PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK NOMOR 03 TAHUN 1994 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERIZINAN USAHA PERIKANAN

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 36 TAHUN 2000 TENTANG USAHA PERIKANAN DI KABUPATEN KUTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 5 TAHUN 1998 TENTANG PELESTARIAN SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK NOMOR 09 TAHUN 1994 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN IJIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 45 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PENGUSAHAAN PERIKANAN

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 1991 TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN DALAM WILAYAH PROVINSI DAERAH TINGKAT I LAMPUNG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 6 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I SUMATERA SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 2 TAHUN : 1994 SERI : D

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA UTARA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 14 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 1994 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2010 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK NOMOR 06 TAHUN 1995 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO NOMOR : 25 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POSO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG. IZIN USAHA PERIKANAN dan TANDA PENCATATAN KEGIATAN PERIKANAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1991 TENTANG TERMINAL KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 2 TAHUN : 1993 SERI : C.2

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK NOMOR 14 TAHUN 1997 TENTANG RETRIBUSI KEBERSIHAN DALAM KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR : 9 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IJIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I J A W A T I M U R

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 3 Tahun : 2012 Seri : C

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN KABUPATEN BULELENG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK SERI : B NOMOR : 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK NOMOR 4 TAHUN 1991 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH LAMONGAN NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN

BUPATI JENEPONTO Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKA T I JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 1989 TENTANG

PEMERINTAH KABIJPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT. No SERI B PERATURAN DAERAH TINGKAT I PROPINSI JAWA BARAT NOMOR : 11 TAHUN 1991

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR : 7 TAHUN 1989 (7/1989)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 14 TAHUN 1997 SERI C.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DONGGALA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 46 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PENGIRIMAN / SURAT KETERANGAN ASAL (SKA) HASIL PERIKANAN

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 9 Tahun 2000 T E N T A N G PERIZINAN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 18 TAHUN 1994 TENTANG BEA PANGKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II G R E S I K PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK NOMOR 30 TAHUN 1997 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 3 TAHUN 1996 TENTANG TEMPAT DAN RETRIBUSI PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 23 TAHUN 1997 SERI B.8

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (PERDA DIY) NOMOR : 15 TAHUN 1987 (15/1987) TENTANG USAHA PETERNAKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 20 TAHUN : 1993 SERI :A.1

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG USAHA PERIKANAN DAN RETRIBUSI USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 06 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2006 NOMOR 5

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU IZIN USAHA PERKEBUNAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN,

NOMOR : 2 TAHUN 1989 SERI : B =================================================================

DRAFT PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 1995 SERI B.2

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 07 TAHUN 2003 TENTANG


PERLINDUNGAN TERHADAP IKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2009 NOMOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR PELELANGAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG USAHA PERIKANAN DI KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MUSI RAWAS NOMOR : 4 TAHUN 1994 T E N T A N G

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN DAN KELAUTAN DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU WATA ALA WALIKOTA LANGSA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 49 TAHUN 2001 TENTANG B E C A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BUOL TOLITOLI NOMOR : 8 TAHUN 1999 SERI D NOMOR : 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2010 NOMOR 4

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN PENGUSAHAAN OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 2 TAHUN 1994 TENTANG RETRIBUSI KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 1976

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 2001 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 7 TAHUN 2005 RETRIBUSI PELAYANAN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALU,

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK NOMOR 03 TAHUN 1994 TENTANG USAHA PERIKANAN SKALA KECIL DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II GRESIK Menimbang : a. Bahwa guna menunjang pembangunan pada Sub Sektor Perikanan di Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik, khususnya dibidang usaha perikanan skala kecil, maka dipandang perlu adanya pengaturan usahausaha yang mengarah kepada peningkatan pelayanan, taraf hidup bagi nelayan dan petani ikan serta terbinanya kelestarian sumber daya ikan dan lingkungannya; b. Bahwa usaha perikanan skala kecil di Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik, sebagai usaha meningkatkan sumber Pendapatan Daerah untuk menunjang pembangunan; c. Bahwa untuk melaksanakan maksud sebagaimana tersebut pada huruf a dan b konsideran ini, perlu diatur usaha perikanan skala kecil di Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik. dengan menuangkan dalam Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok Pemerintahan di Daerah; 2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang pembentukan Daerahdaerah Kabupaten di Lingkungan Propinsi Jawa Timur Juncto Undangundang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya;

