KEANEKARAGAMAN JENIS POHON DAN PENDUGAAN CADANGAN KARBON TERSIMPAN PADA DUA JENIS VEGETASI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2013.

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dengan tajam, sementara itu pertambahan jaringan jalan tidak sesuai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari

PENDUGAAN KANDUNGAN KARBON DI ATAS PERMUKAAN TANAH PADA KAWASAN ARBORETUM UNIVERSITAS RIAU

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi pohon pelindung di jalan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan

PENDAHULUAN. didirikan sebagai tempat kedudukan resmi pusat pemerintahan setempat. Pada

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam 3 zona berdasarkan perbedaan rona lingkungannya. Zona 1 merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap.

Pengukuran Biomassa Permukaan dan Ketebalan Gambut di Hutan Gambut DAS Mentaya dan DAS Katingan

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-November Penelitian ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. dalam siklus karbon global, akan tetapi hutan juga dapat menghasilkan emisi

STUDI POTENSI PENYIMPANAN KARBONDIOKSIDA (CO2) DI JALUR HIJAU PADA BEBERAPA RUAS JALAN UTAMA DI KOTA AMBON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

IV. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. mengkonversi hutan alam menjadi penggunaan lainnya, seperti hutan tanaman

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Febuari 2015 di kanan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif karena penelitian ini hanya

I. PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat dimanfaatkan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli

II. TINJAUAN PUSTAKA Biomassa

ESTIMASI CADANGAN KARBON PADA TUMBUHAN TEGAKAN ATAS DI KAWASAN HUTAN KOTA PEKANBARU. Ermina Sari 1) Siska Pratiwi 2) erminasari.unilak.ac.

BAB I PENDAHULUAN. konstan meningkat sebesar 5,64 % (BPS, 2012). Perkembangan pada suatu wilayah

PENDAHULUAN. hutan yang luas diberbagai benua di bumi menyebabkan karbon yang tersimpan

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

METODOLOGI PENELlTlAN

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Oktober November 2014 di Desa Buana Sakti, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januarisampai dengan Februari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan juni sampai dengan Juli 2013 di zona pemanfaatan terbatas,

I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Pemanasan tersebut

INVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah

BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi

I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

9/21/2012 PENDAHULUAN STATE OF THE ART GAMBUT DI INDONESIA EKOSISTEM HUTAN GAMBUT KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGGI SUMBER PLASMA NUTFAH TINGGI

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. dan pemukiman. Sebagaimana kota menurut pengertian Bintarto (1977:9)

III. BAHAN DAN METODE

Analisis Vegetasi Hutan Alam

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PE ELITIA

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi lahan pertanian (Hairiah dan Rahayu 2007). dekomposisi oleh bakteri dan mikroba yang juga melepaskan CO 2 ke atmosfer.

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS

BAB III BAHAN DAN METODE

TINJAUAN PUSTAKA. didalamnya, manfaat hutan secara langsung yakni penghasil kayu mempunyai

AGROFORESTRY : SISTEM PENGGUNAAN LAHAN YANG MAMPU MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DAN MENJAGA KEBERLANJUTAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

B III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.

I. PENDAHULUAN. menyebabkan perubahan yang signifikan dalam iklim global. GRK adalah

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi

VALUASI EKONOMI RUANG TERBUKA HIJAU SEBAGAI PENYERAP KARBON DAN PENGHASIL OKSIGEN

III. METODE PENELITIAN

3. Bagaimana cara mengukur karbon tersimpan?

Universitas Sumatera Utara

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes spp) KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KUBU KABUPATEN KUBU RAYA

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. membentuk bagian-bagian tubuhnya. Dengan demikian perubahan akumulasi biomassa

PENDUGAAN SIMPANAN KARBON DI ATAS PERMUKAAN LAHAN PADA TEGAKAN EUKALIPTUS (Eucalyptus sp) DI SEKTOR HABINSARAN PT TOBA PULP LESTARI Tbk

