1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
2. TINJAUAN PUSTAKA. ...the contemporary (immediate) influence on the direction, vigor, and persistence of action (Atkinson, 1964)

4. METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN KONTRAK PERUSAHAAN X

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai macam alat komunikasi yang semakin memudahkan penggunanya

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN NEUTRON YOGYAKARTA DI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang semakin cepat dan tepat agar tidak kalah bersaing. Dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2016 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh perkembangan zaman yang semakin pesat membuat setiap pemilik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengguna teknologi internet terus meningkat dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. banyak hal, selain kualitas SDM, sistem dalam organisasi, prosedur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan dalam suatu organisasi merupakan aset terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar bidang usaha dan bagian hidup sehari-hari. Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan laba. Dengan bersaing, pedistribusian yang cepat dan tepat waktu

kepuasan yang tinggi serta mengakibatkan pembelian ulang. Hal ini dikarenakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini telah terjadi perubahan paradigma dan proses bisnis dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan ekosistemnya dimulai dari usaha-usaha manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Motivasi kerja yang dimiliki oleh seorang karyawan dapat menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan selalu berusaha agar karyawan bisa berprestasi

BAB I PENDAHULUAN. yang menggerakkan dinamika organisasi, semakin besar organisasi, masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang ditandai oleh dunia usaha yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Hal ini ditandai dengan banyak munculnya perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan baik perusahaan industri dan jasa, sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. Menghadapi persaingan bisnis yang semakin kompleks dan laju perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) adalah perusahaan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian dunia ditandai oleh semakin

RIKA HAPSARI B

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambah pesatnya industri perbankan membuat persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Majalah Forbes yang merupakan salah satu majalah bisnis di Amerika

5. ANALISIS HASIL DAN INTERPRETASI DATA

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha atau bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup

BAB III PERUMUSAN MASALAH

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Iklim organisasi (atau disebut juga suasana organisasi) adalah. serangkaian lingkungan kerja di sekitar tempat kerja

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar S1 Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Oleh: Paramita Putri Kusuma

BAB I PENDAHULUAN. sampai-sampai beberapa organisasi sering memakai unsur komitmen sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi adalah meningkatkan kinerja karyawan. yang meliputi fasilitas, perlalatan, serta sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimedan pada tanggal 08 September Sebagai perusahaan daerah yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penerbangan, dan banyak yang lainnya. Timbulnya persaingan yang sangat ketat. persaingan dan mendapatkan keunggulan kompetitif.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi, perubahan dan kemajuan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan telah menyadari pentingnya komunitas. Programprogram

BAB I PENDAHULUAN. dan pada giliran nya laba akan menurun. berusaha melakukan berbagai kegiatan yang menunjang, kegiatan

SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat Mencapai gelar Sarjana S-1 Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. ketahun menunjukkan kebutuhan masyarakat akan tersedianya sarana. menggunakan sepeda motor. Permintaan akan sepeda motor menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencapai tujuannya adalah tenaga kerja atau Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efisien dan efektif serta tanggap mengantisipasi pasar yang akan mereka

BAB I PENDAHULUAN. bawah. Mungkin inilah hasil manis dari diberlakukannya Undang-undang RI

Laporan Hasil Wawancara. Narasumber : Bapak Imam M.R. (Wireless Broadband Access Manager ICT Centre Jakarta)

BAB I PENDAHULUAN. barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Dalam melakukan transaksi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hasil yang maksimal apabila tidak didukung oleh sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pada setiap jenis usaha. Hal ini menuntut perusahaan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN TELEPON PADA PT. TELKOMSEL SOLO

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia fashion akhir-akhir ini mengakibatkan banyak persaingan

BAB II URAIAN TEORITIS. Kepuasan Para Pengguna Jasa Kereta Api pada PT. Kereta Api (Persero) Medan

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. produk yang nantinya akan digemari oleh calon pelanggan. Banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada, salah satunya yaitu sumber daya manusia. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan yang terakumulasi dalam diri anggota organisasi. menunjang keberhasilan pelaksanaan pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang serba cepat saat ini globalisasi ekonomi telah menciptakan

Konsep - Konsep Motivasi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. dan paling dominan dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini perkembangan sektor jasa telah mengalami peningkatan yang

