PENERAPAN SAK ETAP PADA PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Ervina Rahma Putri, Siti Mutmainah Politeknik Negeri Semarang, Jurusan Akuntansi Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Abstract BPR is considered necessary to use the SAK ETAP by Bank Indonesia to establish that the SAK ETAP and BPR are Pedoman Akuntansi (PA BPR).Purpose of this paper is to identify changes that occur in the post each financial statement balance sheet and income statement and the effect of such changes on the profit or loss of PD BPR Bank Salatiga 2009 and 2010 period. Writing method used is a method of exposition and description method.based on the analysis conducted, changes occur in the recognition, measurement, presentation and disclosure of fees and commission income accounts. Fees and commission income is recognized amortization recognized that profit is smaller than the previous one. Keywords: Financial Statement, SAK-ETAP, BPR Accounting Role Bank Indonesia menetapkan bahwa SAK untuk BPR adalah SAK ETAP dan Pedoman Akuntansi BPR (PA BPR).Tujuan penulisan ini adalah untuk mengidentifikasi perubahan-perubahan yang terjadi dalam tiap-tiap pos laporan keuangan Neraca dan Laporan Laba Rugi serta pengaruh perubahan tersebut terhadap laba atau rugi PD BPR Bank Salatiga periode 2009-2010 akibat penerapan SAK ETAP. Metode penulisan yang digunakan adalah metode eksposisi dan metode deskripsi.berdasarkan analisis yang dilakukan, perubahan terjadi pada pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan pos Pendapatan Provisi dan komisi. Pendapatan Provisi dan Komisi diakui secara amortisasi sehingga laba yang diakui menjadi lebih kecil dari yang sebelum SAK- ETAP. Kata Kunci: Laporan Keuangan. SAK-ETAP, Pedoman Akuntansi BPR PENDAHULUAN Sebagai suatu entitas yang memiliki tanggung jawab kepada publik, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dituntut untuk menyajikan laporan keuangan yang berkualitas, yaitu laporan yang dapat memberikan informasi yang akurat dan komperhensif bagi seluruh pihak yang berkepentingan dan mencerminkan kinerja BPR secara utuh. Untuk itu diperlukan standar dan pedoman akuntansi yang sesuai untuk mengatur hal tersebut. Sekarang ini, standar akuntansi keuangan sedang dalam proses konvergensi dengan IFRS, sehingga penyusunan laporan keuangan menjadi lebih kompleks. Kondisi tersebut cukup menyulitkan bagi sebagian besar perusahaan di Indonesia, terutama bagi perusahan di skala mikro, kecil, dan menengah. Berdasarkan pertimbangan tersebut, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengeluarkan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). SAK ETAP ditujukan bagi entitas tanpa akuntabilitas publik yang signifikan. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/ 37 /DKBU yang dikeluarkan pada tanggal 31 Desember 2009, dan mulai berlaku tanggal 1 Januari 2010 standar akuntansi keuangan bagi Bank Perkreditan Rakyat atau BPR menggunakan SAK ETAP. Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI (DSAK-IAI) dalam SAK
ETAP menyatakan bahwa SAK ETAP dapat diberlakukan bagi entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan, sepanjang otoritas berwenang mengatur penggunaan SAK ETAP dimaksud, berdasarkan hal tersebut di atas, standar akuntansi keuangan bagi BPR ditetapkan menggunakan SAK ETAP. Ditetapkannya BPR menggunakan SAK ETAP karena kegiatannya yang terbatas dan sederhana dan dinilai tidak memadai dari sisi biaya dan manfaat bagi BPR jika menggunakan standar akuntansi keuangan umum yang digunakan bagi bank umum. Dalam masa transisi pemakaian standar ini, terdapat hal hal yang perlu diperhatikan karena terdapat beberapa perbedaan dalam hal penyajian dan pengungkapannya. Dampak dari perbedaan ini akan membutuhkan penyesuaian ketika suatu entitas akan menerapkan SAK ETAP. yang paling banyak terjadi adalah tata cara penyesuaian atas pos-pos pada laporan keuangan sehingga menampilkan penyajian laporan keuangan yang berbeda antara tahun sebelum penggunaan SAK ETAP dan sesudahnya. Hal ini tentu akan mempengaruhi perolehan laba. Untuk itu permasalahan dan tujuan dalam penulisan ini adalah penyajian laporan keuangan BPR periode 2009 sebelum menggunakan SAK ETAP dengan laporan keuangan setelah digunakan SAK ETAP periode 2010, yang meliputi : 1. -perubahan apa saja yang terjadi dalam tiap-tiap pos laporan keuangan Neraca dan Laporan Laba Rugi akibat penerapan SAK ETAP dan PA BPR. 2. Bagaimana pengaruh perubahan penyajian pos-pos dalam laporan keuangan terhadap pendapatan perusahaan untuk laporan keuangan periode 2010. METODE Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksposisi dan deskripsi dengan studi kasus pada PD BPR Bank Salatiga. Metode ini digunakan untuk memaparkan dan menjelaskan hasil penelitian tentang penyajian laporan keuangan tahun 2010 yang disusun menggunakan SAK ETAP yang dibandingkan dengan laporan keuangan sebelum menggunakan SAK ETAP. HASIL DAN PEMBAHASAN Komponen Laporan Keuangan BPR a. Laporan keuangan BPR untuk tujuan umum terdiri dari: 1) Neraca; 2) Laporan laba rugi; 3) Laporan perubahan ekuitas; 4) Laporan arus kas; dan 5) Catatan atas laporan keuangan. b. BPR wajib membuat laporan keuangan sebagai laporan kepada Bank Indonesia dan pengguna lainnya yang menyangkut posisi keuangan,kinerja, dan perubahan posisi keuangan. