Metode Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal Rukyat or Hisab; Local or Global? (Lanjutan)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Metode Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal Rukyat or Hisab; Local or Global? (Lanjutan)"

Transkripsi

1 Metode Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal Rukyat or Hisab; Local or Global? (Lanjutan) Rukyat Hilal (melihat datangnya bulan baru) Kedatangan bulan Ramadhan senantiasa disambut hangat oleh kaum muslimin. Ramadhan, bulan penuh rahmat dan berkah serta ampunan Allah SWT. Di bulan ini Allah SWT menjanjikan amal perbuatan manusia akan dilipatgandakan pahalanya. Di bulan ini pula terdapat malam lailatul qadar yang bernilai lebih dari seribu bulan. Namun amat disayangkan, soal menyambut kehadiran bulan yang mulia itu, selalu menjadi ganjalan/masalah bagi kaum muslimin di seluruh penjuru dunia. Kejanggalan, keanehan, menyangkut soal perbedaan pendapat penetapan awal Ramadhan dan 1 Syawal di satu wilayah atau seluruh dunia Islam, masih juga belum mampu dituntaskan. Di Indonesia, persoalan itu telah menjadi kronis, meskipun Badan Hisab dan Rukyat Departemen Agama telah berupaya mengkompromikan berbagai pendapat sekitar masalah tersebut. Malah masyarakat sudah terbiasa mendengar adanya perbedaan pendapat tentang masalah tersebut. Tentu saja keadaan itu aneh dan mengherankan. Melangkah ke kawasan Asia Tenggara, keanehan semacam itu juga muncul. Bagaimana mungkin, kaum muslimin di Indonesia dapat melakukan shaum Ramadhan pada hari yang berbeda dengan saudara-saudaranya di Malaysia, Brunei, dan Singapura. Maka, keempat menteri agama di negara ASEAN tersebut sejak beberapa tahun yang lalu, melakukan dialog secara intensif, berupaya menyelesaikan masalah itu. Tentu saja ini langkah maju dari upaya kaum muslimin menggalang persatuan dan kesatuan umat. Namun, soal itu bukan hanya menyangkut kawasan Asia Tenggara. Seluruh dunia Islam seakan ditantang, mungkinkah mereka bersatu dalam persoalan ini: berpuasa Ramadhan dan ber Idul Fitri pada hari yang sama, sebagaimana mereka berpuasa Arafah dan ber Idul Adha pada hari yang sama? Secara normatif, sekitar tiga belas abad lalu, tiga imam madzhab: Maliki, Hanafi, dan Hambali, telah menggariskan, wajib atas kaum muslimin, di manapun berada, memulai shaum/puasa Ramadhan pada hari yang sama. Dasar penetapannya tak lain adalah "rukyatul hilal" (penyaksian bulan sabit). Menurut Imam Malik, apabila penduduk kota Basrah (Irak) melihat bulan sabit Ramadhan, lalu berita itu sampai ke Kufah, Madinah, dan Yaman maka wajib atas kaum muslimin berpuasa berdasarkan rukyat tersebut. Atau melakukan qadha puasa jika berita itu datangnya terlambat. (lihat Tafsir Qurthubi, jilid II hal 296). Sementara dalam kitab "ad-darul Mukhtar wa Raddul Mukhtar" jilid II hal ,

2 dari Imam al-hashfaky, tercantum pendapat madhzab Hanafi yang menyatakan "Bahwasanya perbedaan mathla tidak dapat dijadikan pegangan. Begitu juga melihat bulan sabit di siang hari, sebelum dhuhur, atau menjelang dhuhur. Dalam soal ini, penduduk negeri Timur (dari Madinah) harus mengikuti (rukyat kaum muslimin) yang ada di belahan barat (dari Madinah) jika rukyat mereka dapat diterima (sah menurut syara )." Dari madzhab Ibnu Hambal menegaskan, apabila rukyat telah terbukti, di suatu tempat yang jauh atau dekat, maka seluruh kaum muslimin harus melakukan shaum Ramadhan. (Mughniyul Muhtaj, jilid II hal ). Sebagian pengikut madzhab Maliki, seperti Ibnu al-mujizuun, menambahkan syarat, rukyat itu harus diterima olah seorang Khalifah (kepala negara kaum muslimin). "Tidak wajib atas penduduk suatu negeri mengikuti rukyat negeri lain, kecuali hal itu telah terbukti dan diterima olah al-imamul a dham (Khalifah). Setelah itu seluruh kaum muslimin wajib berpuasa. Sebab, seluruh negeri bagaikan satu negeri. Dan keputusan Khalifah berlaku bagi seluruh kaum muslimin." (Nailul Authar, jilid II hal 218). Pendapat para imam madzhab tersebut didasarkan pada berbagai hadits Rasulullah saw. Diantaranya sabda Rasul yang diriwayatkan Imam al-hakim : "Sesungguhnya Allah telah menjadikan bulan sabit sebagai tanda awal bulan. Jika kalian melihatnya (bulan sabit Ramadhan), berpuasalah. Dan jika kalian melihatnya (bulan sabit Syawal), berbukalah. Apabila penglihatanmu terhalang, maka genapkanlah hitungannya menjadi 30 hari. Ketahuilah, setiap bulan tidak pernah lebih dari 30 hari." (lihat Mustadrak jilid I hal 423). Menurut Imam al-hakim yang dibenarkan oleh adz-dzahabi, hadits itu shahih dari segi sanad berdasarkan kriteria Imam Bukhari dan Muslim, meskipun keduanya tidak meriwayatkan hadits tersebut. Lafadz hadits di atas bersifat umum, mencakup seluruh kaum muslimin, di manapun berada. Jika penduduk negerinegeri Timur jauh melihat bulan sabit Ramadhan, maka rukyat mereka wajib diikuti oleh kaum muslimin yang berada di negeri-negeri belahan Barat, tanpa kecuali. Karena itu, wajib kaum muslimin melakukan puasa pada hari yang sama. Puasa Kaum Muslimin di masa Rasulullah SAW, wilayah negeri Islam mencakup seluruh jazirah Arab. Luasnya kurang lebih mil persegi, sebanding dengan empat kali luas Jerman dan Prancis. Dengan luas yang sebesar itu, dengan kendaraan onta, untuk menyampaikan berita dari sebelah utara ke sebelah selatan Jazirah Arab, diperlukan waktu berbulan-bulan. Menurut Abu Fida ( ), kala itu untuk melintasi Jazirah Arab diperlukan tempo 7 bulan 11 hari. Itulah faktor penghambat tersebarnya berita rukyat ke segenap penjuru wilayah. Kecuali jika terjadi di kota Mekkah dan Madinah. Jika terjadi rukyat di suatu wilayah, maka Rasul segera menerima kabar itu, setelah terbukti keislaman si pembawa berita, walaupun datangnya di siang hari. Dikabarkan, suatu saat, penduduk Madinah berbeda pendapat tentang penentuan akhir Ramadhan. Esok harinya, datang dua orang Badui (orang Arab kampung) yang menyatakan kesaksiannya, bahwa mereka telah melihat bulan sabit, kemarin