BAB I PENDAHULUAN. pilihan kartu simcard yang ditawarkan oleh penyedia jaringan telekomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam berbagai bidang

Transkripsi:

1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bisnis dalam bidang penyedia jasa telekomunikasi dan internet merupakan salah satu bisnis yang paling populer saat ini di Indonesia (Business News, 2007). Lahir dan berkembangnya internet menyebabkan kesadaran masyarakat akan pentingnya informasi terus meningkat. Bentuk-bentuk informasi yang ingin diperoleh pun semakin beragam. Mulai dari informasi bisnis, pendidikan, komersial, hingga hiburan. Kini, hampir semua layanan informasi beralih pada pemanfaatan teknologi internet. Kegiatan sehari-hari yang biasanya dilakukan secara manual seperti transaksi bisnis, proses pengajaran jarak jauh, belanja jarak jauh, dan beberapa proses perkantoran pun mulai beralih dan dilakukan melalui jasa telekomunikasi dan internet (Welly, 2001). Perkembangan yang pesat ini membuat perusahaan-perusahaan baru yang menawarkan jasa telekomunikasi dan internet mulai bermunculan. Bahkan sejumlah perusahaan jasa telah menjadikan Internet sebagai salah satu tulang punggung bisnisnya (Rahardjo, 2001). Dalam penyelenggaraanya, perusahaanperusahaan tersebut dapat berperan sebagai network provider, service provider, content provider atau bahkan ketiganya (Welly, 2001). Sementara itu, perusahaanperusahaan lama yang pada awalnya hanya memberikan layanan teknologi dan elektronika, mulai mengembangkan sayap bisnis ke bisnis yang berhubungan dengan jasa telekomunikasi dan internet (Business News, 2007). PT. PLN Persero misalnya, yang sejak tahun 2000 melahirkan anak perusahaan mereka, yang bergerak di bidang network provider (penyedia jaringan telekomunikasi) dan service provider (pelayanan telekomunikasi) berbasis fiber optic (Icon+ News, 2007). Menjamurnya usaha-usaha yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi dan internet, menandakan dimulainya persaingan antar perusahaan yang bergerak dibidang yang sama. Para pengguna jasa telekomunikasi dan internet pun dihadapkan pada pilihan-pilihan produk layanan yang ditawarkan oleh masing-masing perusahaan. Kecepatan akses, harga, kemudahan

2 berlangganan, ketersediaan jaringan dan layanan aftersales yang memuaskan bisanya merupakan pertimbangan pelanggan dalam memilih jasa telekomunikasi dan internet yang akan digunakan (Suara Merdeka, 2006). Dengan demikian, perusahaan dituntut untuk terus menerus memuaskan pelanggan dengan meningkatkan kualitas layanan-layanan yang dimiliki, dan mematok tarif yang sesuai. Hal ini bertujuan agar pelanggan dapat memperoleh kepuasan dan tetap menggunakan jasa perusahaan. Disamping itu, perusahaan-perusahaan pun terus bersaing mencari pelanggan baru untuk menggunakan jasa yang ditawarkan (Welly, 2001). Salah satu aset perusahaan yang terkait secara langsung dengan pelanggan, adalah karyawan Sales dan Marketing. Karyawan Sales dan Marketing, memiliki tanggung jawab menyebarkan informasi seputar jasa yang akan dijualnya, informasi tersebut kemudian disebarkan ke seluruh pihak yang menjadi target pasarnya (cyberkiosonline.wordpress.com). Keberhasilan sebuah perusahaan dalam menjual jasa telekomunikasi dan internet-nya, juga bergantung pada target penjualan yang dicapai oleh karyawan Sales dan Marketing (www.prospects.ac.uk). Berbeda dengan karyawan Sales di perusahaan jasa pada umumnya, karyawan divisi Sales dan Marketing pada perusahaan jasa telekomunikasi dan internet lebih menekankan pada layanan aftersales yaitu pemberian layanan purna jual yang dapat memberikan kepuasan dan loyalitas pelanggan yang konsisten (www.telkom.co.id). Joyce (2003) juga menambahkan, bahwa karyawan Sales dan Marketing memiliki peran yang sangat penting dalam menanggulangi persaingan antar-produk dan jasa yang dijual oleh perusahaanperusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama. Melihat besarnya tanggung jawab yang diemban karyawan tersebut, sangatlah penting bagi sebuah perusahaan, memiliki karyawan Sales dan Marketing yang produktif dan cekatan dalam bekerja. Karyawan yang produktif ditandai dengan adanya prestasi maksimal melalui tercapainya target penjualan yang telah ditetapkan perusahaan. Prestasi yang maksimal dapat dicapai apabila dalam diri setiap karyawan terdapat dorongan untuk berprestasi yang tinggi (Seriyathi, 2003). Motivasi berprestasi merupakan dorongan untuk memacu semangat kerja dan prestasi karyawan.

