III. KERANGKA PEMIKIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB II LANDASAN TEORI

IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

III KERANGKA PEMIKIRAN

VII. RENCANA KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

III. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN TEORI

III. KERANGKA PEMIKIRAN. dengan penelitian kelayakan pengembangan usaha akarwangi (Andropogon

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

A. Kerangka Pemikiran

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

ANALISIS SENSITIVITAS (SENSITIVITY ANALYSIS) DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

VIII. ANALISIS FINANSIAL

IV. METODE PENELITIAN

A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah Bangunan Peralatan Produksi Biaya Praoperasi*

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

9 Universitas Indonesia

METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN KELAS ALAM TERBUKA KEBUMIAN DAN LINGKUNGAN BERKONSEP REKREASI DAN INSPIRASI UNTUK ANAK DI SURABAYA

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data

BAB III LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create value) melalui penciptaan barang dan jasa (create of good and service) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi. Bisnis sebagai suatu sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat (bussinessis then simply a system that produces goods and service to satisfy the needs of our society) (Huat 1990) 4. Menurut Brown dan Petrello (1976), bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat 5. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba (Business is an institution which produces goods and services demanded by people). Griffin dan Ebert (1996) mengatakan, Business is an organization that provides goods or services in order toearn provit 6. Sejalan dengan definisi tersebut, aktifitas bisnis melalui penyediaan barang dan jasa bertujuan untuk menghasilkan profit (laba). Suatu perusahaan dikatakan menghasilkan laba apabila total penerimaan pada suatu periode (Total Revenues) lebih besar dari total biaya (Total Costs) pada periode yang sama. Laba merupakan daya tarik utama untuk melakukan kegiatan bisnis, sehingga melalui laba pelaku bisnis dapat mengembangkan skala usahanya untuk meningkatkan laba yang lebih besar. Setiap bisnis atau perusahaan berusaha mengolah bahan untuk dijadikan produk yang diperlukan oleh konsumen produk dapat berupa barang atau jasa. Tujuan perusahaan membuat produk adalah untuk mendapatkan laba, yakni imbalan yang diperoleh perusahaan dari penyediaan suatu produk bagi konsumen. 4 5 6 Novianto. 2009. Konsep dan Fungsi Bisnis. http://tris.staff.gunadarma.ac.id [Maret 2012] Ahmad Buldani. 2010. Pengertian Bisnis. http://abuligious.blogspot.com [Februari 2012] Novianto. 2009. Konsep dan Fungsi Bisnis. http://tris.staff.gunadarma.ac.id [Maret 2012]

Analisis bisnis adalah suatu metode untuk menentukan pilihan berbagai penggunaan yang kompetitif dari sumberdaya-sumberdaya dengan cara sederhana. Pada dasarnya analisis bisnis adalah menaksir manfaat dan biaya suatu usaha serta merumuskannya menjadi alat ukur yang berlaku umum. Menurut Kasmir dan Jakfar (2007), Studi Kelayakan Bisnis merupakan suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidaknya usaha tersebut dijalankan. Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam tersebut dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang sedang atau akan dijalankan tersebut dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang sedang atau akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Menurut Kadariah et al (1978), adapun tujuan analisis kegiatan usaha adalah: (1) menghindari keuntungan yang dicapai dari investasi suatu usaha; (2) menghindari pemborosan sumberdaya dengan tidak melaksanakan usaha yang tidak menguntungkan; (3) mengadakan penilaian terhadap peluang investasi yang ada, sehingga dapat dipilih alternatif usaha yang paling menguntungkan; dan (4) menentukan prioritas usaha. Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), suatu usaha dapat berhasil apabila memenuhi kriteria manfaat investasi sebagai berikut: (1) manfaat ekonomis terhadap usaha itu sendiri; (2) manfaat bagi negara tempat usaha itu dilaksanakan; dan (3) manfaat sosial tersebut bagi masyarakat di sekitar tempat usaha. Dalam melakukan studi kelayakan perlu memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan secara seksama untuk menentukan bagaimana manfaat yang akan diperoleh dari suatu investasi tertentu dan harus dipertimbangkan pada setiap tahap dalam perencanaan usaha dan siklus pelaksanaan. Secara umum aspekaspek yang diteliti dalam studi kelayakan bisnis meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek soial ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek finansial. 21

