PENGEMBANGAN MEDIA MOBILE LEARNING DENGAN APLIKASI SCHOOLOGY PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI MATERI HIDROSFER KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MEDIA MOBILE LEARNING DENGAN APLIKASI SCHOOLOGY PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI MATERI HIDROSFER KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR.

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS ANDROID PADA MATERI PLANTAE UNTUK SISWA SMA MENGGUNAKAN ECLIPSE GALILEO

Muhammad Tanwir 1*) Setya Nugraha 2) Singgih Prihadi 2) Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta 2)

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF KOMPETENSI ETIMOLOGI MULTIMEDIA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PENGEMBANGAN MOBILE LEARNING BAGI PEMBELAJARAN

PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN MODUL DASAR PENATAAN DISPLAY PADA MATA PELAJARAN PENATAAN DAN PERAGAAN SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 2 JEPARA JURNAL

PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MATA PELAJARAN TEKNIK ANIMASI 2D KELAS XI MM DI SMKN 1 BANTUL

Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Volume 2, No 2, September 2015 ( ) Tersedia Online:

Oleh: Fitra Mega Kurniawan, Progam Pendidikan Teknik Elektronika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS3 PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KEADAAN ALAM DI INDONESIA KELAS VII

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN SAINS MATERI GERAK TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 1 GALUR KULON PROGO

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN ADOBE FLASH PADA MATA PELAJARAN LAS SMAW DI SMK NEGERI 1 SEYEGAN

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS WEBSITE MENGGUNAKAN NOTEPAD++ PADA MATERI PROTOZOA UNTUK KELAS X SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO TUTORIAL PADA MATA PELAJARAN SISTEM OPERASI KELAS X MULTIMEDIA SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PERMAINAN ULAR TANGGA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATERI GAYA 1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN ALAM, SOSIAL, BUDAYA, DAN EKONOMI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MOBILE LEARNING BERBASIS ANDROID DALAM PEMBELAJARAN ATLETIK UNTUK SISWA SMP KELAS VII

Pengembangan Modul Dasar (Muhammad Firda Husain) 1

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA.

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING PADA MATA KULIAH FISIKA 1 UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS BELAJAR MAHASISWA

PENGEMBANGAN MEDIA BERBASIS ADOBE FLASH CC

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta

Oleh: Yoko Rizki Pratama, Universitas Negeri Yogyakarta Kata kunci : Multimedia interaktif, Pengenalan internet, siswa.

Edu Geography 3 (5) (2015) Edu Geography.

RESPON SISWA PADA PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN: IMPLEMENTASI PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 DENPASAR

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS WEB PADA MATERI BIOLOGI SEMESTER GENAP UNTUK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATU

PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERORIENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI ELASTISITAS SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN SMA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA MODUL PADA MATA DIKLAT GAMBAR TEKNIK DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI BILANGAN DI KELAS VII SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI.

PENGEMBANGAN BUKU FISIKA MULTI REPRESENTASI PADA MATERI GELOMBANG DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBENTUK ANIMASI BERBASIS MOBILE LEARNING (M-LEARNING) PADA MATERI GERAK LURUS DI SMP

Pengembangan E-Learning berbasis Schoology pada Mata Pelajaran Matematika Kelas VII

PEMODELAN SPASIAL GUNUNGAPI MERAPI SEBAGAI MEDIA KONTEKSTUAL PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA SEKOLAH RAWAN BENCANA ALAM

PENYUSUNAN LKS PEMBELAJARAN MATERI EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SEWON

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS ICT PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTS

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FLIPBOOK FISIKA APLIKASI CORELDRAW X5 DENGAN SIMULASI VIDEO UNTUK SISWA SMA. Skripsi Oleh : Dwi Prihartanto K

Pengembangan Alat Peraga Momentum dengan Sistem Sensor

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN GEOGRAFI INTERAKTIF MATERI SEBARAN FLORA-FAUNA

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS WEBMATERI PROTOZOA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR SISWA KELAS X SMA DI NEGERI 1 SEWON

ANALISIS PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID UNTUK MATA PELAJARAN JARINGAN DASAR DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

