M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
INTRODUKSI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK MENGGUNAKAN PIPA PARALON DI DESA TANJUNG SETEKO KECAMATAN INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR

PEMANFAATAN KOMPOS AKTIF DALAM BUDIDAYA PEPAYA ORGANIK DI DESA KASANG PUDAK

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. lainnya, baik dalam bentuk mentah ataupun setengah jadi. Produk-produk hasil

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODE DEMONSTRASI. Oleh :Tuty Herawati

PRESENTASI SINGKAT KAJIAN PENGOLAHAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN PADAT DARI LIMBAH TERNAK YANG DIPERKAYA DENGAN MOL SERTA APLIKASINYA PADA TANAMAN

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PELUANG PENGEMBANGAN BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK MENDUKUNG KEMANDIRIAN PETANI DI KOTA PONTIANAK DAN KABUPATEN KUBURAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Insektisida sintetik dianggap sebagai cara yang paling praktis untuk

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan upaya sadar dan terancang untuk melaksanakan

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

*) Dibiayai Dana DIPA Universitas Andalas Tahun Anggaran 2009 **) Staf Pengajar Fakultas Pertanian Univ.Andalas Padang

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Proses experiential learning yang dilakukan oleh anggota KWT dalam

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

AGRITECH : Vol. XVII No. 2 Desember 2015 : ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. 1993). Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan

I. PENDAHULUAN. ini belum mampu memenuhi kebutuhannya secara baik, sehingga kekurangannya

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya sehari-hari. Berdasarkan data

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PELATIHAN DAN IMPLEMENTASI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI KELURAHAN LINGKAR SELATAN KOTA JAMBI 1 Novalina, Zulkarnain, Wilma Yunita dan Yusnaini 2

Teknologi Pertanian Sehat Kunci Sukses Revitalisasi Lada di Bangka Belitung

mencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik Talaud Lestari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. melaksanakan usaha-usaha yang paling baik untuk menghasilkan pangan tanpa

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki

KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT PADA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK GUNA MENDUKUNG PENGEMBANGAN SAYURAN ORGANIK DI KALIMANTAN BARAT

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian, kehutanan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHU LUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA

PROPOSAL KEGIATAN PROGRAM KULIAH KERJA PROFESI ( KKP) DESA CIPETUNG, KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan sebuah negara agraris yang artinya sebagian besar

Pemanfaatan dan Pengolahan Pupuk Organik Dari Limbah Tanaman Jagung Dan Kulit Coklat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor penting di Indonesia. Pembangunan pertanian

RISET STRATEGI UNTUK PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI INDONESIA*) Syekhfani**)

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

I. PENDAHULUAN. hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Khairunisa Sidik,2013

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN KOTORAN KAMBING PADA BUDIDAYA TANAMAN BUAH DALAM POT UNTUK MENDUKUNG PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN

UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L) SEBAGAI PESTISIDA NABATI TERHADAP PENGENDALIAN HAMA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)

RESONA Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman penduduk serta tempat-tempat umum lainnya. Pada saat ini telah

I. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus

Pembelajaran Pada Portofolio Pertanian Berkelanjutan (Community-Based Sustainable Agriculture)

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya pemahaman dari masyarakat dalam pengolahan lahan merupakan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENERAPAN TEKNOLOGI MIKOTRIDERM BERBASIS 3 in 1 DALAM PEMBIBITAN KARET RAKYAT

Transkripsi:

PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI PEMBUATAN DAN APLIKASI PESTISIDA NABATI PADA DEMPLOT SAYURAN ORGANIK DI KELURAHAN TALANG KERAMAT KABUPATEN BANYUASIN M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk 1. Membuat petak percontohan berupa demplot sayuran organik sebagai media penyuluhan pembangunan. 2. Mengajarkan dan melatih para petani dalam membuat teknologi pestisida nabati. Kegiatan ini dilakukan di Kelurahan Talang Keramat Kabupaten Banyuasin. Pertanian organik merupakan bagian dari pertanian alami yang dalam pelaksanaannya menghindarkan bahan kimia dan pupuk yang bersifat meracuni lingkungan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sehat, menghasilkan produksi tanaman yang berkelanjutan dengan cara memperbaiki kesuburan tanah melalui penggunaan sumberdaya alami seperti Mikro Organisme Lokal (MOL) dan pupuk kandang. Oleh karena itulah, pertanian organik sering didefinisikan dengan gerakan pertanian yang kembali ke alam (Harjono, 2000). Adapun cara pembuatan pestisida nabati terdiri dari: 1) Siapkan bahan : Daun Pepaya/ Daun Mindi/ Daun Sirsak sebanyak 1 kg, 2) Semua bahan digiling halus atau di blender, 3) Lalu bahan yang sudah digiling dilakukan penyaringan dan diambil airnya, 4) Kemudian masukkan bubuk deterjen sebanyak 30 gram, 5) Masukkan air 10 liter dan lalu diaduk sampai merata, 6) Kemudian air yang sudah diaduk merata tadi direndam/dibiarkan selama satu malam, 7) Baru besoknya pestisida nabati bisa digunakan. Kata kunci : pemberdayaan,teknologi, pestisida, nabati, organik Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia 50

I. PENDAHULUAN Negara Indonesia terkenal sebagai negara agraris dimana masyarakatnya dominan bermata pencaharian sebagai petani. Sekarang ini, petani tidak hanya kita jumpai hanya di pedesaan, akan tetapi juga di pinggiran-pinggiran kota. Dalam kegiatan budidaya sayuran, sebagian besar petani masih menggunakan pupuk dan pestisida. Hal ini dikarenakan, keinginan mereka memproduksi sayuran yang bagus dan banyak hasilnya serta mendapatkan keuntungan yang cukup besar. Akan tetapi, mereka tidak memikirkan dampak produksi sayuran yang mereka hasilkan bagi tanah sebagai media tanam dan kesehatan manusia sebagai konsumen akhir. Hal ini disebabkan oleh kekurang tahuan petani tentang sayuran organik yang murah dan aman bagi kesehatan bersama. Sayuran organik didapat apabila kita menerapkan sistem pertanian organik pada sayuran yang kita budidayakan. Pertanian organik merupakan bagian dari pertanian alami yang dalam pelaksanaannya menghindarkan bahan kimia dan pupuk yang bersifat meracuni lingkungan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sehat, menghasilkan produksi tanaman yang berkelanjutan dengan cara memperbaiki kesuburan tanah melalui penggunaan sumberdaya alami seperti Mikro Organisme Lokal (MOL) dan pupuk kandang. Oleh karena itulah, pertanian organik sering didefinisikan dengan gerakan pertanian yang kembali ke alam (Harjono, 2000). Dalam pertanian organik, bahan organik tanah merupakan bahan esensial yang tidak dapat digantikan dengan bahan lain di dalam tanah, yang berperan mempertahankan dan memperbaiki tekstur dan struktur tanah. Selain itu juga, sebagai sumber nutrisi bagi beberapa mahluk hidup di dalam tanah termasuk tumbuhan. Upaya dalam penyediaan bahan organik tersebut dapat dilakukan dengan pengembangan Mikro Organisme Lokal (MOL), pembuatan kompos dan pestisida nabati (Anonim, 1997). Pestisida nabati berperan sebagai pembasmi hama pada tanaman, selain mudah dalam pembuatan dan murah biaya yang dikeluarkan. Namun sayangnya, konsep pestisida nabati ini belum banyak dikenal oleh petani, sehingga mereka masih cenderung menggunakan pestisida yang berbahaya dan mahal harganya. Budidaya sayuran biasa dengan mengandalkan penggunaan pupuk dan bahan kimia menyebabkan: 1. Biaya pemeliharaan tinggi karena banyaknya jenis pupuk yang digunakan, harga pupuk dan pestisida yang cukup mahal. 2. Produktivitas sayuran cukup tinggi karena penggunaan zat kimia akan tetapi menyebabkan kurang amanya dikonsumsi. 3. Keuntungan yang diperoleh oleh petani cukup tinggi karena harga jual yang rendah dan konsumen dapat membeli dengan harga yang murah. Adanya gerakan keamanan pangan dan sayuran, menginspiransi petani di Kelurahan Talang Keramat untuk mengetahui dan mempelajari konsep pertanian organik. Selama ini, petani setempat telah mengenal dan menggunakan pupuk kandang pada budidayanya, akan tetapi tetap menggunakan bahan kimia lainnya. Kelurahan Talang Keramat secara administratif termasuk wilayah Kabupaten Banyuasin Dari tahun ke tahun, kegiatan budidaya sayuran cukup aktif dilakukan diikuti dengan kegiatan penyuluhan sehingga anggota kelompok terus bertambah. Sebagian besar petani, memiliki pendidikan hanya sebatas Sekolah Dasar (SD). Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia 51