1. Aspek Pasar Berkaitan dengan adanya peluang pasar untuk suatu produk yang akan di tawarkan oleh suatu proyek tersebut. Mencakup potensi pasar (jumlah konsumen potensial, konsumen yang mempunyai keinginan atau hasrat untuk membeli) dan perkembangan/ pertumbuhan penduduk (daya beli dan pemasaran yang menyangkut tentang strategi yang digunakan untuk meraih sebagian pasar potensial atau peluang pasar atau seberapa besar pengaruh strategi tersebut dalam meraih besarnya market share) 2. Aspek Teknis Aspek teknis yaitu analisa yang berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan output (produksi) berupa barang dan jasa. Aspek teknis memiliki pengaruh yang besar terhadap kelancaran jalannya usaha. Evaluasi ini mempelajari kebutuhan-kebutuhan teknis proyek, seperti karakteristik produk yang diusahakan, lokasi di mana proyek akan didirikan dan sarana pendukungnya, serta layout bangunan yang dipilih (Husnan dan Suwarsono 2000). Dalam suatu usaha, hubungan aspek-aspek teknis sangat menentukan keberhasilan usaha terutama keberhasilan proses produksi. Masing-masing komponen dalam aspek teknis ini saling terkait satu sama lain dan ketidaklayakan salah satu komponen akan mengganggu proses produksi secara keseluruhan. 3. Aspek Manajemen Aspek ini berhubungan dengan penetapan institusi atau lembaga proyek yang harus mempertimbangkan struktur kelembagaan, pola sosial dan budaya yang ada pada suatu daerah atau negara setempat. Aspek ini meneliti sistem manajerial suatu usaha antara lain kesanggupan dan keahlian staf dalam menangani masalah proyek. Evaluasi aspek manajemen operasional bertujuan untuk menentukan secara efektif dan efisien mengenai bentuk badan usaha yang dipilih, struktur organisasi yang akan digunakan, jenis-jenis pekerjaan yang diperlukan agar usaha tersebut dapat berjalan dengan lancar serta kebutuhan biaya gaji dan upah tenaga kerja (Umar 2005). 22

4. Aspek Hukum Berkaitan dengan keberadaan secara legal dimana proyek akan dibangun yang meliputi ketentuan hukum yang berlaku termasuk sertifikat, akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/ CV atau berbentuk badan hukum lainnya, NPWP, dan izin lainnya yang diperlukan dalam menjalankan usaha. Suatu perusahaan yang layak, perlu memenuhi persyaratan legalitas agar mempermudah hubungan ke luar perusahaan, memiliki kekuatan hukum, diakui serta terikat kebijakan hukum yang berlaku. 5. Aspek Ekonomi dan Sosial Berkaitan dengan dampak yang diberikan kepada masyarakat karena adanya suatu proyek tersebut. Dari sudut ekonomi, apakah proyek dapat mengubah atau justru mengurangi income per capita panduduk setempat. Seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita penduduk, pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR, dll. Dari segi sosial, apakah dengan keberadaan proyek wilayah menjadi semakin ramai, lalulintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan lainnya, pendidikan masyarakat setempat. 6. Aspek Finansial Berkaitan dengan sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan. Menurut Gittinger (1986), aspek-aspek finansial dari persiapan dan analisis usaha menerangkan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu usaha yang diusulkan terhadap para peserta. 3.1.2. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis Manfaatnya dalam studi adalah sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, baik persetujuan ataupun penolakan terhadap kelayakan suatu rencana bisnis yang akan direalisasikan sesuai dengan kepentingan pihak yang terkait didalamnya. Adapun pihak-pihak yang membutuhkan laporan studi kelayakan bisnis adalah sebagai berikut: (1) pihak investor, investor adalah pemilik modal yang memiliki kepentingan langsung tentang keuntungan yang akan diperoleh serta 23

