Peningkatan Indeks Warna Kuning Telur dengan Pemberian Tepung Daun Kaliandra (Calliandra calothyrsus) dan Kepala Udang dalam Pakan Itik

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN INDEKS WARNA KUNING TELUR DENGAN PEMBERIAN DAUN KALIANDRA (Calliandra calothyrsus) dan KEPALA UDANG DALAM PAKAN ITIK ELI SAHARA

PERUBAHAN WARNA KUNING TELUR ITIK LOKAL DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG DAUN KALIANDRA

Kususiyah, Urip Santoso, dan Debi Irawan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Kolesterol Daging, Hati dan Telur Puyuh

Yosi Fenita, Irma Badarina, Basyarudin Zain, dan Teguh Rafian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data hasil perhitungan skor warna kuning telur puyuh disajikan pada Tabel 7.

Kususiyah, Urip Santoso, dan Rian Etrias

KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH AYAM PETELUR YANG DIBERI AIR REBUSAN DAUN SIRIH SKRIPSI TEFI HARUMAN HANAFIAH

Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

EFEK PENAMBAHAN TEPUNG KULIT NANAS (Ananas comosus (L) Merr.) DALAM PAKAN TERHADAP JUMLAH TELUR DAN KUALITAS TELUR ITIK

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr.) DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK LOKAL SKRIPSI LILI SURYANINGSIH

RESPON PENGGUNAAN TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus L. Merr.) DALAM RANSUM TERHADAP KOLESTEROL ITIK LOKAL SKRIPSI ALFIAN PUTRA DHIMAR NUGRAHA

PENGGUNAAN KEPALA UDANG SEBAGAI SUMBER PIGMEN DAN KITIN DALAM PAKAN TERNAK (Utilizing of shrimp head as source of pigment and chitin on animal feed)

LAPORAN PENELITIAN. PROFIL ASAM LEMAK PADA TELUR AYAM YANG DIBERI TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus L.Merr) DALAM RANSUM

PENINGKATAN INDEKS WARNA KUNING TELUR DENGAN PEMBERIAN DAUN KALIANDRA (Calliandra calothyrsus) dan KEPALA UDANG DALAM PAKAN ITIK ELI SAHARA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

ISBN: Seminar Nasional Peternakan-Unsyiah 2014

BAB I PENDAHULUAN. untuk mensejahterakan kehidupan makhluknya termasuk manusia agar dapat

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH MENGGUNAKAN SUPLEMEN KATALITIK

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERFORMA AYAM SKRIPSI

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER PERIODE FINISHER YANG DISUPLEMENTASI DENGAN DL-METIONIN SKRIPSI JULIAN ADITYA PRATAMA

Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 28 April 2016 di CV.

PENGARUH PENGGUNAAN POLLARD DAN ASAM AMINO SINTETIS DALAM PAKAN AYAM PETELUR TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KONVERSI PAKAN, DAN PRODUKSI TELUR

Kombinasi Pemberian Starbio dan EM-4 Melalui Pakan dan Air Minum terhadap Performan Itik Lokal Umur 1-6 Minggu

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Alat yang Digunakan dalam Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

PENAMPILAN PRODUKSI DAN KUALITAS DAGING KERBAU DENGAN PENAMBAHAN PROBIOTIK, KUNYIT DAN TEMULAWAK PADA PAKAN PENGGEMUKAN SKRIPSI NOVARA RAHMAT

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta

Analisis Perkembangan Harga Protein Hewani Asal Ternak dan Bahan Pakan Ternak di Kota Padang Tahun 2012

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

SKRIPSI TRESNA SARI PROGRAM STUD1 ILMU NUTFUSI DAN MAKAWAN TERNAK

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

EVALUASI PERTUMBUHAN JANGKRIK KALUNG (Gryllus bimaculatus) YANG DIBERI PAKAN DENGAN CAMPURAN DEDAK HALUS SKRIPSI AMELIA L. R.