3 sore. Rasul lalu memerintahkan seluruh kaum muslimin berbuka dan esok harinya mereka melakukan sholat Idul Fitri. Bahkan pernah, datangnya berita tentang rukyat itu pada sore hari. Dan Rasulullah tetap menerima kabar itu. Anas bin Malik meriwayatkan "Beberapa pamanku dari orang-orang Anshar shahabat Nabi menceritakan kepadaku bahwa suatu hari meraka terhalang melakukan rukyat bulan Syawal. Maka esok paginya, kami tetap berpuasa. Kemudian pada petang hari (menjelang maghrib), datang serombongan orang dan bersaksi di hadapan Rasul bahwa mereka telah melihat bulan sabit. Maka Rasulullah memerintahkan kaum muslimin langsung berbuka, dan esok harinya melakukan sholat Id." (lihat Nailul Authar, jilid II hal 211). Kebiasaan yang dilakukan Rasulullah, selalu mencari rukyat pada sore hari saat terbenamnya matahari. Beliau juga memerintahkan kaum muslimin di seluruh wilayah mereka untuk melakukan rukyat, baik di Madinah, Mekkah, Bahrain, dan wilayah-wilayah lain. Imam Ahmad meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw bersabda: "Berpuasalah jika melihat bulan (Ramadhan) dan berbukalah jika melihat bulan (Syawal). Jadikanlah rukyat sebagai dasar penentuan waktu manasik haji. Dan jika langit mendung (terhalang pandangannya), maka genapkanlah 30 hari." (Nailul Authar, jilid IV hal 212). Dalam soal penetapan waktu manasik haji, Rasulullah senantiasa memerintahkan wali (penguasa) kota Mekkah mencari rukyat. Amir Mekkah al-harits bin Hatib meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah memerintahkan kami untuk menetapkan waktu manasik haji berdasarkan rukyat. Jika penduduk Mekkah tidak mendapatkan rukyat, sementara ada dua orang saksi yang adil (dari daerah lain) yang menyatakan menemukan, maka penentuan waktu manasik haji didasarkan atas kesaksian kedua orang tersebut. (lihat Sunan Abu Dawud hadits no. 2338). Jadi dari berbagai hadits Rasul tersebut, dapat dipahami, bahwa dalam penentuan awal dan akhir Ramadhan, juga waktu manasik haji, Rasul saw sama sekali tidak menyinggung soal batas-batas wilayah lokal dalam menerima rukyatul hilal. Hanya saja, soal penyampaian dan penyebarluasan berita rukyat dari satu wilayah ke wilayah lain, kala itu, memang menjadi soal yang tidak sederhana. Memang ada sebuah hadits yang tidak populer yang diriwayatkan oleh al- Ghasyani dan al-harbi perawi yang kurang masyhur- yang menyebut, bahwa Rasul juga mentolerir keberadaan rukyat lokal. Suatu saat, penduduk Nejd mengabarkan kepada Rasul, bahwa rukyat mereka sehari lebih dulu dari rukyat penduduk Madinah. Dan Rasul menyatakan, bahwa setiap negeri mengikuti rukyatnya masing-masing. Hadits itu seakan-akan mengesankan, adanya kontradiktif dengan hadits-hadits sebelumnya yang menegaskan, seluruh kaum muslimin harus melakukan puasa Ramadhan dan Id pada hari yang sama. Padahal tentu tidak demikian. Andaikata hadits al-ghasyani dan al-harbi itu dapat diterima, maka persoalan sarana komunikasi dan transportasi saat itu dijadikan faktor penghambat tersebarnya informasi rukyat antar berbagai wilayah. Wajar, kalau persoalan perbedaan pendapat rukyat, saat itu, dapat diterima.

4 Tetapi Islam datang bukanlah untuk suatu bangsa dan masa tertentu, tetapi untuk memenuhi kebutuhan semua bangsa di setiap masa dengan fasilitas dan suasana yang ada. Oleh karena itu tatkala syari at Islam memerintahkan untuk mencari rukyat di tempat masing-masing yang dijadikan patokan untuk berpuasa dan berbuka, maka syari at Islam dalam hal ini memberikan jalan keluar bagi sulitnya menyebarkan informasi melalui transportasi darat maupun udara yang cepat. Dan disebabkan belum terdapatnya alat-alat komunikasi yang dapat memudahkan penyebaran berita antar negeri pada malam atau siang yang sama, maka adanya perbedaan penetapan awal puasa Ramadhan bisa saja terjadi. Walaupun demikian syari at Islam mengharuskan atas seluruh kaum muslimin di seluruh daerah dan negeri mereka untuk berpuasa dan berbuka pada hari yang sama. Hukum ini dahulu sulit untuk diterapkan terhadap negeri-negeri yang jauh disebabkan tidak adanya alat-alat komunikasi yang dapat sampai pada malam yang sama. Sebagai contoh, perjalanan dengan onta dari Mekkah ke Madinah yang jaraknya 497 km, diperlukan tempo 12 hari. Untuk menempuh jarak 1200 km dari Mekkah ke Baitul Maqdis memerlukan 1 bulan penuh. Apalagi ke negerinegeri yang jauh seperti Andalusia, India, Afghanistan, dan negeri-negeri lain di Eropa, Afrika, atau Asia, tidak diragukan lagi penyampaian berita ke negeri-negeri ini memerlukan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun bila dengan onta. Tetapi sekarang hal itu dapat dilakukan dengan hanya memerlukan waktu beberapa jam (dengan pesawat), beberapa detik dengan alat komunikasi telepon, telex dan fax atau jaringan komputer dunia (semacam internet, dll). Oleh karena itu hukum penyatuan awal puasa dan Id pada hari yang sama, lebih cocok diterapkan saat ini, dibandingkan dengan masa sebelumnya, disebabkan adanya alat-alat transportasi dan komunikasi yang canggih. Memang syari at Islam diturunkan untuk memecahkan setiap persoalan. Pelaksanaannya, sesuai dengan fasilitas dan kemudahan yang dimiliki kaum muslimin di setiap masa. Soal Mathla inilah persoalan yang sering menjadi alasan bagi bolehnya terjadi perbedaan hari penentuan awal Ramadhan dan Id. Istilah perbedaan mathla menunjukkan terbit dan terbenamnya matahari, bintang, bulan, fajar, di suatu tempat mendahului tempat yang lain, dan sebaliknya. Perbedaan mathla disebabkan perbedaan letak suatu negeri atau tempat dilihat dari garis lintang atau bujur. Untuk negeri-negeri yang berbeda garis lintangnya, perbedaan waktu itu memang ada. Tidak demikian halnya dengan negeri-negeri yang terletak pada garis bujur yang berdekatan. Sangat mungkin beberapa negeri melakukan rukyat pada saat yang sama pada malam hari, walaupun terdapat perbedaan waktu masing-masing negeri itu tentang lahirnya bulan. Negeri-negeri seperti Tanzania, Kenya, Ethiopia, Somalia, Yaman, Saudi Arabia dan Irak yang semuanya terletak antara 30 derajat bujur timur dan 40 derajat bujur timur, sangat mungkin melakukan rukyat bersama. Jika tidak ada penghalang pandangan atau awan. Dan jika awan menghalangi pandangan, toh masih mungkin melakukan rukyat dari atas awan dengan menggunakan pesawat terbang sehingga diperoleh gambaran garis ufuk yang lebih jelas. Dengan cara itu, sangatlah mungkin melakukan rukyat tatkala lahirnya bulan di langit setelah terbenamnya matahari.