3 Di dalam dunia kerja, motivasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki tiap karyawan, karena motivasi merupakan tenaga yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan mencapai kepuasan akan kebutuhan-kebutuhannya. Banyak sekali teori motivasi yang sering dikaitkan dengan dunia kerja. Salah satunya adalah teori yang dikemukakan oleh McClelland (dalam Robbins, 2001), yang membagi motivasi menjadi tiga jenis, yaitu motivasi berprestasi (nach), motivasi berkuasa (npow), dan yang terakhir adalah motivasi untuk berafiliasi (naff). Dari ketiga jenis motivasi tersebut, motivasi berprestasi memiliki peranan yang sangat besar bagi kemajuan sebuah perusahaan, karena ketika seseorang memiliki dorongan untuk berprestasi, akan tumbuh usaha untuk mencapai prestasi tersebut melalui kinerja yang baik dan adanya keinginan untuk berkompetisi dengan karyawan lainnya. Selain bagi karyawan dalam perusahaan, motivasi berprestasi menurut Steers dan Porter (1991) juga memiliki peran yang besar terhadap timbulnya bentuk-bentuk perilaku berwiraswasta serta perkembangan ekonomi sebuah negara. Karyawan Sales dan Marketing dengan motivasi berprestasi yang tinggi cenderung akan selalu berusaha untuk mencapai bahkan melebihi target penjualan yang ditetapkan perusahaan, sehingga mereka akan memiliki prestasi kerja yang tinggi (Atuahene-Gima & Li, 2002). Motivasi berprestasi juga akan berdampak pada produktivitas perusahaan, karena produktivitas karyawan yang meningkat. Pada akhirnya, dengan ditunjang oleh infrastruktur yang telah memadai dan sumber daya manusia yang memiliki orientasi pada prestasi, perusahaan akan mampu menyaingi rival-nya, dan meraih laba yang sebesar-besarnya. Mengelola sumber daya manusia agar tetap memiliki keinginan berprestasi yang tinggi bukanlah hal yang mudah, karena motivasi berprestasi seseorang akan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Cofer, et. al. (1999) menyebutkan dua faktor yang dapat memengaruhi motivasi berprestasi seseorang dalam bekerja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal mengacu pada kondisi internal yang terjadi dalam diri individu yang berkaitan erat dengan munculnya motivasi. Hal-hal seperti kebutuhan, dorongan internal, maupun tujuan pribadi, merupakan faktor internal yang dapat memengaruhi motivasi berprestasi karyawan dalam bekerja. Faktor yang kedua adalah faktor eksternal, yaitu faktor di luar diri

