Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

dokumen-dokumen yang mirip
Imkan Rukyat: Parameter Penampakan Sabit Hilal dan Ragam Kriterianya (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA)

IMKAN RUKYAT: PARAMETER PENAMPAKAN SABIT HILAL DAN RAGAM KRITERIANYA (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA)

Proposal Ringkas Penyatuan Kalender Islam Global

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA'

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA' (Kritik terhadap Teori Wujudul Hilal dan Mathla' Wilayatul Hukmi) 1

PREDIKSI KEMUNGKINAN TERJADI PERBEDAAN PENETAPAN AWAL RAMADHAN 1433 H DI INDONESIA. Oleh : Drs. H. Muhammad, MH. (Ketua PA Klungkung)

Awal Ramadan dan Awal Syawal 1433 H

HISAB RUKYAT DALAM ASTRONOMI MODERN. T. Djamaluddin 1

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam

Tugas Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Materi : Batasan dan Ragam KTI)

BAB I PENDAHULUAN. dan hari raya Islam (Idul fitri dan Idul adha) memang selalu diperbincangkan oleh

Hisab dan Rukyat Setara: Astronomi Menguak Isyarat Lengkap dalam Al-Quran tentang Penentuan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DALAM PENENTUAN AWAL BULAN SYAWAL 1992, 1993, 1994 M DAN AWAL ZULHIJAH 2000 M ANTARA NAHDLATUL ULAMA DAN PEMERINTAH

PERBEDAAN IDUL FITRI: HISAB, RU YAH LOKAL, DAN RU YAH GLOBAL

Hisab dan rukyat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklop...

Hilal Ramadhan Monday, 25 July 2011

Kilas Balik Penetapan Awal Puasa Dan Hari Raya Di Indonesia. Moh Iqbal Tawakal

Unifikasi Kalender Islam di Indonesia Susiknan Azhari

BAB IV ANALISIS KONSEP MUH. MA RUFIN SUDIBYO TENTANG KRITERIA VISIBILITAS HILAL RHI. A. Kriteria Visibilitas Hilal RHI Perspetif Astronomi

IMPLEMENTASI KALENDER HIJRIYAH GLOBAL TUNGGAL

BAB I PENDAHULUAN. kandungan atau makna yang tersirat di dalam suatu nash. Mulai dari ibadah yang

BAB I PENDAHULUAN. karena itu para ahli hukum Islam menentukan lembaga-lembaga mana yang. berwenang melakukannya, prosedur dan mekanismenya.

Modul Pelatihan HISAB - RUKYAT AWAL BULAN HIJRIYAH

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelangsungan kegiatan peribadatan umat islam. Ketepatan dan

Penentuan Awal Bulan Qomariah

KAJIAN ALGORITMA MEEUS DALAM MENENTUKAN AWAL BULAN HIJRIYAH MENURUT TIGA KRITERIA HISAB (WUJUDUL HILAL, MABIMS DAN LAPAN)

ASTRONOMI MEMBERI SOLUSI PENYATUAN UMMAT

Wawancara Merdeka.com: Metode hisab dan Rukyat Bisa Disatukan karena Ilmu Astronomi Bisa Tentukan Awal Bulan Sesuai Dalil Rukyat

LEBARAN KAPAN PAK?? Oleh : Mutoha Arkanuddin Koord. Rukyatul Hilal Indonesia (RHI)

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan pendapat mengenai penetapan awal bulan Qamariyah kerap

Kapan Idul Adha 1436 H?

Penentuan Awal Bulan Qamariyah & Prediksi Hisab Ramadhan - Syawal 1431 H

PENENTUAN AWAL BULAN QOMARIAH DI INDONESIA BERDASARKAN DATA PENGAMATAN HILAL BMKG

Kaedah imaging untuk cerapan Hilal berasaskan Charge Couple Device (CCD) Hj Julaihi Hj Lamat,

BAB IV ANALISIS PANDANGAN MUHAMMADIYAH DAN THOMAS DJAMALUDDIN TENTANG WUJU<DUL HILAL

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan analisis dalam pembahasan disertasi ini, peneliti. 1. Matlak menurut fikih adalah batas daerah berdasarkan jangkauan

Perbedaan Penentuan Awal Bulan Puasa dan Idul Fitri diantara Organisasi Islam di Indonesia: NU dan Muhammadiyah

BAB III RESPONS ULAMA NU DAN MUHAMMADIYAH KUDUS TERHADAP UPAYA UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DI INDONESIA PERSPEKTIF ASTRONOMI

