HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

dokumen-dokumen yang mirip
PERAN PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KELOMPOK TANI DI KABUPATEN SUKOHARJO

Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke)

By : Tedi Hartoyo. Key Word : The Role, Participation, Rank-Spearman Correliation

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal ISSN

LANDASAN TEORI METODE PENELITIAN

Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program GSMK Kabupaten Tulang Bawang

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

HUBUNGAN ANTARA PERANAN PENYULUH DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA DALAM KEGIATAN KELOMPOK TANI DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan

PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI

ANALISIS SIKAP PETANI TEMBAKAU TERHADAP PROGRAM KEMITRAAN PT. MERABU DI KABUPATEN MAGELANG

III. METODE PENELITIAN A.

PERSEPSI PETANI TERHADAP KEMITRAAN SAYURAN DENGAN ASOSIASI ASPAKUSA MAKMUR KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN LUAS GARAPAN HUTAN RAKYAT DENGAN PENDAPATAN PETANI

Peran Koperasi Unit Desa (KUD) Andini Luhur Getasan dalam Pengembangan Usaha Ternak Sapi Perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DENGAN PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

Evaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di kota Surakarta

HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH PERTANIAN DENGAN PARTISISPASI PETANI DALAM PROGRAM UPAYA KHUSUS SWASEMBADA PADI, JAGUNG DAN KEDELAI (UPSUS-PAJALE)

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

Hubungan Antara Faktor Internal dengan Faktor Eksternal... Fitriana Suciani

Sikap Petani Padi Organik Terhadap Program OVOP (One Village One Product) Berbasis Koperasi Produk Beras Organik Di Kabupaten Karanganyar

Diarsi Eka Yani. ABSTRAK

Partisipasi Kelompok Tani dalam Mendukung Program Puspitaningsih et al.

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian penelitian. Konsep

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai metode yang mempelajari

Bambang Sumantri 1 Indra Cahyadinata 1 Anastasia Surbakti 2. Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fak. Pertanian UNIB

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

METODE PENELITIAN. Gambar 5 Disain Penelitian.

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di

JIIA, VOLUME 2 No. 4, OKTOBER 2014

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BMT SWADAYA PRIBUMI

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PENYULUH DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA DALAM KEGIATAN KELOMPOK TANI DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

PENILAIAN PETANI TERHADAP PERANAN PENYULUH PERTANIAN SEBAGAI AGEN PERUBAHAN DI KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PERSEPSI PETANI PADI TERHADAP PEMANFAATAN RICE TRANSPLANTER DI KECAMATAN POHJENTREK KABUPATEN PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

III. METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dan diuji sesuai

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong,

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi

PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. mendapatkan dan menganalisis data sesusai dengan tujuan.

PERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU

E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: Vol. 6, No. 4, Oktober 2017

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. a. Sikap partisipasi aktif berpengaruh signifikan terhadap intensi

DINAMIKA KELOMPOK TANI TERNAK SAPI LM3 DI DESA PINAPALANGKOW KECAMATAN SULUUN TARERAN

Community Participation in Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri in Kotabatu Village, Ciomas Sub-District, Bogor District

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

M. Zulkarnain Yuliarso 1. Abstract

ANALISIS KEEFEKTIFAN KELOMPOK TANI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI HORTIKULTURA DI KABUPATEN SEMARANG

DAFTAR ISI. Halaman. KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi

Majalah Ilmiah DIAN ILMU Vol. 13 No. 1 Oktober

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian SEKOLAH PASCA SARJANA IPB MAYOR ILMU MANAJEMEN

BAB II KERANGKA TEORI

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian masih sangat penting bagi perekonomian nasional. Hal

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Kerangka Berpikir. kualitas hidup rakyat melalui peningkatan partisipasinya secar aktif dalam

EFEKTIVITAS DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN PERKOTAAN (P2KP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG

IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Populasi dan Contoh

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SIKAP PETANI BUAH NAGA MERAH (Hylocereus Polyrhizus) TERHADAP TEKNIK PENYULUHAN DI DESA TORIYO KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

PENDAHULUAN Latar Belakang

Sosio Ekonomika Bisnis ISSN :