Budidaya sayuran organik di Kelurahan Talang Keramat cukup potensial untuk dikembangkan. Faktor-faktor yang mendukung pengembangan budidaya sayuran organik ini adalah : 1. Sayuran merupakan kebutuhan utama masyarakat akan vitamin yang dikandung, dan semua masyarakat setiap harinya tiga kali mengkonsumsi sayuran. 2. Banyak berkembangya jenis penyakit pada manusia yang diakibatkan penggunaan zat kimia menyebabkan masyarakat mulai beralih mengkonsumsi beras dan sayuran organik. 3. Masyarakat pembudidaya sayuran organik akan selalu meningkat sesuai kebutuhan pasar. 4. Penghasilan masyarakat meningkat karena sayuran organik memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan sayuran biasa. 5. Tersedianya bahan baku lokal berupa pupuk kompos dan MOL yang dapat dimanfaatkan petani secara mudah dan murah. 6. Masyarakat memiliki motivasi tinggi untuk terus meningkatkan produksi dan berminat untuk melakukan usaha tani sayuran organik 7. Tingginya aspirasi masyarakat untuk mengadopsi dan menerapkan teknologi budidaya sayuran organik tersebut. Oleh sebab itu, masyarakat cukup antusias dalam mengenal dan mempelajari konsep budidaya sayuran organik yang mereka kelola agar aman dikonsumsi. Berkaitan dengan hal tersebut maka : 1. Munculnya wawasan, pemahaman dan sikap positif petani terhadap potensi pengembangan sayuran yang aman dikonsumsi. 2. Munculnya keinginan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan teknis budidaya sayuran organik dengan menggunakan teknologi sederhana yang tepat guna, murah, aman dan ramah lingkungan. 3. Munculnya ide untuk membuat tempat pelatihan/pembinaan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara bersama. 4. Munculnya ide untuk membuat tempat percontohan sebagai perbandingan sayuran organik dan sayuran biasa. Dari hal-hal tersebut, maka petani setempat sangat membutuhkan bantuan dalam bentuk bimbingan teknis yang berkesinambungan dan terarah. Bantuan yang diperkirakan paling efisien sesuai dengan keterbatasan waktu, dana dan tenaga adalah melalui : 1. Pemberian bantuan berupa benih sayuran yang berkualitas. 2. Pelatihan pembuatan pupuk kompos berbahan baku lokal yang tersedia sehingga petani tidak membeli bahan yang harganya relatif mahal. 3. Pendampingan secara berkelanjutan (konsultasi dan pembinaan) Adanya kegiatan ini diharapkan dapat : 1. Memotivasi anggota kelompok yang non aktif menjadi aktif kembali 2. Memotivasi petani yang belum bergabung dalam kelompok tani menjadi tertarik untuk menjadi anggota kelompok tani. 3. Mengembangkan keanggotaan kelompok sayuran organik sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan sekitarnya 4. Peningkatan produksi sayuran organik yang ramah lingkungan Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia 52

PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan hasil survei dan observasi menunjukkan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh petani adalah sebagai berikut : 1. Dari pengeluaran biaya produksi sayuran masih membutuhkan biaya yang cukup besar untuk pembelian pupuk dan bahan kimia lainnya. Oleh sebab itu, teknologi pembuatan pestisida nabati dengan memanfaatkan bahan baku yang murah, mudah diperoleh perlu disosialisasikan. 2. Banyaknya petani menggunakan pupuk dan bahan kimia lainnya dalam pemeliharaan sayuran sehingga perlunya diperkenalkan pembuatan pupuk kompos dan tanaman lainnya sebagai pengganti pestisida dalam pemberantasan hama dan penyakit sayuran.. 3. Ketidak tahuan unsur-unsur yang terkandung pada pestisida nabati yang dihasilkan. Berdasarkan hasil diskusi maka perlunya dilakukan transfer teknologi yang secara prioritas sebagai berikut : 1) Teknologi pembuatan pestisida nabati berbahan baku lokal, 2) Desain tata letak demplot untuk praktik sayuran organik dan dapat sebagai uji coba petani setempat. II. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan di Kelurahan Talang Keramat Kabupaten Banyuasin. Khalayak sasaran adalah petani (Kelompok Tani) di Kelurahan Talang Keramat. LPM menurunkan Tim Pengabdian yang akan melakukan kegiatan bagi petani. Kegiatan ini berupa penyuluhan yang disertai peragaan terhadap pembuatan teknologi pestisida nabati yang akan dikembangkan sehingga disimpulkan perlunya dilakukan pendampingan pembuatan pestisida nabati. Pestisida nabati ini, akan digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap teknologi budidaya. Bentuk kegiatan: penyuluhan, peragaan dan pendampingan. Metode yang diterapkan meliputi pemberian bantuan, pelatihan serta bimbingan teknis pembuatan Pestisida Nabati. Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini meliputi : 1) Tahap persiapan, yang meliputi koordinasi tim pelaksana, koordinasi dengan Pemerintah Desa tentang peserta yang diikutsertakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, 2) Program inti yaitu penyuluhan teknik budidaya, peragaan dan pendampingan sampai penyelesaian, 3) Evaluasi dan pembuatan laporan hasil kegiatan. Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia 53

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Kelurahan Talang Keramat merupakan salah satu desa yang cukup maju. Hal ini didukung lancarnya jalur transportasi dan cukup luasnya lahan baik sayuran yang dimanfaatkan oleh petani setempat. Selain itu, Kelurahan Talang Keramat merupakan sentra sayuran untuk Kota Palembang dan Banyuasin. Kelebihan masyarakat setempat ini selalu ingin mengetahui inovasi baru berupa informasi yang dapat meningkatkan pendapatan dan memperkaya pengetahuan guna membangun desa mereka. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi yang harus dilaksanakan oleh seorang dosen. Pada kesempatan ini, Tim Dosen mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat sebagai bentuk mengabdikan ilmu yang dimiliki kepada masyarakat guna memajukan desa. Masyarakat sangat antusias dengan adanya kegiatan penyuluhan yang dilakukan. Sebelum melaksanakan kegiatan pengabdian, tim terlebih dahulu datang ke lokasi untuk mengetahui kondisi di lapangan. Selain itu, mengurus perizinan dan waktu pelaksanaan kegiatan pengabdian. Pelaksanaan pengabdian dilakukan pada tanggal 3 November 2013. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebanyak 15 orang. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Ketua Kelompok Tani, Ketua Pengurus Masjid dan Kontak Tani. Acara diawali dengan pembukaan oleh dan kata sambutan sekaligus pembukaan kegiatan penyuluhan oleh Ketua Pelaksana. Kemudian ketua pelaksana dan tim pengabdian mulai menyampaikan materi lalu diikuti diskusi dan tanya jawab. Setelah semua rangkaian kegiatan selesai, acara ditutup dengan doa penutup serta foto bersama. Adapun isi materi pengabdian terdiri dari beberapa tahap: 1. Pengenalan Pestisida Nabati Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya bersumber dari tumbuh-tumbuhan, seperti akar, daun, batang atau buahnya. Pestisida digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit yang biasa menyerang pada tumbuhan. Bahan dari tumbuhan biasanya diolah menjadi berbagai bentuk, seperti tepung, ekstrak. Pestisida nabati cocok untuk segala tanaman perkebunan, holtikultura, padi dan plawija karena sifatnya ynag tidak beracun dan tidak menimbulkan pencemaran baik udara maupun lingkungan disekitar. 2. Manfaat Pestisida Nabati : - Mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan ( ramah lingkungan). - Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang. - Dapat membunuh hama/penyakit seperti ekstrak dari daun pepaya, tembakau, biji mahoni, dsb. - Dapat sebagai pengumpul atau perangkap hama tanaman: tanaman orok-orok, kotoran ayam. - Bahan yang digunakan nilainya murah serta tidak sulit dijumpai dari sumberdaya yang ada di sekitar dan bisa dibuat sendiri. - Mengatasi kesulitan ketersediaan dan mahalnya harga obat-obatan pertanian khususnya pestisida sintetis/kimiawi. Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia 54