ALMANAK KALENDER TAHUN 2017 LEMBAGA FALAKIYAH PWNU JAWA TIMUR

FATWA MUI TENTANG PENENTUAN AWAL RAMADHAN, SYAWAL, DAN DZÛ AL-HIJJAH (UPAYA REKONSTRUKSI METODOLOGIS)

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SUSIKNAN AZHARI TENTANG UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DAN PROSPEKNYA MENUJU UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DI INDONESIA

BAB III KONSEP UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH PEMIKIRAN SUSIKNAN AZHARI

BAB I PENDAHULUAN. DARI PENGARUH ORMAS-ORMAS ISLAM SEPERTI NU 1, MUHAMADIYAH 2, PERSIS,

IMKAN AL-RUKYAT MABIMS SOLUSI PENYERAGAMAN KELENDER HIJRIYAH

OTORITAS DALAM PENETAPAN AWAL BULAN QAMARIYAH (KONFRONTASI ANTARA PEMIMPIN NEGARA DAN PEMIMPIN ORMAS KEAGAMAAN) ABSTRAK

BAB II TEORI VISIBILITAS HILAL

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN BUKIT WONOCOLO BOJONEGORO SEBAGAI TEMPAT RUKYAT DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH

Seputar Perbedaan Ilmu Hisab dan Penentuan Hari Raya

Pengantar Memahami Astronomi Rukyat

Idul Fitri 2007, Akankah Kita Berbeda Lagi?

BAB III PEMIKIRAN THOMAS DJAMALUDDIN TENTANG KRITERIA TEMPAT RUKYAT YANG IDEAL. A. Sekilas Tentang Thomas Djamaluddin. 1. Biografi Thomas Djamaluddin

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan metode yang berbeda dalam menetapkan awal bulan hijriyah.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun sering kali ditemukan perbedaan dalam penentuan awal

Kriteria Imkan Rukyat Kesepakatan Perlu Diubah Disesuaikan dengan Kriteria Astronomis. Posted on 24 Mei 2012 by tdjamaluddin.

BAB I PENDAHULUAN. karena selain untuk menentukan hari-hari besar, penentuan awal bulan juga

MAKALAH ASTRONOMI KALENDER BULAN. Dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Astronomi. Dosen Pengampu: Arif Widiyatmoko, M.Pd.

Rukyat Legault, Ijtimak Sebelum Gurub, dan Penyatuan Kalender Islam

MENYATUKAN SISTEM PENANGGALAN ISLAM. Syamsul Anwar

BAB III PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT. A. Letak Geografis dan Sejarah Pantai Kartini Jepara

LAMPIRAN FOTO 1. : Wakil Ketua Majelis Tarjih Tajdid PP. Muhammadiyah

IMPLEMENTASI MATLAK WILAYATUL ḤUKMI

BAB III YAYASAN LAJNAH FALAKIYAH AL HUSINIYAH CAKUNG SEBAGAI TEMPAT PENGAMATAN HILAL. A. Letak Geografis Yayasan Lajnah Falakiyah al Husiniyah

BAB IV KELAYAKAN POS OBSERVASI BULAN BUKIT SYEH BELA-BELU DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEBAGAI TEMPAT RUKYATUL HILAL

PENENTUAN AWAL BULAN QOMARIYAH DAN PERMASALAHANNYA DI INDONESIA. Wahyu Widiana Mahkamah Agung RI Absrak

Variasi Lokal Dalam Visibilitas Hilaal: Observasi Hilaal di Indonesia Pada

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi dalam menentukan awal bulan Kamariah khususnya Ramadan,

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN PENENTUAN KETINGGIAN HILAL PERSPEKTIF ALMANAK NAUTIKA DAN EPHEMERIS

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI ANYER BANTEN SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL. A. Analisis Latar Belakang Penggunaan Pantai Anyer Banten Sebagai

Dampak Sosial Perbedaan Pendapat dalam Penentuan Awal Ramadhan dan 1 Syawal terhadap Umat Islam di Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penetapan awal bulan kamariah, terdapat beberapa metode yang

Oleh: Hafidz Abdurrahman

BAB II TEORI-TEORI TENTANG KELAYAKAN TEMPAT RUKYAT AL-HILAL. Secara etimologis kata Rukyat berasal dari Bahasa Arab yaitu

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 2 JUNI 2011 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1432 H

Polemik Ramadhan Ketinggian Hilal Harus 2 derajat?