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI

III METODE PENELITIAN

KAJIAN HUBUNGAN DINAMIKA KELOMPOK TANI DENGAN KEMAMPUAN KELOMPOK TANI DI KECAMATAN BATANG ASAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT ABSTRAK

ABSTRAK ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai perkembangan internasional yang terjadi saat ini. menunjukkan kenyataan bahwa maju tidaknya suatu Negara banyak

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETERNAK SAPI PERAH DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM KEGIATAN SIMPAN PINJAM KUD MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai

INTERNALISASI MODAL SOSIAL DALAM KELOMPOK TANI GUNA MENINGKATKAN DINAMIKA KELOMPOK TANI DI KABUPATEN JEMBER. Sri Subekti Fak. Pertanian RINGKASAN

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

PENYULUHAN DAN KEBERDAYAAN PETANI KARET POLA SWADAYA DI KECAMATAN KELAYANG KABUPATEN INDRAGIRI HULU

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Analisis Kompetensi Petani Pepaya California (Studi Kasus Kelompok Tani Merta Giri Kusuma Desa Abang, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem)

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA RUMAHAN BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELUARGA

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI

METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. peralihan besar-besaran dalam bidang ekonomi, yaitu era globalisasi. Era

Transkripsi:

10 HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI Oleh : Arip Wijianto*, Emi Widiyanti * ABSTRACT Extension activity at district Banyudono regency Boyolali cover need development to do changes, move society to do change and stabilize connection with target society. Society enableness program at Banyudono cover farmer institute capacity reinforcement, society participation enhanced in course of development, and enhanced self supporting and farmer independence. Found connection significant between extension activity with village society enableness program at Banyudono regency Boyolali Keywords: Extension, enableness, society PENDAHULUAN Latar Belakang Walaupun sumbangan sektor pertanian dalam Produk Domestik Bruto dan juga pertumbuhannya terlihat semakin menurun dari tahun ke tahun, namun justru peranannya semakin penting dalam perekonomian Indonesia. Ironisnya secara obyektif ada beberapa variabel yang mempengaruhi ketidakberdayaan petani sehingga menghambat produktivitas sektor pertanian. Variabel keterbatasan tanah garapan, produksi, latar belakang pendidikan petani, dan intervensi institusi. Penyuluhan pembangunan sebagai proses pemberdayaan masyarakat, memiliki tujuan utama yang tidak terbatas pada terciptanya better farming, better business, dan better living, tetapi untuk memfasilitasi masyarakat untuk mengadopsi strategi produksi dan pemasaran agar mempercepat terjadinya perubahan-perubahan kondisi sosial, politik, dan ekonomi sehingga mereka dapat meningkatkan taraf hidup pribadi dan masyarakatnya. Permasalahan Keterlibatan penyuluh dalam pengembangan masyarakat bukan untuk mengambil alih tanggungjawab upaya perbaikan kualitas hidup masyarakat yang menjadi sasaran kegiatannya. *: Dosen pada Jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian UNS

11 Namun kehadirannya diharapkan mampu menumbuhkan kemandirian masyarakat untuk mengelola programprogram pembangunan sesuai dengan kebutuhan mereka. Untuk itu dalam penelitian ini rumusan masalah yang dipecahkan adalah Apakah ada hubungan antara kegiatan penyuluhan pertanian dengan program pemberdayaan masyarakat di Kecamatan Banyudono, kabupaten Boyolali? Tujuan Penelitian 1. Mengetahui berbagai kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan di kecamatan Banyudono kabupaten Boyolali. 2. Mengetahui kondisi masyarakat petani di Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. 3. Mengetahui hubungan antara kegiatan penyuluhan pertanian dengan program pemberdayaan masyarakat petani di Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. LANDASAN TEORI Tinjauan Pustaka Tugas pokok penyuluh pertanian adalah melakukan kegiatan penyuluhan pertanian untuk mengembangkan kemampuan petani sehingga mampu bertani lebih baik, berusahatani lebih menguntungkan serta membina kehidupan berkeluarga yang lebih sejahtera (Mardikanto, 1996). Carl Taylor (1956) mengemukakan bahwa pengembangan masyarakat merupakan metode dimana sekelompok orangorang di pedesaan diikutsertakan untuk memperbaiki kondisi sosial ekonominya, sehingga mereka menjadi kelompok yang bekerja secara mandiri dalam mengembangkan kapasitas dan sumber daya yang dimilikinya. Instrumen yang digunakan, dalam kebijakan pemberdayaan masyarakat antara lain adalah : Pertama, penguatan kapasitas kelembagaan yang paling dekat yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, Kedua, peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengelolaan pembangunan, Ketiga, pengembangan keswadayaan dan kemandirian masyarakat dalam berbagai bidang pembangunan dengan memberikan akses kepada masyarakat agar secara gradual terjadi perkembangan pola keterlibatan masyarakat dalam pembangunan menuju tingkat

