KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA 2012

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS MANDIRI 1 Bladder Training. Oleh : Adelita Dwi Aprilia Reguler 1 Kelompok 1

TUGAS MADIRI BLADDER TRAINING

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III STANDAR OPERATIONAL PROSEDURE BLADDER TRAINING

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pengkajian : Manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada individu yang mengalami masalah eliminasi urine : 1. inkontinensia urine 2.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. bayi terhadap kuantitas tidur bayi usia 3-6 bulan dan membuktikan antara

BAB I PENDAHULUAN. keluar kandung kemih melalui kateter urin secara terus menerus. kemih yang disebut dengan bladder training.

LAPORAN NURSING CARE INKONTINENSIA. Blok Urinary System

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

EDUKASI KLIEN BPH POST TURP DI RUMAH

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian Jenis jenis kolostomi Pendidikan pada pasien

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan

LAPORAN PENDAHULUAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1

(Informed Consent) yang berjudul Pengaruh Bladder Training Terhadap Pola Berkemih Pada Pasien Post

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkemih adalah pengeluaran urin dari tubuh, berkemih terjadi

1. Batuk Efektif. 1.1 Pengertian. 1.2 Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasal 1 dinyatakan bahwa seorang dikatakan lansia setelah mencapai umur 50

BAB I PENDAHULUAN. Papyrus Ebers (1550 SM), dengan terapi menggunakan buah beri untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KEGEL EXERCISE DAN ELECTRICAL STIMULATION TERHADAP INCONTINENCIA URINE PADA LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah cairan yang lebih sedikit. Perbedaan ini karena laki-laki

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. Pola eliminasi urine merupakan salah satu perubahan fisik yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah persalinan sectio caesarea. Persalinan sectio caesarea adalah melahirkan janin

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI

2. Pengkajian Kesehatan. a. Aktivitas. Kelemahan. Kelelahan. Malaise. b. Sirkulasi. Bradikardi (hiperbilirubin berat)

Penyebab BPH ini masih belum diketahui, penelitian sampai tingkat biologi molekuler belum dapat mengungkapkan dengan jelas terjadinya BPH.

Pemberian Terapi Relaksasi Pernapasan Diapragma bagi Pasien Hipertensi di. Instalasi Gawat darurat Eka Hospital Tangerang Selatan 2015

BAB I PENDAHULUAN. jaringan lunak yang menyebabkan jaringan kolagen pada fasia, ligamen sekitar

C. Indikasi Pada bayi atau anak sehat usia di bawah 5 tahun untuk imunisasi dasar atau sesuai pemberian imunisasi

Koping individu tidak efektif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dari 12% pasien yang ada di rumah sakit akan terpasang kateter (Rahmawati,

BAB IV PEMBAHASAN. Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST

BAB 1 PENDAHULUAN. 2006). Kateterisasi urin ini dilakukan dengan cara memasukkan selang plastik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. alamiah. Memasuki masa tua berarti mengalami perubahan baik secara fisiologi

Anita Widiastuti Poltekkes Semarang Prodi Keperawatan Magelang

BAB I PENDAHULUAN. Tidur adalah bagian dari ritme biologis tubuh untuk mengembalikan stamina.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan merupakan salah satu struktur

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia (lansia)

Dosis : 0,2-1 unit/kgbb/hari, diberikan secara subkutan 1-2 x/hari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

LAMPIRAN 1 CATATAN PERKEMBANGAN HARI 1. No. Dx. Hari/Tanggal. Tindakan Keperawatan. Rabu/ 1. Tindakan mandiri 4 Juni 2014

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

Disease Management Program Untuk Diabetes Melitus pada Pelayanan Dokter Keluarga /Puskesmas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab :

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%. Hipertensi

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipilih adalah metode eksperimental randomized pre

disebabkan internal atau eksternal trauma, penyakit atau cedera. 1 tergantung bagian neurogenik yang terkena. Spincter urinarius mungkin terpengaruhi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN DI BANGSAL CEMPAKA RSUD WATES INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA

nonfarmakologi misalnya, teknik

Anak yang berorangtua obesitas, berpeluang menjadi obesitas 60 90%.

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Pada manusia, fungsi ini sebagian besar dijalankan oleh ginjal (Brenner,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering

*SAMA SEKALI TIDAK BOLEH DIKONSUMSI SELAMA PROGRAM*:

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperimental dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah hipertensi. Dampak ini juga diperjelas oleh pernyataan World Health

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

BAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara

KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS

BAB I PENDAHULUAN. Proporsi penduduk usia lanjut dewasa yang bertambah memiliki

CATATAN PERKEMBANGAN. vital. posisi semi fowler. tenang.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. Monako dengan rata-rata usia 90 tahun (Mubarak, 2012). atau World Health Organization (WHO) tahun 1999 meliputi: Usia

: LAUREN LITANI NIM : SEMESTER : 1

BAB I PENDAHULUAN. Pasien yang masuk ke rumah sakit untuk menjalani perawataan dan. pengobatan sangat berharap memperoleh kesembuhan atau perbaikan

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU?

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik Subjek Penelitian. Tabel 5.1

BAB I PENDAHULUAN. urin (Brockop dan Marrie, 1999 dalam Jevuska, 2006). Kateterisasi urin ini

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013).

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SENAM NYERI HAID. Sasaran Penyuluhan : Keluarga Bapak Buang Budi Santosa Khususnya Saudari Rahayu I.