5 Demikian juga negeri-negeri seperti India, Pakistan, Afghanistan, beberapa negeri persemakmuran (bekas Soviet), Srilanka dan Iran sangat mungkin melakukan rukyatul hilal bersama. Sebagaimana halnya dengan Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, China dan sebagian besar negeri persemakmuran yang semuanya berada pada garis bujur yang berdekatan, melakukan langkah serupa. Perbedaan mathla memang diungkapkan oleh beberapa tokoh madzhab Syafi i. Namun dalam soal ini, pendapat tiga imam madzhab (Maliki, Hanafi dan Hambali) lebih mendekati kebenaran dan sesuai dengan fakta-fakta yang berkembang. Terbukti, lahirnya bulan sabit (di luar angkasa), dapat terjadi pada waktu (hari) yang sama untuk seluruh penjuru dunia. Hanya saja, terjadi perbedaan dalam melihatnya (dari bumi), tergantung pada perbedaan letak masing-masing negeri. Maka, jika sebagian kaum muslimin telah melihat bulan sabit (Ramadhan), lalu memberitahukan kepada yang lain, seluruh kaum muslimin terikat dengan rukyat tersebut. Tak ada alasan perbedaan mathla. Lahirnya bulan terjadi di satu tempat pada waktu yang sama di seluruh dunia. Nash-nash hadits telah menegaskan kewajiban itu. Walaupun yang melihatnya itu hanya satu atau dua orang. Ibnu Umar meriwayatkan "Masyarakat beramai-ramai mencari rukyat (bulan Ramadhan). Lalu aku memberitahukan kepada Rasulullah, bahwa aku telah melihatnya. Beliau lalu melakukan puasa dan seluruh masyarakat juga melakukannya." (Nailul Authar, jilid IV hal 209). Fakta menunjukkan, garis lintang yang melingkari khatulistiwa berjarak km. Berarti jarak terjauh antara dua titik di permukaan bumi tak lebih dari ,5 km. Jadi waktu paling lama untuk perbedaan mathla hilal tak lebih dari 12 jam 22 menit. Karena itu jika sebagian kaum muslimin melihat bulan dan mengumumkan berdasarkan syara, maka kaum muslimin yang berada di wilayah bagian Timur akan turut mengikuti rukyat tersebut. Mereka akan melakukan shaum Ramadhan jika datangnya berita hari masih malam. Jika datangnya kabar rukyat itu waktu siang, maka mereka mengqadha puasa, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya. Namun kini persoalannya tidak sesederhana itu. Masalahnya sering berkisar pada persoalan politik. Yakni, persatuan negeri-negeri Islam itu sendiri. Pemimpinpemimpin negeri Arab dan negeri Islam lain, belum memberikan jalan bagi adanya persatuan kaum muslimin. Sehingga setiap muslim lebih terikat dengan penetapan penguasa negerinya masing-masing. Mereka pun tak terikat lagi dengan pendapat madzhab Syafi i yang menyatakan perbedaan mathla terjadi pada jarak 24 farsakh (sekitar 120 km). Sebab, kenyataannya pendapat madzhab Syafi i itu tidak sesuai dengan fakta ilmiah yang ada. Sekarang, ilmu pengetahuan dan teknologi telah jauh berkembang. Pendapat madzhab Syafi i itu memang ditetapkan berdasarkan qiyas jarak melakukan shafar. Bukan berdasarkan nash atau fakta yang ada sekarang. Padahal selisih waktu pada jarak 24 farsakh (120 km) itu tak lebih dari 4 menit! Karena itu, di era globalisasi dan perkembangan alat-alat komunikasi serta transportasi yang begitu canggih saat ini, isolasi dan ketertutupan diri apalagi fanatisme daerah kaum muslimin tiap negeri, sudah bukan masanya lagi. Di jaman

6 onta dulu, bisa saja itu terjadi. Tambahan lagi, nash-nash hadits Rasulullah dengan tegas menyatakan, kaum muslimin harus melakukan puasa dan berbuka ( Idul Fitri), jika bulan sabit sudah terlihat. Sementara orang-orang Barat sibuk menyatukan kekuatannya, menggalang potensi mereka, tentu sangatlah naif jika kaum muslimin yang kini jumlahnya lebih dari satu milyar jiwa itu masih sibuk mempertahankan keterpecah-belahannya. Mengawali dan mengakhiri Ramadhan pada hari yang sama, adalah satu langkah awal menuju persatuan ummat. Bila para pemimpin kaum muslimin menyadari tanggung jawabnya dalam mewujudkan persatuan ummat Islam seluruh dunia, tentulah proses itu akan lebih cepat terjadi. Insya Allah. "Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi wanita yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka" (terj. QS. Al-Ahzab : 36) Hisab (penghitungan bulan kalender) Dalam masalah penentuan awal bulan dengan cara hisab, di Indonesia sekurangnya ada dua versi yang berkembang, yaitu hisab berdasarkan wujudul hilal dan hisab berdasarkan imkanur rukyat. Hisab berdasarkan wujudul hilal pada prinsipnya menetapkan masuk awal bulan baru jika hilal telah terbentuk (setelah ijtimak) dan saat itu masih berada di atas ufuk saat matahari terbenam. Versi ini tidak mempermasalahkan apakah hilal tersebut bisa diamati atau tidak. Pada hisab berdasarkan imkanur rukyat, masuknya awal bulan baru ditetapkan jika pada saat matahari terbenam, hilal masih berada di atas ufuk dan telah memenuhi kriteria bisa diamati. Departemen Agama mengambil kriteria tinggi minimum hilal bisa diamati adalah 2 derajat. Kriteria Departemen Agama ini sebenarnya masih banyak dipertanyakan oleh sebagian ahli. Sebagai perbandingan, M. Ilyas dari International Islamic Calendar Program (IICP), yang banyak berkecimpung dalam masalah penanggalan hijriah, menetapkan kriteria tinggi minimal hilal sebesar 4 derajat. Sementara itu, sebagian orang masih meragukan ketelitian metode penentuan awal bulan lewat hisab. Padahal sebenarnya, saat ini perhitungan gerak bulan dan matahari dalam falak / astronomi telah memiliki ketelitian yang tinggi. Ini dapat dibuktikan saat pengamatan gerhana dan okultasi bintang oleh bulan, dimana hasil perhitungan dan hasil pengamatan hanya berbeda dalam orde detik. Sehingga, secara prinsip, penentuan awal bulan dengan hisab akan memberikan hasil yang bisa diandalkan. Hanya saja, sayangnya masalah penentuan awal bulan bukan melulu masalah falak / astronomi, tapi juga masalah fikih. Perbedaan Kriteria Tidak tepat bila masih ada yang berpendapat bahwa perbedaan penentuan awal Ramadan, Idul Fitri, dan Iduladha karena perbedaan metode hisab (perhitungan astronomis) dengan rukyat (pengamatan). Varian untuk masing-masing metode bisa juga menyebabkan perbedaan. Bahkan dalam banyak kasus perbedaan yang

