BAB I PENDAHULUAN. (1989), hingga tahun 2000 diperkirakan dari 24 juta Ha lahan hijau (pertanian,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kondisi penggunaan lahan dinamis, sehingga perlu terus dipantau. dilestarikan agar tidak terjadi kerusakan dan salah pemanfaatan.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

BAB I. sejak tersedianya data spasial dari penginderaan jauh. Ketersediaan data

I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan

Tabel 1.1 Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Banguntapan Tahun 2010 dan Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya lahan yang terdapat pada suatu wilayah, pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA Wilayah dan Hirarki Wilayah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh besarnya tingkat pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kepariwisataan merupakan salah satu dari sekian banyak gejala atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TINJAUAN PUSTAKA. tahun, sebagian besar akibat kegiatan perambahan ilegal, sisanya karena

I. PENDAHULUAN. Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang. kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3Perubahan tutupan lahan Jakarta tahun 1989 dan 2002.

INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN

Identifikasi Kawasan Rawan Kebakaran di Martapura Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan dengan Sistem Informasi Geografis

BAB I PENDAHULUAN I.I

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MAUTONG TAHUN 2008 DAN 2013

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB I. I.1.Latar Belakang PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan pengembangan wilayah merupakan salah satu bentuk usaha

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa

ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIANTAR SITALASARI TAHUN 2010 DAN TAHUN 2015 DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SIG (Studi Kasus: Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta)

BAGIAN 1-3. Dinamika Tutupan Lahan Kabupaten Bungo, Jambi. Andree Ekadinata dan Grégoire Vincent

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya lahan (Sitorus, 2011). Pertumbuhan dan perkembangan kota

BAB I PENDAHULUAN. kota berkembang dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana hingga

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan. manusia. Fungsi lahan sebagai tempat manusia beraktivitas untuk

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas,

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk daerah perkotaan di negara-negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. Lahan adalah bagian dari sumber daya alam yang makin terbatas

PENDAHULUAN. Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang. kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Title : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penelitian Strategis Unggulan IPB

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

seperti Organisasi Pangan se-dunia (FAO) juga beberapa kali mengingatkan akan dilakukan pemerintah di sektor pangan terutama beras, seperti investasi

ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK )

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan, Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan

KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN (JURNAL) Oleh: INDARYONO

B A B I PE N D A H U L U A N. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

III. BAHAN DAN METODE

ZONASI KONDISI KAWASAN HUTAN NEGARA DI DIENG DAN ARAHAN PENGELOLAAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN T U G A S A K H I R. Oleh : INDIRA PUSPITA L2D

BAB I PENDAHULUAN. lahan terbangun yang secara ekonomi lebih memiliki nilai. yang bermanfaat untuk kesehatan (Joga dan Ismaun, 2011).

KAJIAN PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN DALAM RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA GORONTALO. Lydia Surijani Tatura Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengembangan RTH Kota Berbasis Infrastruktur Hijau dan Tata Ruang

Arah Masa Depan Kondisi Sumberdaya Pertanian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 5. A. IDENTIFIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH a. Identifikasi Fisik

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. lahan dengan data satelit penginderaan jauh makin tinggi akurasi hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dian Mayasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

berkembang seperti Indonesia dewasa ini adalah tingginya pertumbuhan penduduk terutama pada pusat-pusat perkotaan, dimana terpusatnya

PEMANFAATAN CITRA SATELIT LANDSAT DALAM PENGELOLAAN TATA RUANG DAN ASPEK PERBATASAN DELTA DI LAGUNA SEGARA ANAKAN. Oleh : Dede Sugandi *), Jupri**)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan dan Penggunaan Lahan Pengertian Lahan

Analisis Pola Permukiman Menggunakan Data Penginderaan Jauh di Pulau Batam

I. PENDAHULUAN. Lingkungan alam yang ditata sedemikian rupa untuk bermukim dinamakan

: Pendekatan ekologi terhadap tata guna lahan. b. Pemakaian Lahan Kota Secara Intensif

BAB I PENDAHULUAN jiwa bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, sebanyak jiwa

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.

