BAB VI PENUTUP Penerapan Good Corporate Governance (GCG) untuk mengelola. Manajemen Risiko Perbankan di PT BSM Cabang Makassar

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA BUMD KABUPATEN SUMENEP (STUDI PADA PT. BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) BHAKTI SUMEKAR SUMENEP)

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB IV PEMAHAMAN KARYAWAN TERHADAP SITEM MANAJEMEN SYARIAH DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan),

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance

Analisis Pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Indeks Pefindo25 (SME Index) Tahun

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

ORISINALITAS TUGAS AKHIR...

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit audit internal atau biasa disebut GAI (Grup Audit Internal) untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Analisis. tingkat kesehatan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

PEDOMAN & TATA TERTIB KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan memerlukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai peran Auditor Internal terhadap


BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tentu sangat perlu akan kehadiran sektor

PT HD CAPITAL TBK ( PERSEROAN ) KODE ETIK ( CODE OF CONDUCT )

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. perkapita, kesempatan kerja, distribusi pendapatan, dan lain-lain. Sasaran itu terus

Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham, namun juga kepada Stakeholders

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada PT. Bank Central Asia, Tbk dan PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk

PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Konsep Dasar Kegiatan Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di

LAPORAN PELAKSANAAN GCG 2008

PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANK SYARIAH BUKOPIN SEMESTER I TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance yang diterbitkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

2 Dalam rangka penerapan tata kelola terintegrasi yang baik, Konglomerasi Keuangan perlu memiliki Pedoman Tata Kelola Terintegrasi dengan mengacu pada

BAB I PENDAHULUAN. yang berkenaan dengan permasalahan Good Corporate Governance (GCG) seketika

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG

BAB I PENDAHULUAN. manajemen bisnis. Secara umum Corporate governance terkait dengan sistem dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. acuan. Selain itu untuk menghindari kesamaan dengan penelitian lain. Maka

BAB I PENDAHULUAN. transaksi saham yang fair. Transaksi saham yang fair sulit tercapai karena adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PT.BANK RIAU KEPRI

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengungkapan informasi secara terbuka mengenai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

Mewujudkan Budaya Tata Kelola Sarinah yang Baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA DUNIA PERBANKAN ISNIAR BUDIARTI. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Teori agensi berkaitan dengan hubungan antara manajemen perusahaan (agent)

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

STIE DEWANTARA GCG Bank

Tugas Manajemen Risiko NAMA KELOMPOK : 1. Aditya Bangun Subagja Heru Setyawan Ella Rizky Aisah

GUBERNUR BANK INDONESIA,

Pedoman Good Corporate Governance Perbankan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai

Internal Audit Charter

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) menjadi menarik

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari sebuah kegiatan manajemen di

B E N T U R A N K E P E N T I N G A N CONFLICT OF INTEREST. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

BAB I PENDAHULUAN. depan dan mendapatkan pengembalian dalam jangka waktu tertentu.

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya penyelamatan dan penyempurnaan yang meliputi produktifitas, efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Pedoman Etika dan Perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

DAFTAR ISI. Daftar isi 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

Transkripsi:

BAB VI PENUTUP 1.1 Kesimpulan 1.1.1 Penerapan Good Corporate Governance (GCG) untuk mengelola Manajemen Risiko Perbankan di PT BSM Cabang Makassar Dari pemaparan yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Implementasi Good Corporate Governance (GCG) di PT BSM Cabang Makassar telah sesuai dengan arahan, pedoman Code of Conduct, dan kebijalan dari PT BSM Pusat. Oleh karena itu perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Berdasarkan data yang ditemukan peneliti di lapangan, secara umum penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) untuk mengelola risiko perbankan dikatakan cukup baik meskipun terdapat kendala-kendala yang dihadapi. Adapun penerapan Good Corporate Governance (GCG) untuk mengelola risiko perbankan adalah sebagai berikut: 1. Transparasi Informasi yang dipublikasijan/diakses oleh pihak umum terbatas, hal ini dikarenakan informasi-informasi penting yang berkaitan dengan diperbolehkannya nasabah untuk mengakses semua informasi tentang bank, seperti neraca, laporan keuangan yang telah diaudit. Hal-hal yang tidak boleh diketahui pihak luar termasuk nasabah adalah tentang rahasia- rahasia

bank yang jika diketahui oleh pihak luar akan mengakibatkan terganggunya kegiatan dalam bank tersebut. Informasi-informasi penting seperti sistem, kebijakan, dan laporan kinerja perusahaan hanya dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan seperti, kantor pajak, BI. Dalam hal keterbukaan dalam risiko, PT. BSM cabang Makassar telah melakukan aktivitas perbankannya dengan menerapkan Know Your Consumers (KYC). 2. Akuntabilitas Dalam hal kejelasan fungsi dan tanggung jawab setiap karyawan PT BSM Cabang Makassar diharuskan melaksanakan sesuai dengan job discription sesuai dengan jabatan dan tugasnya. Dalam melakukan tugasnya karyawan juga berpengang kepada Code of Conduct (CoC) PT. BSM. Dalam hal pengukuran kinerja PT BSM Cabang Makassar mempunyai pengukuran dengan adanya reward and punishment system yang sesuai dengan strandar dan ketentuan serta peraturan perundang-undangan. 3. Responsibilitas Pertanggungjawaban (Responsibility) merupakan prinsip dasar GCG. Aspek yang terpenting dalam prinsip ini adalah pada pengelolaan bank yang sesuai dengan regulasi dan aspek kesehatan bank.fungsi kepatuhan yang dilaksanakan pada PT BSM Cabang Makassar adalah taat kepada peraturan perundang-undangan yang dikelurkan oleh BI sebagai regulator dan fatwa dari (Dewan Pengawas Nasional) DPS dan DSN sebagai pengawas dari bank syariah.

