atau kegiatan untuk mengetahui, menilai dan mengarahkan

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN, PENGENDALIAN, PEREDARAN

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PELARANGAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 6 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MINUMAN BERALKOHOL

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN, PENERTIBAN DAN PENGENDALIAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PELARANGAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

P E R A T U R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN, PENGEDARAN DAN PENJUALAN, SERTA PERIZINAN MINUMAN BERALKOHOL

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL DI KABUPATEN SIDOARJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEREDARAN DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Padang (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 25, T

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PELARANGAN MINUMAN BERALKOHOL

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG IZIN TEMPAT PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENGEDARAN MINUMAN BERALKOHOL

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2004 SERI E NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN MINUMAN BERALKOHOL

LEMBARAN DAERAH KEBUPATEN TANA TORAJA NOMOR 6 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR : 12 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL

BAB III. dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi, baik. bahan lain atau tidak, maupun yang diproses dengan cara mencampur

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PELARANGAN PENGEDARAN, PENJUALAN DAN PENGGUNAAN MINUMAN BERALKOHOL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 NOMOR : 12 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 02 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN DAN LARANGAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BURU Dan BUPATI BURU MEMUTUSKAN :

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2011 NOMOR 6

PENGAWASAN, PENGENDALIAN, PENGEDARAN, DAN PENJUALAN SERTA PERIZINAN TEMPAT PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 13TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL

MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR (5" TAHUN2014 TENTANG PENGENDALIAN, PENGAWASAN DAN PENERTIBAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENGENDALIAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BIMA,

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 19 TAHUN 2001 T E N T A N G PENGATURAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MINUMAN BERALKOHOL KOTA BATAM

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSIIZIN TEMPAT PENJUALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 01 Tahun : 2009 Seri : E

PERATURAN DAERAH KOTA SORONG NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGATURAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N K E N D A L NOMOR 22 TAHUN 2000 SERI C NOMOR 1

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 53/M-DAG/PER/12/2010??/M-DAG/PER/6/2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 04 TAHUN 2002 SERI C NOMOR 1

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 11 TAHUN 2011 T E N T A N G RETRIBUSI IJIN TEMPAT PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 6 TAHUN 2013

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 35 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH. Bag. Hukum dan Organisasi Setda Kota Baubau

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 03 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

PROVINSI PAPUA BUPATI KEEROM

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 43/M-DAG/PER/9/2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.323, 2009 DEPARTEMEN PERDAGANGAN. Minuman. Beralkohol.

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG USAHA PERDAGANGAN MINUMAN BERALKOHOL WALIKOTA DENPASAR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR : 2, TAHUN : 2004 SERI : C NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL DI KABUPATEN BULUNGAN

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 06 TAHUN 2006 T E N T A N G PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MINUMAN BERALKOHOL

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG MINUMAN KERAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO MINUMAN KERAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 10 TAHUN 2015 RETRIBUSI IZIN TEMPAT PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

fff~ {fj5'~{5))aemib ~.Y6a/wta;Ja/ca;rta

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PELARANGAN PRODUKSI, PENGEDARAN DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAIMANA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

BAB IV. pembuatan peraturan walikota ini adalah dalam rangka memberikan pelayanan. di bidang perdagangan dan perindustrian.1

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PELARANGAN PENGEDARAN DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL DI TEMPAT UMUM

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

BUPATI TI'LUilGAGUICG, Menimbang : a. bahwa Pengendalian dan pengawasan merupakan segala usaha atau kegiatan untuk mengetahui, menilai dan mengarahkan agar peredaran minuman berarkohol dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang_undangan yang berlaku; b. bahwa demi terciptanya keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat di Kabupaten T\rlungagung serta untuk membentengi generasi muda dari kehancuran akhlaq, maka diperlukan adanya suatu sistem pengendalian dan pengawasan peredaran minuman beralkohol di Kabupaten T\.rlungagung yang baik dan dapat diterapkan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan peraturan Bupati T\rlungagung tentang standart operating prosedur pengendarian dan Pengawasan peredaran Minuman Beralkohol di Kabupaten T\rlungagung. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2O04 tentang pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Undang_ Undang Nomor 12 Tahun 200g (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO8 Nomor 59, Tambahan Iembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4a44 );