3. Undang-undang Nomor 12 Drt Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah; 4. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1974 tentang Perubahan Nama Kabupaten Surabaya menjadi Kabupaten Gresik; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1990 tentang Usaha Perikanan; 7. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 81 5/KptJIX. 120/11/1990 tentang Perizinan Usaha Perikanan; 8. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 7 Tahun 1989 tentang Penyerahan Sebagian Urusan di bidang Perikanan kepada Pemerintah Daerah Tingkat II; 9. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik Nomor 10 Tahun 1987 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik Nomor 9 Tahun 1992 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perikanan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik. Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK Menetapkan MEMUTUSKAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK TENTANG USAHA PERIKANAN SKALA KECIL DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan: a. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik; b. Kepala Daerah adalah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Gresik; c. Dinas Perikanan Daerah adalah Dinas Perikanan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik; d. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik;

e. Pejabat yang ditunjuk adalah Kepala Dinas Perikanan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik; f. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolahan dan pemanfaatan sumber daya ikan; g. Sumber daya ikan adalah semua jenis ikan termasuk biota perairan lainnya; h. Usaha Perikanan skala kecil adalah semua usaha perikanan Tradisional yang meliputi usaha: - Penangkapan ikan dengan menggunakan perahu atau perahu bermotor, dengan ukuran tidak lebih dari 5 GT atau dengan berkekuatan mesin tidak lebih dari 15 PK; - Budidaya ikan di kolam air tenang dengan luas kurang dari 2 ha dan dapat penebaran kurang dan 10.000 ekor per hektar. - Budidaya ikan di tambak dengan luas kurang dari 4 hektar dan padat penebaran kurang dari 50.000 ekor per hektar; - Pembenihan ikan dengan kapasitas produksi kurang dari 5 juta ekor per hektar; - Pembenihan ikan dan udang skala rumah tangga yang berkapasitas tidak lebih dari 20 ton (bak) yang digunakan untuk pembesaran larva: - Pengolahan ikan dan penyimpanan/penggudangan ikan dengan tidak menggunakan mesin. i. Hasil perairan adalah segala jenis ikan termasuk biota perairan lainnya yang dapat ditangani atau diolah untuk dijadikan produk akhir sehingga dapat dimanfaatkan sebagai keperluan manusia dan bahan industri; j. Budidaya ikan adalah kegiatan memelihara ikan atau binatang air lainnya, termasuk air dengan menggunakan fasilitas buatan: k. Penangkapan ikan adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun termasuk kegiatan yang menggunakan perahu/ kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, mengolah atau mengawetkan; l. Usaha penanganan pasca adalah usaha-usaha kearah memperhatikan kesegaran ikan/hasil perikanan dalam arti agar tetap memenuhi syarat/layak dimakan manusia dengan jalan menghambat kemunduran mutu sejak ikan/hasil perikanan tersebut ditangkap sampai ketangan konsumen;

m. Usaha pengolahan ikan adalah usaha pengolahan atau pengawetan ikan serta hasil perikanan lainnya yang dilaksanakan oleh perorangan atau Badan Hukum; n. Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan; o. Alat penangkapan ikan adalah sarana dan perlengkapan atau benda-benda lainnya yang dipergunakan untuk menangkap ikan; p. Petani ikan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan pembudidayaan ikan; q. Perahu adalah sarana apung yang digunakan oleh nelayan dalam operasi penangkapan ikan atau hasil perairan lainnya misalnya perahu layar, perahu motor tempel dan perahu motor dalam. BAB II USAHA BUDIDAYA IKAN Pasal 2 (1) Usaha budidaya ikan meliputi usaha pemeliharaan atau pembudidayaan ikan dan biota perairan lainnya baik di air payau maupun air tawar; (2) Usaha pembenihan meliputi segala pembenihan ikan dan biota perairan lainnya untuk melayani kepentingan usaha budidaya di air payau dan air tawar. Pasal 3 (1) Usaha-usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Peraturan Daerah ini, pengelolaan usahanya dilaksanakan oleh perorangan atau Badan Hukum yang berusaha di bidang perikanan; (2) Guna mendorong usaha-usaha tersebut pada ayat (1) Pasal ini, Pemerintah Daerah dapat melakukan usaha di bidang Perikanan seperti percontohan atau penelitian. BAB III USAHA PENANGKAPAN Pasal 4 (1) Usaha penangkapan ikan dilaut meliputi usaha penangkapan ikan yang dilaksanakan oleh perorangan atau Badan Hukum;

