsung memperlancar kegiatan pelayanan kesehatan Rumah Sakit Umum. 2. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Kepala Rumah Sakit Umum. Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis terdiri dari: 1). Sub Bidang Pelayanan Medis. 2). Sub Bidang Pelayanan Penunjang Medis. Setiap Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis. f. Sub Bidang Pelayanan Medis. Sub Bidang Pelayanan Medis mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Menyiapkan bahan dan mengkoordinasikan kebutuhan pelayanan medis pada Instalasi Rawat Jalan, Rawat Inap, Rawat Darurat, Perawatan Intensif, Bedah Sentral dan Rehabilitasi Medis. 2. Melaksanakan pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas dan kegiatan pelayanan medis. 3. Melakukan pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas dan kegiatan pelayanan medis. 4. Melakukan pemantauan dan pengawasan penerimaan dan pemulangan pasien. 5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepal Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis. g. Sub Bidang Pelayanan Penunjang Medis Sub Bidang Pelayanan Penunjang Medis mempunyai tugas-tugas sebagai berikut: 1. Melaksanakan pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas dan kegiatan pelayanan penunjang medis. 2. Melaksanakan pengawasan dan penilaian pelayanan kepada pasien. 3. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis. h. Bidang Keperawatan

Bidang keperawatan mempunyai tugas melakukan bimbingan pelaksanaan keperawatan, etika serta mutu keperawatan. Bidang keperawatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Rumah Sakit Umum. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Bidang Keperawatan mempunyai fungsi pengaturan dan pengendalian kegiatan pelayanan keperawatan pada Unit Pelaksana Fungsional. Bidang keperawatan terdiri dari: 1). Sub Bidang Pelayanan Keperawatan 2). Sub Bidang Tenaga Keperawatan Setiap Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Keperawatan. i. Sub Bidang Pelayanan Keperawatan Sub Bidang Pelayanan Keperawatan mempunyai tugas sebagai berikut: 1. Menyiapkan kebutuhan dan mengatur peralatan keperawatan. 2. Menyiapkan bahan dan menyusun renana peningkatan mutu dan etika asuhan keperawatan. 3. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelayanan keperawatan.

4. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Keperawatan. j. Sub Bidang Tenaga Keperawatan Sub Bidang Tenaga Keperawatan mempunyai tugas sebagai berikut: 1. Menyiapkan bahan pembinaan tenaga paramedic perawatan. 2. Melaksanakan kegiatan untuk pengembangan profesi tenaga keperawatan. 3. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Keperawatan. k. Bidang Perencanaan dan Rekam Medis Bidang Perencanaan dan Rekam Medis mempunyai tugas meliputi penyusunan program dan laporan, kegiatan rekam medis, hokum, perpustakaan, publikasi, pemasaran social serta informasi Rumah Sakit Umum. Bidang Perencanaan dan Rekam Medis dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Rumah Sakit Umum. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Bidang Perencanaan dan Rekam Medis mempunyai fungsi pengaturan dan pengendalian kegiatan perencanaan dan rekam medis. Bidang Perencanaan dan Rekam Medis terdiri dari: 1). Sub Bidang Perencanaan dan Penyusunan Program.

2). Sub Bidang Pengelolaan Rekam Medis dan Pelaporan. Setiap Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perencanaan dan Rekam Medis. l. Sub Bidang Perencanaan dan Penyusunan Program. Sub Bidang Perencanaan dan Penyusunan Program mempunyai tugas sebagai berikut: 1. Menghimpun, mengkaji data serta menyusun laporan persiapan dan rencana kegiatan Rumah Sakit Umum. 2. Melaksanakan pemantauan dan menyusun laporan pelaksanaan program. 3. Menyiapkan data untuk penyusunan peratran perundangan. 4. Melaksankan dokumentasi, kehumasan serta mengelola perpustakaan. 5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perencanaan dan Rekam Medis. m. Instalasi Instalasi merupakan unsure pelaksana fungsional yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepaa Kepala Rumah Sakit. Instalasi dipimpin oleh seorang pejabat Fungsional yang disebut Kepala Instalasi. Instalasi Rumah Sakit Umum terdiri dari : 1. Instalasi Rawat Jalan

Instaasi Rawat Jalan mempunyai tugas melaksanakan diagnose, pengobatan, perawatan, penyuluhan, pencegahan akibat penyakit dan peningkatan pemulihan kesehatan untuk penderita rawat jalan yang dating dan atau melaksanakan rujukan, baik ke instalasi lainnya maupun ke unit kesehatan di luar Rumah Sakit Umum. 2. Instalasi Rawat Inap Instalasi Rawat Inap mempunyai tugas melaksanakan diagnose, pengobatan, tindakan, perawatan, penegahan akibat penyakit dan peningkatan pemulihan kesehatan untuk penderita rawat inap. 3. Instalasi Gawat Darurat Instalasi Gawat Darurat mempunyai tugas melaksanakan pelayanan darurat medis yang meliputi diagnosa, pengobatan, perawatan, pencegahan penyakit dan peningkatan pemulihan kesehatan. 4. Instalasi Bedah Sentral Instalasi Bedah Sentral mempunyai tugas untuk mempersiapkan ruangan peralatan medis dan non medis serta tenaga medis untuk suatu tindakan pembedahan. 5. Instalasi Radiologi Instalasi Radiologi mempunyai tugas melaksanakan pelayanan Radiologi yang meliputi diagnosa, pengobatan. 6. Instalasi Gizi