4 individu yang terkait dengan timbulnya motivasi berprestasi, dalam hal ini adalah situasi dan lingkungan kerja. Iklim organisasi merupakan persepsi anggota organisasi (secara individual maupun kelompok) mengenai apa yang terjadi dalam lingkungan internal organisasi secara rutin, yang memengaruhi sikap atau perilaku organisasi dan kinerja anggota organisasi yang kemudian menentukan kinerja dari sebuah organisasi (Wirawan 2007). Iklim organisasi terjadi di setiap organisasi dan memengaruhi perilaku anggota organisasi, tetapi iklim organisasi hanya dapat diukur secara tidak langsung melalui persepsi dari anggota organisasi dalam hal ini karyawan itu sendiri (Wirawan, 2007). Teori lain juga menyebutkan bahwa interaksi antara individu, sifat pekerjaan, dan situasi lingkungan kerja, dalam hal ini iklim organisasi juga dapat memengaruhi motivasi seseorang untuk memenuhi kebutuhannya, salah satunya adalah kebutuhan untuk berprestasi (Steers & Porter, 1991). Iklim organisasi dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif bagi perilaku karyawan sesuai dengan iklim organisasi yang mereka persepsikan. Karyawan yang mempersepsikan lingkungan kerjanya secara positif akan memiliki motivasi berprestasi dalam bekerja yang tinggi, sehingga kinerjanyapun juga akan meningkat, dan pada akhirnya prestasi kerjanya pun menjadi baik. Sebaliknya karyawan yang mempersepsikan lingkungan kerjanya secara negatif, akan memiliki kecenderungan tidak termotivasi, karena mereka menganggap lingkungan kerja mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan yang diharapkan karyawan (Parker et al, 2003). Campbell et al (dalam Strutton & Pelton, 1994), mengatakan bahwa iklim organisasi terdiri dari konstruk multidimensi yang dapat dibagi menjadi elemen organisasi dan psikologis. Komponen organisasi merangkum antara lain mengenai tujuan, prinsip dan harapan organisasi, sedang komponen psikologis dapat dikonseptualisasikan dan dioperasionalkan pada level individual (Klick, dalam Strutton & Pelton, 1994). Komponen psikologis dari iklim organisasi ini yang disebut oleh Koys dan DeCotiis (dalam Strutton & Pelton, 1994) sebagai iklim psikologis, yaitu persepsi karyawan mengenai pengalaman-pengalaman mereka terhadap situasi dan lingkungan kerjanya.

5 Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Parker et al (2003), ditemukan bahwa iklim psikologis dapat berpengaruh hasil kerja karyawan dalam organisasi. Variabel-variabel seperti sikap karyawan, motivasi dan performa, merupakan variabel yang terkait erat dengan iklim psikologis. Lebih dalam lagi, Swift dan Campbell (1998), menemukan bahwa iklim psikologis terkait dengan kepuasan kerja kayawan sales asuransi. Lopez et al (2005) juga menemukan adanya hubungan yang kuat antara iklim psikologis dengan performa karyawan sales asuransi. Dari beberapa penelitian di atas dapat dikatakan bahwa persepsi terhadap pengalaman dalam situasi dan lingkungan kerja (iklim psikologis) penting untuk diketahui sebagai salah satu cara untuk menciptakan lingkungan kerja yang paling baik bagi karyawan agar mereka menjadi lebih termotivasi dalam melakukan pekerjaannya. Sama halnya dengan iklim organisasi, dalam menentukan iklim psikologis proses yang ditekankan adalah persepsi, yaitu persepsi karyawan terhadap aspekaspek yang ada di dalam lingkungan kerjanya. Koys dan DeCotiis (dalam Swift & Campbell, 1998) mengemukakan delapan aspek yang dapat mendeskripsikan iklim psikologis. Pertama, adalah otonomi (autonomy), yaitu persepsi karyawan mengenai kemandirian dalam bekerja. Kedua adalah kebersamaan (cohesion), yaitu persepsi karyawan mengenai kebersamaan di antara anggota organisasi. Ketiga adalah kepercayaan (trust), yaitu persepsi karyawan mengenai keterbukaan antar anggota organisasi. Keempat adalah tekanan (pressure), yaitu persepsi karyawan mengenai tekanan dan standar dalam pekerjaannya. Kelima dukungan (support), mengacu pada persepsi karyawan terhadap dukungan yang didapatkan dari organisasi. Keenam pengakuan (recognition), yaitu persepsi karyawan terhadap ada atau tidaknya pengakuan atau penghargaan yang diberikan organisasi terhadap kinerjanya. Ketujuh adalah kewajaran (fairness) mengacu pada persepsi terhadap ada atau tidaknya keadilan dalam organisasi, dan yang kedelapan adalah inovasi (Innovation), yaitu persepsi mengenai sejauh mana organisasi memberikan keleluasaan bagi karyawannya untuk berkreasi dan mengambil risiko (Swift & Campbell, 1998). Kedelapan aspek iklim psikologis yang disebutkan di atas, secara bersamasama merupakan salah satu variabel yang memiliki kontribusi besar terhadap