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya laporan keuangan BPR yang menyediakan informasi tersebut untuk pengambilan keputusan, seperti dicerminkan dalam laporan laporan berikut ini: 1) Laporan Posisi Keuangan Posisi keuangan BPR dipengaruhi oleh sumber daya ekonomi yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas, dan solvabilitas, serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungann. Informasi ini berguna untuk memprediksi kemampuan BPR di masa depan dalam
menghasilkan kas dan setara kas, kebutuhan investasi, distribusi imbal hasil dan arus kas, serta kemampuan BPR dalam memenuhi komitmen keuangan pada saat jatuh tempo, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Informasi posisi keuangan BPR tergambar dalam neraca. 1) Laporan Kinerja Laporan kinerja BPR diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi selama periode pelaporan yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi ini berguna untuk memprediksi kapasitas BPR dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Selain itu, informasi ini berguna dalam perumusan tentang efektivitas BPR dalam memanfaatkan sumber daya. Informasi kinerja BPR tergambar dalam laporan laba rugi. 2) Laporan Posisi Keuangan Informasi perubahan posisi keuangan BPR, antara lain: a) ekuitas Informasi perubahan ekuitas BPR menggambarkan peningkatan atau penurunan aset neto atau kekayaan selama periode pelaporan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Informasi ini bermanfaat untuk mengetahui perubahan aset bersih yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham dan jumlah keuntungan atau kerugian yang berasal dari kegiatan BPR. Informasi perubahan ekuitas tergambar dalam laporan perubahan ekuitas. a) kas dan setara kas Informasi perubahan kas dan setara kas berguna untuk menilai kemampuan BPR menghasilkan arus kas serta kebutuhan BPR untuk menggunakan arus kas pada setiap aktivitas selama periode pelaporan. Informasi ini bermanfaat untuk menilai arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Informasi perubahan kas dan setara kas tergambar dalam laporan arus kas. b) Catatan atas laporan keuangan Untuk lebih memahami informasi yang terdapat dalam laporan posisi
Pedoman Akuntansi keuangan, laporan kinerja dan laporan perubahan posisi keuangan diperlukan suatu penjelasan yang relevan. Penjelasan tersebut dapat diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yang berisi informasi tambahan terhadap pos-pos yang disajikan dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan uraian naratif atau pemisahan pos-pos yang diungkapkan dalam laporan keuangan, serta informasi tentang pos-pos yang tidak memenuhi persyaratan pengakuan dalam Ikhtisar Kebijakan Akuntansi PD BPR Bank Salatiga laporan keuangan tersebut. Kebijakan Akuntansi Pada penyajian laporan keuangan tahun 2008 2009 menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no.31 (revisi 2000), Setelah dikeluarkannya Surat Edaran Bank Indonesia tentang penggunaan SAK ETAP, maka pada penyajian laporan keuangan tahun 2010 memakai pedoman PA-BPR dan SAK ETAP. perubahan tersebut terlihat pada prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan perusahaan, yaitu: a. Kredit yang Diberikan pada periode 2008-2009 memiliki jangka waktu 3 bulan sampai dengan 120 bulan. b. Pendapatan dan Beban Provisi dan Administrasi pada periode 2008-2009 diakui sebagai Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi. Pendapatan ini diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi. perubahan tersebut sangat berpengaruh terhadap penyajian laporan keuangan periode tersebut. perubahan itu dapat dilihat dalam tabel berikut: Keterangan Periode 2009 Periode 2010 PSAK no.31 (revisi PA-BPR dan SAK 2000) ETAP Komponen Laporan Keuangan Penyajian Laporan Keuangan Kredit yang Diberikan Neraca, Laporan Laba / Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Ekuitas, Catatan atas Laporan Keuangan Dalam Rupiah, basis akrual dengan konsep nilai perolehan Jangka waktu 3 120 bulan Neraca, Laporan Laba / Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Ekuitas, Catatan atas Laporan Keuangan Dalam Rupiah, basis akrual dengan konsep nilai perolehan Jangka waktu 1 180 bulan Terjadi perubahan standar akuntansi Terjadi perubahan jangka waktu pemberian kredit.