Undang-Undang Nomor 1O Tahun 20O9 Tentang Kepariwisataan (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966); Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1962 tentang Perdagangan Barang-Barang dalam Pengawasan (t'embaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2473), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2004 (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4ao\; 4. Keputusal Presiden Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol; 5. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 43/MDAG/PERIgl2OOg Tentang Pengadaan, Pengedaran' Penjualan, Pengawasan, dan Pengendalian Minuman Beralkohol; 6. Peraturan Daerah Kabupaten T\rlungagung Nomor 16 Tahun 2O11 tentang Organisasi dan Tata Ke{a Perangkat Daerah ; 7. Peraturan Daerah Kabupaten T\rlungagung Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol di Kabupaten T\rlungagung ; 8. Peraturan Daerah Kabupaten T\rlungagung Nomor 6 Tahun 2O12 tentang KePariwisataan ; 9. Peraturan Bupati Tulungagung Nomor 39 Tahun 2011 tentang T\:gas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten T\rlungagung ; 1O. Peraturan Bupati T\rlungagung Nomor 62 Tahun 2011 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Tulungagung ; 11. Peraturan Bupati Tulungagung Nomor 18 Tahun 2O12 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten T\rlungagung Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pengendalian dan PengawasanMinumanBeralkoholdiKabupatenT\-rlungagung;

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Tulungagung. 2. Daerah adalah Kabupaten Tfrlungagung. 3. Bupati adalah Bupati T\rlungagung. 4. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu yang selanjutnya disingkat BPPT adalah Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten T\rlungagung. 5. Standart Operating Prosedur yang selanjutnya disingkat SOP adalah penetapan tertulis secara sederhana untuk menyelesaikan tugas yang dipergunakan untuk menyusun prosedur dan kegiatan administratif di dalam pemberial perijinan. 6. Minuman Beralkohol adalah minuman yang mengaldung ethanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi, baik dengan cara memberikan perlakuan terlebih dahulu atau tidak, menambahkan bahan lain atau tidak maupun yang diproses dengan c rra mencampur konsentrat dengan ethanol atau dengan cara pengenceran minuman mengandung ethanol yang berasal dari fermentasi. 7. Pengawasan dan pengendalian adalah segala usaha atau kegiatan untuk mengetahui, menilai dan mengarahkan agar peredaran minuman beralkohol dapat dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 8. Organisasi Kemasyarakat adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warganegara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap T\rhan Yang Maha Esa, untuk berperanserta dalam pembzrngun rn dalam rangka mencapai tduan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

4 9. Organisasi Keagamaan adalah organisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang keagamaan. 10. Lembaga Swadaya Masyarakat adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh perorangan ataupun sekelompok orang yang secara sukarela yang memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh t7. keuntungan dari kegiatannya. Pengadaan adalah kegiatan penyediaan minuman beralkohol oleh produsen untuk produk dalam negeri atau oleh Importir Terdaftar Minuman Beralkohol untuk produk impor. Importir Terdaftar Minuman Beralkohol yang selanjutnya disingkat IT-MB adalah perusahaan yang mendapatkan penetapan untuk melakukan kegiatan impor minuman beralkohol. Pengedaran minuman beralkohol menyalurkan minuman beralkohol dalam negeri. Penjualan minuman beralkohol adalah kegiatan usaha menjual minuman beralkohol untuk dikonsumsi. Sub Distributor adalah perusahaan penyalur yang ditunjuk oleh produsen minuman beralkohol, IT-MB, dan/ atau Distributor untuk mengedarkan minuman beralkohol produk dalam negeri dan/ atau produk impor dalam partai besar di wilayah pemasaran tertentu. Penjual Langsung minuman beralkohol yang selanjutnya disebut Penjual Langsung adalah perusahaan yang melakukan penjualan minuman beralkohol kepada konsumen akhir untuk diminum langsung di tempat yang telah ditentukan. Pengecer minuman beralkohol yang selanjutnya disebut Pengecer adalah perusahaan yang melakukan penjualan minuman beralkohol kepada konsumen akhir dalam bentuk kemasan di tempat yang telah ditentukan. adalah kegiatan usaha untuk diperdagangkan di Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/ atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan retribusi dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan daerah dan retribusi daerah'