7 terjadi di Indonesia dalam 5 tahun terakhir, lebih banyak karena perbedaan kriteria daripada perbedaan antara hisab dan rukyat. Kriteria itu bisa diterapkan baik pada hisab maupun rukyat yang terpandu hisab. Muhammadiyah menggunakan hisab dengan kriteria wujudul hilal dan prinsip "wilayatul hukmi" (hisab-nya berlaku untuk seluruh daerah dalam satu wilayah hukum, yaitu seluruh Indonesia). Bila hilal telah berada di atas ufuk pada saat maghrib di mana pun di Indonesia, maka dapat diputuskan besoknya masuk tanggal 1 untuk seluruh Indonesia. Persis yang menggunakan hisab juga punya keputusan yang berbeda karena kriterianya berbeda. Sebelumnya Persis menggunakan kriteria MABIMS dengan syarat masuknya tanggal bila tinggi bulan lebih dari 2 derajat dan umur bulan lebih dari 8 jam. NU menggunakan metode rukyat untuk mengambil keputusan awal bulannya, walaupun mereka juga melakukan hisab untuk membuat kalender dan membantu rukyat-nya. Sejak beberapa tahun belakangan, NU telah menggunakan kriteria imkanur rukyat (kemungkinan untuk rukyat) yang bisa digunakan untuk menolak kesaksian hilal. Kriteria imkanur rukyat yang digunakan adalah kriteria yang telah disepakati di Indonesia, yaitu tinggi bulan minimal 2 derajat dan umur bulan minimal 8 jam. Persoalannya adalah masyarakat pengikutnya yang kadang-kadang menjadi bingung. Maka dalam masalah perbedaan hari raya (Idulfitri atau Iduladha) perlu difahami dulu sumber perbedaannya dan ikuti mana yang paling menentramkan hati. Bila tidak bisa memutuskan sendiri, jalan terbaik adalah mengikuti keputusan pemerintah yang merupakan hasil optimal dari berbagai pendapat yang berkembang di masyarakat. Apalagi ada perintah di dalam Alquran untuk mengikuti pemerintah (ulil amri) setelah mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya. Kesimpulan Secara keseluruhan versi pemikiran yang berkaitan dengan penetapan awal bulan Qomariyah adalah sebagai berikut. Pertama, versi hisab wujudul hilal. Versi ini berprinsip jika menurut perhitungan (hisab), hilal dinyatakan sudah di atas ufuk, hari esoknya dapat ditetapkan sebagai tanggal baru tanpa harus menunggu hasil melihat hilal pada tanggal 29. Prinsip tersebut selama ini dipegang oleh Muhammadiyah. Kedua, versi rukyat dalam satu negara (rukyah fi wilayatil hukmi). Prinsip versi ini berpegang pada hasil rukyat (melihat bulan tanggal satu) pada setiap tanggal 29. Jika berhasil melihat hilal, hari esoknya sudah masuk tanggal baru. Namun, jika tidak berhasil melihat hilal, bulan harus disempurnakan 30 hari (diistikmalkan) dan hanya berlaku dalam satu wilayah hukum negara. Keberadaan hisab dipergunakan sebagai alat bantu dalam melakukan rukyat. Prinsip ini yang dipegangi Nahdlatul Ulama selama ini.

8 Ketiga, versi hisab imkanurrukyah (hisab yang menyatakan hilal sudah mungkin dapat dilihat). Inilah versi yang dipegangi pemerintah dengan standar imkanurrukyah 2 derajat dari ufuk. Keempat, versi rukyat internasional atau rukyat global yang berprinsip jika di negara mana pun menyatakan melihat hilal, maka hal itu berlaku untuk seluruh dunia tanpa memperhitungkan jarak geografis. Kelima, versi hisab Jawa Asapon yang berpedoman pada kalender Jawa Islam yang diperbaharui dengan ketentuan Tahun Alif jatuh pada Selasa Pon. Versi ini dianut oleh Keraton Yogyakarta. Keenam, versi hisab Jawa Aboge yang berpedoman pada kalender Jawa Islam yang lama dengan ketentuan Tahun Alif jatuh pada Rabu Wage. Versi ini yang dianut oleh mayoritas pemeluk Islam Kejawen seperti di Dusun Golak Ambarawa. Ketujuh, versi mengikuti Makah yang berprinsip kapan Makah menetapkan, maka penganut versi ini mengikutinya. Di sini tampak mempertimbangkan letak dan jarak geografis. Di antara banyak versi tersebut, yang sering mencuat dan membikin ramai suasana adalah jika terjadi perbedaan penetapan antara versi hisab wujudul hilal yang dipegang Muhammadiyah, versi rukyat satu negara yang dipegang Nahdlatul Ulama, versi hisab imkanurrukyah yang dipegang pemerintah, dan versi rukyat internasional atau rukyat global. Bagaimana Kita Menyikapi? Berkaitan dengan perbedaan penetapan Idul Adha sekarang, yang terpenting kita yakin dan konsisten dengan keyakinan masing-masing. Sebab, ini masalah ijtihadiyyah, tiap-tiap versi pemikiran mempunyai dasar ijtihad sendiri. Wallahu A alam Bisshowab

PERBEDAAN IDUL FITRI: HISAB, RU YAH LOKAL, DAN RU YAH GLOBAL

PERBEDAAN IDUL FITRI: HISAB, RU YAH LOKAL, DAN RU YAH GLOBAL 1 Anda berada di: Home > Puasa > Perbedaan Idul Fitri: Hisab, Ru yah Lokal, dan Ru yah Global http://www.cantiknya-ilmu.co.cc/2010/07/perbedaan-idul-fitri-hisab-ruyahlokal.html 10-12-2010 20.45 PERBEDAAN

Lebih terperinci

IMKAN RUKYAT: PARAMETER PENAMPAKAN SABIT HILAL DAN RAGAM KRITERIANYA (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA)

IMKAN RUKYAT: PARAMETER PENAMPAKAN SABIT HILAL DAN RAGAM KRITERIANYA (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA) IMKAN RUKYAT: PARAMETER PENAMPAKAN SABIT HILAL DAN RAGAM KRITERIANYA (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA) T. Djamaluddin Peneliti Utama Astronomi dan Astrofisika, LAPAN Bandung Alhamdulillah,

Lebih terperinci

Proposal Ringkas Penyatuan Kalender Islam Global

Proposal Ringkas Penyatuan Kalender Islam Global Proposal Ringkas Penyatuan Kalender Islam Global T. Djamaluddin Profesor Riset Astronomi-Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Anggota Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama RI http://tdjamaluddin.wordpress.com/

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan analisis dalam pembahasan disertasi ini, peneliti. 1. Matlak menurut fikih adalah batas daerah berdasarkan jangkauan

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan analisis dalam pembahasan disertasi ini, peneliti. 1. Matlak menurut fikih adalah batas daerah berdasarkan jangkauan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dalam pembahasan disertasi ini, peneliti menyimpulkan bahwa : 1. Matlak menurut fikih adalah batas daerah berdasarkan jangkauan terlihatnya hilal atau

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA'

PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA' PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA' (Kritik terhadap Teori Wujudul Hilal dan Mathla' Wilayatul Hukmi) T. Djamaluddin Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LAPAN-Bandung

Lebih terperinci

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Disampaikan pada Diseminasi Hisab Rukyat di BPPR- LAPAN Pameungpeuk 30 Juli 2011

Lebih terperinci

Perbedaan Penentuan Awal Bulan Puasa dan Idul Fitri diantara Organisasi Islam di Indonesia: NU dan Muhammadiyah

Perbedaan Penentuan Awal Bulan Puasa dan Idul Fitri diantara Organisasi Islam di Indonesia: NU dan Muhammadiyah Perbedaan Penentuan Awal Bulan Puasa dan Idul Fitri diantara Organisasi Islam di Indonesia: NU dan Muhammadiyah Puasa merupakan rukun islam yang ke-tiga, di dalam islam puasa berarti menahan diri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penentuan waktu merupakan hal yang sangat penting artinya dalam kehidupan manusia. Suatu peradaban dikatakan maju apabila peradaban tersebut memiliki penanggalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan hari raya Islam (Idul fitri dan Idul adha) memang selalu diperbincangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan hari raya Islam (Idul fitri dan Idul adha) memang selalu diperbincangkan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Polemik yang terjadi di Indonesia seputar masalah penetuan awal puasa dan hari raya Islam (Idul fitri dan Idul adha) memang selalu diperbincangkan oleh kalangan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu astronomi di Indonesia sudah terasa manfaatnya. Objek kajian yang diamatinya pun semakin berkembang, tidak hanya terbatas pada Matahari,

Lebih terperinci

Tugas Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Materi : Batasan dan Ragam KTI)

Tugas Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Materi : Batasan dan Ragam KTI) Tugas Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Materi : Batasan dan Ragam KTI) NAMA : AYUB SIREGAR INSTANSI : DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA SELATAN PANGKAT/GOL : PENATA MUDA TK.I / III.B Contoh Artikel/Makalah

