CATATAN PEMERHATI FALAK, SEBUAH KUMPULAN TULISAN. : Manshur Mu thy A Kafy. Copyright 2015

dokumen-dokumen yang mirip
SAATNYA MENCOCOKKAN ARAH KIBLAT. Oleh: Drs. H. Zaenal Hakim, S.H. 1. I.HUKUM MENGHADAP KIBLAT. Firman Allah dalam Surat al-baqarah ayat 144: Artinya:

MAKALAH ISLAM Waktu Praktis Penentuan Arah Kiblat

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON. A. Pengecekan Arah Kiblat Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon

أعمال الحج باللغة اإلندونيسية

BAB IV IMPLEMENTASI RANCANGAN LAYAR

MENYAMBUT ISTIWA UTAMA 16 JULI 2013 ; AYO LURUSKAN ARAH KIBLAT KITA!

BAB IV ANALISIS TERHADAP AKURASI ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SUNAN AMPEL. A. Analisis Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Sunan Ampel

Tata Cara Rangkaian Ibadah Haji

(Fenomena Matahari di Atas Ka bah) Pandapotan Harahap NIM: Abstrak

1. Ihram dari Miqat. Manasik Haji dan Umrah

PENINGKATAN PEMAHAMAN TAKMIR MASJID DI WILAYAH MALANG TERHADAP PENENTUAN AKURASI ARAH KIBLAT

RINGKASAN PROGRAM* IBADAH HAJI KHUSUS PERCIK TOURS

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN BINTANG SEBAGAI PENUNJUK ARAH KIBLAT KELOMPOK NELAYAN MINA KENCANA DESA JAMBU KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. benda-benda langit saat ini sudah mengacu pada gerak nyata. Menentukan awal waktu salat dengan bantuan bayang-bayang

BAB IV ANALISIS TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID AGUNG BANTEN. A. Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Banten

Cara Mudah Penentuan Arah Kiblat

A. Analisis Fungsi dan Kedudukan Deklinasi Bulan dan Lintang Tempat dalam menghitung Ketinggian Hilal menurut Kitab Sullam an-nayyirain

Seri Ilmu Falak. Pedoman Praktis Perhitungan Awal Waktu Salat, Arah Kiblat dan Awal Bulan Qamariyah

BPK SUGENG WURYANTO DIREKTUR UTAMA

HAJI MUNATOUR URAIAN HAJI KOUTA HAJI NON KOUTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam ajaran Islam, menghadap arah Kiblat merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari lintasan benda-benda langit pada orbitnya masing-masing.

Kamus Istilah Haji dan Umroh

BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013

MADRASAH ALIYAH ASSHIDDIQIYAH

KOMITMEN HAJI & UMROH MUNATOUR

LEBARAN KAPAN PAK?? Oleh : Mutoha Arkanuddin Koord. Rukyatul Hilal Indonesia (RHI)

Secara bahasa haji berarti kunjungan, perjalanan, atau ziarah. Secara istilah haji berarti berkunjung atau berziarah ke

BAB III AKURASI ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SUNAN AMPEL. A. Sejarah Masjid Agung Sunan Ampel

BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT

SEGITIGA BOLA DAN ARAH KIBLAT

BAB IV ANALISIS KEAKURASIAN ARAH KIBLAT MASJID SUNAN KALIJAGA KADILANGU DEMAK


BAB IV UJI KOMPARASI DAN EVALUASI QIBLA LASER SEBAGAI ALAT PENENTU ARAH KIBLAT. A. Konsep Penentuan Arah Kiblat Dengan Qibla Laser Setiap Saat Dengan

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam

HAJI PLUS UmrahSunnah

BAB IV AKURASI METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG AT TAQWA BONDOWOSO JAWA TIMUR

Proposal Ringkas Penyatuan Kalender Islam Global

: : :

BAB I PENDAHULUAN. oleh Mbah Shonhaji. Mbah Shonhaji adalah murid Sunan Ampel yang. Sunan Ampel dengan menunjuk jari tangannya ke arah barat, kemudian

BAB V PENUTUP. menghadap ke bangunan Ka bah, shalatnya tidak sah. Sedangkan orang. perbedaan pendapat, adapun pendapat itu adalah :

Disebarluaskan melalui: website: TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