DEVELOPMENT OF ONLINE-LEARNING PLAN BASED ON LEARNING MANAGEMENT SYSTEM ON MATERIAL MOMENTUM AND IMPULSE CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL

PENERAPAN ALAT EVALUASI WONDERSHARE QUIZ CREATOR DALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI SEL (Studi Kasus SMAN 1 Demak)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS ANIMASI FLASH TOPIK BAHASAN USAHA DAN ENERGI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SUPLEMEN PEMBELAJARAN SUB SUB MATERI TIPE TIPE GUNUNG BERAPI UNTUK SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN E-BOOK INTERAKTIF BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AKUNTANSI MODUL INTERAKTIF BERBASIS ADOBE FLASH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

PENGEMBANGAN JOB SHEET MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PRAKTIK SISWA KELAS X DKV DI SMK NEGERI 5 YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI SUHU DAN KALOR BERBASIS SCIENTIFIC METHOD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

APLIKASI KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

Abstrak. Oleh: jodhi pratama, pendidikan teknik elektronika fakultas teknik universitas negeri yogyakarta,

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BENTUK MOLEKUL MENGGUNAKAN SOFTWARE AURORA 3D

THE DEVELOPMENT OF LEARNING MEDIA BASED POWTOON ON THE SUBJECT OF HYDROCARBON AT SECOND GRADE SENIOR HIGH SCHOOL

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF GAMBAR TEKNIK UNTUK SISWA TEKNIK PEMESINAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DEKORASI BIRTHDAY CAKE DENGAN BUTTERCREAM MENGGUNAKAN BLOG INTERNET

PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 3 MALANG

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TRAINER

PENYUSUNAN MEDIA BELAJAR MANDIRI BERBASIS BLOG SUBMATERI SISTEM SARAF MANUSIA UNTUK SISWA SMA

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 06 No. 03, September 2017, ISSN:

PENGEMBANGAN KAMUS BERGAMBAR PERALATAN TATA HIDANG UNTUK SISWA JASA BOGA SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

PENGEMBANGAN MODUL MERAKIT KOMPUTER UNTUK SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK NEGERI 1 JOGONALAN

PENYUSUNAN KAMUS ANIMALIA BERBASIS ANDROID SEBAGAI MEDIA BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER II SMA/MA

Jurnal IT-EDU, Volume 02 Nomor 01 Tahun 2017,

Pengembangan Trainer ATmega 16 Menggunakan PPI (Shinta Noviana Purwanti) 1

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MEKANIKA TEKNIK DAN ELEMEN MESIN KELAS X TEKNIK PEMESINAN SMK

PENGEMBANGAN PERMAINAN LIBERATE HOSTAGES UNTUK PEMBELAJARAN SERVIS BOLAVOLI KELAS X DI SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PEMBUATAN BEBE ANAK UNTUK SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PENGASIH JURNAL

Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

PENGEMBANGAN MODUL KOMPUTER AKUNTANSI MYOB BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA KOMPETENSI DASAR PENCATATAN TRANSAKSI PERUSHAAN DAGANG

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN VISUAL BASIC PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI KELAS X TAV SMK NEGERI 1 PADANG

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

Keywords: Process and Learning Outcomes, Learning Resources Environment, Scientific Approach

PENGEMBANGAN MEDIA BIYAS MATA PELAJARAN IPA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA E-LEARNING BILINGUAL INTERAKTIF BERBASIS ISPRING SUITE 8 PADA MATERI PROTOZOA UNTUK SISWA KELAS X SMA

PENGEMBANGAN KIT PRAKTIKUM DAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) MATERI LAJU REAKSI UNTUK SISWA SMA

ABSTRAK. Kata kunci Metode Talking Stick, Hasil belajar

JURNAL PGSD INDONESIA P-ISSN E-ISSN Vol 3 No 1 Tahun 2017

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS ADOBE FLASH

PENGEMBANGAN SCHOOL MOBILE LEARNING PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI DI SMK NEGERI 1 SUKASADA.

Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis Android Pada Mata Pelajaran Jaringan Dasar Terhadap Respon Siswa

Edu Geography

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Guided Teaching

Edu Elektrika Journal

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII

Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Mobile Learning berbasis Android

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN KEJURUAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SMK N 1 PURWOREJO

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi. Diajukan Oleh :

2 Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian

PENGEMBANGAN MEDIA KARTUN IPA POKOK BAHASAN GAYA MAGNET KELAS V DI SD NEGERI 1 SEKARSULI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISTEM KONVERSI BILANGAN DAN GERBANG LOGIKA PADA MATA PELAJARAN ELEKTRONIKA DASAR KELAS X

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MACROMEDIA FLASH MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN CHASIS DI SMK NEGERI 3 SINGARAJA

Pengembangan Perangkat Penilaian Autentik Berbasis Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran IPA/Biologi di Sekolah Menengah Pertama

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MEDIA MOBILE LEARNING DENGAN APLIKASI SCHOOLOGY PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI MATERI HIDROSFER KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR Rani Dwi Juniarti 1*) Sarwono 2) Danang Endarto 2) 1) Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi FKIP Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Pendidikan Geografi FKIP Universitas Sebelas Maret *) E-mail : ranidwijuniarti2582@gmail.com ABSTRACT The purpose of this research are to develop mobile learning instructional media using schoology application of hydrosphere material and determine the feasibility of mobile learning instructional media using schoology applications of hydrosphere The method that applied on this research was research and development (R&D) using Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluation (ADDIE) models modified by Molenda. Subjects of this research are media experts, material experts and 47 students as respondents. Data obtained from validation assessment of sheet material experts and media experts, and learner assessment, interview, test and documentation. The data analysis technique used is descriptive qualitative analysis. The stages in this development of research into five steps, including: (1) Analysis (2) Design (3) Development (4) Implementation (5) Evaluation. The results of research are mobile learning instructional media using schoology applications is proferly used for geography instructional in X grade Senior High School based on media expert s estimation through score 4 (good) on any aspect mode, ie aspects of instructional design, interface design aspects and aspects of expediency. Based on material expert s estimation got score 4 (good) in aspects of quality material and score 5 (very good) of the advantage of material aspect. Based on one to one evaluation, small group evaluation and field trial evaluation got score 4 (good) on all properly criteria aspects. The properness of this media is also supported by an increase in the study of students seen from the average value of field trials learners during pre-test was 51.26 and the average post-test score was 79.31. From these data it can be seen that the increase occurred learners' learning outcomes with a 28.5 percentage of 54.72%. Keywords: Mobile learning, Schoology, Hydrosphere, Properness PENDAHULUAN Saat ini kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 213, dimana semua mata pelajaran harus terintegrasi dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Penerapan kurikulum 213 secara tidak langsung memberikan ruang bagi terciptanya sistem mengajar berbasis online (internet). Sehingga guru dituntut untuk memanfaatkan sarana komputer dan internet sebagai media

pendukung dalam proses pembelajaran. Terobosan untuk mengintegrasikan TIK ke dalam semua mata pelajaran patut mendapat apresiasi. Hal ini tentunya akan memberikan kesempatan yang luas bagi guru untuk mengeksplorasi semua fasilitas yang ada dalam komputer dan internet sebagai sarana pembelajaran. Internet pada dasarnya adalah kumpulan informasi yang tersedia di komputer yang bisa diakses karena adanya jaringan yang tersedia di komputer tersebut. Perbedaan jarak waktu dan ruang tidak lagi menjadi persoalan. Kemudahan ini memberikan keuntungan tersendiri bagi kita yang jauh dari sumber informasi. Namun berdasarakan realita yang ada, media pembelajaran berbasis internet masih belum banyak dikembangkan. Padahal dengan fasilitas internet berbagai pola pembelajaran dapat dikembangkan. Pembelajaran akan menjadi lebih interaktif karena didalamnya terjadi pembelajaran satu arah maupun dua arah. Media pembelajaran yang interaktif dapat mendorong siswa untuk berpartisipasi lebih optimal dalam kegiatan belajar. Perkembangan teknologi internet memunculkan berbagai aplikasi baru termasuk di bidang pendidikan. Salah satu manfaat teknologi internet dalam bidang pendidikan adalah sebagai sarana pembelajaran. teknologi dalam bidang pembelajaran ini dikenal dengan sebutan e-learning. Menurut Munir (212: 17), e-learning adalah program aplikasi berbasis internet yang memuat semua informasi tentang seputar pendidikan yang jelas, dinamis, dan akurat serta up to date memberikan kemudahan bagi para pembelajar untuk melakukan pembelajaran secara online. Proses belajar mengajar yang biasanya dilakukan di kelas, dapat dilakukan melalui internet secara jauh tanpa harus tatap muka. E- Learning kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Perkembangan perangkat telekomunikasi dan perangkat mobile saat ini sudah sangat pesat. Tidak dapat dipungkiri bahwa handphone merupakan alat komunikasi yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari, kini juga mulai muncul inovasi baru perangkat mobile yaitu tablet. Tanpa disadari handphone ataupun tablet juga bermanfaat untuk menunjang proses pembelajaran, tidak