5 Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran,yang mencakup juga rumah penginapan dan sejenisnya serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh). Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin,warung, bar dan sejenisnya termasuk jasa boga/ catering. Bar adalah usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menghdangkan minuman beralkohol dan/ atau minuman lainnya ubntuk umum di tempat usahanya. 22. P:ub adalah suatu usaha yang kegiatannya menyediakan makanan ringan, dan minuman beralkohol serta adanya pertunjukan musik hidup/ live music ' 23. Klab Malam adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk menari dan diiringi musik hidup, pertunjukan lampu dan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum serta pramuria' Pasal 2 PengendaliandanPengawasan Minuman dalam rangka menjaga ketentraman melakukan pembatasan jumlah minuman tempat-tempat yang telah ditentukan, Beralkohol dimaksudkan masayarakat dan untuk beralkohol yang beredar di serta untuk memberikan jaminan dan kepastian hukum bagi seseorang, badan hukum maupun masyarakat. (2) Tujuan Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol sebagaimanadimaksudpadaayat(1)adalahagarterciptanyasituasi dan kondisi masyarakat yang arnan dan tertib di Kabupaten T\rlungagung. Pasal 3 minuman beralkohol golongan A, B dan C hanya minuman beralkohol untuk diminum langsung di

6 (2) Tempat tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut : a. hotel bintang 3, 4 dan 5; b. restoran dengan tanda talam kencana dan tanda talam selaka; c. bar termasuk pub dan klab malam. (3) Penjualan langsung minuman beralkohol golongan A, B dan C di tempat tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diminum perkemasan kurang dari 180 ml. (4) Penjualan langsung minuman beralkohol golongan A, B dan C sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, hanya dapat diminum di kamar hotel. Pasal 4 Pelaksanaan Penjualan langsung minuman beralkohol hanya diizinkan dengan ketentuan : a. pada siang hari pukul 12.O0 s/d 15.0O dan pada malam hari pukul 19.OO s/d 22.OOWIB; b. waktu penjualan yang di2inkan sebagaimana dimaksud pada angka 1, dikecualikan pada hari jum'at dan hari-hari besar keagamaan. BAB IV LARANGAN Pasal 5 (1) Setiap orang dilarang : a. memproduksi minuman beralkohol di Wilayah Kabupaten T\rlungagung; b. meminum minuman beralkohol di tempat umum selain di tempat tertentu sebagaimana ditentukan dalam Peraturan Bupati ini. c. mengiklankan minuman beralkohol dalam media massa apapun; d. membawa minuman beralkohol golongan A, golongan B, dan golongan C dari luar negeri sebagai barang bawaan, kecuali untuk dikonsumsi sendiri paling banyak 1OO0 ml (seribu mililiter) per orang dengan isi kemasan tidak kurang dari 180 ml (seratus delapan puluh mililiter); e. menjual secara eceran dalam kemasan minuman beralkohol golongan A, golongan B dan golongan C dan/atau menjual langsung untuk diminum di tempat, di lokasi sebagai berikut : 1) gelanggang remaja, kaki lima, terminal, stasiun, kios-kios kecil, penginapan remaja, dan bumi perkemahan;