[Type the document title] ANALISIS (TEORITIS DAN EMPIRIS) PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP KETERSEDIAAN LAHAN DAN TERHADAP MIGRASI PENDUDUK

KAWASAN TERPADU RIMBA DI 3 KABUPATEN PRIORITAS (Kab. Kuantan Sengingi, Kab. Dharmasraya dan Kab. Tebo)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bentuk penggunaan lahan suatu wilayah terkait dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya. Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan semakin intensifnya aktivitas penduduk di suatu tempat berdampak pada makin meningkatnya perubahan penggunaan lahan. Pertumbuhan dan aktivitas penduduk yang tinggi terutama terjadi di daerah perkotaan, sehingga daerah perkotaan pada umumnya mengalami perubahan penggunaan lahan yang cepat. Sementara menurut Simmond (1989), hingga tahun 2000 diperkirakan dari 24 juta Ha lahan hijau (pertanian, kehutanan, perkebunan, dan lain-lain) telah berubah peruntukannya menjadi lahan perkotaan. Adanya perubahan penggunaan lahan tersebut dilihat dari aspek ekonomi pertanian merupakan ancaman terhadap ketahanan pangan penduduk dan dilihat dari aspek lingkungan hal itu merupakan ancaman terhadap daya dukung lingkungan. Lahan merupakan sumber daya alam yang sangat vital, manusia membutuhkan lahan sebagai tempat kegiatan hidup demi kelangsungan hidupnya. Dengan lahan manusia dapat memakai sebagai sumber kehidupan bagi mereka yang mencari nafkah melalui berbagai usaha disamping sebagai tempat pemukiman. Lahan adalah tanah yang sudah ada peruntukannya dan pada umumnya ada pemlikinya baik perorangan ataupun lembaga (Jayadinata, 1992). Penggunaan lahan juga bergantung pada lokasi, khususnya daerah pemukiman, lokasi industri, maupun untuk daerah-daerah rekreasi. perubahan tersebut terjadi karena dua hal, yang pertama adanya keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin meningkat jumlahnya dan kedua berkaitan dengan meningkatnya tuntutan akan mutu

2 kehidupan yang lebih baik (Kustiawan, 2007). Menurut Bintarto (1997) ada beberapa masalah yang timbul dalam pengaturan tata guna tanah antara lain yaitu : (1) Timbulnya masalah dalam bidang pertanian seperti pelapukan banjir dan erosi yang megakibatkan terancamnya masa depan indonesia. (2) Timbulnya masalah dalam bidang tata ruang desa yang dapat berakibat negatif bagi penduduk. (3) Adanya kekhilafan dimasa lampau dalam pemilihan lokasi proyek-proyek sumber alami, juga penggunaan lahan pertanian untuk non prtanian yang tidak terarah. Semakin meningkatnya penggunaan lahan merupakan salah satu akibat dari pertambahan penduduk. Manusia terus berkembang baik populasi maupun aktivitasnya, perkembangan penduduk yang kurang terkendali pada gilirannya akan membahayakan sumber daya lahan yang terbatas dan kemudian menyebabkan menurunnya daya dukung lahan. Oleh karena itu penggunaan sumber daya lahan untuk mendatang selalu berhubungan dengan perkembangan penduduk, faktor penduduk yang paling penting dan berperan dalam perubahan penggunaan lahan antara lain jumlah penduduk dan aspek-aspek kependudukannya, jumlah penduduk ditentukan oleh jumlah alami atau migrasi. Kota pada umumnya berawal dari suatu permukiman kecil yang secara spasial mempunyai lokasi strategi bagi kegiatan perdagangan (Sandy, 1978). Pertambahan penduduk merupakan faktor yang mempengaruhi lingkungan perulasan dan pertambahan permukiman baru yang membutuhkan suatu penggunaan lahan untuk dikelolanya. Dilihat dari masalah utama yang timbul akibat pemekaran wilayah Kabupaten Labuhan Batu pada tahun 2000 yang terpecah menjadi 3 bagian yang salah satunya adalah Aek Kanopan Ibukota dari Kabupaten Labuhanbatu Utara sekarang ini pada