hanya sebagai alat komunikasi, mengirim pesan dan menerima panggilan saja. Penerapan e-learning akan jauh lebih praktis dan efisien dalam penggunaannya dengan menggunakan perangkat mobile. Maka muncullah mobile learning sebagai media pembelajaran yang dimaksudkan untuk memajukan dunia pendidikan. Dengan adanya mobile learning diharapkan kendala-kendala yang sering muncul dalam proses pembelajaran dapat teratasi. Mobile learning adalah pembelajaran yang unik karena setiap peserta didik dapat mengakses materi pembelajaran kapanpun dan dimanapun. Salah satu media pendukung yang dapat mengatasi permasalahan pembelajaran di kelas adalah adanya LMS. Dengan media pendukung ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. LMS atau yang lebih dikenal dengan Learning Management System adalah suatu perangkat lunak atau software untuk keperluan administrasi, dokumentasi, laporan sebuah kegiatan, kegiatan belajar mengajar dan kegiatan secara online (terhubung ke internet), E- learning dan materi-materi pelatihan, yang semuanya dilakukan dengan online. Salah satu LMS yang dirasa cocok digunakan untuk me ndukung kegiatan pembelajran adalah schoology. Geografi adalah merupakan pelajaran yang dianggap tidak mudah bagi sebagian besar siswa. Banyak diantara mereka yang tidak tertarik pada mata pelajaran ini, karena begitu luasnya ruang lingkup materi yang dipelajari dalam mata pelajaran geografi ini. Waktu tatap muka dalam proses pembelajaran dikelas dirasa sangat kurang apabila dilihat dari banyak dan luasnya materi yang dipelajari. Materi hidrosfer merupakan salah satu dari beberapa materi dalam pembelajaran geografi yang memerlukan banyak penjelasan dan media pendukung dalam penyampaiannya. Materi hidrosfer dirasa sangat membutuhkan media pendukung yang dapat menghubungkan komunikasi antara guru dan meserta didik, selain itu media yang diharapkan juga mampu menambah wawasan peserta didik pada materi hidrosfer. Sehingga dengan adanya media pendukung materi-materi yang belum peserta didik pahami dalam pembelajaran dikelas dapat mereka akses kapan dan dimana saja tentunya dengan isi materi yang lebih

kompleks dibanding dengan apa yang mereka dapatkan di kelas yang waktunya terbatas. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development / R&D). Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut. (Sugiyono, 213 : 297). Model pengembangan dalam penelitian ini menggunakan model Analysis-Design-Development-Implementation-Evaluation (ADDIE) oleh Dick & Carrey (1996) yang dimodifikasi oleh Molenda. Ketika digunakan dalam pengembangan, proses ini dianggap berurutan tetapi juga interaktif (Molenda, 23), di mana hasil evaluasi setiap tahap dapat membawa pengembangan pembelajaran ke tahap sebelumnya. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling purposive random sampling. Sugiyono (213: 85) menyatakan bahwa purposive random sampling merupakan tehnik pengambilan sampel dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan yang dibuat oleh peneliti. Populasi dalam penelitian tersebut adalah peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Karanganyar. Sampel digunakan dalam penelitian tersebut adalah kelas X ICT IPA 1 dan X IPA 1. Dalam penelitian ini, angket dengan menggunakan skala likert digunakan untuk menilai kelayakan pengembangan media pembelajaran. Jawaban responden ditulis dengan cara memberi tanda checklist ( ) pada angket yang telah disediakan. Angket yang digunakan menggunakan lima pilihan jawaban yang berupa skor 1, 2, 3, 4 dan 5. Dengan kriteria penilaian sangat kurang, kurang, cukup, baik, dan sangat baik. (Mogey dalam Harvey: 1998)