jaminan keselamatan atas modal yang ditanamkannya; (2) pihak kreditor, dari pihak ini dana bisa dipinjamkan yang pada akhirnya keputusan pemberian pinjaman dipertimbangkan setelah melakukan kajian ulang studi kelayakan bisnis yang telah dibuat sebelumnya; (3) pihak manajemen perusahaan, sebagai pihak yang memberikan kebijakan terhadap langkah perencanaan dari studi kelayakan bisnis tersebut sebagai bentuk realisasi dari ide proyek dalam rangka meningkatkan laba perusahaan; (4) pihak pemerintah dan masyarakat, ini disebabkan karena adanya kebijakan pemerintah yang akan mempengaruhi kebijakan perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung terkait prioritas pemerintah sebagai unsur pendukung rencana yang akan dijalankan; dan (5) bagi tujuan pembangunan ekonomi, sebagai analisis manfaat yang akan didapat dan biaya yang akan ditimbulkan oleh proyek terhadap perekonomian nasional. Aspek-aspek yang perlu dianalisis untuk mengetahui biaya dan manfaat tersebut antar lain ditinjau dari aspek kebijakan pemerintah, distribusi nilai tambah pada seluruh masyarakat, nilai investasi per tenaga kerja, pengaruh sosial, serta analisis kemanfaatan dan beban sosial. 3.1.3. Teori Biaya dan Manfaat Dalam menganalisis suatu usaha tujuan analisis harus disretai dengan defenisi biaya dan manfaat. Menurut Mulyadi (2001), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Biaya dapat dibedakan sebagai berikut: (1) biaya modal, yaitu pengeluaran yang akan memberikan manfaat/benefit pada periode akuntansi atau pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada periode akuntansi yang akan datang; (2) biaya operasional, yaitu kebutuhan dana yang diperlukan pada saat usaha mulai dilaksanakan; dan (3) biaya lainnya seperti pajak, bunga, dan pinjaman Manfaat adalah sesuatu yang dapat menimbulkan kontribusi terhadap suatu bisnis. Manfaat (benefit) dapat dibedakan menjadi: (1) manfaat langsung (direct benefit) yaitu manfaat yang diperoleh dari adanya kenaikan fisik dan atau dari penurunan biaya; (2) manfaat tidak langsung (indirect benefit) yaitu manfaat yang disebabkan adanya usaha tersebut dan biasanya dirasakan oleh orang-orang tertentu dan masyarakat berupa adanya effect multiplier, skala ekonomi yang lebih 24

besar dan adanya perubahan produktifitas tenaga kerja disebabkan keahlian; dan (3) manfaat yang tidak dapat dilihat dan sulit dinilai dengan uang (intangible benefit) misalnya perbaikan pendapatan, peningkatan ketahanan nasional, dan lain-lain. 3.1.4. Analisis Finansial Menurut Husnan dan Sarwono (2000), analisis finansial adalah analisis yang digunakan untuk membandingkan antara biaya dan manfaat untuk menentukan apakah suatu usaha akan menguntungkan selama umur usaha. Analisis finansial terdiri dari: 1. Net Present Value (NPV) Keuntungan netto suatu usaha adalah pendapatan bruto dikurangi jumlah biaya. Maka, NPV suatu proyek adalah selisih present value arus benefit dengan present value arus biaya. Suatu proyek dapat dinyatakan bermanfaat untuk dilaksanakan apabila NPV proyek tersebut sama atau lebih besar dari nol. Jika NPV samadengan nol, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar social opportunity cost faktor produksi modal. Jika NPV lebih kecil dari nol, proyek tidak dapat menghasilkan senilai biaya yang dipergunakan dan oleh sebab itu pelaksanaannya harus ditolak (Gray, Clive, dkk. 1992). 2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Rasio) Rasio manfaat dan biaya atau net benefit cost (B/C ratio) adalah nilai nilai perbandingan antara jumlah present value yang bernilai positif (pembilang) dengan present value yang bemilai negatif (penyebut). Nilai net B/C ratio menunjukkan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah (Husan dan Suwarsono 2000). 3. Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return adalah discount rate yang menyamakan nilai sekarang (present value) dari arus kas masuk dan nilai investasi usaha atau dapat didefenisikan sebagai tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang (present value) dari arus kas yang diharapkan di masa datang. Dengan kata lain, IRR adalah discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Jika biaya modal suatu usaha lebih besar dari IRR, maka NPV 25