Instalasi Gizi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penyediaan, pengolahan, penyaluran makanan dan penyuluhan gizi yang dilakukan oleh tenaga gizi. 7. Instalasi Farmasi Instalasi Farmasi mempunyai tugas peracikan, penyimpanan, dan penyaluran obat-obatan, gas medis serta bahan kimia; penyimpanan dan penyaluran bahan/alat kedokteran, alat perawatan dan alat kesehatan. 8. Instalasi Patologi Klinik Instalasi Patologi Klinik mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pemeriksaan di bidang laboratorium klinik untuk keperluan diagnosa serta kegiatan transfuse darah. 9. Instalasi Patologi Anatomi Instalasi patologi anatomi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pemeriksaan di bidang patologi anatomi untuk keperluan diagnosa. 10. Instalasi Perawatan Intensif Instalasi Perwatan Intensif mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan, perawatan dan peningkatan pemulihan kesehatan terhadap penderita yang memerlukan perawatan intensif. 11. Instalasi Rehabilitasi Medis Instalasi Rehabilitasi Medis Mempunyai Tugas melaksanakan pengobatan, rehabilitasi fisik terhadap penderita yang dirujuk. 12. Instalasi Pemulasaran Jenazah

Instalasi Pemulasaran jenazah mempunyai tugas melaksanakan kegiatan dalam bidang jenazah dan perawatan mayat. 13. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Umum Instalasi Pemeliharaan sarana Rumah Sakit Umum mempunyai tugas melaksanakan : a. Pemeliharaan bangunan instalasi air minum, air panas, listrik, gas tehnik, zat lemas serta pembuangan sampah dan cairan buangan. b. Pemeliharaan peralatan listrik, elektronik medis dan radiology. c. Penyediaan air minum, air panas, gas tehnik, zat lemas dan listrik. n. Komite Medis Komite Medis mempunyai tugas membantu Kepala Rumah Sakit Umum dalam menyusun standar pelayanan medis, memantau dan mengevaluasi pelaksanaannya, melaksanakan pembinaan etika profesi, mengatur prosedur kerja dan standar kewenangan profesi Staf Medis Fungsional, mengembangkan program pelayanan, pendidikan dan latihan. B. ANALISIS HASIL PENELITIAN 1. Perolehan Aktiva Tetap Aktiva tetap RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar diperolehan dengan cara sebagai berikut:

a. Pembelian. Pembelian dilakukan berdasarkan persetujuan dan pembiayaan dari Pemerintah Kota Pematangsiantar, sumber dana ini berdasarkan dari APBD yang telah dianggarkan. b. Penerimaan (Hibah/sumbangan atau kewajiban pihak ketiga). Hibah atau sumbangan biasanya diperoleh dari pihak-pihak yang mempunyai ikatan kerjasama dengan rumah sakit, misalnya PT. ASKES, PT. JAMSOSTEK ataupun sumbangan dari organisasi masyarakat, misalnya Kumpulan Masyarakat Simalungun. Aktiva tetap yang diperoleh dari pihak ketiga berupa hibah harus dituangkan dalam berita acara serah terima yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak dan disertai dokumen kepemilikan. Adapun prosedur perolehan aktiva tetap yang ada di RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar bersifat Bottom Up, dimana setiap unit merencanakan kebutuhan untuk unit masing-masing dan diusulkan kepada Bidang Perencanaan RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar kemudian Bidang Perencaan mempelajari perencanaan dari masing-masing unit dan membuat skala prioritas yang akan dirujuk dalam perencanaan. Kemudian diajukan ke Pemko untuk dimasukkan dalam APBD. Dalam memperoleh aktiva tetap, RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar telah melakukannya sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16.

2. Pengeluaran Selama Masa Penggunaan Aktiva Tetap RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar dalam penggunaan aktiva tetap mengeluarkan berbagai macam biaya aktiva tetap, yaitu: a. Biaya Reparasi, yaitu biaya untuk memperbaiki aktiva tetap menjadi baik kembali. b. Biaya Pemeliharaan, yaitu biaya untuk menjaga aktiva tetap tersebut tetap pada kondisi baik. c. Biaya Pergantian, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menggantikan sebagian dari aktiva tetap yang rusak. RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar menggolongkan pengeluaran untuk aktiva tetapnya menjadi 2 macam, yaitu: 1. Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure) RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar menggolongkan Revenue Expenditure jika pengeluarannya kurang dari 1 juta. 2. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure) RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar menggolongkan Capital Expenditure jika pengeluarannya sama dengan atau lebih dari 1 juta, dengan ketentuan: 1 juta 10 juta, sebelum dikeluarka dananya harus ada surat perintah kerja yang ditandatangani oleh Kepala Rumah Sakit, yang ditujukan kepada satu perusahaan tertentu untuk melaksanakan kegiatan/menyediakan barang tersebut.