(2) Untuk mendorong peningkatan usaha penangkapan dan hasil perairan lainnya Pemerintah Daerah dapat melaksanakan percontohan dan penelitian; (3) Kepala Daerah dapat mengatur dan membatasi jumlah dan jenis alat tangkap tertentu yang pengaturannya akan dituangkan dalam suatu keputusan. BAB IV USAHA PENANGKAPAN PASCA PANEN Pasal 5 (1) Setiap orang atau Badan Hukum yang melakukan Usaha Perikanan Skala Kecil, diwajibkan mendaftarkan Usaha Perikanan Skala Kecil; (2) Sebagai bukti pendaftaran Usaha Perikanan Skala Kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, diberikan dalam bentuk: a. Surat Tanda Pendaftaran Kegiatan Usaha Penangkapan Ikan, bagi usaha penangkapan ikan; b. Surat Tanda Pendaftaran Kegiatan Usaha Budidaya Ikan, bagi usaha budidaya ikan; c. Surat Tanda Pendaftaran Kegiatan Usaha Pengolahan Ikan, bagi usaha pengolahan dan pengawetan ikan. (3) Setiap usaha untuk kepentingan penelitian, olah raga dan pariwisata wajib mendaftarkan diri kepada Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk; (4) Pelaksanaan Pemberian Surat Tanda Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (3) Pasal ini, dilaksanakan oleh Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk. Pasal 6 Untuk memperoleh Surat Tanda Pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Peraturan Daerah ini, yang berkepentingan harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk. Pasal 7 Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk menetapkan lebih lanjut tentang: a. Bentuk dan isi Surat Tanda Pendaftaran Kegiatan Usaha; b. Tata cara permohonan.

Pasal 8 (1) Surat Tanda Pendaftaran Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Peraturan Daerah ini, berlaku selama kegiatan usaha tersebut masih berlangsung; (2) Pejabat yang ditunjuk melakukan evaluasi terhadap Surat Tanda Bukti Pendaftaran Usaha yang telah dikeluarkan; (3) Terhadap Surat Tanda Pendaftaran/Usaha yang sudah tidak sesuai dengan kegiatan usaha, yang bersangkutan harus mengajukan permohonan pendaftaran baru. Pasal 9 Surat Tanda Pendaftaran Usaha berakhir karena: a. Pemegang Surat Tanda Pendaftaran Usaha meninggal dunia; b. Status Badan Hukum Pemegang Surat Tanda Pendaftaran Usaha. Pasal 10 Surat Tanda Pendaftaran Usaha dapat dicabut oleh Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk: a. Apabila syarat-syarat yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini, atau dalam Surat Tanda Pendaftaran Usaha tidak terpenuhi atau ditaati oleh yang bersangkutan; b. Berdasarkan pertimbangan tertentu yang berhubungan dengan keamanan dan Pertahanan Negara, kepentingan pembinaan, kelestarian sumbersumber hayati serta lalu lintas pelayaran yang berlaku di Teluk, Selat dan Perairan. BAB VI RETRIBUSI Pasal 11 Setiap pemberian Surat Tanda Pendaftaran Usaha Perikanan Skala Kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Peraturan Daerah ini. dan dikenakan retribusi sebagai berikut: 1. Usaha penangkapan ikan, dikenakan retribusi yang diatur sesuai dengan penggunaan jenis alat tangkapnya, mesin atau motor serta jenis-jenis dan ukuran perahu yang digunakan sebagai berikut:

