PUSTAKAWAN MASA KINI. Ade Uswatun. Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan profesionalisme pustakawan

SAMBUTAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI PADA ACARA PELANTIKAN PENGURUS PUSAT IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE TANGGAL, 22 JANUARI 2007

PENGEMBANGAN PROFESI PUSTAKAWAN?

PENTINGNYA SERTIFIKASI PUSTAKAWAN BAGI PUSTAKAWAN DI PTN/PTS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Jabatan Fungsional Pustakawan Berdasarkan Permenpan dan RB Nomor 9 Tahun 2014

by Opong-Sosialisasi Perka No. 2 Th 2017-Perpusnas 18 Juli 2017

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Seminar, Workshop & Munas FPPTI. Pendahuluan. Latar Belakang Pentingnya Sertifikasi Kesejahteraan Rakyat. Pertumbuhan ekonomi Daya Saing

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Menara Peninsula Hotel Jl. Letjend S. Parman Kav 79, Slipi Jakarta Tanggal November 2006

KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL

AYO JADI PUSTAKAWAN. Yuniwati Pustakawan Muda UNDIP

PERAN PUSTAKAWAN DALAM PEMBENTUKAN CITRA PERPUSTAKAAN

TANTANGAN PUSTAKAWAN INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN. Sri Suharmini Wahyuningsih 1 Abstrak

Peran lembaga pendidikan ilmu perpustakaan dan informasi dalam mempersiapkan kompetensi lulusan

dr. UNTUNG SUSENO SUTARJO, M.Kes Kepala Badan PPSDM Kesehatan, Kemenkes RI

STRATEGI PUSTAKAWAN SUKSES UJI SERTIFIKASI

PENGANGKATAN PNS DALAM JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN MELALUI PENYESUAIAN/INPASSING

Peningkatan Kompetensi & Profesionalisme Tenaga Perpustakaan

KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBIJAKAN

Pustakawan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara menyongsong world class library. Habiba Nur Maulida

PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia PEDOMAN PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI TERBAIK TINGKAT NASIONAL TAHUN 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataupun gudang penyimpanan buku yang hanya berfungsi untuk menampung. buku-buku tanpa dimanfaatkan semaksimal mungkin.

PEDOMAN PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI TERBAIK TINGKAT NASIONAL TAHUN 2015

SAMBUTAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI PADA RAPAT KERJA PUSAT XVII DAN SEMINAR ILMIAH PUSTAKAWAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

Warta Perpustakaan Undip Edisi Oktober 2017

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kegiatan pendidikan yang mempunyai kemampuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan teknis untuk mengisi jenjang kerja tertentu. 1. ketrampilan, dan sikap kerja, sesuai dengan unjuk kerja yang

Substansi RUU Pendidikan Tinggi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG KEINSINYURAN: Harapan Baru Tingkatkan Profesionalisme Insinyur Oleh: Wiwin Sri Rahyani*

BAB I. PENDAHULUAN. pustakawan. Pustakawan merupakan seseorang yang memiliki kompetensi

1.4 Metodologi Penelitian

PROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu tinggi, dan sarana prasarana transportasi yang lebih

KUALIFIKASI DAN KRITERIA, TUGAS, TANGGUNG JAWAB, DAN WEWENANG JABATAN AKADEMIK DOSEN

REKOMENDASI SARASEHAN PUSTAKAWAN KEAHLIAN DI LINGKUNGAN PERPUSTAKAAN NASIONAL The Media Hotel & Towers Jakarta Senin, 29 Agustus 2016

SAMBUTAN KETUA UMUM PENGURUS PUSAT IPI PADA KONGRES KE X DAN SEMINAR ILMIAH NASIONAL IPI 2006

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Le

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa globalisasi saat ini sangat diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

LAPORAN AKHIR PENELITIAN PUSTAKAWAN

2017, No Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 3. Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tentan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses globalisasi merupakan keharusan sejarah yang tidak mungkin

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Etty Andriaty dan Hendrawaty

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG

PERAN PUSTAKAWAN DI ERA INFORMASI

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

PENINGKATAN KINERJA TIM PENYUSUN UNSUR PENILAIAN DAN ANGKA KREDIT PUSTAKAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan membawa dampak yang signifikan bagi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,

EKSISTENSI DAN KOMPETENSI PUSTAKAWAN

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG

LAPORAN WORKSHOP. 27 November 2014 Di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB) Bandung

JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DI DAERAH (JFP2UPD) DAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR (JFA)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

RPSEP-82 MEMBANGUN BUDAYA ORGANISASI DAN KODE ETIK PUSTAKAWAN SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DAN PROFESIONALISME.