3 tahun 2013. Maka akibat dari pemekaran wilayah tersebut berdampak negatif ataupun positif pada perubahan penggunaan lahan yang semakin berubah dan beralih fungsi bagi masyarakat yang ada disekitarnya. Pertambahan jumlah penduduk juga akan membawa dampak negatif dan positif terhadap terjadinya perubahan penggunaan lahan karena perumbuhan penduduk berarti memerlukan tambahan tempat untuk pemukiman maupun fasilitas pendukungnya. Adapun dampak positif adalah dengan jumlah penduduk yang besar merupakan tenaga produktif untuk meningkatkan pendapatan dalam arti bahwa jumlah penduduk yang besar dapat dijadikan modal dasar pembangunan nasional yang diupayakan sebagai tenaga kerja. Dampak negatifnya apabila jumlah penduduk tidak seimbang dengan produksi jelas akan mengakibatkan tekanan berat pada sektor penyediaan pangan, sandang, perumahan, lapangan pekerjaan, fasilitas sekolah dan kesehatan yang mengakibatkan meluasnya penggunaan lahan yang tidak terkendali. Gambaran ini memberikan pengertian bahwa selama kurun waktu terjadi perkembangan jumlah penduduk. Penduduk yang semakin meningkat berpengaruh pada penggunaan lahan dan memiliki arah tertentu sesuai dengan keadaan wilayah, karena penduduk memiliki beberapa pola untuk menempati wilayah, seperti pola memanjang mengikuti jalan, pola memanjang mengikuti garis pantai, pola radial atau menyeluruh dan pola tersebar. Pertambahan jumlah penduduk dalam perluasan wilayah terbangun suatu kota tidak selalu diikuti peningkatan bagi daerah terpengaruhnya. Bahkan tidak pula tiap-tiap bagian kota tersebut mengalami peingkatan tetapi sebaliknya mengalami degredasi lingungan melalui perluasan permukiman dan berbagai sarana dan prasarana untuk mendukung kehidupan. Aek Kanopan merupakan Ibukota Labuhanbatu Utara dan mempunyai prospek

4 pengembangan wilayah yang dominan. Kondisi ini memungkinkan Aek Kanopan sebagai pemusatan penduduk pada umumnya dari tahun ke tahun jumlah penduduk kota semakin bertambah. Sehingga untuk memenuhi segala kebutuhan dari jumlah penduduk yang begitu meningkat mengakibatkan jumlah penggunaan lahan dalam memenuhi kebutuhan fasilitas kota juga bertambah sehingga banyak penggunaan lahan yang beralih fungsi dari yang tidak semestinya seperti yang terjadi di Aek Kanopan sebagai ibu kota Kabupaten Labuhanbatu Utara. Pertambahan penduduk kota tersebut mengakibatkan perubahan tata ruang kota yang semakin memerlukan lahan untuk mendirikan bangunan-bangunan yang dibutuhkan masyarakat sekitar guna memenuhi kebutuhan hidupnya baik dalam segi sosial rumah tangga maupun masyarakatnya terutama sekali dalam hal memenuhi fasilitas kota tentu membutuhkan lahan yang kosong dalam membangun suatu fasilitas kota tersebut. Masalah-masalah yang dihadapi kota umumnya sama yaitu masalah permukiman dan fasilitas yang lainnya yang harus berpusat dipinggiran kota. Untuk menghindari permasalahan kota yang terjadi dimasa lampau maupun yang akan datang pemerintah perlu mengadakan pedoman peraturan serta program pembangunan kota. Aek Kanopan berfungsi sebagai pusat perdagangan dan pendidikan, sedangkan daerah hinter land sangat berpotensi dalam sektor perkebunan kelapa sawit dan karet dilihat dari sudut letaknya Aek Kanopan ini merupakan jalur lintas Sumatera Utara. Melihat letaknya yang strategis itu berbagai pengaruh datang memaksakan Aek Kanopan melakukan pemekaran demi terpenuhinya masyarakatnya. Perubahan lahan adalah bergesernya jenis perubahan lahan dari jenis satu kejenis yang lain di ikuti dengan bertambah dan berkurangnya tipe penggunan dari waktu ke waktu, atau