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Aktiva Tetap dan Inventaris Simpanan Pendapatan dan Beban Profisi dan Komisi Pendapatan dan Beban Bunga Aktiva Produktif diklasifikasi menjadi Lancar, Kurang Lancar, Diragukan, Macet -Dicatat berdasarkan harga perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan, dengan metode garis lurus. - Biaya perbaikan dan perawatan dibebankan langsung ke laba rugi pada saat terjadinya. - Biaya yang dapat memperpanjang masa manfaat ekonomi harus dikapitalisasi. - Jika aset tidak digunakan kembali, nilai dan akumulasi harus dikeluarkan dari pencatatan dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diperhitungkan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Simpanan dalam bentuk Tabungan (Tamasdep, Tabungan Wajib, Tabungan Sekolah, Tabungan Berjangka, Tahapan BPR, Teladan, Tarsan Kota) dan Deposito Berjangka(jangka waktu 1, 3, 6, 12 bulan) Diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat transaksi (cash basis) Diakui secara akrual, kecuali pendapatan atas aktiva produktif yang diklasifikasikan pada saat Aktiva Produktif diklasifikasi menjadi Lancar, Kurang Lancar, Diragukan, Macet -Dicatat berdasarkan harga perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan, dengan metode garis lurus. - Biaya perbaikan dan perawatan dibebankan langsung ke laba rugi pada saat terjadinya. - Biaya yang dapat memperpanjang masa manfaat ekonomi harus dikapitalisasi. - Jika aset tidak digunakan kembali, nilai dan akumulasi harus dikeluarkan dari pencatatan dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diperhitungkan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Simpanan dalam bentuk Tabungan (Tamasdep, Tabungan Wajib, Tabungan Sekolah, Tabungan Berjangka, Tahapan BPR, Teladan, Tarsan Kota) dan Deposito Berjangka(jangka waktu 1, 3, 6, 12 bulan) Diakui secara amortisasi (acrual bassis) Diakui secara akrual, kecuali pendapatan atas aktiva produktif yang diklasifikasikan pada saat Terjadi perubahan pengakuan pendapatan dan beban profisi dan komisi
Penggunaan Estimasi pendapatan tersebut diterima secara tunai. Estimasi yang mempengaruhi aktiva, kewajiban, komitmen dan kontijensi Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012 pendapatan tersebut diterima secara tunai. Estimasi yang mempengaruhi aktiva, kewajiban, komitmen dan kontijensi Pos - Pos Neraca 3) Ekuitas terdiri atas Modal Untuk membandingkan perubahan Saham, Modal pinjaman, yang terjadi atas penerapan SAK ETAP dan PA-BPR, laporan yang akan dikomparasikan adalah laporan Cadangan Umum, Cadangan Tujuan, Rugi Tahun Lalu dan Laba Tahun Berjalan. keuangan periode 2009. perubahan c. Pada tahun 2010, akun-akun yang pada pos-pos Neraca secara digunakan dalam penyajian umum dapat diidentifikasi sebagai Neraca adalah sebagai berikut: berikut. 1) Aset terdiri atas Kas, a. Pada tahun 2009 neraca disajikan sebagai Aktiva pada sisi debit, Pendapatan Bunga yang Akan Diterima, Penempatan pada sedangkan pada tahun 2010 Bank lain, Kredit yang disajikan sebagai Aset pada sisi Diberikan, Agunan Yang debit. b. Pada tahun 2009, akun-akun yang Diambil Alih, Aset Tetap dan Inventaris, dan Aset lain lain digunakan adalah sebagai berikut: 2) Kewajiban terdiri atas 1) Aktiva terdiri atas akun Kas, Kewajiban Segera Dibayar, Aktiva Antarbank Aktiva, Utang Bunga, Utang Pajak, Kredit Yang Diberikan, Aktiva Tabungan, Deposito berjangka, Tetap dan Inventaris, dan Simpanan dari Bank Lain, Rupa-Rupa Aktiva. Pinjaman yang Diterima, 2) Kewajiban terdiri atas Dana Setoran Modal Kewajiban Segera Dibayar, Kewajiban dan Kewajiban Tabungan, Deposito Lain-Lain. Berjangka, Antarbank Pasiva dan Rupa-Rupa Pasiva. 