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan dimana masing masing ulangan terdiri dari

3 PERFORMA DAN KUALITAS TELUR PUYUH YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG STEROL DARI TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus) DAN MURBEI (Morus alba)

PEMANFAATAN BEKICOT SAWAH (TUTUT) SEBAGAI SUPLEMENTASI PAKAN ITIK UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS ITIK PETELUR DI DESA SIMOREJO-BOJONEGORO

MATERI DAN METODE. Materi

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

PENGARUH PENAMBAHAN FITASE DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA BURUNG PUYUH PETELUR (Coturnix coturnix japonica)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

PENGARUH PENGGUNAAN IKAN PIRIK (LEIOGNATHIDAE) KERING DAN SEGAR TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL PADA PEMELIHARAAN INTENSIF

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

Pengaruh Pemberian Mengkudu (Morinda citrifolia L.)...Cempaka Putri Suciningtyas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

Performan Pertumbuhan dan Produksi Karkas Itik CA [Itik Cihateup x Itik Alabio] sebagai Itik Pedaging

HASIL DAN PEMBAHASAN. Performa Itik Alabio Jantan Rataan performa itik Alabio jantan selama pemeliharaan (umur 1-10 minggu) disajikan pada Tabel 4.

EVALUASI PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN PADA ITIK PEDAGING YANG DIBERI LEVEL AMPAS TAHU YANG BERBEDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

PENAMBAHAN DAUN KATUK

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

PEMBERIAN JUS BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP KUALITAS FISIK TELUR BURUNG PUYUH SKRIPSI. Oleh ARIF PUJIYONO

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

PENAMPILAN ANAK ITIK YANG DIPELIHARA BERDASARKAN KELOMPOK BOBOT TETAS KECIL, BESAR DAN CAMPURAN SKRIPSI KOMARUDIN

PEMANFAATAN JAMU AYAM SEBAGAI FEED SUPLEMENT TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI AYAM BURAS DI DESA GARESSI, KECAMATAN TANETE RILAU, KABUPATEN BARRU

BAB I PENDAHULUAN. peternakan ayam petelur dipengaruhi oleh faktor bibit dan pakan. Pakan

Pengaruh Pemberian Pakan Terbatas Terhadap Produktivitas Itik Silang Mojosari x Alabio (MA): 2. Masa Bertelur Fase Kedua Umur Minggu

PENGARUH PENAMBAHAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

SUBSITUSI DEDAK DENGAN POD KAKAO YANG DIFERMENTASI DENGAN Aspergillus niger TERHADAP PERFORMANS BROILER UMUR 6 MINGGU

I. PENDAHULUAN. juga mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memilki daya adaptasi yang

PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT... PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG JAHE MERAH

PENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER

ENERGI METABOLIS DAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI RANSUM AYAM BROILER YANG MENGANDUNG LIMBAH RESTORAN SEBAGAI PENGGANTI DEDAK PADI

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN FEED ADDITIVE RI.1 DAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER SKRIPSI ATA RIFQI

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

Pemberian Pakan Ayam KUB Berbasis Bahan Pakan Lokal

Ade Trisna*), Nuraini**)

Pengaruh Suplementasi Selenium Organik (Se) dan Vitamin E terhadap Performa Itik Pegagan

Pemberian Tepung Daun Lamtoro (Leucaena Leucocephala) Dalam Ransum Terhadap Performans Burung Puyuh (Coturnix-coturnix Javonica) Nova Sarah Pardede

ABSTRAK. Kata kunci : puree labu kuning, tapioka, bika ambon.