PERADABAN TANPA KALENDER UNIFIKATIF: INIKAH PILIHAN KITA? Syamsul Anwar

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 23 JANUARI 2012 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AWAL 1433 H

/16/dengan-menyamakan-kriteria-mereka-bisa-bersatu-kita-pun-semestinya-bisa/) ).

BAB I PENDAHULUAN. sebuh aktivitas yang penting dalam setiap penentuan awal bulan kamariah.

ANALISIS VISIBILITAS HILAL PENENTU AWAL RAMADHAN DAN SYAWAL 1433 H DENGAN MODEL FUNGSI VISIBILITAS KASTNER

BAB I PENDAHULUAN. baik secara nasional maupun internasional dalam halnya menentukan awal bulan

Menjelang tahun 1390H / 1970, isu penentuan awal Ramadhan dan Syawal menjadi

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL A. Faktor yang Melatarbelakangi Penggunaan Pantai Kartini Jepara

TINJAUAN UMUM TENTANG HADIS-HADIS HISAB-RUKYAT DAN TRADISI ISLAM PEMBAHARU DI TIMUR TENGAH DAN INDONESIA... 55

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya hilal. Pemahaman tersebut melahirkan aliran rukyah dalam penentuan

KRITERIA VISIBILITAS HILAL RUKYATUL HILAL INDONESIA (RHI) (KONSEP, KRITERIA, DAN IMPLEMENTASI)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

AKTUALISASI MATLAK WILAYATUL ḤUKMI DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH (PERSPEKTIF NAHDLATUL ULAMA DAN MUHAMMADIYAH)

BAB IV ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN RUKYAT DI PANTAI TANJUNG KODOK LAMONGAN DAN BUKIT CONDRODIPO GRESIK TAHUN

BAB III PANTAI NAMBANGAN SURABAYA. A. Sejarah Pelaksanaan Rukyat di Nambangan. yang sepi, masih berupa pantai dan kebun-kebun di daratannya.

PEDOMAN TATACARA PELAKSANAAN ITSBAT RUKYATUL HILAL

BAB III HASIL RUKYAT AL-HILAL DI PANTAI TANJUNG KODOK DAN BUKIT CONDRODIPO. A. Letak Geografis Pantai Tanjung Kodok Dan Bukit Condrodipo

BAB IV KONSEPSI PENYATUAN KALENDER HIJRIAH TERHADAP POLA SIKAP PP. MUHAMMADIYAH. A. Analisis Sikap PP. Muhammadiyah Terhadap Penyatuan Sistem

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI NAMBANGAN SURABAYA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT HILAL. A. Analisis Latar Belakang Pemakaian Pantai Nambangan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. (hisab) maupun pengamatan hilal (rukyat). Sehingga tidak jarang. perdebatan umat dibanding persoalan penentuan waktu salat dan arah

BAB I PENDAHULUAN. keislaman yang terlupakan, padahal ilmu ini telah dikembangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan agama yang lain adalah bahwasannya peribadatan dalam

Transkripsi:

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Disampaikan pada Diseminasi Hisab Rukyat di BPPR- LAPAN Pameungpeuk 30 Juli 2011

Outline Penyebab perbedaan Adakah solusinya? Hilal Ramadhan dan Syawal 1432 H 2

Penyebab perbedaan 3

Prinsip penentuan hilal mudah Berpuasalah bila melihat hilal, berbukalah bila melihat hilal MENGAPA SERING BERMASALAH? Dikotomi Hisab dan Rukyat Interpretasi hilal untuk kriteria hisab tidak tunggal. Kemungkinan salah lihat pada rukyat makin terbuka karena orang makin tidak mengenal hilal (mudah terkecoh dengan Venus) serta polusi udara dan polusi cahaya yang mempersulit pengamatan Penyederhanaan makna globalisasi rukyat 4

Dikotomi hisab dan rukyat Klaim ijtihadiyah 1: Rukyat bersifat qath'i sehingga menentukan, sedangkan hisab bersifat dzhanniy sehingga hanya pendukung atau diabaikan. Klaim ijtihadiyah 2: hisab bersifat qath'i sehingga menentukan, sedangkan rukyat bersifat dzhanniy sehingga hanya pendukung atau diabaikan. 5

Interpretasi hilal Apakah Hilal itu? Bulan sabit pertama di ufuk barat setelah maghrib Bulan muncul di atas ufuk (hisab wujudul hilal) Tinggi minimum 2 o, umurnya > 8 jam (MABIMS) Tinggi minimum tergantung beda azimut bulan -...matahari (astronomi) 6