10 juta 50 juta, harus ada pengumuman pelelangan untuk pengadaan barang yang diikuti oleh minimal tiga perusahaan. 3. Metode Depresiasi Aktiva Tetap Dalam Tahun Anggaran 2010 belum dilakukan perhitungan depresiasi terhadap aktiva tetap yang dimiliki Rumah Sakit Umum Daerah dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar, karena belum digunakannya sistem pengelolaan aktiva daerah berbasis program komputer, sehingga sangat sulit menghitung angka penyusutan masing-masing asset tetap yang dimiliki Rumah Sakit Umum Daerah dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar. 4. Penghentian Aktiva Tetap jika ada aktiva yang rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi maka akan dilakukan penghentian dengan cara penghapusan terhadap aktiva tetap tersebut. Adapun prosedur penghapusan yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit yaitu dari unit ada pengusulan untuk penghapusan barang, kemudian IPSRSU (Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Umum) melihat kondisi barang tersebut, apabila masih dapat diperbaiki akan diperbaiki tapi jika tidak bisa maka IPSRSU membuat pernyataan tidak dapat memperbaiki dan mengusulkan kepada manajemen rumah sakit untuk memperbaiki aktiva tersebut kepada pihak luar yang lebih berkompeten. Apabila pihak luar/ rekanan juga tidak bisa memperbaiki maka RSUD dapat menghapuskan aktiva tetap tersebut dari daftar inventaris.

5. Penggolongan Aktiva Tetap Aktiva tetap yang dimiliki oleh Rumah Sakit Umum Daerah dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar, berdasarkan jenisnya dapat digolongkan sebagai berikut: a. Tanah Tanah yang dimiliki RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar terdiri dari tanah sekolah/pendidikan dengan luas 23,163 m 2 dan tanah rumah sakit dengan luas 122,800 m 2. b. Bangunan dan Gedung Bangunan Gedung yang dimiliki RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar terdiri dari: 1. Bangunan Gedung dengan luas 6.584,75 m 2. 2. Rumah Dinas dengan luas 3.470,95 m 2. 3. Rumah Ibadah dengan luas 460 m 2. 4. Gedung Kantor dengan luas 9.066,98 m 2. c. Peralatan dan Mesin Peralatan dan mesin yang dimiliki RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar terdiri dari: 1. Alat Angkutan. 2. Alat Bengkel dan Alat Ukur. 3. Alat Kantor dan Rumah Tangga. 4. Alat Kedokteran dan Kesehatan. 5. Alat Laboratorium.

6. Penyajian Aktiva Tetap dalam Laporan Keuangan Perusahaan Dalam menyajikan posisi aktiva tetap yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan ke dalam neraca yang disusun oleh RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar, perusahaan menyajikan aktiva tetap membaginya secara mendetail menurut jenis dan penggolongan aktiva tetap yang dimiliki oleh RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan mencoba mengemukakan beberapa kesimpulan yang didasarkan pada uraian bab-bab sebelumnya yang mungkin dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk tujuan perbaikan dan kemajuan RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar. A. Kesimpulan Setelah membahas secara teoritis kemudian membandingkan dengan hasil penelitian yang ada pada RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Akuntansi aktiva tetap pada RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar telah dilaksanakan dengan baik, hanya saja belum dilakukan perhitungan depresiasi terhadap aktiva tetap. b. Dalam Tahun Anggaran 2010 belum dilakukan perhitungan depresiasi terhadap aktiva tetap yang dimiliki Rumah Sakit Umum Daerah dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar, karena belum digunakannya sistem pengelolaan aktiva daerah berbasis program komputer. c. Perolehan aktiva tetap pada RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar harus atas dasar persetujuan dan pembiayaan dari Pemerintah Kota Pematangsiantar. d. Dalam hal perolehan aktiva tetap, sumber dana RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar berasal dari APBD yang dianggarkan.

e. Dalam hal penghentian aktiva tetap RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar melakukan penghapusan berdasarkan prosedur penghapusan aktiva tetap yang telah ditetapkan pihak rumah sakit. f. Selama masa penggunaan aktiva tetap RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar mengeluarkan biaya yaitu Pengeluaran Pendapatan dan pengeluaran modal. Kategori penggolongan pengeluaran tersebut ditentukan oleh kebijaksanaan dari pimpinan. B. Saran Saran penulis bagi pihak-pihak yang terkait dalam karya ilmiah ini adalah : 1. Sebaiknya pihak RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar memberikan pelatihan tetang pengelolaan asset daerah berbasis program computer kepada staf keuangan RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar, sehingga dalam laporan keungan tahun depan sudah ada jumlah penyusutan aktiva tetapnya. 2. Untuk pengeluaran modal seperti perbaikan besar, sebaiknya pihak rumah sakit menganalisa terlebih dahulu apakah pengeluaran atas perbaikan aktiva tersebut dapat menambah umur ekonomisnya atau menambah nilai perolehannya sehingga pengkapitalisasian atas biaya tersebut dicatat dengan tepat. DAFTAR PUSTAKA