5 berubahnya fungsi suatu lahan pada waktu yang berbeda. Penggunaan lahan memiliki dimensi ruang yang berkaitan dengan pola penggunaan lahan dan dimensi waktu yang berkaitan dengan perubahan pola penggunaan lahan. Dengan demikian penggunaan lahan di suatu wilayah bersifat dinamis dari waktu ke waktu. Dampak perubahan penggunaan lahan dari hutan ke permukiman dan pertanian ke non pertanian telah memberi keuntungan baik secara sosial maupun ekonomi. Perubahan penggunaan lahan dari hutan ke pertanian lahan kering atau tegalan, memberikan keuntungan sosial dan ekonomi bagi masyarakat setempat, konversi penggunaan lahan dari sawah ke industri memberikan nilai tambah ekonomi yang lebih besar dan harga tanah yang akan meningkat. Perubahan penggunaan lahan memberikan akibat terhadap perubahan kemampuan daya dukung lahan secara fisik biologis akibat peubahan penggunaan lahan, serta perubahan dalam distibusi kesejahteraan masyarakat yang mengakibatkan perpindahan hak kepemilikan lahan. Alih fungsi lahan apabila di telusuri lebih lanjut tidak saja memberikan dampak ekonomi dan ekologis, namun juga menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan sosial budaya masyarakat (Sugiharto, 2006). Alih fungsi lahan pertanian bukan hanya sekedar memberi dampak negatif seperti mengurangi produksi beras, akan tetapi dapat pula membawa dampak positif terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan baru bagi sejumlah petani terutama buruh tani yang terkena oleh alih fungsi tersebut serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi (Sudira: 2010). Masalah alih fungsi lahan harus mendapat perhatian yang serius dari berbagai pihak, agar tidak terjadi permasalahan yang kompleks meliputi masalah ketahanan pangan, masalah daya dukung lahan yang menurun, masalah pengangguran dan masalah sosial lainnya seperti kesemrawutan tata ruang kota dan

6 pedesaan yang akan terjadi dalam jangka panjang jika perubahan penggunaan lahan yang terjadi seperti di Aek Kanopan Kabupaten Labuhanbatu Utara tidak mendapat perhatian dari pemerintah setempat. Salah satu alternatif untuk mengatasi hal tersebut perlunya pengadaan peta citra landsat yaitu penulis memanfaatkan teknologi penginderaan jauh berupa data citra landsat yang diperoleh dari SAS.Planet.Release.140303, karena dapat diinterpretasi secara visual untuk memperoleh informasi yang akurat dalam meganalisis tutupan lahan, informasi bentukan lahan, potensi dan penggunaan lahan yang ada di Aek Kanopan yang tidak dapat diperoleh dari data sumber lainnya secara spesifik (Howard,1996). Citra satelit yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah jenis citra satelit landsat Quickbird dengan resolusi spasial 0.6 1 m, karena jenis citra ini memiliki kualitas dan resolusi yang bagus, citra landsat saat ini dapat diperoleh dan diakses dengan gratis melalui SAS.Planet.Release.140303 yang nantinya akan tersedia data citra apa saja yang akan kita butuhkan dan dapat di download gratis. Kemudian mengenai keakuratan data citra yang nantinya akan menentukan keefektifan data penginderaan jauh untuk digunakan dalam menginterpretasikan obyek yang ada dilapangan. Semakin akurat data maka akan semakin efektif data tersebut digunakan untuk menginterpretasi penggunaan lahan yang ada di Aek Kanopan. Selain teknik penginderaan jauh penulis juga memanfaatkan Sistem Informasi Geografi yang selanjutnya akan diolah dengan menggunakan komputer yang dilengkapi perangkat lunak Sistem Informasi Geografi (SIG) yang berupa ArcView 3.3, ArcGIS 10,1 dan SAS.Planet.Release.140303. SIG digunakan untuk