12 keswadayaan dan kemandirian. (www.kabmalang.go.id, 2006). Kerangka Pemikiran KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian 1.3 Memantapkan hubungan dengan masyarakat sasaran, melalui upaya: Hipotesis 2. Program Pemberdayaan masyarakat Diduga ada hubungan yang adalah proses integrasi potensipotensi signifikan antara tingkat kegiatan yang dimiliki masyarakat penyuluhan pertanian dengan program dengan sumber daya yang dimiliki pemberdayaan masyarakat di kecamatan pemerintah, untuk memperbaiki Banyudono kabupaten Boyolali.. kondisi ekonomi, sosial, dan Definisi Operasional dan Pengukuran kebudayaan, dan mengintegrasikan Variabel masyarakat di dalam konteks 1. Kegiatan penyuluhan adalah kehidupan berbangsa, serta serangkaian tugas atau pekerjaan memberdayakan mereka agar yang harus dikerjakan oleh seorang mampu memberikan kontribusi penyuluh dalam rangka secara penuh untuk mencapai menjalankan tugas pokok dan fungsi kemajuan pada level nasional. penyuluh. Diukur dari : 1.1 Pengembangan kebutuhan Diukur dari : 2.1. Penguatan Kapasitas untuk melakukan perubahanperubahan. Kelembagaan kelompok tani 2.2. Peningkatan partisipasi 1.2 Menggerakkan masyarakat masyarakat dalam proses untuk melakukan perubahan. pengelolaan pembangunan

13 2.3. Pengembangan keswadayaan dan kemandirian masyarakat METODE PENELITIAN Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1995). Populasi dan Sampel : Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang berada di kecamatan Banyudono kabupaten Boyolali. Sampel diambil dengan memilih dua petani dari tiap desa yang ada di kecamatan Banyudono, yang terdiri dari petani maju dan petani tradisional. Metode Analisis Data Untuk mengetahui hubungan antara kegiatan penyuluhan dengan program pemberdayaan masyarakat digunakan uji koefisien rank spearman dengan rumus: rs = 1-6 N N i 1 3 di 2 N Keterangan: rs = koefisien korelasi jenjang rank spearman N = jumlah petani sampel di = selisih ranking dari variabel Taraf kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 99% ( = 0,01) Untuk menguji signifikansi rs digunakan rumus; t = rs n 2 1 rs Kriteria pengambilan keputusan: a. Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak berarti ada hubungan yang nyata antara kegiatan penyuluhan dengan program pemberdayaan masyarakat. b. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima berarti tidak ada hubungan yang nyata antara kegiatan penyuluhan dengan program pemberdayaan masyarakat. HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Kegiatan Penyuluhan Pertanian dan Program Pemberdayaan Masyarakat 2