3) Ekuitas terdiri atas Modal,dan Saldo Laba Neraca PD BPR Bank Salatiga Nama Akun Periode 2009 Periode 2010 Kas Transaksi kas diakui Transaksi kas diakui sebesar nilai nominal sebesar nilai nominal Pendapatan Bunga yang Akan Diterima - Dikeluarkan dari Rupa-Rupa Aktiva tahun 2009 dan menjadi akun yang berdiri sendiri di tahun 2010 elemen aset Penempatan pada Bank Lain Antarbank Aktiva, terdiri atas: -Penempatan pada Bank Umum -Penempatan pada BPR Penempatan pada Bank Lain, terdiri atas: -Penempatan pada Bank Umum -Penempatan pada BPR nama akun pada aset
Kredit yang Diberikan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) -Pihak terkait dengan Bank -Pihak Tidak Terkait dengan Bank -PPAP awal tahun -Pembentukan PPAP -Penerimaan Kembali kredit yang telah dihapus -Koreksi kelebihan pembentukan -Pihak terkait dengan Bank -Pihak Tidak Terkait dengan Bank -PPAP awal tahun -Pembentukan PPAP -Penerimaan Kembali kredit yang telah dihapus -Penghapusbukuan kredit yang diberikan -Koreksi kelebihan pembentukan komposisi pembentuk PPAP Agunan Diambil Alih Nilai Buku Aset Tetap dan Inventaris Aset Lain lain Kewajiban Segera - Dikeluarkan dari Rupa-Rupa Aktiva tahun 2009 dan menjadi akun yang berdiri sendiri di tahun 2010 -Bangunan, Akumulasi penyusutan Gedung -Inventaris, Akumulasi penyusutan inventaris Rupa- Rupa Aktiva, terdiri atas : -Pajak dibayar dimuka -Pendapatan Bunga yang akan diterima -Biaya dibayar dimuka -Beban yang ditangguhkan -Agunan diambil alih Kewajiban Segera Dibayar: -Utang PPh atas Bunga Deposito -Utang PPh atas Bunga Tabungan -Utang Pajak Penghasilan Pasal 29 -Bangunan, Akumulasi penyusutan Gedung -Inventaris, Akumulasi penyusutan inventaris Rupa- Rupa Aktiva, terdiri atas : -Pajak dibayar dimuka -Biaya dibayar dimuka -Beban yang ditangguhkan Kewajiban Segera Dibayar: -Utang PPh atas Bunga Deposito -Utang PPh atas Bunga Tabungan -Titipan Angsuran Kredit Utang Bunga - Dikeluarkan dari Rupa-Rupa Pasiva tahun 2009 dan menjadi akun yang berdiri sendiri di tahun elemen aset komposisi pembentuk aset lain-lain nama akun Elemen Kewajiban
2010 Utang Pajak - -diambil dari Rupa- Rupa Pasiva pada akun Taksiran Pajak Tabungan -Pihak terkait dengan bank -Pihak tidak terkait dengan bank Deposito -Pihak terkait dengan bank -Pihak tidak terkait dengan bank Pinjaman Diterima Dana Setoran Modal Kewajiban Lain- Lain -Pihak terkait dengan bank -Pihak tidak terkait dengan bank -Pihak terkait dengan bank -Pihak tidak terkait dengan bank - Dikeluarkan dari Antarbank Pasiva tahun 2009 dan menjadi akun yang berdiri sendiri di tahun 2010 Elemen Kewajiban Elemen Kewajiban Modal Pinjaman Dana Setoran Modal nama akun Rupa-Rupa Pasiva, terdiri atas: -Pendapatan buanga komponen -Beban Bunga yang yang akan pembentuk masih harus diterima(pendapatan kewajiban lainlain dibayar(utang diterima dimuka) Bunga) -Taksiran Pajak Penghasilan(Utang Pajak) -Deviden yang belum dibayar -Pendapatan Diterima dimuka Modal Disetor Cadangan Umum Cadangan Tujuan Saldo Laba belum ditentukan tujuannnya Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012 - Berasal dari laba tahun berjalan dan laba ditahan komponen ekuitas Pos Pos Laporan Laba Rugi perubahan pada pos-pos Laporan Laba Rugi secara umum dapat diidentifikasi sebagai berikut.