Lebih terperinci

Oleh: Hafidz Abdurrahman

Oleh: Hafidz Abdurrahman Oleh: Hafidz Abdurrahman Ramadhan adalah bulan suci, yang penuh berkah Amal shalih yang dilaksanakan di dalamnya pun dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT Tanggal 17 Ramadhan tahun pertama kenabian,

Lebih terperinci

Post

Post - 2 - Imam Nasser Mohammad Al-Yamani 29-09 - 1437 AH 04-07 - 2016 AD 11:32 am Urgent Bayan-Keterangan penting kepada semua Umat Muslim di dunia bagi penjelasan pernyataan sebelumnya dan penjelasan lebih

Lebih terperinci

Imkan Rukyat: Parameter Penampakan Sabit Hilal dan Ragam Kriterianya (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA)

Imkan Rukyat: Parameter Penampakan Sabit Hilal dan Ragam Kriterianya (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA) Imkan Rukyat: Parameter Penampakan Sabit Hilal dan Ragam Kriterianya (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA) T. Djamaluddin LAPAN Bandung t_djamal@bdg.lapan.go.id, t_djamal@hotmail.com http://t-djamaluddin.spaces.live.com/

Lebih terperinci

MENYATUKAN SISTEM PENANGGALAN ISLAM. Syamsul Anwar

MENYATUKAN SISTEM PENANGGALAN ISLAM. Syamsul Anwar MENYATUKAN SISTEM PENANGGALAN ISLAM Syamsul Anwar Tentu merupakan suatu keprihatinan bahwa umat Islam sampai saat ini belum dapat menyatukan sistem penanggalannya sehingga selebrasi momenmomen keagamaan

Lebih terperinci

Unifikasi Kalender Islam di Indonesia Susiknan Azhari

Unifikasi Kalender Islam di Indonesia Susiknan Azhari Unifikasi Kalender Islam di Indonesia Susiknan Azhari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta siknanazmi@yahoo.com/susiknanazhari69@gmail.com +6285868606911/www.museumastronomi.com 1 Peristiwa Syawal 1428 Idul

Lebih terperinci

Penetapan Awal Bulan Ramadhan dan Syawal

Penetapan Awal Bulan Ramadhan dan Syawal Penetapan Awal Bulan Ramadhan dan Syawal [ Indonesia Indonesian ] Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz Rahimahullah- Terjemah : Muhammad Iqbal AG Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2009-1430 ( ) www.binbaz.org.sa

Lebih terperinci

Kelemahan Rukyat Menurut Muhammadiyah PERMASALAHAN RUKYAT

Kelemahan Rukyat Menurut Muhammadiyah PERMASALAHAN RUKYAT Kelemahan Rukyat Menurut Muhammadiyah PERMASALAHAN RUKYAT Pertanyaan dari: Seorang mahasiswa S2 Ilmu Falak IAIN Walisanga, Semarang, tidak ada nama, disampaikan lewat pesan pendek (sms) (disidangkan pada

Lebih terperinci

LEBARAN KAPAN PAK?? Oleh : Mutoha Arkanuddin Koord. Rukyatul Hilal Indonesia (RHI)

LEBARAN KAPAN PAK?? Oleh : Mutoha Arkanuddin Koord. Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) LEBARAN KAPAN PAK?? Pertanyaan ini menjadi semakin ngetrend menjelang akhir Ramadhan ini. Hampir setiap hari saya dihujani pertanyaan seperti itu yang menurut saya jawabannya cukup mudah (1 Syawwal) tapi

Lebih terperinci

Kapan Idul Adha 1436 H?

Kapan Idul Adha 1436 H? Kapan Idul Adha 1436 H? Hari Raya Idul Adha 1436 H diprediksi akan kembali berbeda setelah Ramadhan 1436 H dan Syawwal 1436 H bisa serempak dirayakan ummat Islam di Indonesia. Penyebabnya karena posisi

Lebih terperinci

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Disampaikan pada Diseminasi Hisab Rukyat di BPPR- LAPAN Pameungpeuk 30 Juli 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya perbedaan kriteria dalam menentukan awal bulan Hijriyah ditengarai menjadi penyebab umat Islam Indonesia dalam beberapa kesempatan tidak serentak dalam

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA' (Kritik terhadap Teori Wujudul Hilal dan Mathla' Wilayatul Hukmi) 1

PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA' (Kritik terhadap Teori Wujudul Hilal dan Mathla' Wilayatul Hukmi) 1 PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA' (Kritik terhadap Teori Wujudul Hilal dan Mathla' Wilayatul Hukmi) 1 T. Djamaluddin 2 1. Pendahuluan Perbedaan pendapat tentang hisab

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KALENDER HIJRIYAH GLOBAL TUNGGAL

IMPLEMENTASI KALENDER HIJRIYAH GLOBAL TUNGGAL IMPLEMENTASI KALENDER HIJRIYAH GLOBAL TUNGGAL Revisi Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hisab Rukyah Kontemporer Dosen Pengampu : Dr. Rupi i, M. Ag Oleh: RIZA AFRIAN MUSTAQIM N I M : 1 6

Lebih terperinci

ALMANAK KALENDER TAHUN 2017 LEMBAGA FALAKIYAH PWNU JAWA TIMUR

ALMANAK KALENDER TAHUN 2017 LEMBAGA FALAKIYAH PWNU JAWA TIMUR ALMANAK KALENDER TAHUN 2017 PWNU Keterangan Hisab : - Perhitungan kalender hijriyah qamariyah berdasarkan metode Al-Durru Al-Aniqu dengan markas Condrodipo, Gresik : 112 37' 3.5 BT dan 7 10' 11,1 LS. Tinggi:

Lebih terperinci

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Bagaimana Kita Merespon Perintah Puasa

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Bagaimana Kita Merespon Perintah Puasa www.bersamadakwah.com 1 Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah Saat kita menunggu tamu istimewa datang, ada perasaan berharap untuk segera mendapatkan kepastian kedatangannya. Anggaplah ia pejabat, sahabat

Lebih terperinci

Penentuan Awal Bulan Qamariyah & Prediksi Hisab Ramadhan - Syawal 1431 H

Penentuan Awal Bulan Qamariyah & Prediksi Hisab Ramadhan - Syawal 1431 H Prolog Setiap menjelang Ramadhan & Syawal biasanya umat Islam disibukkan dengan persoalan hisab & rukyat berkaitan penentuan awal bulan yang telah lama menjadi perbincangan di negri ini. Perbedaan dan

Lebih terperinci

PENJELASAN TENTANG HASIL HISAB BULAN RAMADAN, SYAWAL, DAN ZULHIJAH 1436 H (2015 M)

PENJELASAN TENTANG HASIL HISAB BULAN RAMADAN, SYAWAL, DAN ZULHIJAH 1436 H (2015 M) PENJELSN TENTNG HSIL HIS ULN RMDN, SYWL, DN ZULHIJH 1436 H (2015 M) Data dan kesimpulan sebagaimana dimuat dalam Hasil Hisab Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang merupakan lampiran

Lebih terperinci

BAB IV PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DALAM PENENTUAN AWAL BULAN SYAWAL 1992, 1993, 1994 M DAN AWAL ZULHIJAH 2000 M ANTARA NAHDLATUL ULAMA DAN PEMERINTAH

BAB IV PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DALAM PENENTUAN AWAL BULAN SYAWAL 1992, 1993, 1994 M DAN AWAL ZULHIJAH 2000 M ANTARA NAHDLATUL ULAMA DAN PEMERINTAH BAB IV PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DALAM PENENTUAN AWAL BULAN SYAWAL 1992, 1993, 1994 M DAN AWAL ZULHIJAH 2000 M ANTARA NAHDLATUL ULAMA DAN PEMERINTAH 1. Analisis Komparasi Metode Penentuan Awal Ramadan, Syawal