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERAN PUSTAKAWAN SEBAGAI PEKERJA PROFESIONAL, SEBAGAI ANGGOTA PROFESI DAN SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL Oleh: M. Ali Nur Hasan Islamy, S.

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI PENGAWAS SEKOLAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah kota Malang mengharapkan supaya semua pegawai negeri tak

PENGARUH HASIL PEMBINAAN PUSTAKAWAN SEKOLAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN SMAN 3 CIMAHI

PEDOMAN PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI TERBAIK TINGKAT NASIONAL TAHUN 2016

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

Catatan Kecil Tentang Arsiparis Indonesia

SUMBERDAYA MANUSIA PUSTAKAWAN: SEBAGAI SALAH SATU JENJANG KARIR 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip.Lib., M.Sc. 2

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEMBANGUN CITRA PUSTAKAWAN IAIN-SU MEDAN

REGULASI DAN IMPLEMENTASI BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 45. Kiat-Kiat Memperoleh Angka Kredit Optimal

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KEIKUTSERTAAN PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG- UN

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb

Prof. dr Ali Ghufron Mukti., MSc., PhD NIP

2017, No KEP/58/M.PAN/6/2004 tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat dan Angka Kreditnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seb

MANAJEMEN KARIR JABATAN FUNGSIONAL

IPI Dalam Sertifikasi Pustakawan

MODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN TIM PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN ANALIS KEPEGAWAIAN

Manfaat standar kompetensi dan etika profesi dalam peningkatan profesionalisme pustakawan 1

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor

REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI AGAMA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

Transkripsi:

PUSTAKAWAN MASA KINI Ade Uswatun Program Studi Sistem Informasi UIN Sumatera Utara Abstract This article describes about recognition of librarians today. Librarians should have expertice and improve their education to be higher today. Key words: Librarian, Digital Era Pendahuluan Perkembangan pengelola perpustakaan di Indonesia masa kini telah mendapat titik terang pada era baru ini yang merupakan jembatan emas untuk perkembangan dimasa-masa mendatang. Profesi pustakawan dahulu dipandang sebelah mata oleh khalayak, karena perpustakaan dianggap sebagai gudang buku dan tempat orang-orang buangan yang tidak disenangi atau tidak dibutuhkan. Namun, masih ada lembaga atau institusi yang belum memanfaatkan pengelola perpustakaannya dengan tenaga profesional yang berlatar belakang pendidikan ilmu perpustakaan. Bahkan muncul suatu pendapat yang sangat menyedihkan bahwa mereka yang ditempatkan di bagian perpustakaan biasanya merupakan orang buangan dari bagian lain yang sudah tidak mempunyai potensi atau tak bisa berkembang lagi. Mereka lantas dibekali dengan kursus atau pelatihan singkat di bidang perpustakaan. Profesi pustakawan di Indonesia relatif baru apabila dibanding dengan profesi lain seperti kedokteran, advokat, guru, wartawan, dan lainnya. Oleh karena itu wajar apabila dalam perjalanannya masih mencari bentuk dan menyesuaikan diri. Dalam proses ini dihadapkan pada beberapa kendala antara lain menyangkut pada pengakuan terhadap ilmu perpustakaan dan 55