14 a. Tingkat Kegiatan Penyuluhan pemerintah atau lembaga Pertanian penyuluhan dengan masyarakat 1. Pengembangan kebutuhan sasaran dengan tujuan untuk untuk melakukan perubahan meningkatkan kesejahteraan petani. Penyuluh adalah seorang agen perubahan yang menjadi jembatan penghubung antara Tabel 1. Tingkat Pengembangan kebutuhan untuk melakukan perubahan Kategori Distribusi (Skor) Frekuensi (orang) Persentase (%) Tinggi Sedang Rendah 11 12 9 10 7 8 2 24 4 6,7 80 13,3 Jumlah 30 100 Sumber: Analisis Data Primer Dari tabel 1 dapat kita ketahui bahwa menurut mayoritas responden, tingkat pengembangan kebutuhan yang dilakukan penyuluh adalah sedang. Sebanyak 24 responden (80%) termasuk dalam kategori sedang, jadi menurut mayoritas responden, penyuluh jarang mendiagnosa masalah, jarang menilai perubahan di masyarakat sasaran, jarang memotivasi masyarakat dan jarang menganalisis sumberdaya yang dapat digunakan penyuluh. 2. Menggerakkan masyarakat untuk melakukan perubahan Penyuluh sebagai seorang motivator dan fasilitator berkewajiban untuk menunjukkan pentingnya perubahan dengan menunjukkan masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang belum dirasakan oleh masyarakat sasaran.

15 Tabel 2 Tingkat Menggerakkan Masyarakat Untuk Melakukan Perubahan Kategori Distribusi (Skor) Frekuensi (orang) Persentase (%) Tinggi Sedang Rendah 9 10 7-8 5-6 3 21 6 10 70 20 Jumlah 30 100 Sumber: Analisis Data Primer Dari tabel 2 dapat kita kurang sering bersama-sama ketahui bahwa menurut mayoritas masyarakat menentukan prioritas responden, tingkat menggerakkan kegiatan. masyarakat untuk melakukan 3. Memantapkan hubungan perubahan yang dilakukan oleh dengan masyarakat sasaran penyuluh adalah sedang. Sebanyak Sebagai agen perubahan, 21 responden (70%) termasuk penyuluh harus menjalin kerjasama dalam kategori sedang, jadi menurut dan hubungan baik dengan mayoritas responden, penyuluh masyarakat untuk memantapkan kurang sering melakukan pencairan upaya perubahan yang diri dengan masyarakat, direncanakan, dan terus memberikan menunjukkan kepada masyarakat sumbangan terhadap perubahan tentang pentingnya perubahan, dan tersebut. Tabel 3 Tingkat Memantapkan Hubungan Dengan Masyarakat Sasaran Kategori Distribusi (Skor) Frekuensi (orang) Persentase (%) Tinggi Sedang Rendah 8 10 6 7 4 5 2 20 8 6,7 66,7 26,6 Jumlah 30 100 Sumber: Analisis Data Primer Dari tabel 3 dapat kita ketahui bahwa menurut mayoritas responden, tingkat pemantapan hubungan dengan masyarakat

16 sasaran yang dilakukan oleh penyuluh adalah sedang. Sebanyak 20 responden (66,7 %) termasuk dalam kategori sedang, jadi menurut mayoritas responden, penyuluh jarang menjalin kerjasama dengan masyarakat terutama dengan tokoh masyarakat, jarang pula bersama tokoh masyarakat memantapkan upaya perubahan, dan jarang memberikan sumbangan terhadap perubahan yang direncanakan. b. Tingkat Program Pemberdayaan Masayarakat 1. Penguatan kapasitas kelembagaan petani Konsep pemberdayaan masyarakat selalu melibatkan partisipasi masyarakat, baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemanfaatan hasil- hasil pembangunan. Tabel 4 Tingkat Kapasitas Kelembagaan Petani Kategori Distribusi (Skor) Frekuensi (orang) Persentase (%) Tinggi Sedang Rendah 10 11 8 9 6 7 11 17 2 36,7 56,6 6,7 Jumlah 30 100 Sumber: Analisis Data Primer Dari tabel 4 dapat kita ketahui bahwa menurut mayoritas responden, tingkat kelembagaan petani adalah sedang. Sebanyak 17 (56,6%) responden termasuk dalam kategori sedang, jadi menurut mayoritas responden, tingkat transparansi, keterbukaan dan demokrasi masih sedang. 2. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan Berkaitan dengan berbagai bentuk kegiatan partisipasi, terdapat empat macam kegiatan yang menunjukkan partisipasi masyarakat di dalam pembangunan, yaitu : partisipasi dalam pengambilan keputusan, partisipasi dalam