PEMANFAATAN METODE PERGESERAN TITIK BAYANGAN MATAHARI DALAM MENENTUKAN ARAH KIBLAT MESJID AGUNG DAN MESJID JAMI KOTA PALOPO

BAB I PENDAHULUAN. dan seluruh tubuhnya ke arah Ka bah yang berada di Masjidil Haram, karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Menyikapi Fatwa Arah Kiblat. Written by Monday, 19 July :12

PENJELASAN TENTANG HASIL HISAB BULAN RAMADAN, SYAWAL, DAN ZULHIJAH 1436 H (2015 M)

CONTOH PENGUKURAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam

ITINERARY UMRAH 12 HARI

IMKAN RUKYAT: PARAMETER PENAMPAKAN SABIT HILAL DAN RAGAM KRITERIANYA (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA)

PENGENALAN PENGUKURAN ARAH KIBLAT DI TINGKAT MADRASAH IBTIDAIYAH/SEKOLAH DASAR MELALUI MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN SUDUT

Haji dan Umroh. 1 Abdul Syukur al-aziz,buku Lengkap Fiqih Wanita,Anggota IKAPI, Sampangan,2015,hlm.144

Minggu Kelapan WAJIB HAJI: NIAT IHRAM DI MIQAT DAN JENIS HAJI

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB ṠAMARĀT AL-FIKAR

BAB I PENDAHULUAN. Swt. yang utama adalah mendirikan shalat. Perintah ini langsung diturunkan oleh

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SAADOEDDIN DJAMBEK TENTANG ARAH KIBLAT. A. Penentuan Arah Kiblat Pemikiran Saadoeddin Djambek

Unifikasi Kalender Islam di Indonesia Susiknan Azhari

MAKALAH DENDA (DAM) HAJI DAN UMROH Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Administrasi Haji dan Umrah. Dosen: Dr. H. Aden Rosadi. M.

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai penentuan arah kiblat, khususnya di Indonesia sudah

BAB IV ANALISIS PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA KARYA SAĀDOE DDIN DJAMBEK. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Saādoe ddin Djambek dalam

KOMITMEN MUNATOUR 2. KOMITMEN TARBIYAH 3. KOMITMEN PELAYANAN 1. KOMITMEN IBADAH

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang pelayaran sudah dikenal oleh masyarakat dunia. sejak lama. Ekspedisi-ekspedisi besar pernah dilakukan hingga

BAB IV AKURASI ARAH KIBLAT. Sejak arah kiblat ditetapkan menuju Ka bah, seluruh tempat ibadah umat

BAB V PENUTUP. penulis akan menyimpulkan sebagai jawaban dari beberapa pokok-pokok

BAB III AKURASI ARAH KIBLAT MASJID TIBAN AT-TAQWA KETAPANG DAN MASJID KAROMAH HASAN MUNADI NYATNYONO DI KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013

Berhaji & Berumrah Sesuai Sunnah Rasulullah SAW

APLIKASI SEGITIGA BOLA DALAM RUMUS-RUMUS HISAB RUKYAT

BAB I PENDAHULUAN. mengahadap kiblat adalah salah satu syarat sah shalat. Kiblat yang

Cladius Ptolemaus (abad 2) Geosentris

PROGRAM UMROH PLUS TURKI

METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT DENGAN SEGITIGA SIKU-SIKU DARI BAYANGAN MATAHARI SETIAP SAAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

WAJIB HAJI: NIAT IHRAM DI MIQAT DAN JENIS HAJI. Bahagian Bimbingan, Lembaga Tabung Haji

BAB II TINJAUAN UMUM IBADAH HAJI

UMRAH. Umrah artinya berkunjung atau berziarah. Waktunya dapat dilakukan setiap saat. dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.

STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON

POSISI ARAH KIBLAT DENGAN KOORDINAT BUJUR DAN LINTANG DALAM APLIKASI SEGITIGA BOLA LANGIT DI WILAYAH JABODETABEK. M.