profesi pustakawan, rendahnya kinerja pustakawan, dan kurangnya perhatian pada perpustakaan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pustakawan kurang di minati masyarakat yaitu: 1. Menjadi pustakawan tidak perlu memiliki gelar kesarjanaan, 2. Tunjangan pustakawan rendah dibanding tunjangan fungsional lainnya 3. Penampilan pustakawan yang dianggap sebagai penjaga buku. Sebagian anggota masyarakat akademisi juga masih ada yang memandang profesi pustakawan dengan sebelah mata. Sebagian yang lain berpandangan bahwa untuk menjadi seorang pustakawan (bekerja di perpustakaan) tidak harus menempuh jenjang pendidikan tinggi, seperti sarjana dan pascasarjana, namun cukup lulusan sekolah menengah dengan tambahan mengikuti kursus kepustakawanan selama satu atau dua tahun, atau sarjana dari lulusan yang bukan ilmu perpustakaan yang tidak mengikuti pelatihan. Malah ada yang lebih ekstrim lagi cukup dengan mengikuti satu dua seminar/ pelatihan/ workshop kepustakawanan dan dengan bekal satu dua sertifikat saja mereka bisa dengan mudah menyandang titel pustakawan. Padahal untuk menjadi profesi pustakawan diperlukan berbagai keahlian khusus yang menunjang profesi tersebut. Yang tidak kalah menariknya adalah sebuah kenyataan bahwa keterpurukan citra pustakawan dirusak oleh pustakawan sendiri. Pada saat ini kita sedang menyaksikan sebuah fenomena yang memilukan, yaitu para pengelola perpustakaan merasa malu atau minder mengenalkan dirinya sebagai pustakawan. Sampai ada seseorang yang latar pendidikan sampai jenjang S2 perpustakaan, akan tetapi tidak digunakan untuk menunjang kariernya sebagai pustakwan, malah memilih menjadi peneliti pusdokinfo dengan alasan predikat peneliti lebih keren daripada pustakawan. Demikian juga di kalangan mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan, apabila ditanyakan tentang jurusan yang diambilnya, biasanya dengan malu-malu mengatakannya. Begitu juga banyak terjadi di 56

perusahaan-perusahaan besar, bidang dokinfo yang perpustakaan berada di dalamnya menjadi bidang untuk menampung orang-orang buangan. Ditempatkan di bagian perpustakaan sama dengan dimasukan kedalam peti mati atau karirnya telah berakhir. Pembahasan 1. Pendidikan Pustakawan Seiring berjalannya waktu, anggapan bahwa menjadi pustakawan tidak perlu pendidikan tinggi sudah mulai ditinggalkan masyarakat.profesi pustakawan ikut berperan dalam dunia belajar mengajar dan penelitian didunia pendidikan. Sehingga profesi pustakawan tidak kalah dengan profesiprofesi yang lain.yang sebelumnya masyarakat memandang sebelah mata terhadap pustakawan, perlahan mulai diperhitungkan. Selama ini mungkin masih banyak orang yang belum mengenal dan mengerti profesi pustakawan. Padahal hal ini sering kita temui di perpustakaan. Banyak yang mempunyai anggapan bahwa orang yang bertugas di perpustakaan pekerjaannya adalah penjaga perpustakaan atau penjaga buku. Kalau kita cermati, profesi pustakawan sesungguhnya tidak kalah penting dengan profesi-profesi lain seperti Guru, Dokter, Polisi dan lain sebagainya. Di bidangnya, pustakawanlah yang memegang peranan mengendalikan fungsi dan jalannya sebuah perpustakaan. Ia juga mempunyai peran penting dalam proses mengumpulkan, mengolah dan mengelola informasi maupun ilmu pengetahuan dengan cara atau sistem tertentu sampai siap disebarluaskan dan dimanfaatkan oleh masyarakat melalui perpustakaan. Jadi dalam hal ini pustakawan bukanlah penjaga perpustakaan atau penjaga buku. Di dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 24 tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 34 tahun 2007 tentang Perpustakaan pasal 33 ayat 1 dijelaskan Pustakawan memiliki kualifikasi pendidikan akademik paling rendah diploma dua (D-II) dalam bidang perpustakaan dari 57