17 pelaksanaan kegiatan, partisipasi dalam pemanfaatan hasil dalam evaluasi dan partisipasi. Tabel 5 Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam pembangunan Kategori Distribusi (Skor) Frekuensi (orang) Persentase (%) Tinggi Sedang Rendah 10-11 8 9 6 7 6 20 4 20 66,7 13,3 Jumlah 30 100 Sumber: Analisis Data Primer Dari tabel 5 dapat kita ketahui bahwa menurut mayoritas 3. Pengembangan keswadayaan responden, tingkat partisipasi dan kemandirian masyarakat masyarakat dalam pembangunan Tujuan dari kegiatan adalah sedang. Mayoritas responden penyuluhan adalah terwujudnya (66,7 %) termasuk dalam kategori masyarakat yang mandiri dan sedang. Jadi menurut mayoritas mampu berswadaya. Mandiri dalam responden, tingkat partisipasi arti mampu mencari solusi alternatif anggota dalam perencanaan, pemecahan masalah dari setiap pelaksanaan, pemanfaatan hasil, dan masalah yang dihadapi. evaluasi dalam proses pembangunan adalah sedang. Tabel 6 Tingkat Pengembangan Keswadayaan dan Kemandirian Masyarakat Kategori Distribusi (Skor) Frekuensi (orang) Persentase (%) Tinggi Sedang Rendah 5 6 3 4 1-2 2 24 4 6,7 80 13,3 Jumlah 30 100 Sumber: Analisis Data Primer

18 Dari tabel 6 dapat kita ketahui bahwa menurut mayoritas responden, tingkat keswadayaan dan kemandirian masyarakat adalah sedang. Sebanyak 24 (80 %) responden termasuk dalam kategori sedang, jadi menurut mayoritas responden, tingkat keswadayaan dan. kemandirian masyarakat petani adalah sedang. Keswadayaan disini sebagai kondisi yang memiliki kemampuan untuk mengenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri, serta memperhitungkan kesempatan dan ancaman yang ada di lingkungan sekitar Hubungan Antara Tingkat Kegiatan Penyuluhan Pertanian dan Program Pemberdayaan Masayarakat Tabel 7. Uji hubungan antara Kegiatan Penyuluhan dengan Program Pemberdayaan Masyarakat Kegiatan Penyuluhan Pengembangan kebutuhan untuk melakukan perubahan Pemberdayaan Masyarakat Rs t hitung t tabel Ket 0,388 2,595 2,763 Ns Menggerakkan masyarakat untuk melakukan perubahan 0,120 0,745 2,763 Ns Memantapkan hubungan dengan masyarakat sasaran 0,758 7,163 2,763 ** Kegiatan Penyuluhan 0,519 3,743 2,763 ** Sumber : Analisis data primer, 2006 Keterangan : ns : tidak signifikan ** : signifikan pada signifikansi 99% a. Hubungan antara Pengembangan kebutuhan untuk melakukan perubahan dengan Program Pemberdayaan Masyarakat. Dari tabel 7 dapat kita ketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kegiatan pengembangan kebutuhan yang dilakukan oleh penyuluh dengan program pemberdayaan masyarakat. Dari hasil pengolahan data di komputer di peroleh nilai rs sebesar 0,388, t hitung 2,595 dan t tabel 2,763. Karena nilai t hitung < t tabel