ZAARI BIN MOHAMAD HBSC4203_V2 - EARTH AND SPACE / BUMI DAN ANGKASA BUMI DAN ANGKASA A. PENDAHULUAN

PELATIHAN ARAH KIBLAT (TEORI DAN PRAKTEK) BAGI SANTRI MA NIPA DAN MA NIPI RAKHA AMUNTAI

BAB IV ANALISIS METODE HISAB WAKTU SALAT DALAM PROGRAM SHOLLU VERSI 3.10

BAB IV ANALISIS METODE RASHDUL KIBLAT BULAN AHMAD GHOZALI DALAM KITAB JAMI U AL-ADILLAH

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya menentukan arah Kiblat ketika hendak melaksanakan shalat. Bagi

Bab 8. Ibadah: Aspek Ritual Umat Islam

Jurnal Madaniyah, Volume 2 Edisi IX Agustus 2015 ISSN Mustofa Kamal, Laporan Penelitian Teknik Penentuan Arah Kiblat

Assalamu alaikum wr. wb.

Kekeliruan-Kekeliruan Umat Islam di Hari Jumat

BIMBINGAN RINGKAS DAN PRAKTIS MANASIK HAJI & UMRAH sesuai dengan Sunnah

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

PERBEDAAN IDUL FITRI: HISAB, RU YAH LOKAL, DAN RU YAH GLOBAL

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBLE

BAB I PENDAHULUAN. dan hari raya Islam (Idul fitri dan Idul adha) memang selalu diperbincangkan oleh

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN LINGKARAN JAM TANGAN ANALOG. A. Prinsip Penentuan Arah Kiblat dengan Menggunakan Lingkaran Jam

Arah Kiblat Umat Islam Kota Bandung

7. Sabar, Sabar, dan Sabar

METODE PRAKTIS MENENTUKAN ARAH KIBLAT DAN KOREKSI ARAH KIBLAT

Metode Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal Rukyat or Hisab; Local or Global? (Lanjutan)

Transkripsi:

CATATAN PEMERHATI FALAK, SEBUAH KUMPULAN TULISAN Oleh: Manshur Mu thy A Kafy Copyright 2015 Penulis : Manshur Mu thy A Kafy Website : manshuralkaf.wordpress.com Email : h.manshur@yahoo.co.id Facebook : facebook.com/manshuralkaf Editor : Fathul Yasir Fuadi Diterbitkan melalui nulisbuku.com, Pemesanan dapat dilakukan melalui website nulisbuku.com

DAFTAR ISI ARAH KIBLAT Belajar Menjadi Nahkoda, Mencari Koordinat Satu Tempat di Laut... 10 Di Muzdalifah Mencari Arah barat... 19 Hari-hari Meluruskan Arah Kiblat... 22 Salah Kaprah Mujur Ngalor dan Madep Ngulon... 29 Pemikiran Syeikh Nawawi Banten tentang Arah Kiblat... 34 Rashdul Ka bah di Riyadh... 43 Serba Serbi Arah Kiblat: Dari Theodolit, Hingga Gelang Karet... 48 Menebak Penemuan Drs. A. Hambali tentang Arah Kiblat... 55 HILAL Terkesima (Belajar Ngotak Atik)... 64 Hisab Alternatif dalam Menentukan Posisi Hilal Pada Lokasi Rukyat Non-Ideal... 74 Koreksi Koreksi Atas Hisab Hilal Awal Bulan Qomariyah... 83 Kritik Terhadap Hisab Modern... 93 Mengkritisi Kitab Sulam Nayirain... 99 Menyingkap Kewalian Para Ahli Falak... 107

Kenapa Bulan Sabit?... Upaya penyatuan kalender Qomariyah... 112 119 Wilayatul Hukmi dan Waliyul Amri (Dharuri bi Syaukah)... 124 HISAB URFI Bulan Kabisat atau Tahun yang Kabisatnya Satu Bulan?... 136 Candra Sangkala ala Syekh Nawawi al Bantani.. 140 Mengkritisi Hisab Tradisional Petang Wilujengan... 148 Merajut Lorong Waktu... 159 Melacak Asal Usul Pranoto Mongso... 167 Sedikit Tentang Hisab Urfi... 175 BENCET DAN JADWAL WAKTU SHALAT Menjenguk Bencet/ Jidar di Masjid Agung Demak Jawa Tengah... 192 Melengkapi Bencet Dengan Garis Awal Ashar 203 Interpolasi Bukan Interpelasi... 211 Ikhtiati, Dulu, Sekarang Dan Masa Datang... 216 Melengkapi Jadwal Waktu Shalat, Menurut Syeikh Zakaria Al Anshary... 227 Konsep Islam Tentang Malam dan Siang... 236