perguruan tinggi yang terakreditasi.dalam ayat 2 dijelaskan, setiap orang yang memiliki kualifikasi pendidikan akademik paling rendah Diploma dua (D- II) di luar bidang perpustakaan dari perguruan tinggi yang terakreditasi dapat menjadi pustakawan setelah lulus pendidikan dan pelatihan bidang perpustakaan. Pustakawan juga sudah semakin sadar akan kemajuan ilmu dan teknologi, sehingga pustakawan juga berkemampuan untuk meningkatkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi seperti S1, S2 dan bahkan S3. Sehingga anggapan bahwa pustakawan tidak perlu memiliki pendidikan perlu diluruskan. Namun kita tak bisa menyalahkan mereka yang berangapan demikian karena mungkin saja mereka memang belum mengerti bahwa sebenarnya pustakawan adalah tenaga professional dengan kualifikasi pendidikan formal bidang perpustakaan. 2. Tunjangan pustakawan rendah dibanding dengan tunjangan fungsional lainnya Pemerintah Indonesia menghargai keberadaan pustakawan sebagai tenaga professional melalui Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Kepala Administrasi Kepegawaian Negara tahun 1998. Surat keputusan tersebut memberlakukan pustakawan sebagai jabatan yang fungsional. Dalam SE Kementerian keuangan nomor : SE-12/PB/2014tentang pelaksanaan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 71 tahun 2013 tentang tunjangan pustakawan.pemerintah memberikan apresiasi terhadap pustakawan dengan menaikkan tunjangan pustakawan sehingga tidak ketinggalan jauh dengan tunjangan fungsional lainnya. Tabel tunjangan pustakawan: JABATAN FUNGSIONAL JENJANG JABATAN BESARNYA TUNJANGAN PUSTAKAWAN UTAMA Rp. 1.300.000 PUSTAKAWAN PUSTAKAWAN MADYA Rp. 1.100.000 PUSTAKAWAN MUDA Rp. 800.000 58

PUSTAKAWAN PERTAMA Rp. 520.000 PUSTAKAWAN PENYELIA Rp. 700.000 PUSTAKAWAN PELAKSANA Rp. 420.000 LANJUTAN PUSTAKAWAN PELAKSANA Rp. 350.000 Ada tiga indikator yang menandai perkembangan positif profesi pustakawan diindonesia pada masa kini yaitu telang manunggalnya para pustakawan dalam wadah IPI (Ikatan Perpustakaan Indonesia), diakuinya oleh pemerintah bahwa pustakawan itu berkedudukan fungsional dan didirikannya klub perpustakaan Indonesia yang bertujuan membantu usaha pengembangan perpustakaan di dindonesia. Sebenarnya yang jadi penghambat sejak dulu hingga sekarang adalah batasan istilah pustakawan itu sendiri. Dinegara yang sudah maju istilah pustakawan secara tegas dibatasi pada mereka yang secara formal telah menempuh suatu program pendidikan formal tertentu dibidang ilmu perpustakaan atau sejenisnya. Batasan yang memberikan oleh IPI sangatlah luas dan terbuka sehingga ciri profesionalnya menjadi kabur. Begitu pula konsep fungsionalnya pustakawan yang menunjukkan batasan pustakawn yang masih sangat longgar. Berbeda dengan batasan profesi Dokter yang dirumuskan oleh IDI(Ikatan Dokter Indonesia). Batas profesi itu sangatlah jelas dengan menggunakan patokan jenjang program pendidikan formal tertentu. Karena itulah kiranya salah satu penghambat perkembangan pustakawan sebagai profesi di Indonesia. Apabila masalah ini dapat terpecahkan, dapat diduga kiranya bahwa modal dasar perkembangan yang saat sekarang ini telah dicapai dapat segera dimanfaatkan untuk perkembangan dimasa mendatang yang lebih baik. Pada masa kini masalah-masalah diatas telah terpecahkan oleh UU profesi pustakawan yang telah disahkan oleh anggota DPR (Rapat Paripurna, 59