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri

Blok Gastroenterohepatologi Manual Keterampilan Prosedur Enema

Standar Operasional Prosedur Untuk Kader Katarak

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA 2012 BLADDER TRAINNING A. PENGERTIAN Bladder training adalah salah upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kencing yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal neurogenik. Bladder training merupakan salah satu terapi yang efektif diantara terapinonfarmakologis. B. TUJUAN Tujuan dari bladder training adalah untuk melatih kandung kemih dan mengembalikan pola normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi pengeluaran air kemih. Terapi ini bertujuan memperpanjang interval berkemih yang normal dengan berbagai teknik distraksi atau tekhnik relaksasi sehingga frekuensi berkemih dapat berkurang, hanya 6-7 kali per hari atau 3-4 jam sekali. Melalui latihan, penderita diharapkan dapat menahan sensasi berkemih. Tujuan yang dapat di capai dalam sumber yang lain adalah : a. Klien dapat mengontrol berkemih b. Klien dapat mengontrol buang air besar c. Menghindari kelembaban dan iritasi pada kulit lansia d. Menghindari isolasi social bagi klien C. INDIKASI a. Orang yang mengalami masalah dalam hal perkemihan b. Klien dengan kesulitan memulai atau menghentikan aliran urine c. Orang dengan pemasangan kateter yang relative lama d. Klien dengan inkontinentia urine D. PENGKAJIAN Pengkajian yang dilakukan antara lain : a. Pola berkemih Info ini memungkinkan perawat merencanakan sebuah program yang sering memakan waktu 2 minggu atau lebih untuk dipelajari. b.ada tidaknya ISK atau penyakit penyebab Bila terdapat ISK atau penyakit yang lainnya maka harus diobati dalam waktu yang sama. E. PROGRAM LATIHAN BLADDER TRAINING

1. Penyuluhan Memberikan pengertian kepada klien tentang tata cara latihan bladder training yang baik, manfaat yang akan di capai dan kerugian jika tidak melaksanakan bladder training dengan baik. 2. Tahapan latihan mengontrol berkemih Beberapa tindakan yang dapat membantu klien untuk mengembalikan control kemih yaitu : Tindakan Persiapan alat : a. Jam b. Air minum dalam tempatnya c. Obat diuretic jika diperlukan Persiapan pasien a. Jelaskan maksud dan tujuan dari tindakan tersebut b. Jelaskan prosedur tindakan yang harus dilakukan klien Langkah-langkah : 1. Beritahu klien untuk memulai jadwal berkemih pada bangun tidur, setiap 2-3 jam sepanjang siang dan sore hari, sebelum tidur dan 4 jam sekali pada malam hari. 2. Beritahu klien minum yang banyak sekitar 30 menit sebelum waktu jadwal untuk berkemih. 3. Beritahu klien untuk menahan berkemih dan memberitahu perawat jika rangsangan berkemihnya tidak dapat di tahan. 4. Klien di suruh menunggu atau menahan berkemih dalam rentang waktu yang telah ditentukan 2-3 jam sekali 5. 30 menit kemudian, tepat pada jadwal berkemih yang telah ditentukan, mintalah klien untuk memulai berkemih dengan teknik latihan dasar panggul. 6. Latihan Latihan 1 a. Instruksikan klien untuk berkonsentrasi pada otot panggul b. Minta klien berupaya menghentikan aliran urine selama berkemih kemudian memulainya kembali. c. Praktikan setiap kali berkemih Latihan 2 a. Minta kllien untuk mengembil posisi duduk atau berdiri b. Instruksikan klien untuk mengencangkan otot-otot di sekitar anus Latihan 3

a. Minta klien mengencangkan otot bagian posterior dan kemudian kontraksikan otot anterior secara perlahan sampai hitungan ke empat b. Kemudian minta klien untuk merelaksasikan otot secara keseluruhan c. Ulangi latihan 4 jam sekali, saat bangun tidur sealam 3 bulan Latihan 4 a. Apabila memungkinkan, anjurkan Sit-Up yang dimodifikasi (lutut di tekuk) kepada klien Evaluasi a. Klien dapat menahan berkemih dalam 6-7 kali perhari atau 3-4 jam sekali 1. Bila tindakan point 5 seperti tersebut dirasakan belim optimal atau terdapat gangguan : 1. Maka metode diatas dapat di tunjang dengan metode rangsangan dari eksternal misalnya dengan suara aliran air dan menepuk paha bagian dalam 2. Menggunakan metode untuk relaksasi guna membantu pengosongan kandung kemih secara total, misalnya dengan membaca dan menarik napas dalam. 3. Menghindari minuman yang mengandung kafein. 4. Minum obat diuretic yang telah diprogramkan atau cairan untuk meningkatkan diuretic. 2. Sikap a. Jaga privasi klien b. Lakukan prosedur dengan teliti F. PENATALAKSANAAN a. Pengaturan diet dan menghidari makanan / minuman yang mempengaruhi pola berkemih (seperti kafein, alkohol) b. Program latihan berkemih yaitu latihan penguatan otot dasar panggul (pelvic floor exercise) latihan fungsi kandung kemih (bladder training) dan program kateterisasi intermitten. c. Latihan otot dasar panggul menggunakan bio feed back d. Latihan otot dasar panggul menggunakan vaginal weight cone therapy. Selain behavioral therapies, dikenal pula intervensi lain, yaitu perawatan dan pemanfaatan berbagai alat bantu tera

PUSTAKA Bondan palestin, Google.com. diakses 24 april 2012 pada jam 14.00 WIB JAPARDI, ISKANDAR Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara. Google.co.id. diakses 27 maret 2008 pada jam 14.00 WIB Potter & perry. 2005. Fundamental Keperawatan vol 2. jakarta : EGC www. Farmacia.com., diakses 24 april 2012 pada jam 14.00 WIB

Please download full document at www.docfoc.com Thanks