menjadi negatif, sehingga usaha tersebut tidak layak untuk diambil (Kasmir dan Jakfar, 2007). 4. Payback Period (PBP) Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara pengeluaran investasi dengan cash inflow yang hasilnya merupakan satuan waktu (Umar, 2005). Selama proyek dapat mengembalikan modal/ investasi sebelum berakhirnya umur proyek, berarti proyek masih dapat dilaksanakan. 3.1.5. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas merupakan suatu analisis untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah. Tujuan analisis sensitivitas yaitu: (1) menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan didalam perhitungan biaya atau manfaat; (2) analisis kelayakan suatu usaha ataupun bisnis perhitungan umumnya didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa yg akan terjadi di waktu yang akan datang; dan (3) analisis pascainvestasi yang digunakan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan kondisi ekonomi dan hasil analisa bisnis jika terjadi perubahan atau ketidaktepatan dalam perhitungan biaya atau manfaat. Bisnis sangat sensitif atau peka terhadap perubahan akibat beberapa hal, yaitu : (1) perubahan harga (terutama harga output), (2) keterlambatan, (3) kenaikan biaya ("cast over run"), (4) ketidaktepatan dan perkiraan hasil (produksi). Terutama bila cara produksi baru yang sedang diusulkan yang dipakai sebagai ukuran atau informasi agronomis terutama didasarkan pada hasil penelitian. Analisis sentivitas dilihat terhadap kelayakan bisnis terhadap perbedaan dari perkiraan hasil bisnis dengan hasil yang betul-betul dihasilkan di lokasi bisnis. 26

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Peluang pengembangan usaha peternakan itik cukup prospektif dengan pasar domestik yang cukup potensial. Usaha pembibitan itik memiliki prospek yang berkembang di masa yang akan datang. Pembibitan itik merupakan mata rantai penting dalam suplai itik nasional yang dituntut dapat memberikan kontribusi besar dalam penyediaan bahan baku maupun bahan jadi bagi industri ternak nasional. Dalam usaha pembibitan itik, setiap biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi baik biaya tetap maupun biaya variabel perlu diperhitungkan. Hal ini agar beberapa tarif yang ditetapkan dalam proses pembibitan serta harga jual produk. Biaya-biaya yang dikeluarkan adalah biaya tetap dan variabel atau disebut biaya produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan suatu usaha dari pembibitan itik. Usaha pembibitan itik memiliki produktivitas yang berbeda-beda. Untuk itu diperlukan analisis kelayakan untuk menghasilkan keuntungan optimal. Dalam penilaian kelayakan usaha maka ada beberapa komponen yang harus dilihat yaitu biaya produksi, pendapatan, serta analisis finansial (NPV, IRR, Net B/C, Discount PP). Dengan menganalisa beberapa komponen ini, maka dapat diketahui bahwa secara finansial apakah usaha pembibitan itik di tempat penelitian layak untuk dikembangkan. Kerangka pemikiran operasional yang digunakan dapat dilihat pada gambar 2. 27

Usaha pembibitan itik Adanya tren permintaan terhadap itik, namun terkendala pada pemenuhan jumlah kebutuhan pasar Adanya prospek dan peluang bisnis itik Apakah usaha pembibitan itik CV. Usaha Unggas layak dijalankan Aspek non Finansial: Aspek Finansial : Aspek pasar Aspek teknis Aspek manajemen Aspek sosial, ekonomi dan budaya Aspek Lingkungan Analisis Kriteria Investasi (NPV, IRR, Net B/C, PBP) Analisis Sensitivitas Skenario I (usaha pembibitan itik) Skenario II (usaha pembibitan + pembesaran itik) Pengusahaan pembibitan itik Layak Usaha terus dilanjutkan dan dapat menjadi bahan masukan bagi pemilik CV. Usaha Unggas maupun pengusaha baru. Tidak Layak Dilakukan perbaikan dan pengembangan usaha atau diinvestasikan ke usaha lain Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional 28