Laporan Laba Rugi PD BPR Bank Salatiga Nama Akun Periode 2009 Periode 2010 Pendapatan Bunga yang Diterima -Dari bank lain (giro,tabungan, sertifikat deposito,deposito berjangka,kredit yang diberikan) -Dari pihak ketiga bukan bank -Dari bank lain (giro,tabungan, sertifikat deposito,deposito berjangka,kredit yang diberikan) -Dari pihak ketiga bukan bank Pendapatan Provisi dan Komisi Kredit Beban Bunga yang Dibayar Pendapatan Lainnya Beban Penyusutan/Kerugia n Penyusutan Pendapatan diakui secara cash basis -Kepada Bank Indonesia -Kepada bank-bank lain(tabungan,deposi to berjangka,pinjaman yang diterima,lainnya) -Kepada pihak ketiga bukan bank(tabungan, deposito berjangka,pinjaman yang diterima, lainnya) -Administrasi tabungan\ -Administrasi kredit -Denda Kredit -Pinalty deposito, penutupan rekening -Kelebihan PPAP -Selisih kas -Materai -Operasional Lainnya Pendapatan diakui secara acrual basis -Kepada Bank Indonesia -Kepada bank-bank lain(tabungan,deposi to berjangka,pinjaman yang diterima,lainnya) -Kepada pihak ketiga bukan bank(tabungan, deposito berjangka,pinjaman yang diterima, lainnya) -Administrasi tabungan\ -Administrasi kredit -Denda Kredit -Pinalty deposito, penutupan rekening -Kelebihan PPAP -Selisih kas - Dikeluarkan dari Beban Administrasi dan Umum pada tahun 2009 dan menjadi akun yang berdiri sendiri pada konsep pengakuan pendapatan, membutuhka n jurnal reklasifikasi komponen pembentuk Pendapatan Lainnya Komponen
tahun 2010 Beban Pemasaran - Dikeluarkan dari Beban Lainnya pada tahun 2009 dan menjadi akun yang berdiri sendiri pada tahun 2010 Beban Administrasi dan Umum Pendapatan Non Oper asional Beban Non Opersional -Iuran-iuran -Biaya rapat dan jamuan tamu -Biaya rekreasi -Biaya Olah raga -Biaya Promosi -Biaya Insentif Deposito -Baiaya Anggaran -Biaya insentif juru bayar -Biaya kantor akuntan publik Tidak dirinci Tidak dirinci Taksiran Pajak Tarif pajak 14% dan Penghasilan 28 % Sumber : Data sekunder yang diolah, 2012 -Beban Personalia(gaji,upah, honorarium, dan beban tenaga kerja lainnya) -Beban Pendidikan -Premi asuransi -Sewa -Beban Pajak (non PPh) -Beban Pemeliharaan dan Perbaikan -Barang dan jasa -Beban Operasional Lainnya (Iuraniuran, biaya rapat dan jamuan tamu,biaya olah raga,biaya kantor akuntan publik, biaya notaris) Terdiri atas Pendapatan Fee Listrik,Selisih Kas Terdiri atas Pendirian cabang dan lainnya Tarif pajak 12.5% dan 25 % Komponen komponen pembentuk beban administrasi dan umum Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan atas Penerapan SAK ETAP Berdasarkan identifikasi yang dilakukan atas penerapan SAK ETAP dan PA BPR terhadap penyajian laporan keuangan PD BPR Bank Salatiga, berikut dijelaskan perubahan yang terjadi serta pengaruhnya terhadap laporan keuangan. 1. Pada Laporan Keuangan Neraca, terdapat pos tambahan pada Kredit yang Diberikan yaitu pos Provisi dan Administrasi. Pos ini didapat dari nominal yang di koreksi atas perhitungan pengakuan Pendapatan Provisi dan Komisi. Menurut ketentuan PA BPR, Pendapatan Provisi dan Komisi Kredit harus diakui secara bertahap atau diamortisasi sesuai dengan jangka waktu pemberian kredit. Pendapatan yang telah diakui semua secara langsung saat transaksi pemberian kredit harus disesuaikan dengan pendapatan yang sesungguhnya dapat diakui sesuai dengan perhitungan amortisasi. Pendapatan yang belum diakui dimasukkan ke dalam