KOMPONEN STEROL DALAM EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus androgynus L. Merr) DAN HUBUNGANNYA DENGAN SISTEM REPRODUKSI PUYUH SRI SUBEKTI

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

NILAI GIZI ECENG GONDOK DAN PEMANFAATAN SEBAGAI PAKAN ternak NON RUMINANSIA NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR

HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh tingkat

PENDAHULUAN. puyuh (Cortunix cortunix japonica). Produk yang berasal dari puyuh bermanfaat

INTERAKSI ANTARA BANGSA ITIK DAN KUALITAS RANSUM PADA PRODUKSI DAN KUALITAS TELUR ITIK LOKAL

Endang Sujana, Siti Wahyuni, Handi Burhanuddin Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

Transkripsi:

Peningkatan Indeks Warna Kuning Telur dengan Pemberian Tepung Daun Kaliandra (Calliandra calothyrsus) dan Kepala Udang dalam Pakan Itik Increasing Index by Using Calliandra Leaves Meals (Calliandra callothyrsus) and Shrimp Head Meals in Duck Diets Eli Sahara Staf Pengajar Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRACT The yolk from intensive duck system mostly has pale color, so it is not interested to consumers. This condition is caused by the changing of raising pattern, from scavenging in to intensive duck system. In intensive duck system, the duck is fed by a mixture of concentrate and rice brand. The yellow pigment of yolk come from forage such as Sauropus androgynus Merr, Leucaena Leucocephala, Calliandra calothyrsus and Ipomoea aquatica and also from animal like shrimp waste (shrimp head). This experiment was used 3 duck (6 month old) and divided in to 3 treatments and 1 replicates, with 1 duck in each replication. The treatment were R1) 1% of basal diets (BD); R2) BD + 6% of Calliandra leaves meals (K) + 3% of shrimp head meals (SH); 3) BD + 6% of K + 6% of SH. The result of the experiment showed that R1 treatment can increase yolk color index with the score, 11 and R2 got 1. There was no significant effect of Calliandra leaves meals and shrimp head meals on consumption and ration efficiency, while for egg production showed the variability among individual duck in each treatment, only 4% in R produced egg, 6 % in R1, and 8% in R2. The highest egg production in each treatment was found in R treatment 75%, in R1 treatment was 66.7%, and in R2 treatment was 5%. Key word : Duck, calliandra leaves, shrimp head, egg yolk colour index ABSTRAK Telur itik yang berasal dari pemeliharaan intensif banyak yang pucat, sehingga kurang disukai oleh konsumen. Hal ini disebabkan oleh perobahan pola pemeliharaan dari sistem gembala ke sistem terkurung karena pada sistem terkurung pakan yang diberikan adalah campuran konsentrat, menir dan dedak. Sumber pigmen penguning warna kuning telur dapat diperoleh dari hijauan seperti daun katuk, lamtoro, kaliandra dan kangkung serta dari hewani seperti limbah udang. Pada penelitian ini digunakan 3 ekor itik umur ± 6 bulan yang dibagi dalam 3 perlakuan dan 1 ulangan dengan masing-masing ulangan terdiri dari 1 ekor itik. Perlakuan 1 adalah RB 1%, perlakuan 2 adalah RB + K 6% + CU 3% dan perlakuan 3 adalah RB + K 6% + CU 6%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan R1 (ransum basal + 6% kaliandra + 3% kepala udang) dapat meningkatkan indeks warna kuning telur dengan skor 11, dan perlakuan R2 (ransum basal + 6% kaliandra + 6% kepala udang) dengan skor 1. Tidak terdapat pengaruh perlakuan kaliandra dan kepala udang terhadap konsumsi ransum dan efisiensi ransum, sedangkan untuk produksi telur terdapat variasi antar individu itik untuk masing-masing perlakuan yaitu itik pada perlakuan R hanya 4% yang bertelur, itik pada perlakuan R1 6% yang bertelur dan itik pada perlakuan R2 8% yang bertelur. Kalau dilihat untuk masing-masing perlakuan, itik yang berproduksi telur tinggi untuk perlakuan R adalah 75%, R1 yang berproduksi tinggi adalah 66.7% dan R2 yang berproduksi tinggi hanya 5%. Kata Kunci : Itik, daun kaliandra, kepala udang, indeks warna kuning telur PENDAHULUAN Warna kuning telur itik yang pucat tidak disukai oleh konsumen, terutama untuk telur itik yang diasin. Hal tersebut sangat mempengaruhi nilai jual dari pada telur itik. Permasalahan yang sering Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 5, No. 1. Januari Juni 21 13