6 munculnya motivasi untuk berperilaku tertentu, salah satunya adalah perilaku yang mengarahkan karyawan pada pencapaian prestasi (Stringer, dalam Wirawan, 2007). Dalam penelitian sebelumnya, Tyagi (1982) menemukan bahwa secara bersama-sama aspek iklim psikologis dapat memengaruhi motivasi intrinsik sales asuransi. Melihat hasil tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti aspek yang memiliki kontribusi paling besar terhadap motivasi berprestasi karyawan Sales dan Marketing di perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi dan internet. Mengingat perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi dan internet berbeda dengan perusahaan jasa lainnya, karena perusahaan jasa telekomunikasi dan internet berubah dengan pesat seiring dengan persaingan yang ada, sehingga diasumsikan aspek iklim psikologis yang dominan memengaruhi motivasi berprestasi karyawan Sales dan Marketing pada perusahaan jasa telekomunikasi dan internet juga akan berbeda dengan perusahaan jasa lainnya. Nantinya, aspek yang dominan inilah yang selayaknya diciptakan oleh manajemen perusahaan, tujuannya adalah agar dengan aspek iklim psikologis yang sesuai, nantinya setiap karyawan dapat memiliki motivasi berprestasi yang tinggi dan produktif dalam mencapai target penjualan yang ditetapkan perusahaan. 1.2. Perumusan Masalah Beberapa tahun terakhir, persaingan antara perusahaan-perusahaan penyedia jasa telekomunikasi dan internet di Indonesia semakin terlihat jelas. Persaingan ini, membuat karyawan Sales dan Marketing di perusahaan tersebut dituntut untuk meningkatkan kinerja mereka guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggan agar dapat menghasilkan laba bagi perusahaannya. Untuk mewujudkan hal tersebut, salah satu faktor yang harus dimiliki karyawan perusahaan adalah kebutuhan untuk berprestasi yang tinggi, agar menjadi lebih produktif dalam mengatasi persaingan yang ada. Besarnya dorongan untuk berprestasi didukung oleh iklim psikologis yang sesuai dengan yang dipersepsikan melalui aspek-aspek yang ada didalamnya oleh karyawan tersebut. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mengetahui aspek manakah dari iklim psikologis yang memiliki kontribusi paling besar terhadap motivasi berprestasi. Dengan harapan manajemen perusahaan terutama manajemen Sales dan Marketing dapat

7 menciptakan iklim psikologis sesuai dengan aspek-aspek tersebut. Atas dasar pemikiran di atas, peneliti kemudian merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Aspek manakah dari seluruh aspek iklim psikologis yang memiliki pengaruh paling besar terhadap motivasi berprestasi karyawan Sales dan Marketing? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk menyelidiki aspek manakah dari iklim psikologis yang memiliki peran paling besar terhadap tinggi-rendahnya motivasi berprestasi karyawan Sales dan Marketing pada perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi dan internet. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat teoritis dan praktis dari dilakukannya penelitian ini, antara lain adalah untuk: 1. Mengembangkan penerapan ilmu Psikologi khususnya bidang Psikologi Industri dan Organisasi. 2. Mengembangkan hasil penelitian sebelumnya mengenai motivasi berprestasi dan iklim psikologis. 3. Memberikan gambaran umum mengenai motivasi berprestasi karyawan di dalam perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi dan internet. 4. Memberikan gambaran umum mengenai iklim psikologis di dalam perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi dan internet. 5. Memberikan masukan pada perusahaan agar menciptakan iklim psikologis yang paling baik bagi karyawan demi meningkatkan motivasi berprestasi yang dimiliki oleh karyawannya. 1.5. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

8 Bab II Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang berisi uraian mengenai teori-teori yang terkait dalam menjawab masalah penelitian yang telah diajukan, dalam hal ini adalah teori motivasi berprestasi dan teori iklim psikologis. Bab III Masalah, Hipotesis, dan Variabel Penelitian Pada bab ini akan diuraikan mengenai rumusan masalah, asumsi-asumsi yang diajukan dalam penelitian, dan variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian. Bab IV Metode Penelitian Metode penelitian yang berisi uraian mengenai metode yang digunakan dalam penelitian, seperti responden penelitian, instrumen yang digunakan, prosedur, dan teknik analisis penelitian. Bab V Analisis Hasil dan Interpretasi Data Pada bab ini akan diuraikan gambaran umum hasil penelitian dan analisis terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan. Bab VI Kesimpulan, Diskusi, dan Saran Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, saran untuk penelitian berikutnya, dan diskusi mengenai hasil penelitian.