Skor Modus HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penilaian ahli media pembelajaran terhadap kualitas produk ditinjau dari aspek desain pembelajaran, desain tampilan dan aspek kemanfaatan diketahui bahwa modus skor penilaian ahli media pembelajaran minimal adalah 4 sehingga tergolong pada kriteria baik. Berikut ini adalah diagram dari hasil validasi oleh ahli media yang ditampilkan melalui Gambar 1. 5 4 3 2 1 Aspek Penilaian Gambar 1. Histogram Perolehan Nilai Modus pada Validasi Ahli Media Dari Gambar 1dapat diketahui bahwa ahli media memberikan skor modus 4 pada setiap aspek, yaitu aspek desain pembelajaran, aspek desain tampilan dan aspek kemanfaatan. Dari analisa penilaian tersebut maka media mobile learning schoology dinyatakan layak karena menperoleh nilai modus 4 dengan kategori baik. aspek desain pembelajaran aspek desain tampilan aspek kemanfaan Penilaian dari ahli media yang meliputi 2 aspek kriteria penilaian, yaitu aspek kualitas materi dan aspek kemanfaatan materi. Berikut ini adalah diagram dari hasil validasi oleh ahli materi yang ditampilkan melalui Gambar 2.

Skor Modus 5 4 3 2 1 Aspek Penilaian Aspek Kualitas Materi Aspek Kemanfaatan Materi Gambar 2 Histogram Perolehan Nilai Modus pada Validasi Ahli Materi Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui bahwa ahli materi memberikan skor modus 4 pada aspek kualitas materi dan skor modus 5 pada aspek kemanfaatn materi. Berdasarkan penilaian tersebut Media mobile learning Schoology dinyatakan layak karena memperoleh skor modus minimal 4 dengan kategori baik. Setelah dinyatakan layak oleh ahli media dan ahli materi selanjutnya dilakukan uji coba terhadap peserta didik. ujicoba dilakukan dalam tiga tahap, yaitu uji coba perorangan (one to one evaluation), uji coba kelompok kecil (small group evaluation) dan uji coba lapangan (field trial evaluation). Pada uji coba perorangan produk diuji cobakan terhadap lima peserta didik. Ssebelum dilakukan uji coba peserta didik diberikan pre test terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik. Kemudian diberikan post test setelah dilakukan treatment pada peserta didik. Hasil perolehan skor modus pada uji coba perorangan (one to one evaluation) digambarkan pada Gambar 3.

5 4 3 2 Nilai Modus Jumlah Siswa 1 Aspek Kemudahan Pengoperasian Aspek kemudahan Mempelajari Isi Aspek Desain Tampilan Gambar 3. Histogram Perolehan Nilai Modus pada Uji Coba Perorangan (One To One Evaluation) Berdasarkan Gambar 3 dapat diketahui bahwa pada uji coba perorangan kepada 5 orang peserta didik, peserta didik memberikan skor nilai modus 4. Nilai skor modus 4 pada Skala Likert termasuk kategori baik. terhadap media Mobile Learning Schhology. Perolehan modus ini meliputi beberapa aspek penilaian, yaitu aspek kemudahan pengoperasian, aspek kemudahan mempelajari isi dan aspek tampilan disain. Pada aspek kemudahan pengoperasian media 4 dari 5 orang peserta didik memberikan skor modus 4, pada aspek kemudahan mempelajari isi 4 dari 5 orang peserta didik memberikan skor modus 4 dan pada aspek desain tampilan 5 dari 5 orang peserta didik memberikan skor modus 4. Dengan demikian, media mobile learning schoology dinyatakan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran hidrosfer di SMA yang ditunjukan dengan perolehan modus 4 dari ujicoba perorangan. Berdasarkan pre test dan post test dapat ditemukan adanya peningkatan pemahaman peserta didik. Hasil pre test dan post test pada uji coba perorangan disajikan dalam Gambar 4.