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

PAPER SIMULASI KECUKUPAN LUASAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA BOGOR BERDASARKAN EMISI CO2 DARI KEGIATAN TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kota sebagai pusat pemukiman, industri dan perdagangan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

ANALISIS VEGETASI STRATA TIANG DI BUKIT COGONG KABUPATEN MUSI RAWAS. Oleh ABSTRAK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. . Gambar 4 Kondisi tegakan akasia : (a) umur 12 bulan, dan (b) umur 6 bulan


BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. angka-angka data analisis mengunakan statistik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 Januari 2016 dan pada

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Studi Kebutuhan Hutan Kota Sebagai Penyerap CO₂ Di Kota Tobelo Tahun Oleh : Ronald Kondo Lembang, M.Hut Steven Iwamony, S.Si

Transkripsi:

KEANEKARAGAMAN JENIS POHON DAN PENDUGAAN CADANGAN KARBON TERSIMPAN PADA DUA JENIS VEGETASI DI KOTA BANDAR LAMPUNG Aria Israini Putri 1, Marlina Kamelia 2, dan Rifda El Fiah 3 1,2 Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung 3 Kependidikan Islam, Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung ABSTRAK Keanekaragaman spesies, ekosistem, dan sumber daya genetik semakin menurun pada tingkat yang membahayakan akibat kerusakan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis pohon dan pendugaan cadangan karbon tersimpan di Jalur Hijau Jalan Sultan Agung dan IAIN Raden Intan Lampung. Penelitian dilakukan dalam 2 vegetasi yaitu Jalan Sultan Agung dan IAIN Raden Intan. Metode penelitian yang digunakan adalah purposive sampling. Pengambilan data dari areal penelitian dilakukan dengan plot besar 20 m x 100 m. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan di kedua lokasi penelitian diperoleh bahwa keanekaragaman pohon yang ditemukan di Jalan Sultan Agung terdiri dari: Acacia auriculiformis, Cocos nucifera, Cyrtostachys renda, Lagerstromiia speciosa, Swietenia macrophylla dan Leuca leucocphala dan keanekaragaman jenis pohon di IAIN Raden Intan terdiri dari: Acacia auriculiformis, Albizia saman, Leuca leucocphala, Delonix regia, Lagerstromiia speciosa, Araucaria heterophylla dan Swietenia macrophylla. Potensi karbon tersimpan dalam pohon berdiameter > 30 cm dan di Jalan Sultan Agung sebesar 25,33 ton/ha sedangkan di Jalan Sultan Agung sebesar 13,12 ton/ha. Kata kunci : Keanekaragaman, Karbon, Vegetasi 1. PENDAHULUAN Perkiraan tingkat kepunahan spesies di seluruh dunia berkisar antara 100.000 setiap tahun atau beberapa ratus tiap hari. Bahkan dalam kurun waktu dua setengah abad yang akan datang diperkirakan sebanyak 25% kehidupan akan hilang dari permukaan bumi. Hal tersebut disebabkan oleh aktivitas manusia yang mengarah pada kerusakan habitat maupun pengalihan fungsi lahan. Kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan karena keanekaragaman hayati mempunyai peranan penting sebagai penyedia bahan makanan, obat-obatan dan berbagai komoditi lain penghasil devisa negara, juga berperan dalam melindungi sumber air, tanah, serta berperan sebagai paru-paru dunia dan menjaga kestabilan lingkungan(bakri, 2009). Jalan Sultan Agung Kedaton Bandar Lampung dan Kampus IAIN Raden Intan Lampung merupakan jalur hijau dan arboretum yang ada di kota Bandar Lampung dan keberadaannya perlu mendapat perhatian. Dengan demikian, perlu dilakukan suatu penelitian keanekaragaman jenis pohon dan pendugaan karbon tersimpan pada ke-dua vegetasi tersebut di Kota Bandar Lampung. Pohon memegang peranan yang sangat penting dalam komunitas jalur hijau, karena sebagai penyangga kehidupan, baik dalam mencegah pencemaran udara, dan menjaga stabilitas iklim global. Pohonpohon di jalur hijau memiliki kondisi yang khas di mana pohon akan bertambah rendah atau kecil seiring dengan naiknya ketinggian dan memiliki keanekaragaman jenis yang bervariasi. Jalan Sultan Agung dan IAIN Raden Intan merupakan salah satu tipe jalur hijau yang masih baik dan memiliki keanekaragaman jenis pohon yang tinggi dan cadangan karbon tersimpan yang cukup. Namun sejauh ini belum pernah dilakukan penelitian untuk mendapatkan informasi dan data mengenai keanekaragaman jenis pohon dan pendugaan karbon tersimpan pada dua vegetasi yang berbeda di Kota Bandar Lampung. Tujuan Penelitian yaitu : 1. Mengetahui keanekaragaman jenis pohon pada jalur hijau Jalan Sultan Agung dan IAIN Raden Intan Lampung. 2. Mengetahui potensi karbon tersimpan dalam pohon di jalur hijau Jalan Sultan 104