a. Menggunakan perahu tanpa alat motor dengan alat tangkap: 1) Payang dan sejenisnya. sebesar Rp. 2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah); 2) Jaring tank dan sejenisnya sebesar Rp. 1.500,00 (seribu lima ratus rupiah); 3) Gill net dan sejenisnya sebesar Rp. 2.000,00 (dua ribu rupiah); 4) Pancing Prawe dan sejenisnya sebesar Rp. 1.000.00 (seribu rupiah); 5) Jala lempar dan sejenisnya sebesar Rp 750,00 (tujuh ratus lima puluh rupiah); 6) Bubu dan sejenisnya sebesar Rp. 7.500,00 (tujuh ribu lima ratus rupiah). b. Dengan menggunakan perahu bermotor mesin dalam atau tempel dengan ukuran tidak lebih dari 5 (lima) GT atau berkekuatan 15 (lima belas) PK dengan alat tangkap: 1) Payang dan sejenisnya. sebesar Rp. 5.000,00 (lima ribu rupiah); 2) Jaring tank dan sejenisnya sebesar Rp. 2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah); 3) Gill net dan sejenisnya sebesar Rp. 3.000.00 (tiga ribu rupiah); 4) Pancing Prawe dan sejenisnya sebesar Rp. 2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah); 5) Jala lempar dan sejenisnya sebesar Rp 1.500,00 (seribu lima ratus rupiah); 6) Bubu dan sejenisnya sebesar Rp. 1.500,00 (seribu lima ratus rupiah). 2. Usaha pembenihan udang dan ikan skala kecil yang ditujukan untuk penyediaan benih bagi pengembangan usaha budidaya air tawar dan air payau dikenakan retribusi sebagai benikut: a. Pembenihan udang windu/udang galah/nener: 1) untuk pembesaran larva dengan kapasitas sampai dengan 10 (sepuluh) ton, sebesar Rp. 30.000,00 (tiga puluh nbu rupiah); 2) untuk bak pembesaran larva dengan kapasitas lebih dari 10 (sepuluh) ton sampai dengan 15 (lima belas) ton sebesar Rp. 40.000,00 (empat puluh ribu rupiah); 3) untuk bak pembesaran larva dengan kapasitas lebih dari 15 (lima belas) ton sampai dengan 20 (dua puluh) ton sebesar Rp. 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah). b. Pembenihan ikan dikenakan sampai berikut:

1) Kapasitas produksi sampai dengan 1 (satu) juta ekor sebesar Rp. 5.000.00 (lima nibu rupiah); 2) Kapasitas produksi lebih dari 1 (satu) juta ekor sampai 2 (dua) juta ekor sebesar Rp. 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah); 3) Kapasitas produksi lebih dari 2 (dua) juta ekor sampai dengan 3 (tiga) juta ekor sebesar Rp. 15.000,00 (lima belas ribu rupiah); 4) Kapasitas produksi lebih dari 3 (tiga) juta ekor sampai dengan 4 (empat) juta ekor sebesar Rp. 20.000,00 (dua puluh ribu rupiah); 5) Kapasitas produksi lebih dari 4 (empat) juta ekor sampai dengan 5 (lima) juta ekor sebesar Rp. 25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah). 3. Untuk usaha budidaya di tambak dan kolam dikenakan retribusi sebagai berikut: a. Usaha budidaya di tambak: 1) Luas lahan sampai dengan 2 (dua) ha sebesar Rp. 5.000,00 (lima ribu rupiah); 2) Luas lahan diatas 2 (dua) ha sampai dengan 4 (empat) ha sebesar Rp. 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah). b. Usaha budidaya di kolam: 1) Luas lahan sampai dengan 1 (satu) ha sebesar Rp. 1.500,00 (seribu lima ratus rupiah); 2) Luas lahan diatas 1 (satu) ha sampai dengan 2 (dua) ha sebesar Rp. 2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah). 4. Untuk usaha pengelolaan ikan dan penyimpanan/penggudangan ikan dikenakan retribusi sebagai berikut: a. Usaha pengelolaan ikan tradisional: 1) Kapasitas produksi sampai dengan 1 (satu) ton sehari sebesar Rp. 2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah); 2) Kapasitas produksi lebih dari 1 (satu) ton sampai dengan 3 (tiga) ton sehari sebesar Rp. 3.500,00 (tiga ribu lima ratus rupiah); 3) Kapasitas produksi lebih dari 3 (tiga) ton sampai dengan 5 (lima) ton setiap hari sebesar Rp. 5.000,00 (lima ribu rupiah). b. Usaha penyimpanan/penggudangan ikan: 1) Kapasitas tempat penyimpanan/gudang sampai dengan 1 (satu) ton sampai dengan 5 (lima) ton sebesar Rp. 2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah);