8 7 6 5 4 56.66 78 Pre Test Post Test 3 2 1 Gambar 4. Perolehan Nilai Pre Test dan Post Test Peserta Didik pada Uji Coba Perorangan (One to One Evaluation) Berdasarkan Gambar 4 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai peserta didik uji coba perorangan pada saat pre test adalah 56,66 dan ratarata nilai post test adalah 78. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa tejadi peningkatan hasil belajar peserta didik sebesar 21,34 dengan persentase sebesar 37.66 %. Tahap uji coba selanjutnya adalah uji coba kelompok kecil. 13 peserta didik ikut serta dalam uji coba kelompok kecil. Perolehan skor modus pada uji coba kelompok kecil (small group evaluation) digambarkan pada Gambar 5.

13 12 11 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Aspek Kemudahan Pengoperasian Aspek kemudahan Mempelajari Isi Aspek Desain Tampilan Nilai Modus Jumlah Siswa Gambar 5. Histogram Perolehan Nilai Modus pada Uji Coba Kelompok Kecil (Small Group Evaluation) Berdasarkan Gambar 5 dapat diketahui bahwa pada uji coba kelompok kecil kepada 13 orang peserta didik, peserta didik memberikan skor nilai modus 4. Nilai skor modus 4 pada Skala Likert termasuk kategori baik. terhadap media Mobile Learning Schhology. Perolehan modus ini meliputi beberapa aspek penilaian, yaitu aspek kemudahan pengoperasian, aspek kemudahan mempelajari isi dan aspek tampilan disain. Pada aspek kemudahan pengoperasian media 8 dari 13 orang peserta didik memberikan skor modus 4, pada aspek kemudahan mempelajari isi 1 dari 13 orang peserta didik memberikan skor modus 4 dan pada aspek desain tampilan 12 dari 13 orang peserta didik memberikan skor modus 4. Dengan demikian, media mobile learning schoology dinyatakan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran hidrosfer di SMA yang ditunjukan dengan perolehan modus 4 dari ujicoba kelompok kecil. Berdasarkan hasil pre test dan post test maka dapa ditentukan peningkatan pemahaman peserta didik terhadap materi hidrosfer yang

disajikan dalam media mobile learning schoology. Hasil pre test dan post test pada uji coba kelompok kecil disajikan dalam Gambar 6. 8 7 8 6 5 4 3 2 1 56.92 Pre Test Post Test Gambar 6. Perolehan Nilai Pre Test dan Post Test Peserta Didik pada Uji Coba Kelompok Kecil (Small Group Evaluation) Berdasarkan Gambar 6 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai peserta didik uji coba kelompok kecil pada saat pre test adalah 56,92 dan rata-rata nilai post test adalah 8. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa tejadi peningkatan hasil belajar peserta didik sebesar 23,8 dengan persentase sebesar 4,54 %. Setelah dilakukan uji coba perorangan dan uji coba kelompok kecil, kemudian media mobile learning schoology diimplementasikan di kelas X ICT IPA 1 SMA Negeri 1 Karanganyar. Uji coba lapangan ini diujicobakan kepada 29 peserta didik.