Mengapa melihat hilal demikian sulit? Hilal berumur muda, sangat tipis dan redup. Bentuk lengkungan paling jelas, termuda berumur 13 jam Hilal Ramadhan 1427 umur 13 jam 15 menit Dipotret dg teleskop & kamera CCD Di Jerman 14,5 jam 7

8

Awan tipis-terang sering mengecoh 9

Venus berpotensi mengecoh 10

Kriteria Imkanurrukyat (visilibilitas hilal) Bagi ahli rukyat, untuk mengeliminasi kemungkinan salah lihat Kasus 1998/1418: Berdasarkan kriteria MABIMS PBNU menolak kesaksian Cakung dan Bawean yang hilalnya.terlalu rendah (tinggi bulan 54, umur ~ 3 jam) Kasus 2006/1427: Berdasarkan kriteria imkan rukyat Lajnah Falakiyah NU tidak mengambil Cakung dan Madura karena hilal teralu rendah ~ 1 derajat Bagi ahli hisab, untuk bisa menentukan masuk awal bulan atau belum dari hasil perhitungan posisi hilal Kasus 1998/1418: Muhammadiyah berdasarkan kriteria wujudul hilal menetapkan Idul Fitri 29 Januari 1998. Persis mengikuti kriteria MABIMS menetapkan Idul Fitri 30 Januari 1998. Kasus 2006/1427: Muhammadiyah berdasarkan kriteria wujudul hilal menetapkan Idul Fitri 23 Oktober 2006. Persis berdasarkan kriteria wujudl hilal di seluruh Indonesia menetapkan Idul Fitri 24 Oktober 2006 11

Perbedaan karena beda kriteria Garis Tanggal Syawal 1427 H: kriteria imkan rukyat, h=2, wujudul hilal 23 Oktober 2006 (--- maghrib saat ijtima') 22 Oktober 2006 Garis Tanggal Syawal 1428 H: kriteria imkan rukyat, h=2, wujudul hilal 12 Oktober 2007 (--- maghrib saat ijtima') 11 Oktober 2007 12

Adakah solusinya? 13

PELUANG TITIK TEMU Penganut rukyat telah membuat pedoman: Kesaksian rukyatul hilal dapat ditolak bila tidak didukung ilmu pengetahuan atau hisab yang akurat. Penganut hisab berpendapat Hisab sebagai sumber pengetahuan datangnya awal bulan sehingga dapat disebut sebagai rukyat bil ilmi MAKA Landasan ilmu pengetahuan masing-masing kriteria terbuka untuk dikaji ulang 14

Kriteria Imkanurrukyat dibuat dari Data rukyatul hilal jangka panjang Hisab posisi bulan yang berhasil rukyatul hilal JADI Kriteria imkanurrukyat (visibilitas hilal) merupakan titik temu penganut hisab dan rukyat tanpa harus meninggalkan prinsip masing-masing 15

Data rukyat di Indonesia 21 19 Umur > 8 jam Umur Hilal (jam) 17 15 13 11 9 7 4 5 6 7 8 9 10 11 Jarak bulan-m atahari (derajat) Beda Tinggi (de erajat) 10 9 8 7 6 5 4 Tinggi bulan minimal tergantung beda azimut 3 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Beda Azim ut (derajat) Sumber: T. Djamaluddin 16

Kriteria yang diusulkan LAPAN Visibilitas hilal ditentukan oleh 1. kecerlangan hilal yang terkait dengan fraksi sabit atau umur hilal saat maghrib. 2. Kecerlangan langit latar depan yang dipengaruhi jarak dari matahari (efek hamburan sekitar matahari) dan ketinggian dari horizon (efek cahaya senja twilight) 17

Kriteria yang diusulkan LAPAN (2) Dua kriteria berikut digunakan bersama-sama: 1. Jarak matahari bulan > 6,4 o 2. Beda tinggi bulan matahari > 4 derajat 18

Ubah Paradigma Hisab Rukyat Dari Perdebatan dalil metode yang paling sahih dan paling baik dengan upaya saling menghargai Menjadi Pencarian kriteria bersama untuk metode yang berbeda dengan upaya saling mengisi 19