19 maka hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan. Kegiatan pengembangan kebutuhan yang dilakukan oleh penyuluh tidak berhubungan dengan program pemberdayaan masyarakat. Hal ini bisa terjadi karena kegiatan pengembangan kebutuhan yang dilakukan oleh penyuluh lebih banyak dilakukan di atas meja kantor yang jarang diketahui oleh masyarakat. Sehingga masyarakat tidak banyak melihat keterkaitan hubungan antara kegiatan ini dengan program pemberdayaan masyarakat yang bentuknya bisa dilihat atau dirasakan secara langsung. b. Hubungan antara Menggerakkan masyarakat untuk melakukan perubahan dengan Program Pemberdayaan Masyarakat Dari tabel 5.7 dapat kita ketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kegiatan menggerakkan masyarakat untuk melakukan perubahan yang dilakukan oleh penyuluh dengan program pemberdayaan masyarakat. Dari hasil pengolahan data di komputer di peroleh nilai rs sebesar 0,120, t hitung 0,745 dan t tabel 2,763. Karena nilai t hitung < t tabel maka hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan. kegiatan penyuluh dalam menggerakkan masyarakat untuk melakukan perubahan tidak berhubungan dengan program pemberdayaan masyarakat. Hal ini bisa terjadi karena menurut masyarakat penyuluh jarang menunjukkan kepada mereka tentang pentingnya perubahan. Dalam melaksanakan tugasnya penyuluh masih sering berdasarkan perintah dari atas. Sehingga masyarakat merasa keterlibatan penyuluh dalam pemberdayaan masyarakat masih kurang. c. Hubungan antara Memantapkan hubungan dengan masyarakat sasaran dengan Program Pemberdayaan Masyarakat Dari tabel 5.7 dapat kita ketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara kegiatan memantapkan hubungan dengan masyarakat sasaran yang dilakukan oleh penyuluh dengan program pemberdayaan masyarakat. Dari hasil pengolahan data di komputer di peroleh nilai rs sebesar 0,758, t hitung 7,163 dan t tabel 2,763. Karena nilai t hitung > t tabel

20 maka hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara kegiatan memantapkan hubungan dengan masyarakat sasaran yang dilakukan oleh penyuluh dengan program pemberdayaan masyarakat dalam penelitian ini ditolak. Artinya Ada hubungan yang signifikan antara kegiatan memantapkan hubungan dengan masyarakat sasaran yang dilakukan oleh penyuluh dengan program pemberdayaan masyarakat. Hal ini dikarenakan adanya hubungan dan kerjasama yang baik dengan masyarakat dan tokoh-tokohnya akan memudahkan penyuluha. d. Hubungan antara Kegiatan Penyuluhan dengan Program Pemberdayaan Masyarakat Dari tabel 5.7 dapat kita ketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara kegiatan penyuluhan dengan program pemberdayaan masyarakat. Dari hasil pengolahan data di komputer di peroleh nilai rs sebesar 0,519, t hitung 3,743 dan t tabel 2,763. Karena nilai t hitung > t tabel maka hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara Pengembangan kebutuhan untuk melakukan perubahan yang dilakukan penyuluh dengan Program Pemberdayaan Masyarakat dalam penelitian ini ditolak. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan penyuluhan dengan program pemberdayaan masyarakat. Hal ini dikarenakan penyuluh cukup bagus dalam melakukan pencairan dengan masyarakat dan memantapkan hubungan dengan masyarakat terutama tokoh-tokohnya sehingga mampu menggerakkan masyarakat untuk melakukan perubahan. KESIMPULAN dan SARAN Kesimpulan a. Kegiatan Penyuluhan di kecamatan Banyudono kabupaten Boyolali meliputi pengembangan kebutuhan untuk melakukan perubahanperubahan, menggerakkan masyarakat untuk melakukan perubahan dan memantapkan hubungan dengan masyarakat sasaran. b. Program pemberdayaan masyarakat di Banyudono meliputi penguatan kapasitas kelembagaan petani, penngkatan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan, dan

21 peningkatan keswadayaan dan kemandirian petani. c. Terdapat hubungan yang signifikan Saran antara kegiatan penyuluhan dengan program pemberdayaan masyarakat desa di Banyudono kabupaten Boyolali. a. Hendaknya penyuluh lebih rajin dalam mensosialisasikan kegiatannya pada masyarakat. b. Hendaknya penyuluh lebih intensif dalam menjalin kerjasama dengan masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Crescent, 2003. Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Nelayan. Pustaka Crescent. Bogor. Edi Suharto, 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Refika Aditama. Bandung. Mardikanto, T. 1996. Penyuluhan Pembangunan Kehutanan. Pusat Penyuluhan Kehutanan Departemen Kehutanan Republik Indonesia bekerjasama dengan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jakarta. ------------------, 2003. Redefinisi dan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian. PUSPA. Solo. Singarimbun M. dan S. Effendi. 1995. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta. www. kabmalang.go.id. Program Pemberdayaan Masayarakat Kabupaten Malang. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2006