hari selasa tanggal 2 okrober 2007) dan anggota DPR sepakat menyetujui RUU Perpustakaan menjadi Undang-Undang. Dengan adanya UU Profesi ini maka Profesi Pustakawan bisa disejajarkan dengan profesi lainnya yang ada di Indonesia, seperti dokter, pengacara, insiyur, walaupun dilihat dari segi salary masih jauh dari harapan. Inilah babak baru dunia perpustakaan, setelah sekian lama para pustakawan menunggu adanya UU yang jelas tentang profesinya. UU ini mengatur hak dan kewajiban negara terhadap perpustakaan, profesi pustakawan, kemudian UU ini nantinya akan dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah. Dengan adanya UU Profesi Pustakawan ini, profesi pustakawan sebagai pekerja yang bergelut dibidang perpustakaan mulai diakui eksistensinya oleh Negara dan Masyarakat. 3. Penampilan Pustakawan Pustakawan dalam melayani pengunjung / pengguna perpustakaan, dituntut untuk berpenampilan semenarik mungkin, karena penampilan merupakan hal yang pertama dilihat oleh pengunjung / pengguna perpustakaan. Dengan penampilan awal yang baik, akan memberikan kesan pertama yang baik pula terhadap pengunjung / pengguna perpustakaan,sehingga akan timbul rasa kagum, simpati, dan hormat terhadap pustawawan/karyawan perpustakaan. Dengan penampilan yang buruk akan memberikan kesan yang negatif. Hal ini dikarenakan penampilan merupakan citra perpustakaan dimata pengunjung / pengguna perpustakaan. Dengan penampilan yang baik, citra atau image perpustakaan juga akan baik, demikian pula sebaliknya. Dalam prakteknya, penampilan seseorang tidak dapat dibohongi, artinya penampilan tidak dapat dibuat-buat namun harus dihayati dan dilakukan dengan penuh keikhlasan (kerelaan), Hilangkan rasa keterpaksaan dalam 60

melayani pengunjung/pengguna perpustakaan, karena hal ini akan mengakibatkan penampilan menjadi tidak baik. Citra tersebut bisa dirubah karena menarik tidaknya profesi pustakawan tergantung pada diri pustakawan itu sendiri. Sebab secara formal pemerintah telah mengakui dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Penertiban Aparatur Negara (Menpan) Nomor:33/Men/Pan/1998 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Keputusan tersebut kemudian direvisi menjadi SK Menpan Nomor:132/Kep/M/Pan/12/tahun 2002. Selain itu pustakawan telah memiliki organisasi profesi sebagai wadah yang menampung, merespon, membela, menyalurkan, membina dan mengembangkan anggotanya, baik dalam ruang lingkup nasional yang bernama Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI), Congress of South East Asean Librarians (Consal) untuk tingkat regional, maupun tingkat internasional yang bernama International Federation of Library Associations (IFLA), serta masih banyak forum atau organisasi yang lain. Masa kini kepercayaan pustakawan akan profesinya, para pustakawan ini sudah merasa mantap menekuni dan memegang perpustakaan sebagai profesi dan mereka sekarang tidak malu lagi menyebut dirinya pustakawan. Kalau dahulu orang-orang yang bekerja diperpustakaan adalah orang-orang buangan yang tidak disenangi atau tidak dibutuhkan dibagian lain maka kini petugas perpustakaan dianggap sebagai seorang yang secara khusus dianggap mempunyai keahlian dibidangkanya. Kesadaran masyarakat bahwa pustakawan juga telah membantu berkembangnya kepercayaan diri pada pustakawan tersebut.apalagi dengan pengakuan pemerintah tentang kedudukan pustakawan, masa depan pustakawan akan lebih cerah. Pada dasarnya pustakawan merupakan tenaga profesi dalam bidang layanan informasi didalam perpustakaan. Perpustakaan masa kini sangatlah beda dengan perpustakaan lampau, hal ini disebabkan dengan berkembangya berbagai teknologi informasi yang semakin canggih diterapkan di berbagai perpustakaan. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu 61