muncul adalah konsumen seringkali memprediksikan warna kuning telur yang cerah ada hubungannya dengan khasiat dan kualitas dari telur sehingga warna kuning telur itik yang pucat akan menurunkan nilai jual dari telur tersebut. Perubahan cara pemeliharaan itik dari sistem ekstensif menjadi intensif menyebabkan warna kuning telur itik pucat. Hal ini disebabkan karena pada pemeliharaan intensif digunakan pakan campuran konsentrat, dedak, menir atau jagung. Bila jagung yang digunakan berwarna putih maka warna kuning telurnya akan pucat. Pada pemeliharaan ekstensif, itik mendapat kesempatan untuk memakan sumber-sumber pigmen penguning telur seperti tanaman hijauan di sawah atau ladang penggembalaan. Untuk menghasilkan warna kuning telur yang pekat dapat ditambahkan pigmen pewarna kuning telur. Pigmen pewarna kuning telur adalah karotenoid. Pigmen tersebut dapat dalam bentuk siap pakai (pigmen sintetis), tanaman hijauan atau bahan alami lain seperti cangkang udang. Bila digunakan pigmen siap pakai akan meningkatkan biaya pakan karena merupakan bahan impor dan harganya mahal. Hewan tidak dapat membuat sendiri karotenoid dalam tubuhnya, karotenoid dapat diperoleh dengan memakan bahan makanan nabati yang banyak mengandung karotenoid. Pigmen karotenoid tersebut sebagian besar terdiri dari lutein dan zeaxanthin yang termasuk dalam istilah xanthophyll. Di Indonesia penelitian menggunakan sumber pigmen alami seperti daun kaliandra, kangkung, daun katuk dan daun lamtoro sudah terbukti dapat meningkatkan indeks warna kuning telur, namun belum diketahui dosis yang dapat menghasilkan warna dengan indeks yang tinggi yaitu antara 1-12. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian dilakukan dengan penggunaan sumber karotenoid dari jenis tanaman dan hewani yaitu tepung daun kaliandra dan tepung kepala udang dalam pakan. Penelitian ini bertujuan meningkatkan indeks warna kuning telur dengan pemberian sumber pigmen alami yaitu kaliandra dan kepala udang serta pengaruhnya terhadap keamanan organ dalam. MATERI DAN METODE Dalam penelitian ini digunakan 3 ekor itik alabio betina dewasa yang terbagi ke dalam 3 perlakuan, 1 ulangan dan masing-masing ulangan terdiri dari 1 ekor itik Itik ditempatkan pada kandang baterai (individual cage) secara acak. Setiap kandang dilengkapi tempat pakan dan tempat air minum yang terbuat dari paralon. Air minum diberikan secara adlibitum. Ransum perlakuan yang digunakan adalah satu tingkat penggunaan kombinasi tepung daun kaliandra dan tepung kepala udang yang dicampurkan ke dalam ransum basal yaitu RO (ransum basal 1% sebagai kontrol), R1 (kaliandra 6% + kepala udang 3%) dan R2 (kaliandra 6% + kepala udang 6%). Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum, produktivitas telur, efisiensi penggunaan ransum, indeks warna kuning telur dan retinol serum itik. data dianalisis secara statistik dan untuk produksi telur ditampilkan secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Ransum Rataan konsumsi pakan per perlakuan selama penelitian, untuk itik yang diberi pakan perlakuan R, R1 dan R2 disajikan pada Tabel 1. Peningkatan Indeks Warna Kuning Telur 14