3 25 2 15 Nilai Modus 1 Jumlah Siswa 5 Kemudahan Pengoperasian Media Kemudahan Mempelajari Isi Desain Tampilan Gambar 7. Perolehan Nilai Modus pada Uji Coba lapangan (Field Trial Evaluation) Berdasarkan Gambar 7 dapat diketahui bahwa pada uji coba lapangan kepada 29 orang peserta didik, peserta didik memberikan skor nilai modus 4. Nilai skor modus 4 pada Skala Likert termasuk kategori baik. terhadap media Mobile Learning Schhology. Perolehan modus ini meliputi beberapa aspek penilaian, yaitu aspek kemudahan pengoperasian, aspek kemudahan mempelajari isi dan aspek tampilan disain. Pada aspek kemudahan pengoperasian media 22 dari 29 orang peserta didik memberikan skor modus 4, pada aspek kemudahan mempelajari isi 2 dari 29 orang peserta didik memberikan skor modus 4 dan pada aspek desain tampilan 19 dari 29 orang peserta didik memberikan skor modus 4. Dengan demikian, media mobile learning schoology dinyatakan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran hidrosfer di SMA yang ditunjukan dengan perolehan modus 4 dari ujicoba lapangan. Berdasarkan hasil pre test dan post test maka dapat diketahui peningkatan pemahaman peserta didik terhadap materi hidrosfer yang disajikan dalam media mobile learning schoology. Hasil pre test dan post test pada uji coba lapangan disajikan dalam Gambar 8.

8 7 79.31 6 5 4 3 2 1 51.26 Pre Test Post Test Gambar 8. Perolehan Nilai Pre Test dan Post Test Peserta Didik pada Uji Coba Lapangan (Field Trial Evaluation) Berdasarkan Gambar 8 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai peserta didik uji coba lapangan pada saat pre test adalah 51,26 dan rata-rata nilai post test adalah 79,31. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa tejadi peningkatan hasil belajar peserta didik sebesar 28,5 dengan persentase sebesar 54,72 %. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berukut : Pertama Untuk mengembangakan media mobile learning schoology tahapan-tahapannya adalah : (1) Analisis (Analysis) yaitu analisis kebutuhan berupa identifikasi awal keadaan sekolah terkait karakteristik gaya belajar peserta didik, analisis proses pembelajaran, analisis kurikulum serta analisis potensi dan masalah. (2) Perancangan (Design) yaitu perancangan media pembelajaran yang disesuaikian dengan analisis kebutuhan. Dalam tahap perancangan termasuk didalamnya pembuatan draft media yang akan dikembangkan (3) Pengembangan (Development) yaitu penyiapan alat evaluasi dan validasi serta uji coba

perorangan dan uji coba kelompok kecil. (4) Implementasi (Implementation) yaitu uji lapangan atau implementasi media terhadap peserta didik dalam proses pembelajaran. (5) Evaluasi (Evaluation) yaitu perbaikan pada setiap tahap yang dilakukan. Hasil akhir produk penelitian ini dalam bentuk media mobile learning dengan aplikasi Schoology pada pembelajaran geografi materi hidrosfer kelas X SMA N 1 Karanganyar. Kedua Media mobile learning dengan aplikasi Schoology dinyatakan layak untuk digunakan dalam pembelajaran Geografi materi Hidrosfer. Berdasarkan penilaian dari ahli materi dan ahli media, media mobile learning dengan aplikasi schoology mendapatkan skor modus 4 (baik) pada semua aspek. Begitu juga dengan penilaian peserta didik pada uji coba perorangan (one to one evaluation), uji coba kelompok kecil (small group evaluation) dan uji coba lapangan (field trial evaluation), media mobile learning dengan aplikasi Schoology mendapatkan skor modus 4 (baik) pada semua aspek. Pencapaian nilai modus tersebut menunjukan bahwa media mobile learning dengan aplikasi Schoology layak digunakan sebagai media pembelajaran untuk mendorong peserta didik dalam belajar secara mandiri. Kelayakan media ini juga didukung dengan peningkatan hasil belajar peserta didik setelah menggunakan media Mobile Learning Schoology. Hal ini diketahui dari rata-rata nilai peserta didik uji coba lapangan pada saat pre test adalah 51,26 dan rata-rata nilai post test adalah 79,31. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa tejadi peningkatan hasil belajar peserta didik sebesar 28,5 dengan persentase sebesar 54,72 %. DAFTAR PUSTAKA Dick, Walter, Carey Lou & Carey James O. (25). The Systematic Design of Instructional. Boston: Allyn & Bacon Harvey, Jen. (1998). Evaluation Cookbook. Edinburgh: Heriot-Watt University Molenda, M. (23). In Search of the Elusive ADDIE Model. Performance Improvement, 42(5), 34-36. Munir. (212). Pembelajaran jarak jauh. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (212). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfa Beta.