Agung dan IAIN Raden Intan Lampung. 2. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ditentukan secara purposive sampling. Pengamatan vegetasi dilakukan dengan menggunakan kombinasi metode petak dan metode jalur. Lokasi yang dipilih adalah lokasi yang dianggap mewakili keragaman berbagai faktor lingkungan di sekitar area penelitian. Penentuan lokasi penelitian didasarkan pada hasil survei sebelumnya. Pada masing-masing lokasi penelitian dibuat 3 plot besar berukuran ukuran 20m x 100m untuk jenis pohon berdiameter > 30 cm dengan. Di dalam plot besar kemudian dibuat sub plot berukuran 5m x 40m untuk jenis pohon berdiameter dan 0,5 m x 0,5 m untuk plot tumbuhan bawah serta serasah. Pada setiap plot dilakukan pengamatan pada seluruh pohon yang berdiameter 35 cm dan mengukur diameter batang pohonnya. Pengukuran diameter batang dilakuan pada ketinggian batang sekitar setinggi dada orang dewasa (dbh = diameter at breast height = 1,3 m dari permukaan tanah). Setiap batang yang telah diukur diberi nomor (taging) dan dicatat jenis pohonnya (Hairiah, 2007). Keanekaragaman jenis pohon ditentukan berdasarkan jumlah jenis yang ditemui. Indeks nilai penting (INP) masing-masing jenis pohon ditentukan berdasarkan hasil analisis vegetasi yang meliputi kerapatan relatif (KR), dominasi relatif (DR) dan frekuensi relatif(fr). INP = KR +FR + DR. Ukuran keanekragaman yang digunakan adalah indeks keanekaragaman dan indeks keseragaman. Penentuan kandungan biomassa pohon hidup dilakukan secara non-destruktif dengan menggunakan model Allometrik. Penentuan jumlah karbon dan estimasi kendaraan bermotor didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut : BK : 0,11 x x D 2,62 (Hairiah, 2007). Persamaan yang digunakan adalah: (Tarigan, 2009). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Keadaan Umum Jalur Hijau Jalan Pada Dua Vegetasi di Kota Bandar Lampung Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Sultan Agung Kedaton Kota Bandar Lampung dan Kampus IAIN Raden Intan Lampung. Keadaan lingkungan disekitar Jalan Sultan Agung adalah jalan umum dengan arus kendaraan bermotornya cukup padat. Di bahu kanan kiri dan tengah jalan terdapat pepohonan yang sengaja di tanam pemerintahan Kota Bandar Lampung. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, pemukiman warga sudah semakin memadati area sekitar, sehingga tidak banyak lagi pepohonan yang berada di sekitar jalan ini. Sedangkan di sekitar area Kampus IAIN Raden Intan Lampung masih terdapat pepohonan dan yang sengaja juga ditanam oleh pihak kampus tersebut, selain pepohonan terdapat juga beberapa area yang sedang dibangun juga area persawahan. 3.2 Keanekaragaman Jenis Pohon Berdasarkan hasil penelitian bahwa jumlah individu terbanyak dengan diameter batang > 30 cm adalah jenis Acacia auriculiformis berjumlah 10 individu, selanjutnya di ikuti oleh Swietenia macrophylla dan Lagerstromiia speciosa yang masingmasing berjumlah 9 dan 7. Jumlah terendah adalah jenis Cocos nucifera yaitu hanya 1 individu. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Setiawan (2006) yang menemukan di keenam Lokasi RTH berbentuk Hutan Kota diperoleh 45 spesies pohon yang mencakup 24 famili. Jenis pohon dengan jumlah tertinggi adalah Acacia auriculiformis, sedangkan jumlah terendah adalah Annona squamosa. Dapat dilihat bahwa Acacia auriculiformis sangat banyak dijumpai di sekitar lokasi jalur hijau jalan maupun di lokasi RTH yang berbentuk hutan kota, tetapi keanekaragaman jenis pohonya lebih tinggi di lokasi RTH dibandingkan dengan jalur hijau jalan. Umumnya pepohonan di RTH tumbuh secara alami dengan lahannya yang relatif luas untuk penanaman pohon yang beranekaragam jenisnya. Indeks Nilai Penting menyatakan kepentingan suatu jenis tumbuhan serta memperhatikan perannya dalam komunitas. Nilai penting pada tingkatan pohon didapat 105