Pada PT. BSM Cabang Makassar juga menerapkan pengendalian intern dalam yang dikenal dengan istilah WASKAT (pengawasan melekat). Pengendalian intern ini digunakan untuk semua jenis transaksi. Dalam WASKAT ini pengendalian diri sendiri merupakan lapisan pertama dan utama dalam diri setiap karyawan. 4. Independensi Independenci pada PT BSM Cabang Makassar dinilai berdasarkan Conflict of Interest, tidak menerima hadiah atau pemberian dalam bentuk apapun, informasi perusahaan berdasarkan kriteria tertentu. 5. Fairness Salah satu penyajian informasi yang wajar kepada nasabah sekalu Stakeholders Bank yang dilakukan BSM Cabang Makassar adalah penyantuman informasi yang wajar kepada nasabah tentang bagi hasil, pendapatan dari bank. Disini nasabah selaku investor harus diberi informasi yang wajar, sehingga nasabah dapat mengetahui dan mempertimbangkan risiko yang mungkin akan dihadapi apabila meninvestasikan dananya di BSM Cabang Makassar. 6. Good Corporate Governance (GCG) untuk Mengelola Risiko Perbankan.

Good Governance atau tata kelola yang baik melalui prinsipprinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan adil, diyakini akan memberikan manfaat yang baik bagi perusahaan, manajemen, pekerja, maupun pihak-pihak terkait lainnya. Kebutuhan untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG juga dirasakan sangat kuat dalam industri perbankan. Dalam aktivitas perbankan Risiko merupakan suatu kejadian yang tidak dapat dihindari, namun risiko tersebut dapat diminimalisir. Bank Syariah senantiasa menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian dalam setiap operasionalnya. Prinsip prudential dalam operasional bank syariah pada dasarnya merupakan implementasi dari manajemen risiko. Dalam upaya pengembangan manejemen risiko PT BSM Cabang Makassar memonitor secara keseluruhan terhadap aktivitas perbankannya. PT BSM Cabang Makassar melakukan monitoring dan mengembangkan Enterprise Risk Management (ERM). Penerapan Enterprise Risk Management (ERM) yang berkesinambungan merupakan inisiatif strategis yang dikembangkan oleh bank, dan diharapkan mampu meningkatkan kinerja bank sehingga menghasilkan value added bagi stakeholders. Dalam hal ini PT BSM Cabang Makassar mengelola risiko-risiko perbankannnya yaitu risiko pasar, risiko kredit dan risiko operasional. Berdasarkan data di lapanan dan analisis peneliti, kendala-kendala yang dihadapi oleh PT BSM Cabang Makassar terkait penerapan Good Corporate

Governance (GCG) untuk mengelola risiko perbankan di PT BSM Cabang Makassar antara lain: a. Supervisi belum berjalan dengan efektif, dimana pihak yang mengarahkan GCG belum berjalan dengan efektif. b. Dalam hal Code of Conduct: adanya pihak-pihak yang terkait dalam proses pengadaan barang/aktivitas pembiayaan. c. Tidak ditindaklanjutinya temuan penyimpangan pelaksanaan sistem dan prosedur pada PT BSM. 6.2 Saran Beberapa saran yang diberikan oleh peneliti sehubungan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG. 1. Dalam menerapkan Good Corporate Governance supervisi harus berjalan dengan efektif, karena keefektifan supervisi akan membawa dampak kepada memahaman Good Corporate Governance pada seluruh jajaran perusahaan. 2. Dalam hal pengadaan barang. PT BSM Cabang Makassar hendaknya mengkaji ulang Code Of Conduct tentang benturan kepentingan (conflict of interest) yang didalamnya terdapat pernyataan jika pegawai atau keluarga karyawan tidak boleh terlibat menjadi rekanan baik langsung maupun tidak langsung untuk pengadaan barang atau jasa bagi BSM.

3. Dalam implementasi GCG terhadap pengelolaan manajemen risiko, PT BSM Cabang Makassar telah menerapkan sesuai dengan pedoman dari PT BSM Pusat. Oleh karena itu hendaknya perlu dipertahankan dan ditingkatkan. 4. Keterbatasan penelitian Keterbatasan dari penelitian ini yaitu bahwa penelitian ini hanya dilakukan terhadap satu perusahaan saja yaitu pada PT BSM Cabang Makassar, sehingga tidak dapat memberikan secara menyeluh bagaimana Good Corporate Governance di Indonesia. 5. Implikasi Untuk Peneliti Selanjutnya Dengan adanya keterbatasan pada penelitian ini, implikasi untuk penelitan selanjutnya agar meneliti tentang Good Corporate Governance (GCG) pada perusahaan pusat karena penerapannya lebih menyeluruh. Dapat pula mengkaitkan Good Corporate Governance (GCG) terhadap satu atau beberapa hal. Sehingga tidak hanya mendeskripsikan mengenai implementasi Good Corporate Governance dalam perusahaan. Penerapan Good Corporate Governance dapat dikaitkan dengan kinerja perusahaan. Selain itu, dapat juga diteliti bagaimana pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap kualitas laba, manajemen laba, dan harga saham suatu perusahaan.