Rawan perbedaan 20

Rawan perbedaan lagi 21

Problema globalisasi Klaim ijtihad 1: Rukyat bersifat lokal, sehingga Indonesia bisa saja berbeda dengan Arab Saudi Klaim ijtihad 2: Rukyat bersifat global, sehingga Indonesia seharusnya sama dengan negaranegara lain. Klaim ijtihad 3: Idul adha tergantung keputusan wukuf di Arafah, Idul Adha sehari sesudah wukuf 22

Garis tanggal Syamsiah-Qamariyah Kebanyakan ummat Islam telah terbelenggu pada konsep hari menurut garis tanggal syamsiah (International Date Line). Konsep hari dalam Islam terbagi 2: Hari terkait ibadah yang berbasis matahari (shalat Jumat) dapat mengikuti garis tanggal syamsiah (IDL). Hari terkait ibadah yang berbasis bulan (awal Ramadhan, hari raya, dll) seharusnya mengikuti garis tanggal qamariyah. 23

Menuju Titik Temu Kriteria Bersama Rekomendasi Fatwa MUI Nomor 2/2004 Rekomendasi Agar Majelis Ulama Indonesia mengusahakan adanya kriteria penentuan awal. Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijah untuk dijadikan pedoman oleh Menteri Agama dengan membahasnya bersama ormas-ormas Islam dan para ahli terkait. 24

AGENDA MENCARI TITIK TEMU Fatwa MUI + Rekomendasi Kongres Umat Islam Indonesia Ormas Islam pelaksana hisab maupun rukyat harus terbuka untuk mengkaji ulang kriterianya demi kemaslahatan ummat Masing-masing ormas Islam maju selangkah memikirkan kriteria baru yang disepakati bersama Kesepakatan bersama tingkat nasional ditindaklanjuti dengan sosialisasi di Ormas Islam sampai tingkat bawah untuk bisa disepakati dalam muktamar Ormas Perbedaan karena masalah non-kriteria (e.g. penyamaan Idul Adha dengan Arab Saudi) diselesaikan secara bertahap dengan prinsip menjaga ukhuwah 25

Upaya percepatan Menteri Agama memfasilitasi pertemuan antara BHR, MUI, dan Ormas Islam. Ormas Islam terus mengkajiulang pendapat organisasi untuk menuju titik temu dengan ormas Islam lainnya. Upayakan samakan persepsi pentingnya mendapatkan kriteria bersama Upayakan samakan persepsi menjaga ukhuwah dengan pendekatan konsep garis tanggal dan ukhuwah. 26

Titik terang menuju penyatuan Wapres JK mempertemukan Ketua PBNU dan PP Muhammadiyah 24 Sep 2007/ 5 Ramadhan 1428. Mereka bersepakat untuk menyamakan persepsi dan ditindaklanjuti dg pertemuan teknis. Pertemuan di kantor PBNU Jakarta, 2 Okt 2007 Pertemuan di kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, 6 Desember 2007 Pertemuan Lajnah Falakiyah PBNU, Majelis Tarjih PP Muhammadiyah, Dewan Hisab PP Persis bersama KPPI Salman ITB dan Depag RI, Agustus 2008 (menuju kesefahamanan perlunya kriteria bersama) Pertemuan KPPI, Dewan Syariah PKS, HTI, dan Depag, Desember 2008 (menuju kesefahaman menyikapi perbedaan dengan Arab Saudi) Pertemuan KPPI-PP Persis 30 April 2009 Pertemuan KPPI-LF PB NU 16 Mei 2009 27

Hilal Ramadhan dan Syawal 1432 H 28

29

Pameungpeuk 30

31

Pameungpeuk 32

Kesimpulan Awal Ramadhan diprakirakan akan jatuh pada 1 Agustus 2011 karena pada akhir Sya ban tinggi bulan di Indonesia sekitar 7 derajat, cukup tinggi untuk bisa diamati. Sedangkan awal Syawal (Idul Fitri) 1432 kemungkinan akan terjadi perbedaan karena perbedaan kriteria yang digunakan pada saat posisi bulan cukup rendah. Tinggi bulan saat maghrib di wilayah Indonesia sekitar 2 derajat atau kurang. Berdasarkan kriteria wujudul hilal, ada Ormas Islam yang menentukan Idul Fitri jatuh pada 30 Agustus 2011. Berdasarkan kriteria imkan rukyat (kemungkinan terlihatnya bulan sabit) dan kemungkinan sulitnya mengamati hilal yang sangat rendah, kemungkinan besar Idul Fitri akan jatuh pada 31 Agustus 2011. Kepastiannya kita tunggu saja keputusan sidang itsbat di Kementerian Agama 33

Sekian dan terima kasih