- Penggunaan dalam dosis tinggi sekalipun, tanaman sangat jarang ditemukan tanaman mati. Adapun cara pembuatan pestisida nabati terdiri dari: Pembuatan Teknologi Pestisida Nabati : - Siapkan bahan : Daun Pepaya/ Daun Mindi/ Daun Sirsak sebanyak 1 kg. - Semua bahan digiling halus atau di blender. - Lalu bahan yang sudah digiling dilakukan penyaringan dan diambil airnya. - Kemudian masukkan bubuk deterjen sebanyak 30 gram. - Masukkan air 10 liter dan lalu diaduk sampai merata. - Kemudian air yang sudah diaduk merata tadi direndam/dibiarkan selama satu malam. - Baru besoknya pestisida nabati bisa digunakan. Petani yang hadir pada saat penyuluhan pembuatan teknologi pestisida nabati terdiri dari petani baik bapak-bapak maupun ibu-ibu. Petani sangat antusias menyampaikan pertanyaanpertanyaan dalam hal pembuatan pestisida nabati serta aplikasinya di lapangan. Partisipasi para peserta terhadap pelaksanaan kegiatan ini sangat baik, karena kecocokan materi dalam kegiatan kelompoknya dalam beberapa tahun sehingga pemahaman materi yang disampaikan lebih mudah diterima. Hal ini membantu kemudahan dalam transfer ilmu dari pemateri (tim pengabdian) kepada peserta. Dengan adanya tim pengabdian maka semakin meyakinkan petani bahwa intensitas pertemuan banyak memberikan manfaat. Petani di Kelurahan Talang Keramat sebenarnya termasuk masyarakat yang mau menerima inovasi yang disampaikan. Hal ini tergambar dari antusiasme mereka dalam menghadiri kegiatan pengabdian. Pada saat pelaksanaan pengabdian ini, tim pengabdian memberikan cara pembuatan teknologi pestisida nabati serta cara aplikasi di lapangan. Sekaligus pemberian secara simbolis pestisida yang sudah jadi dan booklet pembuatan pestisida nabati. IV. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Dari kegiatan pengabdian yang sudah dilakukan dapat dismpulkan sebagai berikut: 1. Minat dan atusiasme petani terhadap inovasi teknologi pestisida nabati sangat baik, hal ini terbukti dari banyaknya petani yang hadir dan bertanya pada saat pengabdian. 2. Petani belum banyak mengetahui tentang manfaat dan cara pebuatan teknologi pestisida nabati. SARAN Saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut: Dari hasil kegiatan pengabdian ini disarankan kepada Pemerintah Kabupaten Banyuasin khususnya, agar diberi pembinaan terhadap kelompok tani sayuran yang ada untuk meningkatkan produksi. Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia 55

DAFTAR PUSTAKA [1] Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. "Prospek Pertanian Organik di Indonesia ", Juli 2002. Diakses pada 23 Mei 2010. http://id.wikipedia.org/wiki/pertanian_organik Diakses pada 15 Maret 2012. [2] Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Indonesia, 2002. Prospek Pertanian Organik, 4 juli 2002. [3] Departemen Pertanian. 1984. Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian. Badan Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan Pertanian. Jakarta. [4] International Federation of Organic Agriculture Movements. "PRINSIP-PRINSIP PERTANIAN ORGANIK ". Diakses pada 23 Mei 2010 dalam http://id.wikipedia.org/wiki/pertanian_organik Diakses pada 15 Maret 2012. [5] Kartasapoetra, A.G. 1991. Teknologi Penyuluhan pertanian. Bina Aksara. [6] Manto, 2010 dalam MOL Mikro Orgnisme Lokal http://isroi.com/2010/04/23/mol-mikroorganisme-lokal/ Diakses pada 15 Maret 2012. [7] Mardikanto. 1983. Pengantar Penyuluhan pertanian. Hapsara. Surakarta. [8] Samsudin, U. 1982. Dasar-dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian. Bina Cipta. Bandung. [9] Sarwidaningrum, 2011 dalam kompas, 6 mei 2011 Diakses pada 15 Maret 2012. [10] Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Universitas Indonesia Press : Jakarta. Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia 56