2) Kapasitas tempat penyimpanan/gudang lebih dari 1 (satu) ton sampai dengan 5 (lima) ton sebesar Rp. 5.000,00 (lima ribu rupiah); 3) Kapasitas tempat penyimpanan/gudang lebih dari 5 (lima) ton sampai dengan 10 (sepuluh) ton sebesar Rp. 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah); 4) Kapasitas tempat penyimpanan/gudang lebih dan 10 (sepuluh) ton sebesar Rp. 15.000,00 (lima belas ribu rupiah). Pasal 12 (1) Untuk setiap pemungutan retribusi diberikan bukti pembayaran; (2) Pungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, disetor pada Kas Daerah; (3) Bukti pembayaran retribusi ditetapkan oleh Kepala Daerah. BAB VII PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN Pasal 13 (1) Semua usaha perikanan yang telah terdaftar dan telah memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah ini akan mendapatkan bimbingan, pembinaan dan pengawasan dalam bidang teknologi pemasaran, sanitasi dan hygiene serta perluasan usahannya; (2) Guna menunjang kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, Pemerintah Daerah mengadakan Penelitian, Pendidikan atau pelatihan, penyuluhan. pendirian sarana dan prasarana serta pengujian mutu basil perikanan; (3) Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini dilaksanakan baik oleh Pemerintah Daerah sendiri maupun kerja sama dengan lembaga-lembaga lainnya. BAB VIII PERLINDUNGAN, PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN Pasal 14 (1) Untuk menjamin terselenggarannya pemanfaatan sumber daya ikan secara berdaya guna dan berhasil guna dilakukan pengendalian dan pengamatan;

(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, diatur oleh Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk. Pasal 15 Guna melindungi kelestarian sumber daya ikan dilarang melakukan kegiatan: a. Penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak bahan racun, listrik, dan alat tangkap yang mengancam kelestarian sumber daya ikan; b. Memasukkan dan mengeluarkan ikan yang membahayakan kelestarian sumber daya ikan serta benih ikan dari dan ke wilayah Pemerintah Daerah tanpa seizin Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk; c. Mendirikan bangunan untuk tujuan budidaya ikan di laut yang mengganggu alur pelayaran; d. Mengambil dan merusak batu karang tanpa seizin Kepala Daerah; e. Mengadakan penangkapan ikan di daerah Suaka serta menangkap Satwa yang dilindungi berdasarkan Ketentuan Perundangan-undangan. BAB IX KETENTUAN PIDANA Pasal 16 (1) Pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan Daerah ini, dan atau melanggar ketentuan lain yang ditetapkan dalam Surat Tanda Pendaftaran Usaha diancam pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 50.000,00 (Lima puluh ribu rupiah); (2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, adalah pelanggaran. BAB X KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 17 Selain oleh Pejabat Penyidik Umum yang bertugas menyidik Tindak Pidana, Penyidikan atas pelanggaran tindak pidana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini, dapat juga dilakukan oleh Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundanganundangan yang berlaku.

Pasal 18 Dalam melaksanakan tugas Penyidikan, para Pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Peraturan Daerah ini, berwenang : a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana; b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan melakukan pemeriksaan; c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. Melakukan penyitaan benda dan atau surat; e. Mengambil sidik jari atau memotret seseorang; f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h. Menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk Penyidik Umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Penyidik Umum memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum tersangka atau keluarganya; i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. BAB XI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 19 Dalam waktu 6 (enam) bulan sejak berlakunya Peraturan Daerah ini, semua kegiatan usaha pembudidayaan ikan, penangkapan ikan dan pengelolaan ikan serta pembenihan ikan sebelumnya telah melakukan kegiatannya, wajib memenuhi segala ketentuan tersebut dalam Peraturan Daerah ini. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 20 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini. sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah

Pasal 21 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK Wakil Ketua Ttd ACHSAN SUBAGYO. A Gresik, 2 Pebruari 1994 BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II GRESIK Ttd DJUHANSAH Disahkan dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur tanggal 9 Pebruari 1995 Nomor 86/P Tahun 1995. A.n. GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR Asisten Ketataprajaan ttd. Drs. SOENARJO Pembina Utama Muda NIP. 510 040 479 Diundangkan dalam Lembaran Daerah Tingkat II Gresik tanggal 11 April 1995 Nomor 3 tahun 1995 seri B. Sesuai dengan aslinya menyalin A.n. SEKRETARIS WILAYAH/DAERAH TINGKAT II GRESIK Kepala Bagian Hukum ttd ARSADI Penata NIP. 510 010 125 A.n. BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II GRESIK Sekretaris Wilayah/Daerah Ttd SOEHARMANTO, SH. Pembina NIP. 010 069 894