7 2) tempat yang berdekatan dengan tempat ibadah, sekolah, rumah sakit, dan kantor pemerintah dengan radius sekurang-kurangnya 2O0 meter. (2) Produsen, IT-MB, Diskibutor dan Sub Distributor dilarang menjual minuman beralkohol secara eceran kepada konsumen akhir. (3) Penjual langsung dan/ atau pengecer minuman beralkohol golongan B yang mengandung rempah-rempah, jamu dan sejenisnya dilarang menjual minuman beralkohol dengan kadar ethanol diatas 15% (lima belas persen) dan golongan C. (4) Penjual Langsung dan Pengecer dilarang menjual minuman beralkohol golongan A, golongan B, dan golongan C, kepada pembeli dibawah usia 21 (dua puluh satu) tahun. (5) Pengecer dilarang melakukan penjualan langsung minuman beralkohol ke pengecer lainnya baik secara eceran maupun dalam jumlah besar. BAB V PENGAWASAN Pasal 6 Dalam rangka melaksanakan pengendalian dan pengawasan minuman beralkohol dibentuk Tim Terpadu Pengendalian dan Pengawasan Peredaran Minuman Beralkohol (TP3MB) yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 7 (1) Tugas Tim Pengendalian dan Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 adalah sebagai berikut : 1. mengumpulkan bahan dan informasi adanya indikasi terjadinya penyimpangan dalam peredaran minuman beralkohol: 2. melakukan pengawasan terhadap perizirran, import, standar mutu pengedaran dan penjualan minuman beralkohol; 3. melakukan pengawasan terhadap tempat/ lokasi penyimpanan, pengedaran dan penjualan minuman beralkohol; 4. men5rusun rencana dan program kerja terhadap pengendalian dan pengawasan peredaran minuman beralkohol; 5. memberikan rekomendasi kepada Bupati dalam rangka membatasi jumlah dan jenis minuman beralkohol yang boleh diedarkan atua dijual di Kabupaten T\rlungagung;

8 6. melakukan penyidikan terhadap dugaan adanya pelanggaran dalam peredaran minuman beralkohol dan sekaligus menjatuhkan sanksi kepada pelaku pelanggaran; 7. melakukan identifikasi dan inventarisasi minuman beralkohol yang beredar di Kabupaten Tulungagu.ng serta melaksanakan pembinaan dan sosialisasi dalam pengendalian dan pengawasan peredaran minuman beralkohol di Kabupaten Tulungagung' (2) Tim Pengendalian dan Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan tugasnya paling sedikit satu kali dalam sebulan' Pasal 8 Fungsi Tim Pengendalian dan Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 adalah sebagai berikut : 1. memberikan pertimbangan kepada Pemerintah Daerah dalam penerbitan SIUP-MB baru dengan mekanisme Standart Operating Prosedurnya sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini; 2. memberi pertimbangan kepada Pemerintah Daerah dalam mengambil kebijakan terkait peredaran minuman beralkohol'

Pasal 11 (1) Pemanggilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal t huruf b dilakukan dalam rangka penjatuhan sanksi berupa penutupan sementara sarana tempat usaha dan/ atau pencabutan izin' (2) Pemanggilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam Berita Acara Pemanggilan. Pasal 12 (1) Penutupan sementara sarana tempat usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal t huruf c dapat dilaksanakan secara langsung atau apabila pemegang SIUP-MB tidak mematuhi teguran tertulis III dalam jangka waktu 15 (limabelas) hari sejak diterbitkannya teguran tersebut. (2) Penutupan sementara sarana tempat usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam Berita Acara Penutupan Sementara Sarana Tempat Usaha' (3) Selama Penutupan sementara sarana tempat usaha, pemegang SIUP-MB dilarang melakukan kegiatan usaha pengedaran dan / atau penjualan minuman beralkohol' (4) Penutupan sementara sarana tempat usaha dapat dicabut kembali apabila pemegang SIUP-MB telah melaksanakan kewajibannya sebagaimana ditetapkan dalam dokumen izin' Pasal 13 (1) Pencabutan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal t huruf d dapat dilaksanakan secara langsung dalam hal pemegang SIUP- MB tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam Berita Acara Penutupan Sementara Sarana Tempat Usaha dalam jangka waktu 15 (limabelas) hari sejak diterbitkannya Berita Acara tersebut. (2) Pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Kepala BPPTdan ditetapkan dengan Surat Keputusan Pencabutan Izin. Pasal 14 (1) Penjatuhan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, dapat dilaksanakan secara bertahap atau secara langsung tanpa melalui tahapan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal t huruf a sampai dengan huruf d'

(3)Penentuan penjatuhan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ditetapkan Kepala BPPI atas rekomendasi Tim Teknis. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya da-lam Berita Daerah Kabupaten T\rlungagung. BUPATI TULUNGAGUNG, f '//