Tabel 1 Konsumsi ransum itik selama tiga minggu (gram) Perlakuan Konsumsi Ransum (gram) R 2795.53 ± 229.7 R1 2599.4 ± 461.51 R2 2835.8 ± 459.8 Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa konsumsi ransum untuk masingmasing perlakuan hampir sama atau tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Hal ini berarti tidak ada pengaruh perlakuan (pemberian kaliandra dan kepala udang) dalam pakan terhadap konsumsi ransum sehingga tidak mengurangi palatabilitas dari pakan. Produksi Telur Produksi telur masing-masing itik selama 3 minggu untuk 3 ekor itik disajikan dalam Gambar 1. Dari Gambar 1 terlihat bahwa produksi telur masingmasing perlakuan cukup beragam dimana itik pada perlakuan R hanya 4% yang bertelur, itik pada perlakuan R1 6% yang bertelur dan itik pada perlakuan R2 8% yang bertelur. Ini menunjukkan bahwa dari masing-masing perlakuan untuk setiap ulangan terdapat variasi kemampuan berproduksi telur antar individu itik cukup besar, dimana perlakuan R yang berproduksi tinggi 75%, R1 yang berproduksi tinggi 66.7% dan R2 yang berproduksi tinggi hanya 5%. Dari keseluruhan jumlah itik yang bertelur, terdapat itik yang berproduksi tinggi adalah 61%, sedangkan 39 % lagi tergolong itik berproduksi rendah. Penyebab dari rendahnya produksi yang didapat dari penelitian ini perlu dicari jawabannya. Ada 3 faktor penting yang berperan dalam kemampuan itik untuk menghasilkan telur yaitu 1) faktor kebakaan 2) faktor lingkungan dan 3) faktor pakan. Kemungkinan ini erat hubungannya seperti yang dikatakan Hardjosworo et al. (21) bahwa keragaman dalam produktivitas itik lokal sangat tinggi karena itik-itik yang memiliki kemampuan berproduksi tinggi dengan yang rendah di tangan peternak mendapat kesempatan yang sama untuk berkembang biak. Efisiensi Penggunaan Ransum Rataan efisiensi ransum per perlakuan selama penelitian, untuk itik yang diberi ransum R, R1 dan R2 disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Efisiensi ransum terhadap produksi telur total selama penelitian Perlakuan Efisiensi Ransum R.3 ±.18 R1.25 ±.15 R2.23 ±.17 Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 5, No. 1. Januari Juni 21 15

Berpatokan ke produksi telur yang dihasilkan oleh masing-masing itik yang beragam dan konsumsi ransum selama 3 minggu, maka efisiensi ransum untuk masing-masing itik juga berbeda. Dari analisis ragam terlihat ada kecenderungan itik pada perlakuan R mempunyai efisiensi yang lebih baik dari itik pada perlakuan R1 dan R2. Angka efisiensi ransum yang semakin besar menunjukkan efisiensi ransum yang semakin baik karena semakin baik kemampuan itik menggunakan 1 gram ransum untuk menghasilkan telur (gram). Pada perlakuan R terdapat itik yang berproduksi tinggi 75 %, sedangkan itik perlakuan R1 dan R2 Produksi Telur (%) 66.7 7 6 6 53.3 5 4 3 2 6.7 1 R.1 R.2 Produksi Telur Itik selama 3 Minggu R.3 R.4 R.5 R.6 Perlakuan R.7 R.8 R.9 R.1 (a) Produksi Telur (%) 7 6 5 4 3 2 1 63.3 56.7 6.7 6.7 6 33.3 R1.1 R1.2 R1.3 R1.4 R1.5 R1.6 R1.7 R1.8 R1.9 R1.1 Perlakuan (b) Produksi Telur (%) 7 6 5 4 3 2 1 R2.1 66.7 56.7 46.7 16.7 6.7 3.3 3.3 R2.2 Perlakuan R2.3 R2.4 R2.5 R2.6 R2.7 R2.8 R2.9 R2.1 63.3 (c) Gambar 1 Pengaruh pemberian daun kaliandra dan kepala udang terhadap produksi telur itik selama 3 minggu dari 3 ekor itik; a) untuk perlakuan R (itik no 1 sampai 1), b) perlakuan R1 (itik no 1 sampai 1), dan c) perlakuan R2 (itik nomor 1 sampai 1). Peningkatan Indeks Warna Kuning Telur 16