Lebih terperinci

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor Ternyata Hari Jum at itu Ternyata Hari Jum at itu Istimewa Penyusun: Ummu Aufa Muraja ah: Ustadz Abu Salman Saudariku, kabar gembira untuk kita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nampaknya semua orang sepakat terhadap hasil hisab, namun penentuan awal

BAB 1 PENDAHULUAN. nampaknya semua orang sepakat terhadap hasil hisab, namun penentuan awal BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penentuan awal bulan Kamariah penting bagi umat Islam sebab selain untuk menentukan hari-hari besar, juga yang lebih penting adalah untuk menentukan awal dan

Lebih terperinci

Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal

Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal Di antara bentuk kemudahan yang telah Allah Subhanahu wa Ta ala tetapkan di dalam syariat-nya adalah telah ditentukannya waktu untuk memulai dan mengakhiri ibadah dengan

Lebih terperinci

Memperbaiki Kesalahan dalam Bulan Ramadhan

Memperbaiki Kesalahan dalam Bulan Ramadhan Memperbaiki Kesalahan dalam Bulan Ramadhan [ Indonesia Indonesian ] Penyusun : Admin Darus Salaf Terjemah : Tim an-nashihah.com Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2009-1430 : : : 2009 1430 2 Memperbaiki beberapa

Lebih terperinci

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang MAJLIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) PUSAT http://www.mta-online.com e-mail : humas_mta@yahoo.com Fax : 0271 661556 Jl. Serayu no. 12, Semanggi 06/15, Pasarkliwon, Solo, Kode Pos 57117, Telp. 0271 643288 Ahad,

Lebih terperinci

Memburu Malam Seribu Bulan

Memburu Malam Seribu Bulan Memburu Malam Seribu Bulan Oleh : Zuhrul Anam (Cakim PA Sanggau) Bulan Ramadhan ini merupakan bulan yang begitu istimewa bagi para mukmin di seluruh dunia. Mengapa demikian? Alloh SWT telah memberikan

Lebih terperinci

Polemik Ramadhan Ketinggian Hilal Harus 2 derajat?

Polemik Ramadhan Ketinggian Hilal Harus 2 derajat? Polemik Ramadhan Ketinggian Hilal Harus 2 derajat? Oleh Ustadz Alfian Pada tulisan sebelumnya, telah diterangkan bahwa secara syar ie penentuan awal bulan hijriyah (Ramadhan dan Iedul fitr utamanya) dilakukan

Lebih terperinci

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya hilal. Pemahaman tersebut melahirkan aliran rukyah dalam penentuan

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya hilal. Pemahaman tersebut melahirkan aliran rukyah dalam penentuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imam al-sindi memberikan catatan bahwa dengan hadis yang menerangkan haramnya puasa sebelum melihat hilal dan tidak ada kewajiban puasa sebelum hadirnya hilal.

Lebih terperinci

Hisab dan rukyat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklop...

Hisab dan rukyat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklop... 1 of 6 10/10/12 08:16 Hisab dan rukyat Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya

Lebih terperinci

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r: Penetapan Awal Bulan dan Jumlah Saksi Yang Dibutuhkan hilal? Bagaimana penetapan masuknya bulan Ramadhan dan bagaimana mengetahui Dengan nama Allah I Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji

Lebih terperinci

Khutbah Jum'at. Keutamaan Bulan Sya'ban. Bersama Dakwah 1

Khutbah Jum'at. Keutamaan Bulan Sya'ban. Bersama Dakwah 1 Bersama Dakwah 1 KHUTBAH PERTAMA.. * Hari ini kita telah memasuki bulan Sya'ban. Tidak terasa telah enam hari kita bersamanya. Bulan Sya'ban, yang terletak diantara Rajab dan Ramadhan ini seringkali dilalaikan

Lebih terperinci

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43) Mari sholat berjamaah Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43) Jangan Sia-Siakan Shalat Allah SWT berfirman:. Maka datanglah sesudah mereka,

Lebih terperinci

Awal Ramadan dan Awal Syawal 1433 H

Awal Ramadan dan Awal Syawal 1433 H Awal Ramadan dan Awal Syawal 1433 H Kalendar Taqwim Standard merupakan rujukan resmi pemerintah Republik Indonesia dan sekaligus kalendar rujukan bagi umat Islam Indonesia. Walaupun dalam kalendar tersebut

Lebih terperinci

Modul Pelatihan HISAB - RUKYAT AWAL BULAN HIJRIYAH

Modul Pelatihan HISAB - RUKYAT AWAL BULAN HIJRIYAH Modul Pelatihan HISAB - RUKYAT AWAL BULAN HIJRIYAH Oleh : MUTOHA ARKANUDDIN ============================================================ HISAB AWAL BULAN HIJRIYAH Oleh : Mutoha Arkannuddin *) Sistem Kalender

Lebih terperinci

DAFTAR TERJEMAH No. BAB Hal Terjemah

DAFTAR TERJEMAH No. BAB Hal Terjemah DAFTAR TERJEMAH No. BAB Hal Terjemah 1 1 Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). (QS. Az-Zumar: 54).

Lebih terperinci

KONSEP DAN KRITERIA HISAB AWAL BULAN KAMARIAH MUHAMMADIYAH

KONSEP DAN KRITERIA HISAB AWAL BULAN KAMARIAH MUHAMMADIYAH KONSEP DAN KRITERIA HISAB AWAL BULAN KAMARIAH MUHAMMADIYAH Di antara konsep-konsep dan kriteria hisab yang sudah berkembang, Muhammadiyah menggunakan konsep dan kriteria Hisab Hakiki Wujudul-Hilal. Hisab

Lebih terperinci

[Nasihat Islam Tentang Hari Esok]

[Nasihat Islam Tentang Hari Esok] [Nasihat Islam Tentang Hari Esok] Firman Allah Swt., Artinya: Demi masa, sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian, kecuali orang yang beriman dan beramal soleh dan berwasiat dengan kebenaran dan

Lebih terperinci

Fidyah. "Dan orang-orang yang tidak mampu berpuasa hendaknya membayar fidyah, dengan memberi makanan seorang miskin." (Al Baqarah : 184)

Fidyah. Dan orang-orang yang tidak mampu berpuasa hendaknya membayar fidyah, dengan memberi makanan seorang miskin. (Al Baqarah : 184) Fidyah 1. Bagi Siapa Fidyah Itu? Bagi ibu hamil dan menyusui jika dikhawatirkan keadaan keduanya, maka diperbolehkan berbuka dan memberi makan setiap harinya seorang miskin, dalilnya adalah firman Allah:

Lebih terperinci

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : [ ] E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : MENGHORMATI ORANG LAIN "Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang muda dari kami." Orang yang paling pantas dihormati dan dihargai

Lebih terperinci

Lailatul Qadar. Rasulullah SAW Mencontohkan beberapa amal khusus terkait Lailatul Qadar ini, di antaranya:

Lailatul Qadar. Rasulullah SAW Mencontohkan beberapa amal khusus terkait Lailatul Qadar ini, di antaranya: Lailatul Qadar Malam Lailatul Qadar ialah malam diturunkan Al-Qur an dan dirinci segala urusan manusia seperti rezeki, kematian, keberuntungan, hidup dan mati. Malam itu ada di setiap bulan Ramadhan. Allah

Lebih terperinci

HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) SKRIPSI

HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) SKRIPSI HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S. Sy)