Di Muzdalifah Mencari Arah Barat T anggal 23 Desember 1974 malam, atau lebih tepatnya menjelang tengah malam, kami para mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga yang bertugas sebagai pramugara dan pramugari haji sedang melaksanakan mabit di Muzdalifah. Dengan waktu yang cukup singkat karena kami adalah bukan jamaah haji regular melainkan petugas pelayan haji, kami mencoba mengoptimalkan waktu dengan cara nanti begitu lewat tengah malam kami akan segera berangkat menuju Mina. Di sana kami akan segera melaksanakan shalat subuh dan kemudian langsung melaksanakan Jumrah Aqabah, bercukur (tahallul) dan sah untuk melepas baju ihram berganti menjadi baju biasa. Selanjutnya kami berangkat menuju Makkah, melaksanakan tawaf ifadhah

dan terakhir melaksanakan sa i. Syukur-syukur kami bisa ikut Shalat Idul Adha di Masjidil Haram. Rencana sudah disusun dan setelah selesai mencari batu untuk jumrah kami menunggu waktu tengah malam dengan santai. Ada yang sekedar rebahan ada juga yang duduk berbincang bermacam-macam hal. Kemudian salah seorang teman ada yang nyeletuk, kalau di sini kita shalat menghadap ke mana? Jawaban teman-teman bermacam-macam. Saya menjawab bahwa karena kita tahu shalat menghadap Ka bah dan menurut peta Muzdalifah ada di timur Makkah, jadi kita shalat menghadap ke arah barat. Semua sepakat tapi permasalahan yang jauh lebih pelik adalah, dimana barat itu? Sama sekali kami tidak mempunyai petunjuk. Di antara kami tidak ada yang membawa kompas. Penunjuk arah dari pemerintah Arab Saudi pun tidak tersedia juga. Teman-teman mempunyai bermacam-macam jawaban atas persoalan pelik itu. Persamaannya mereka semua menebak hanya berdasar feeling saja tanpa argumentasi logis. Lain halnya dengan saya. Pandangan

saya terarah menuju bulan yang tampak cukup jelas di langit Muzdalifah. Bulan tanggal sepuluh belum bulat benar. Bagian bulan yang paling bulat dan terang adalah bagian yang menghadap ke arah matahari. Saat itu matahari pukul delapan malam berada pada posisi beberapa derajat dibawah ufuk barat dan posisi bulan belum lama berkulminasi. Karena matahari bulan Desember ada sekitar 23 derajat lintang selatan, maka dari arah menghadapnya bulatan bulan, kita geser ke kanan sekitar 23 derajat itulah arah barat. Bagi yang ingin berdoa dengan menghadap ke arah Ka bah, silahkan hadapkan wajah kita kearah itu. Karena saya berbicara dengan penuh keyakinan maka tak seorangpun yang membantah. Dengan kata lain, saya lah yang memenangi kompetisi mencari arah kiblat di antara teman-teman pramugara. Nah tahukah anda, bahwa lapangan tennis out door, juga bisa jadi petunjuk, lapangan tennis yang baik tentu tidak akan membujur dari timur ke barat, pasti dari utara ke selatan. Wallahu a lam. [Purwokerto, 15 Maret 2011]

Salah Kaprah Mujur Ngalor dan Madep Ngulon D i manapun dia berada, seorang Muslim Jawa yang akan shalat dan tidak tahu arah pasti bertanya kepada temannya di mana arah barat. Berbeda dengan Muslim Non Jawa yang kebanyakan akan bertanya dimana arah Kiblat. Orang Jawa memang sangat akrab dengan mata angin dan selalu punya feeling tentang arah mata angin walau tentu terkadang salah total. Namun walaupun salah, feeling itu tidak boleh salah dan lingkungannyalah yang salah. Maka tak jarang kita dengar ketika matahari terbit tidak sesuai dengan feeling-nya, ia bisa berkata matahari kok terbitnya di selatan misalnya.