produksinya lebih rendah. Efisiensi ransum itik pada perlakuan R2 paling rendah karena besarnya konsumsi ransum tidak diikuti oleh tingginya produksi telur (5%). Rataan efisiensi ransum penelitian adalah.23.3. Artinya satu gram ransum yang dikonsumsi oleh itik akan menghasilkan berat telur antara.23.3 gram. Indeks Warna Kuning Telur Indeks warna kuning telur dari perlakuan kombinasi kaliandra dan kepala udang dapat dilihat pada Gambar 2. Dari Gambar 2 terlihat perlakuan R1 (6% kaliandra + 3% kepala udang) memberikan indeks warna kuning telur paling tinggi dengan skor 11. Peningkatan indeks warna kuning telur mulai stabil dari hari ke 7 sampai hari ke 14. Pada perlakuan R2 (6% kaliandra + 6% kepala udang) memberikan indeks warna kuning telur dengan skor 1. Perlakuan R memberikan indeks warna kuning telur dengan skor 6. Meningkatnya indeks warna kuning telur dengan pemberian kaliandra dan kepala udang jelas disebabkan oleh pigmen karotenoid yang terkandung dalam kaliandra dan kepala udang. Pemberian kombinasi kaliandra 6% dengan kepala udang 3% (R1) memberikan indeks warna kuning telur paling tinggi (skor 11) dibanding R2 (kaliandra 6% dengan kepala udang 6% ) yaitu 1. Pakan R2 mengandung kepala udang lebih tinggi dari R1, kemungkinan kelebihan khitin yang terdapat dalam pakan R2 tidak mudah dicerna. Hal ini dapat menimbulkan zat-zat gizi termasuk vitamin dan carotene pemberi warna pada kuning telur tidak sempurna terdeposit ke kuning telur. Tetapi pada perlakuan R1 merupakan kombinasi kaliandra dan kepala udang yang tepat. Carotene yang terkandung dalam pakan perlakuan R1 lebih cepat diserap dan dideposisikan ke kuning telur. Suharja (21) menyatakan bahwa proses metabolisme karotenoid berbeda diantara hewan termasuk perioritas jenis-jenis karotenoid yang diserap dalam sistim pencernaan. Kecuali itu deposit pigmen di dalam tubuh ternak juga sangat dipengaruhi oleh kandungan lemak karena karotenoid larut dalam lemak. Sistim pencernaan lemak dalam tubuh dibantu oleh adanya garam empedu yang dihasilkan oleh hati. Garam-garam empedu mempunyai sejumlah peranan yang penting. Garam-garam empedu bergabung dengan lipid untuk membentuk micelles kompleks yang larut dalam air supaya lipid dapat lebih mudah diserap (Ganong 1995). Carotene akan lebih efisien Indeks Warna Kuning Telur Penelitian Lanjutan Skor indeks Warna 12 1 8 6 4 2 R R1 R2 H-1 H-2 H-3 H-4 H-5 H-6 H-7 H-8 H-9 H-1 H-11 H-12 H-13 H-14 Hari Gambar 2 Pola indeks warna kuning telur dengan pemberian pakan R (ransum basal), R1 (6% kaliandra + 3% kepala udang), R2 (6% kaliandra + 6% kepala udang). Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 5, No. 1. Januari Juni 21 17