dari hasil penjumlahan Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi Relatif (FR), dan Dominasi Relatif (DR). Hasil penelitian di dua lokasi yang berbeda yaitu di Jalan Sultan Agung dan IAIN Raden Intan menunjukkan Indeks Nilai Penting (INP) terendah dan tertinggi terdapat di Jalan Sultan Agung. Indeks Nilai Penting Terendah pada jenis pohon berdiameter > 30 cm yaitu Cocos nucifera dengan nilai sebesar 15,6% dan Indeks Nilai Penting tertinggi pada jenis pohon berdiameter yaitu Leucaena leucocephala sebesar 159,1%. Indeks keanekaragaman yang paling besar terdapat di IAIN Raden Intan sebesar 1,47 pada diameter batang > 30 cm yang menunjukkan jumlah jenis diantara jumlah total individu seluruh jenis yang ada termasuk kategori sedang. Nilai Indeks Keanekaragaman lebih kecil dari 1 berarti keanekaragaman jenis rendah dan jika diantara 1-3 berarti keanekaragaman jenis sedang,dan jika lebih besar dari 3 berarti keanekaragaman jenis tinggi. Nilai indeks keseragaman didapat dengan membandingkan nilai H 1 dengan total jumlah jenis atau genus (Ln S) yang terdapat pada suatu lokasi penelitian. Indeks keseragaman pohon tertinggi terdapat pada lokasi Jalan Sultan Agung sebesar 0,98. Dari hasil perhitungan nilai-nilai INP, IK, dan NIK dapat kesimpulan bahwa nilai keseragaman pada Jalan Sultan Agung termasuk kategori tinggi. Jika indeks keseragaman rendah 0<E<0,5 dan keseragaman tinggi apabila 0,5<E<1 (Bakri, 2009). Tabel 1. Indeks Nilai Penting di IAIN Raden Intan dan Jalan Sultan Agung Lokasi Diameter Batang dan Jenis Pohon KR (%) FR(%) DR (%) INP(%) *A **B > 30 cm Acacia auriculiformis 18,2 20 17,9 56,1 Albizia saman 36,5 20 37,5 94 Leuca leucocephala 8,9 20 8,2 37,1 Delonix regia 18,2 20 19,6 57,8 Lagerstromiia speciosa 18,2 20 16,8 55 Acacia auriculiformis 16,6 25 21,1 62,7 Araucaria heterophylla 33,3 25 28,2 86,5 Swietenia macrophylla 50,1 50 50,7 150,8 > 30cm Acacia auriculiformis 29,7 25 36,5 91,2 Cocos nucifera 3,6 8,4 3,6 15,6 Palm 7,4 16,6 5,1 29,1 Lagerstromiia speciosa 25,9 25 26,4 77,3 Swietenia macrophylla 33,4 25 28,4 86,8 Acacia auriculiformis 43,5 50 47,4 140,9 Leucaena leucocephala 56,5 50 52,6 159,1 106