Keakraban orang Jawa terhadap mata angin juga bisa dilihat di primbon. Misalnya disebutkan bahwa ada pantangan mengambil menantu perempuan yang arah rumahnya di arah tenggara. Kalau ada yang mencuri pada malam apa, maka mengejarnya sebaiknya ke arah mana yang merupakan arah sial bagi si pencuri dan seterusnya. Arah barat bagi orang Jawa sering diidentikkan dengan arah kiblat, sehingga di masa muda saya tidak heran kalau ada teman yang bertanya Kamu sudah madep ngulon (menghadap ke barat) apa belum?. Maksudnya tentu saja dia bertanya saya sudah shalat apa belum. Ada juga ungkapan Keinginan seseorang hanya akan habis kalau sudah mujur ngalor (terbujur arah ke utara). Artinya ungkapan itu adalah sudah mati dan dikubur. Karena kubur selalu searah dengan shaf shalat, kalau shalatnya menghadap ke barat, berarti janazah di kuburkan membujur ke utara. Memang ada kesan umum bahwa Makkah ada di arah barat walaupun yang benar adalah barat laut. Tentang ini, ada pemahaman fiqih yang sangat moderat yang mengatakan bahwa untuk daerah yang jauh dari

Ka bah, sholat cukup ke arah Ka bah, tidak perlu tepat ke fisiknya Ka bah secara tepat. Syekh Nawawi bahkan mentolerirnya sampai penyimpangan maksimal 30 derajat sehingga arah kiblat untuk daerah Jawa yang berkisar sekitar 26 derajat dari barat arah ke utara masih bisa mentolerir orang shalat yang menghadap ke barat persis. Bangunan Masjid di Jawa pada umumnya berupa kotak segi empat panjang dan letaknya disesuaikan dengan jalan di dekatnya agar tampak harmonis. Bila jalan berada di samping masjid, bangunan diusahakan sejajar dengan jalan, dan bila jalan ada di timur masjid, bangunan dibuat persis menghadap ke timur. Jarang ada masjid terletak di timur jalan. Sebagian dari kita yang shalatnya berhati-hati, setelah menghadap ke barat, badan bergeser sedikit ke kanan sekedar bahu kirinya berada di depan bahu kanan temannya yang disebelah kiri. Mudahnya orang itu jadi menghadap menyerongi imam. Ketika kemudian banyak timbul kesadaran pengurus masjid untuk meluruskan shaf tanpa harus mengubah bangunan Masjid, maka muncullah

garis garis shaf di dalam masjid dan di pojok kanan depan biasanya menjadi kosong tanpa ada garis shafnya. Setelah ada garis shaf tadi maka tentu shalat di masjid tidak perlu lagi menggeser hadapan tubuh kita ke kanan. Cukup ikuti saja garis shaf yang ada. Namun bukan hal yang aneh masih saja ada orang yang terlanjut terbiasa memiringkan tubuhnya ke kanan jadi walaupun posisi shaf sudah miring, tetap dia miringkan lagi. Bahkan sebagai contoh ada teman saya yang pernah jadi ketua Pengadilan Agama, ketika shalat di Masjidil Haram sesudah berdiri lurus menghadap Ka bah, beliau hampir saja memiringkan tubuhnya ke kanan. Untung segera ingat, bahwa lurus di hadapannya dan sangat dekat ada Ka bah yang merupakan kiblat seluruh umat Islam waktu shalat. Buat apa lagi memiringkan tubuh ke kanan. Tentang makam, saya jadi teringat model makam di Kalimantan Timur, tempat saya dulu pernah bertugas. Beberapa kali saya lihat, di tengah komplek makam yang luas pasti ada panah penunjuk arah kiblat. Ini sangat penting karena masyarakat sana tidak akrab dengan mata

angin. Cara mereka menentukan arah hanya dengan istilah darat, laut, hulu, hilir dan sebagainya. Di Jawa pada umumnya tidak ada panah penunjuk tersebut dan biasanya kuburan otomatis dibuat membujur arah utara selatan. Tetapi saya sempat melihat satu makam yang arahnya persis seperti arah shaf shalat dan tidak sejajar dengan sebelahnya. Setelah saya cari tahu, ternyata itu adalah makam mantan Ketua Pengadilan Agama Purwokerto pertama pasca kemerdekaan Almaghfurlah KH Muhammad Bunyamin. Selagi hayatnya beliau berpesan agar kuburnya betul-betul menghadap kabah. Pesan itu ternyata benarbenar dijalankan ahli warisnya. Mungkin ada yang penasaran ingin melihat, makam beliau terdapat di TPU Kebon Dalem Purwokerto. [Jogjakarta, 04 April 2011]