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK NOMOR 03 TAHUN 1994 TENTANG USAHA PERIKANAN SKALA KECIL DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK I. PENJELASAN UMUM Sumber daya yang tersedia di Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik, adalah cukup potensial baik perairan lautnya maupun perairan yang ada didaratan. Sumber daya dimaksud perlu dikelola dan dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat banyak, khususnya peningkatan kesejahteraan nelayan dan petani ikan didalam usaha penyediaan bahan makanan berupa ikan, sebagai upaya mencukupi gizi masyarakat serta menggali sumber dalam peningkatan eksport non migas. Pemanfaatan sumber daya perikanan baik perairan lautnya maupun perairan di daratan perlu ditentukan atau ditetapkan langkah-langkah pengendalian usaha, pengaturan dan pengawasan agar supaya kelestarian sumber daya yang tersedia tetap terjaga dan pemanfaatan yang dilakukan bertentangan dengan kaidah-kaidah pengelolaan sumber daya tersedia. dengan menggunakan alat yang dapat merusak sumber daya dan atau lingkungannya akan menimbulkan kepunahan perlu dituangkan dalam Peraturan Daerah. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal I huruf a sampai f : cukup jelas huruf g : Yang dimaksud dengan semua jenis ikan termasuk biota perairan lainnya adalah: a. Pieces (ikan bersirip); b. Crutaces (udang, rajungan, kepiting dan sebangsanya); c. Mollusca (kerang, tirem, cumi-cumi, gurita, siput dan sebangsanya); d. Coleenterata (ubur-ubur dan sebangsanya); e. Echinodermate (teripang, bulu babi dan sebangsanya); f. Amphibia (katak dan sebangsanya); g. Reptilia (buaya, penyu, kura-kura, biawak, ular air dan sebangsanya) h. Mamalia (paus, lumba-lumba. pesut. duyung dan sebangsanya);

Huruf h sampai i huruf m Huruf n sampai q Pasal 2 ayat (1) ayat 2 dan 3 Pasal 3 ayat (1) ayat 2 Pasal 4 ayat (1) dan (2) ayat (3) Pasal 5 ayat (1) i. Algae rumput laut dan tumbuh-tumbuhan lain yang hidupnya di dalam air; j. Biota perairan lainnya yang ada kaitannya dengan jenis-jenis tersebut diatas. : Cukup Jelas : Pengolahan ikan adalah: - Pengolahan secara tradisional yang mencakup tehnik-tehnik yang mempergunakan proses pengurangan air, penggunaan bahan pengawet tradisional asam cuka, garam. zat-zat yang terdapat pada asap dan sebagainya) dengan atau tanpa disertai proses fermentasi sehingga dapat menciptakan perubahanperubahan tertentu yang dapat menghambat mutu yang menjurus pada pembusukan. serta menghasilkan produk olahan/ awetan yang mempunyai ciri khusus dalam rupa flavour, odour, tekstur dan konsistensinya yang dapat merupakan daya tarik tersendiri bagi konsumen penggunaan es untuk pengawetan ikan secara tradisional. - Penyimpanan/penggudangan ikan adalah: Kegiatan menampung hasil produksi perikanan sebelum produk tersebut dibutuhkan oleh konsumen baik dalam bentuk ikan segar maupun yang sudah diolah. : Cukup jelas : Pembudidaya ikan adalah kegiatan memelihara. membesarkan dan atau membiakkan ikan dan memanen hasilnya. Memelihara ikan untuk pemancingan dan bersifat komersil termasuk kegiatan ini. : Cukup jelas : Cukup jelas : Kegiatan penelitian dan ilmiah lainnya dimaksudkan untuk dapat mengetahui masalah-masalah yang mendasar mengenai sumber daya ikan, lingkungan dan pemanfaatan serta berbagai aspek lain di bidang perikanan. : Cukup jelas : Kepala Daerah membatasi dan mengatur jumlah tertentu dengan tujuan agar tidak terjadi tumpang tindih usaha pada daerah-daerah tertentu dan penangkapan ikan yang berlebihan terhadap jenis ikan tertentu. : Cukup jelas

ayat (2) : Sebagai bukti pembayaran usaha perikanan skala kecil dalam bentuk Surat Tanda Pendaftaran kegiatan usaha perikanan skala kecil dalam bentuk Surat Tanda Pendaftaran kegiatan usaha dan Surat Pendaftaran Kegiatan Usaha yang wajib dimiliki oleh setiap perorangan atau Badan Hukum dibidang usaha perikanan dalam kegiatan: a. Usaha penangkapan ikan;