Tabel 2. Indeks Keanekragaman dan Keseragaman Pohon pada Lokasi Penelitian. Nama Lokasi Diameter Batang Pohon ***H 1 ****E *A Diameter > 30cm 1,47 0,9 Diameter 5-30cm 0,99 0,9 **B Diameter > 30cm 1,33 0,81 Diameter 5-30cm 0,68 0,98 Keterangan : *A : IAIN Raden Intan Lampung **B : Jalan Sultan Agung Bandar Lampung ***H1 : Indeks Keanekaragaman ****E : Indeks Keseragaman 3.3 Total Polutan Karbon Dioksida Tumbuhan akan mengurangi karbon di atmosfer (CO 2 ) melalui proses fotosintesis dan menyimpannya dalam jaringan tumbuhan. Karbon yang di atmosfer berasal dari kendaraan bermotor. Kendaraan yang semakin banyak mengakibatkan peningkatan pencemaran udara juga semakin meningkat terutama karbon dioksida. Berdasarkan gambar 1 bahwa total jumlah kendaraan yang paling banyak melintas pada saat dilakukan pengamatan di lapangan adalah ruas Jalan Sultan Agung yaitu sebanyak 7302 unit. Hal ini disebabkan ruas Jalan Sultan Agung merupakan jalan umum yang berdekatan dengan Jalan Lintas Sumatra. Hasil pengamatan lapangan juga terlihat bahwa jumlah terbanyak melintas di ruas Jalan Sultan Agung adalah pada hari Senin. Hal ini disebabkan karena sebagian besar pengguna jalan adalah para pekerja yang menggunakan kendaraan roda dua maupun angkutan penumpang. Total jumlah kendaraan bermotor yang melintas di ruas Jalan IAIN Raden Intan paling banyak pada hari selasa 1091 unit. Kepadatan kendaraan pada hari Selasa dikarenakan mahasiswa yang bertempat tinggal di luar Bandar Lampung akan kembali pada hari Senin. Jadi pada hari Selasa mahasiswa akan melakukan aktivitasnya kembali secara normal di Kampus IAIN Raden Intan. 8000 6000 4000 2000 0 7302 6878 6221 1062 1091 558 Senin Selasa Sabtu IAIN Raden Intan Jalan Sultan Agung 0.15 0.1 0.05 0 0.14 0.12 0.038 0.0066 0.0067 0.0039 Senin Selasa Sabtu IAIN Raden Intan Jalan Sultan Agung Gambar 1. Grafik Total Kendaraan dan Total Emisi CO 2 di Ruas Jalan IAIN Raden Intan dan Jalan Sultan Agung. Di lihat dari kendaraan yang banyak melintas di kedua lokasi ini maka emisi CO 2 terbesar adalah di ruas Jalan Sultan Agung pada hari Senin sebesar 0,14 ton lalu hari Selasa sebanyak 0,12 ton dan hari sabtu sebesar 0,038 ton. Kuantitas 107