7 memasukkan, mengelola (memberi dan mengabil kembali) memanipulasi dan analisis serta memberikan uraian data yang akurat terhadap data penelitian ini (Arronoff,1989). Semakin tingginya teknologi seperti sekarang ini memungkinkan perubahan penggunaan lahan yang ada di Aek Kanopan dipantau dengan satelit. Dari hasil rekaman satelit tersebut dapat dibuat peta penggunaan lahan khususnya perubahan penggunaan lahan yang ada di Aek Kanopan dengan teknik penginderaan jauh atau sistem informasi geografi yang selanjutnya dari citra penggunaan lahan tersebut dapat dikaji informasi penggunaa lahan dan perubahan luas penggunaan lahan yang ada di Aek Kanopan. Data yang besar dapat diolah lebih cepat, efisien dan dapat ditayangkan kembali karena data tersimpan dalam bentuk digital. Hasilnya berupa peta aktual digital perubahan penggunaan lahan kota yang berguna bagi perencana dan pengelola kota. Perubahan jenis dan luas penggunaan lahan yang relatif cepat berimplikasi pada pola penataan ruang, kenyamanan hidup dan kondisi sosial ekonomi penduduk setempat. Sesuai dengan masalah yang ada maka perlu dilakukan penelitian tentang perubahan penggunaan lahan yang ada di Kota Aek Kanopan dengan memanfaatkan Citra Quickbird. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka beberapa masalah yang akan diidentifikasi yang terkait dengan perubahan perubahan lahan dilihat dari sebelum wilayah Kabupaten Labuhan Batu pemekaran hingga terjadi pemekaran menjadi Kabupaten Labuhanbatu Utara yang ibukotanya Aek kanopan adalah berapa luas perubahan penggunaan lahan yang telah beralih fungsi sebelum terjadi pemekaran tahun 2000 dan sesudah terjadi pemekaran pada tahun 2013. Faktor apa

8 saja yang menjadi penyebab perubahan penggunan lahan yang ada di Aek Kanopan Kabupaten Labuhanbatu utara. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka yang menjadi batasan masalahnya adalah luas perubahan penggunaan lahan yang ada Aek Kanopan Kabupaten Labuhanbatu Utara sebelum terjadi pemekaran pada tahun 2000 dan setelah terjadi pemekaran pada tahun 2013 dan faktor penyebab perubahan penggunaan lahan yang ada di Aek KanopanKabupaten Labuhanbatu Utara. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana perubahan penggunaan lahan yang telah beralih fungsi sebelum terjadi pemekaran tahun 2000 dan sesudah terjadi pemekaran tahun 2013? 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di Aek Kanopan Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2000-2013? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui perubahan penggunaan lahan yang telah beralih fungsi sebelum dan sesudah terjadi pemekaran di Aek Kanopan Kabupaten Labuhanbatu Utara. 2. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan yang ada di Aek Kanopan Kabupaten Labuhanbatu Utara. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

9 1. Sumber informasi dan masukan bagi pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara untuk merencanakan pola penggunaan lahan dalam perkotaan. 2. Bahan referensi bagi mahasiswa lain yag ingin membuat penelitian yang sama dengan tempat yang berbeda. 3. Menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi penulis rekan mahasiswa lainnya.