Lebih terperinci

Beberapa Kekeliruan Kaum Muslimin Seputar Lailatul Qadar

Beberapa Kekeliruan Kaum Muslimin Seputar Lailatul Qadar Beberapa Kekeliruan Kaum Muslimin Seputar Lailatul Qadar [ Indonesia Indonesian ] Syaikh Masyhur bin Hasan Salman Terjemah : Tim Majalah As Sunnah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2009-1430 : : 2009-1430

Lebih terperinci

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf I TIKAF Pengertian I'tikaf Secara harfiyah, I tikaf adalah tinggal di suatu tempat untuk melakukan sesuatu yang baik. Dengan demikian, I tikaf adalah tinggal atau menetap di dalam masjid dengan niat beribadah

Lebih terperinci

yuslimu-islaman. Bukti ketundukan kepada Allah SWT itu harus dinyatakan dengan syahadat sebagai sebuah pengakuan dalam diri secara sadar akan

yuslimu-islaman. Bukti ketundukan kepada Allah SWT itu harus dinyatakan dengan syahadat sebagai sebuah pengakuan dalam diri secara sadar akan HADITS KEDUA 4 Arti Hadits / : Dari Umar r.a. juga dia berkata : Ketika kami dudukduduk di sisi Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju

Lebih terperinci

JABAT TANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA

JABAT TANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA TADZKIROH DEWAN SYARIAH PUSAT PARTAI KEADILAN SEJAHTERA NOMOR: 08/TK/K/DSP-PKS/II/1430 TENTANG JABAT TANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA ( ) Memasuki era mihwar muassasi, interaksi dan komunikasi kader, anggota

Lebih terperinci

BEBERAPA MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN PUASA RAMADHAN

BEBERAPA MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN PUASA RAMADHAN BEBERAPA MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN PUASA RAMADHAN NIAT Wajibnya Berniat Puasa Sebelum Terbit Fajar Shadiq (Waktu Subuh) Ketika Puasa Wajib Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam Barangsiapa yang tidak

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama

Lebih terperinci

HISAB RUKYAT DALAM ASTRONOMI MODERN. T. Djamaluddin 1

HISAB RUKYAT DALAM ASTRONOMI MODERN. T. Djamaluddin 1 HISAB RUKYAT DALAM ASTRONOMI MODERN T. Djamaluddin 1 Pendahuluan Hisab (perhitungan astronomi) dan rukyat (pengamatan) secara umum adalah bagian tak terpisahkan dari astronomi modern. Hisab yang formulasinya

Lebih terperinci

Ditulis oleh administrator Senin, 15 Desember :29 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 20 Mei :36

Ditulis oleh administrator Senin, 15 Desember :29 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 20 Mei :36 Apabila seseorang diberikan sebuah informasi tentang sesuatu untuk pertama kalinya, maka orang itu akan menganggap bahwa informasi tersebut adalah sebuah kebenaran. Sehingga jika ada orang lain yang memberikan

Lebih terperinci

Berpuasa Dan Berhari Raya Bersama Orang Banyak

Berpuasa Dan Berhari Raya Bersama Orang Banyak Didownload dari http://www.vbaitullah.or.id Berpuasa Dan Berhari Raya Bersama Orang Banyak Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani 24 September 2004 Sehubungan dengan hadirnya bulan suci Ramadhan, bulan

Lebih terperinci

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya pada tanggal 1 Rabi'ul Akhir 1402 H, bertepatan

Lebih terperinci

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan Khutbah Pertama???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam 82 BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam Program Mawaaqit Mawaaqit merupakan salah satu contoh

Lebih terperinci

MAKALAH ASTRONOMI KALENDER BULAN. Dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Astronomi. Dosen Pengampu: Arif Widiyatmoko, M.Pd.

MAKALAH ASTRONOMI KALENDER BULAN. Dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Astronomi. Dosen Pengampu: Arif Widiyatmoko, M.Pd. MAKALAH ASTRONOMI KALENDER BULAN Dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Astronomi Dosen Pengampu: Arif Widiyatmoko, M.Pd. Disusun oleh: Mugi Rahayu 4001411007 Anies Rahmayati 4001411033 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM HADIS - SUNNAH Etimologis: Hadis : perkataan atau berita. Sunnah : jalan yang dilalui atau tradisi yang dilakukan. Sunnah Nabi: jalan hidup Nabi. Terminologis Hadis:

Lebih terperinci

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam )

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam ) SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam ) I. Mukadimah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh berkata : - - :...

Lebih terperinci

SAATNYA MENCOCOKKAN ARAH KIBLAT. Oleh: Drs. H. Zaenal Hakim, S.H. 1. I.HUKUM MENGHADAP KIBLAT. Firman Allah dalam Surat al-baqarah ayat 144: Artinya:

SAATNYA MENCOCOKKAN ARAH KIBLAT. Oleh: Drs. H. Zaenal Hakim, S.H. 1. I.HUKUM MENGHADAP KIBLAT. Firman Allah dalam Surat al-baqarah ayat 144: Artinya: SAATNYA MENCOCOKKAN ARAH KIBLAT Oleh: Drs. H. Zaenal Hakim, S.H. 1. I.HUKUM MENGHADAP KIBLAT Firman Allah dalam Surat al-baqarah ayat 144: Artinya: Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit[96],

Lebih terperinci

Keistimewaan Hari Jumat

Keistimewaan Hari Jumat Keistimewaan Hari Jumat Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

PREDIKSI KEMUNGKINAN TERJADI PERBEDAAN PENETAPAN AWAL RAMADHAN 1433 H DI INDONESIA. Oleh : Drs. H. Muhammad, MH. (Ketua PA Klungkung)

PREDIKSI KEMUNGKINAN TERJADI PERBEDAAN PENETAPAN AWAL RAMADHAN 1433 H DI INDONESIA. Oleh : Drs. H. Muhammad, MH. (Ketua PA Klungkung) PREDIKSI KEMUNGKINAN TERJADI PERBEDAAN PENETAPAN AWAL RAMADHAN 1433 H DI INDONESIA Oleh : Drs. H. Muhammad, MH. (Ketua PA Klungkung) Persoalan penentuan awal bulan qamariyah, khususnya bulan Ramadhan,

Lebih terperinci

Bukti Cinta Kepada Nabi

Bukti Cinta Kepada Nabi Bukti Cinta Kepada Nabi Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Orang-orang yang Berhalangan Puasa

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Orang-orang yang Berhalangan Puasa www.bersamadakwah.com 1 : Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Islam sangat memahami bagaimana kondisi manusia karena ia adalah Din yang dipilihkan

Lebih terperinci

Shubuh Terlalu Dini; Bukti Empiris

Shubuh Terlalu Dini; Bukti Empiris Shubuh Terlalu Dini; Bukti Empiris Ahad, 6 Agustus 2009 diadakan kajian ilmiah dengan tema Sudahkah Kita Sholat Subuh Tepat pada Waktunya?. Acara menghadirkan pembicara Syaikh Mamduh Farhan al-buhairi

Lebih terperinci

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Kaedah imaging untuk cerapan Hilal berasaskan Charge Couple Device (CCD) Hj Julaihi Hj Lamat,

Kaedah imaging untuk cerapan Hilal berasaskan Charge Couple Device (CCD) Hj Julaihi Hj Lamat, Kaedah imaging untuk cerapan Hilal berasaskan Charge Couple Device (CCD) Hj Julaihi Hj Lamat, Brunei Institution of Geomatics (B.I.G), Brunei Darussalam Email: julaihi.lamat@gmail.com Kita maklum, penentuan

Lebih terperinci

"Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al Qur an) pada malam

Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al Qur an) pada malam Lebih baik dari seribu bulan ( ) ( ) 1 ( ) ( ) ( ) "Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al Qur an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari

Lebih terperinci

Rukyat Legault, Ijtimak Sebelum Gurub, dan Penyatuan Kalender Islam

Rukyat Legault, Ijtimak Sebelum Gurub, dan Penyatuan Kalender Islam Rukyat Legault, Ijtimak Sebelum Gurub, dan Penyatuan Kalender Islam Sabtu, 03-05-2014 Yogyakarta- Berhasilnya rukyat yang dilakukan Ilmuan Perancis Thierry Legault dengan menangkap hilal pada sudut elongasi

Lebih terperinci

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam *Biografi Singkat Empat Imam Besar dalam Dunia Islam* *Imam Hanafi (80-150 H)* Beliau dilahirkan pada tahun 80 H dan meninggal dunia di Bagdad pada tahun

Lebih terperinci

E١١٧ J١٠٩ W F : :

E١١٧ J١٠٩ W F : : [ ] E١١٧ J١٠٩ W F : : א MEMBERI KABAR GEMBIRA Berilah kemudahan dan jangan menyusahkan, berilah kabar gembira dan janganlahengkau membuat orang men jauh (Tabsyir atau memberi kabar gembira) adalah slogan

Lebih terperinci

Muharram, Ketika kemuliaannya ternoda..

Muharram, Ketika kemuliaannya ternoda.. Muharram, Ketika kemuliaannya ternoda.. "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.

Lebih terperinci

E٤٢ J٣٣ W F : :

E٤٢ J٣٣ W F : : [ ] E٤٢ J٣٣ W F : : Masyarakat yang bersih, yang tidak dipenuhi berbagai berita adalah masyarakat yang selamat serta terjaga, dan yang melakukan maksiat tetap tertutup dengan tutupan Allah atasnya hingga

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: 02Fakultas Ekonomi dan Bisnis Pokok Bahasan : SUMBER AJARAN ISLAM Dr. Achmad Jamil, M.Si Program Studi S1 Manajemen AL QUR AN. Secara etimologi Alquran berasal dari kata

Lebih terperinci

HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) NASKAH PUBLIKASI

HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) NASKAH PUBLIKASI HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) NASKAH PUBLIKASI Oleh: AHMAD BASORI I 000 090 004 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012 2 PENGESAHAN

Lebih terperinci

HADITS SUMBER AJARAN ISLAM KEDUA. Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag

HADITS SUMBER AJARAN ISLAM KEDUA. Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag HADITS SUMBER AJARAN ISLAM KEDUA Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag Pengertian Hadits : Menurut bahasa artinya baru atau kabar. Menurut istilah adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi saw. baik berupa

Lebih terperinci

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H Pengantar: Ramadhan 1434 H segera tiba. Sepantasnya kaum Muslim bergembira menyambutnya. Sebab di dalamnya penuh dengan pahala. Apa yang harus dilakukan dan bagaimana kaum Muslim bisa meraih ketakwaan.

Lebih terperinci

Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at

Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at Dalam pembahasan ini ada tiga persoalan yang akan kami ketengahkan: 1. Hukum membaca sebagian Al-Quran dalam khutbah. 2.Kadar minimal Al-Qur an yang dibaca

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1 Bersama Dakwah 1 KHUTBAH PERTAMA.. * Hari ini kita hampir berada di pertengahan bulan Sya'ban. Sebentar lagi kita akan bertemu dengan bulan Ramadhan yang mulia. Ini merupakan bagian dari nikmat Allah yang

Lebih terperinci

Khutbah Jum'at. Sebelum Ramadhan Pergi. Bersama Dakwah 1

Khutbah Jum'at. Sebelum Ramadhan Pergi. Bersama Dakwah 1 Bersama Dakwah 1 KHUTBAH PERTAMA.. * Waktu seperti begitu cepat berlalu. Kita kini telah berada di penghujung Ramadhan. Shalat Jum'at kita kali ini adalah shalat Jum'at terakhir di bulan Ramadhan 1432

Lebih terperinci

Khutbah Jum'at. Keutamaan Muharam. Bersama Dakwah 1

Khutbah Jum'at. Keutamaan Muharam. Bersama Dakwah 1 Bersama Dakwah 1 KHUTBAH PERTAMA.. * Waktu demikian cepat berlalu. Hari demi hari kita lalui. Bulan demi bulan berganti. Seakan tak terasa, kini kita sudah berada di akhir bulan Dzulhijjah. Yang artinya,

Lebih terperinci

Khutbah Jum'at. Menyambut Ramadhan 1432 H. Bersama Dakwah 1

Khutbah Jum'at. Menyambut Ramadhan 1432 H. Bersama Dakwah 1 Bersama Dakwah 1 KHUTBAH PERTAMA.. * Jamaah Jum at yang dirahmati Allah, Hari demi hari kita lalui, hingga kita bertemu dengan Jum'at kembali. Sebuah hari yang agung, sayyidul ayyam, yang penuh dengan

Lebih terperinci

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH Ust. H. Ahmad Yani, MA Kondisi Manusia Menghadapi Musibah Setiap manusia di Dunia ini pasti pernah melewati masa-masa ujian dari Allah SWT. Beragam ujian yang dialami manusia

Lebih terperinci

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

Al-Qur an Al hadist Ijtihad Al-Qur an Al hadist Ijtihad Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman (Saba'

Lebih terperinci

Tiga Sumber Ajaran Islam

Tiga Sumber Ajaran Islam Asep Zaenal Ausop Tiga Sumber Ajaran Islam Ketika Nabi saw mengutus Mu adz ibn Jabal ke Yaman, beliau bertanya kepada Mu adz : Dengan apa engkau menghukumi. Muadz menjawab : Dengan kitab Allah. Nabi bertanya

Lebih terperinci

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( )

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( ) SUMBER AJARAN ISLAM Erni Kurnianingsih (10301241001) Nanang Budi Nugroho (10301241012) Nia Kurniawati (10301241026) Tarmizi (10301249002) Dasar penggunaan sumber agama islam di dasarkan ayat al-qur an

Lebih terperinci

RISALAH AQIQAH. Hukum Melaksanakan Aqiqah

RISALAH AQIQAH. Hukum Melaksanakan Aqiqah RISALAH AQIQAH Hukum Melaksanakan Aqiqah Aqiqah dalam istilah agama adalah sembelihan untuk anak yang baru lahir sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT dengan niat dan syarat syarat tertentu. Oleh

Lebih terperinci

Menjelang tahun 1390H / 1970, isu penentuan awal Ramadhan dan Syawal menjadi

Menjelang tahun 1390H / 1970, isu penentuan awal Ramadhan dan Syawal menjadi Menjelang tahun 1390H / 1970, isu penentuan awal Ramadhan dan Syawal menjadi semakin hangat. 29 Ulama berbahas mengenai cadangan meminda rukyah kepada rukyah dan hisab. Akhirnya, Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan

Lebih terperinci

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:????????????????????????

Lebih terperinci

Seribu Satu Sebab Kematian Manusia

Seribu Satu Sebab Kematian Manusia Seribu Satu Sebab Kematian Manusia Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Bab 37 Hendaknya Yang Hadir Menyampaikan Ilmu kepada Yang Tidak Hadir Ini adalah perkataan Nabi yang dinukil Ibnu Abbas

Bab 37 Hendaknya Yang Hadir Menyampaikan Ilmu kepada Yang Tidak Hadir Ini adalah perkataan Nabi yang dinukil Ibnu Abbas - - 37 - Bab 37 Hendaknya Yang Hadir Menyampaikan Ilmu kepada Yang Tidak Hadir Ini adalah perkataan Nabi yang dinukil Ibnu Abbas Penjelasan : Berbagai macam cara telah ditunjukkan syariat didalam proses

Lebih terperinci