Skor 7 Skor11 Skor 1 Gambar 6 Indeks warna kuning telur dengan pemberian pakan R (ransum basal), R1 (6% kaliandra + 3% kepala udang),r2 (6% kaliandra + 6% kepala udang). dipergunakan oleh tubuh dalam jumlah sedikit di dalam makanan (Tim Peneliti PAU Pangan dan Gizi-IPB 1993). Oleh sebab itu penyerapan β-carotene bervariasi. Retinol Serum Itik Kadar retinol serum itik untuk masing-masing perlakuan R, R1 dan R2 dapat dilihat pada Tabel 3. Darah diambil pagi hari, dari 2 (dua) ekor itik untuk masing-masing perlakuan, dimana untuk masing-masing perlakuan diambil itik yang bertelur diatas 3% dan dibawah 2% secara acak. Tabel 3 Pengaruh pemberian perlakuan kombinasi kaliandra dan kepala udang dalam pakan terhadap kadar retinol serum itik Perlakuan Kadar retinol serum (µg/dl) R 57.3 R1 34.95 R2 43.2 Pada Tabel 3 terlihat retinol serum R1 dan R2 lebih rendah dibanding retinol serum itik pada perlakuan R. Flora, Bagnasco dan Vainio (1999) menyatakan bahwa konsentrasi karotenoid dalam darah ditentukan oleh level karotenoid dalam ransum. Hal ini terlihat pada perlakuan R1 dan R2 pigmen carotene nya lebih cepat terdeposit ke dalam kuning telur karena kadar lemak dan protein ransum yang berfungsi sebagai carrier pada perlakuan R1 (3.1% lemak dan 22.99% protein ) dan R2 (3.33 % lemak dan 24.16% protein) lebih tinggi dari R (2.79% lemak dan 2.61% protein). Dengan demikian, retinol yang tersedia dalam darah pada perlakuan R1 dan R2 sudah lebih dulu disebarkan ke seluruh folikel yang ada. Pernyataan ini diperkuat oleh Piliang dan Al Haj (2) bahwa asam empedu mempunyai sifat hidrotropik yaitu zat yang mampu mengikatkan dirinya dengan zat-zat yang tidak larut di dalam air sehingga retinol (vitamin A dalam darah) menjadi larut di dalam air dan mudah diserap oleh mukosa usus disebabkan efek asam empedu pada zat-zat tersebut seperti efek asam empedu terhadap asam lemak Hal ini diperkuat oleh indeks warna kuning telur pada perlakuan R1 dan R2 adalah rata-rata 1 yang lebih tinggi dari R rata-rata 5. SIMPULAN Pemberian tepung daun kaliandra dan tepung kepala udang dalam ransum Peningkatan Indeks Warna Kuning Telur 18

tidak berpengaruh terhadap konsumsi ransum dan efisiensi ransum, tapi dapat meningkatkan indeks warna kuning telur paling baik yaitu dengan skor 11. DAFTAR PUSTAKA Flora SD, Bagnasco M, Vainio H. 1999. Modulation of Genotoxic and Related Effects by Carotenoids and Vitamin A in Experimental Models: Mechanistic Issues. Review Mutagenesis. 14: 153-172. Ganong WF. 1995. Fisiologi Kedokteran. Edisi 14. Jakarta: EGG Penerbit Buku Kedokteran. Hardjosworo PS et al. 21. Perkembangan Teknologi Peternakan Unggas Air di Indonesia. Di Dalam : Pengembangan Agribisnis Unggas Air sebagai Peluang Usaha Baru. Prosiding Lokakarya Unggas Air; Bogor: Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Balai Penelitian Ternak Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Hlm 22-41. Piliang WG dan Al Haj S. 26. Fisiologi Nutrisi Vol 1. IPB Press Suharja. 21. Mengendalikan Pigmentasi Kuning Lewat Pakan. Feed Tekno- Industri Pakan Ternak Indonesia Tim Peneliti PAU Pangan dan Gizi-IPB. 1993. Studi Dampak Intervensi Sayuran Sumber Vitamin A Terhadap Status Vitamin A dan Perilaku Konsumsi Sayuran Sumber Vitamin A. Laporan Penelitian. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB. Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 5, No. 1. Januari Juni 21 19