kendaraan yang terbanyak melintas di ruas Jalan Sultan Agung adalah hari Senin sebanyak 7302 kendaraan diikuti hari Selasa 6878 dan hari Sabtu 6221. Jumlah rata-rata jenis mobil penumpang berbahan bakar premium pada hari Senin 22,7%, hari Selasa 22,1% dan hari Sabtu 22,7%. Jumlah rata-rata mobil penumpang berbahan bakar premium tidak begitu berbeda jauh di ketiga hari pelaksanaan penelitian demikian pula Jumlah rata-rata untuk kendaraan roda dua tidak mengalami perbedaan yang cukup signifikan yaitu hari Senin 72,4%, lalu hari Selasa 73,8% dan hari Sabtu 73,8% sehingga emisi Karbon dioksida terbesar pada hari Senin 0,13 ton, lalu hari Selasa 0,12 ton dan hari Sabtu 0,038 ton. Di ruas Jalan IAIN Raden Intan terbesar pada hari Senin sebesar 0,0066 hari Selasa sebesar 0,0067 ton dan hari Sabtu 0,0039 ton. Kuantitas kendaraan yang terbanyak melintas di ruas IAIN Raden Intan adalah hari Senin sebanyak 1062 kendaraan diikuti hari Selasa sebanyak 1091 kendaraan dan hari Sabtu sebanyak 558 kendaraan. Jumlah rata-rata jenis mobil penumpang berbahan bakar premium pada hari Senin 8,8%, hari Selasa 8,7%, dan hari Sabtu 23,3%. Jumlah rata-rata untuk kendaraan roda dua yaitu hari Senin 87,3% lalu hari Selasa 89,7%, dan hari Sabtu 73,2% sehingga emisi karbon dioksida terbesar pada hari Senin 0,0066 ton, lalu hari Selasa 0,0067 ton dan hari Sabtu 0,0039 ton. Tabel 3. Pendugaan Karbon Tersimpan Jenis Pohon pada Lokasi Penelitian Lokasi Diameter Batang dan Jenis Pohon Biomassa(ton/ha) Pendugaan Karbon Tersimpan (ton/ha) > 30 cm Acacia auriculiformis 4 1,84 Albizia saman 8,8 4,04 Leuca leucocephala 1,2 0,55 Delonix regia 6,4 2,94 *A Lagerstromiia speciosa 2,5 1,15 10,52 Acacia auriculiformis 1,8 0,82 Araucaria heterophylla 2,6 1,19 Swietenia macrophylla 1,3 0,59 2,6 > 30cm Acacia auriculiformis 16,1 7,40 Cocos nucifera 0,3 0,13 Palm 0,6 0,28 **B Lagerstromiia speciosa 11,2 5,15 Swietenia macrophylla 10,1 4,65 17,61 Acacia auriculiformis 10,3 4,73 Leuca leucocephala 6,5 2,99 7,72 Keterangan : *A : IAIN Raden Intan **B : Jalan Sultan Agung 3.4 Pendugaan Karbon Tersimpan Nilai karbon tersimpan ditentukan dengan pengukuran biomassa pohon. Karbon tersimpan merupakan 46% dari biomassa pohon yang diukur (Kurniatun, Hairiah, 2007). Biomasa pohon (dalam berat kering) dihitung menggunakan "allometric equation" berdasarkan pada diameter batang setinggi 1,3 m di atas permukaan tanah (dalam cm). Hasil perhitungan rata-rata pendugaan karbon tersimpan dengan diameter jenis pohon > 30 cm dan di Jalan Sultan Agung Bandar Lampung serta IAIN Raden Intan Lampung disajikan pada Tabel 4. Data tersebut menunjukan bahwa jumlah pendugaan karbon tersimpan paling banyak di Jalan Sultan Agung, selain karena pembobot luas yang besar, besarnya karbon tersimpan pada Jalan Sultan Agung juga dikarenakan jumlah pohon per satuan 108