perkembangan perpustakaan yang berbasis digial networking. Dengan perkrmbangan tersebut maka pekerjaan pustakawan tidak hanya fokus bekerja di bidang perpustakaan saja. Berikut merupakan strategi pustakawan dalam menghadapi kegiatan perpustakaan masa kini. 1. Pustakawan harus mengerti manajemen perpustakaan di era digital. Manajemen perpustakaan sangatlah penting, perpustakaan di era digital bisa berkembang salakan manajemen perpustakaanya berjalan sesuai prosedur. 2. Pustakawan harus bisa membaca situasi lingkungan kerja. Didalam perpustakaan memiliki pembagian kerja yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing. Maksutnya adalah, setiap pustakawan harus bisa mengargai pkerjaan masingmasing di lingkungan perpustakaan. 3. Pustakawan harus memahami karakter rekan kerja dalam mengembangkan perpustakaan. pada dasarnya karakter seseorang sangatlah berbeda-beda. didunia pekerjaan menilai karakter seseorang sangatlah penting demi melancarkan kegiatan kerja individu maupun kelompok. kaitanya dengan pengembangan perpustakaan, di era digital networking saat ini, knowledge manajemen dan knowledge sharing harus di terapkan, pustakawan yang memiliki ilmu lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain sebaiknya membagi ilmu kepada orang lain dan sebagainya. Kini bukan jamannya lagi pustakawan hanya melayani. Mereka adalah seorang profesional yang harus memiliki kompetensi yang diperoleh dari pendidikan, pelatihan, dan interaksi dari kegiatan-kegiatan ilmiah kepustakawanan. 62

Penutup Saran dan Kesimpulan 1. Profesi perpustakaan era sekarang sudah mulai ada perkembangan jika dibandingkan pada era dahulu. Ada 3 indokator yang awal mula berkembangnya profesi yaitu telah menunggalnya para pustakawan dalam wadah IPI (Ikatan Perpustakaan Indonesia), diakuinya oleh pemerintah bahwa pustakawan itu berkedudukan fungsional dan didirikannya klub perpustakaan Indonesia yang bertujuan membantu usaha pengembangan perpustakaan di dindonesia. Sedangkan dalam segi pendidikan perpustakaan menunjukan perkembangan yang masih muda. Sehingga bias di ambil kemungkinan profesi pustakawanan atau profesi perpustakaan akan lebih cerah dan bergengsi. 2. Dengan kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan perpustakaan di Indonesia terus meningkat. Populasi pengguna jasa informasipun, dari waktu ke waktu terus meningkat. Hal ini menuntutagar pustakawan Indonesia bekerja secara professional, mengkaji, dan memperhatikan kebutuhan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Secara khusus tujuan peningkatan kopentensi pustakawan adalah untuk meningkatkan profesionalisme sebagai pelayanan informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna.. Disamping itu diperlukan suatu standart adanya Standart Nasional Kompetensi Pustakawan Indonesian (SNKPI). Dengan adanya standart tersebut diharapkan pustakawan Indonesia dapat terus menerus meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, serta integritas pribadinya sampai mencapai standart kompetensi yang telah ditentukan agar tidak lain untuk kemakmuran dan sesejahteraan yang lebih. 63

Daftar Pustaka.. Citra Pustakawan. http://celotehaziz.blogdetik.com/tag/citrapustakawan/. Diakses tanggal 27 April 2011... Membangun citra pustakawan Indonesia. http://www.bit.lipi.go.id/masyarakat-literasi/index.php/membanguncitra-pustakawan-indonesia?showall=1. Diakses tanggal 27 April 2011 Nurhadi, Muljani A.1983. Sejarah perpustakaan dan perkembangan di Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset. Oliver, sandra. 2007. Strategi public relations. Jakarta: erlangga. Rachmananta, Dady P.2006. Etika Kepustakawanan. Jakarta: Sagung Seto Sandaran Hati(2008). UU Profesi Perpustakaan diakui oleh Negara. from: http://adi08.blog.unair.ac.id/category/perpustakaan/page/3/, 19 Juni 2008. Soemirat, Soleh dan Ardianto, Elvinaro. 2008. Dasar dasar public relations: Bandung: Remaja Rosdakarya. Sudarsono, Blasius. 2006. Berkaca sebelum keluar rumah: refleksi diri pustakawan dalam Antologi kepustakawanan Indonesia (hal. 74-84). Jakarta: IPI. 64

65