Neraca yaitu merupakan komponen penyusun Kredit yang Diberikan. 2. Pendapatan Provisi dan Komisi Kredit yang diakui secara amortisasi menyebabkan Pendapatan Operasional Perusahaan berkurang sebesar pendapatan yang belum diakui yang dimasukkan ke dalam pos Kredit yang Diberikan-Provisi dan Komisi. Berkurangnya Pendapatan Operasional Perusahaan ini berakibat terhadap berkurangnya Pendapatan yang dapat diakui perusahaan. Secara langsung hal ini berpengaruh terhadap perhitungan laba yang menjadi semakin kecil atau rugi yang semakin besar. Hal ini sangat berpengaruh terhadap perhitungan pajak penghasilan yang harus dibayar perusahaan. 3. Berdasarkan ketentuan PA-BPR, pengakuan dan pengukuran kembali pos-pos dalam laporan keuangan periode 2009 tidak diperlukan sehingga dalam laporan keuangan komparatif periode 2009 dan 2010 pada PD BPR Bank Salatiga tidak terlihat perubahan laba yang didapatkan. Penyesuaian harus dilakukan ditahun 2009 langsung diterapkan pada penyajian laporan keuangan tahun 2010. SIMPULAN Berdasarkan analisis yang dilakukan mengenai perubahan penyajian laporan keuangan periode 2009 sebelum dan sesudah menerapkan SAK ETAP dan PA BPR pada PD BPR Bank Salatiga, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Penerapan SAK ETAP dan PA BPR mempengaruhi laporan keuangan perusahaan dari segi pengakuan,pengukuran, penyajian dan pengungkapan. yang signifikan terdapat pada pos Pendapatan Provisi dan Komisi Kredit yang mengalami perubahan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan yang secara langsung berpengaruh terhadap laba atau rugi yang diakui perusahaan.laba perusahaan diakui lebih kecil karena pendapatan Provisi dan Komisi Kredit harus diakui secara amortisasi sehingga pendapatan yang diakui pada tahun bersangkutan hanya sebatas pengukuran selama 1 tahun. 2. Kelebihan dari penerapan SAK ETAP dan PA PBR ini adalah perusahaan dapat mengakui pendapatan secara konsisten setiap tahun selama jangka waktu kredit yang diberikan.namun, kekurangan atas penerapan ini adalah pendapatan yang diakui perushaan di awal pemberian kredit jauh lebih kecil karena pendapatan tersebut tidak dapat diakui secara keseluruhan. Selain itu, penerapan pedoman ini juga memerlukan penyesuaian sistem yang digunakan perusahaan dalam menghasilkan laporan keuangan. Hal ini membuat perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan dalam melakukan pengadaan sistem yang baru. 3. Perusahaan telah konsisten mengadopsi SAK ETAP dan PA BPR secara baik. Hal ini harus dipertahankan agar perusahaan mendapat keuntungan dalam jangka waktu yang lebih lama. DAFTAR PUSTAKA Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009,SAK ETAP, Jakarta:Salemba Empat Kasmir.2008.Manajemen Perbankan.Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Keraf,Gorys.2004. Flores: Nusa Indah Komposisi.Ende Supranto, J, M.A.2002. Metode Riset Aplikasinya Dalam Pemasaran.Jakarta: PT Rineka Cipta Tim Pedoman Akuntansi Bank Perkreditan Rakyar.Pedoman Akuntansi Bank Perkreditan Rakyat:Bank Indonesia,2010.