luasnya lebih besar dibanding dengan lokasi IAIN Raden Intan. Jenis pohon yang diduga menyimpan karbon paling banyak di IAIN Raden Intan adalah Albizia saman sebesar 4,04 ton, pada Jalan Sultan Agung adalah Acacia auriculiformis 7,40 ton. Perbedaan jumlah cadangan karbon pada setiap lokasi penelitian disebabkan karena perbedaan kerapatan tumbuhan pada setiap lokasi. Cadangan karbon pada suatu sistem penggunaan lahan dipengaruhi oleh jenis vegetasinya. Suatu sistem penggunaan lahan yang terdiri dari pohon dengan spesies yang mempunyai nilai kerapatan kayu tinggi, biomassanya akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan lahan yang mempunyai spesies dengan nilai kerapatan kayu rendah. Tingginya nilai kerapatan kayu ini menunjukkan banyak jenis pohon tersebut pada dua lokasi ini. Jadi kerapatan kayu pohon Acacia auriculiformis di Jalan Sultan Agung mempunyai biomassa yang lebih tinggi karena di jalan ini pohon Acacia auriculiformis sangat banyak ditanam di lokasi ini. Selain itu pohon ini mempunyai cabang yang banyak, percabangannya biasanya tumbuh dibawah dbh (dbh= diameter at breast height = 1,3 dari permukaan tanah). Satu pohon Acacia auriculiformis bisa saja mempunyai 2 atau 3 cabang yang tumbuh dibawah dbh (dbh= diameter at breast height = 1,3 dari permukaan tanah). Untuk kerapatan kayu tertinggi di IAIN Raden Intan jenis pohon Albizia saman merupakan pohon yang mempunyai biomassa yang lebih tinggi dikarenakan banyak jenis pohon ini di lokasi tersebut. Sebaiknya untuk pohon yang akan ditanam di daerah jalur hijau jalan adalah jenis pohon yang mempunyai proses pertumbuhan yang cepat, daya serap karbon yang tinggi, kayu yang kuat dan tidak membahayakan pengemudi kendaraan yang melintas di jalan tersebut. Selain itu pohon yang ada di jalur hijau dapat bermanfaat memperbaiki dan mempengaruhi iklim mikro seperti menurunkan suhu sekitar, menyegarkan udara, menyerap air hujan, memelihara ekosistem, melindungi plasma nutfah, pelembut arsitektur bangunan, membuat kadar oksigen yang bertambah karena adanya proses asimilasi dan evapotranspirasi dari tanaman. 4. SIMPULAN Dari hasil penelitian diketahui bahwa : a. Keanekaragaman jenis pohon yang ditemukan di IAIN Raden Intan adalah Acacia auriculiformis, Albizia saman, Leuca leucocphala, Delonix regia, Lagerstromiia speciosa, Araucaria heterophylla dan Swietenia macrophylla. Keanekaragaman jenis pohon yang ditemukan di Jalan Sultan Agung adalah Acacia auriculiformis, Cocos nucifera, Palm, Lagerstromiia speciosa, Swietenia macrophylla dan Leuca leucocphala. b. Potensi karbon tersimpan dalam pohon berdiameter > 30 cm dan di Jalan Sultan Agung sebesar 25,33 ton/ha sedangkan di Jalan Sultan Agung sebesar 13,12 ton/ha. PUSTAKA Bakri. 2009. Analisis Vegetasi dan Pendugaan Cadangan Karbon Tersimpan Pada Pohon di Hutan Taman Wisata Alam Taman Eden Desa Sionggang Utara Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir. Tesis Sarjana. Medan: Universitas Sumatera Utara. Hairiah, Kurniatun. 2007. Pengukuran Karbon Tersimpan Di Berbagai Macam Penggunaan Lahan. Indonesia: World Agroforestry Centre. Pradiptiyas, Driananta.---. Analisis Ruang Terbuka Hijau Sebagai Penyerap Emisi CO 2 di Perkotaan Menggunakan Program Stella. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya Setiawan, Agus. 2005. Keanekaragaman Jenis Pohon dan Penyimpanan Karbon Jalur Hijau Kota Bandar Lampung. Bandar Lampung: Jurnal Hutan Tropika I Nomor 1. Setiawan, Agus. 2006. Keanekaragaman Jenis Pohon dan Burung di Beberapa Areal Hutan Kota Bandar Lampung. Bandar Lampung: Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol XII No 1-13. Sutaryo, Dandun. 2009. Penghitungan Biomassa. Bogor: Wetlands International Indonesia Programme. Tarigan, Abner. 2009. Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara 109