LAYANAN PENGEMBANGAN BISNIS DI BIDANG PEMBIAYAAN. Lembaga Penyedia Layanan Pengembangan Bisnis (LPLPB) bidang pembiayaan (BDSP

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI PAKPAK BHARAT

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 23/PER/M.KUKM/XI/2005 T E N T A N G

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN. Dari PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG PONOROGO

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

PANDUAN. PROGRAM PEMBIAYAAN ULTRA MIKRO (PEMBIAYAAN UMi) Pelaksana : PUSAT INVESTASI PEMERINTAH KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/39/PBI/2005 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN TEKNIS DALAM RANGKA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 11 TAHUN 2006 TENTANG

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh dan salam sejahtera untuk. kita semua

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR 44/PER/LPDB/2008 T ENTANG

MODEL KEMITRAAN USAHA DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMlSKlNAN Dl DAERAH TERTINGGAL

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik UMKM

PEDOMAN UMUM LINKAGE PROGRAM ANTARA BANK UMUM DENGAN KOPERASI

BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

BAB II PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) akan kekuatan sektor Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi

BAB I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peran strategis UMKM dalam

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 11/PER-LPMUKP/2017 TENTANG

BUPATI KUTAI KARTANEGARA

No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

BOKS OPTIMALISASI PEMBERDAYAAN UMKM MELALUI KERJASAMA PEMDA, LEMBAGA PENJAMINAN KREDIT DAN PERBANKAN SUATU SOLUSI BAGI PENGEMBANGAN UMKM DI DAERAH

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 30/Per/M.KUKM/VIII/2007

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. /Per/M.KUKM/VIII/2006 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 189/PMK.05/2010 TENTANG

VI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Skim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk - bentuk lainnya dalam

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 10 TAHUN 2004

III KERANGKA PEMIKIRAN

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI. mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud). Sistem pengendalian yang baik

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 24 TAHUN : 2007 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 29 TAHUN 2007 TENTANG

No. 5/30/BKr Jakarta, 18 November 2003 S U R A T E D A R A N. kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA DAN PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO)

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 18 /PBI/2003 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN TEKNIS DALAM RANGKA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. A. Syarat-syarat Pemberian Kredit Umum BPR Nusamba

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 30 TAHUN 2007

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian

BAB XI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA BISNIS UMKM A. TUJUAN PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA BISNIS UMKM

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RAPAT KOORDINASI TERBATAS TAHUN ANGGARAN 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Kredit Usaha. Pembibitan Sapi. Pelaksanaan. Pencabutan.

I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional pada umumnya dan pertumbuhan ekonomi pada. masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam

enyatukan dan Memadukan Sumber Daya

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Internal Audit Charter

CHECKLIST PERMOHONAN PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN KOPERASI

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI

KERANGKA ACUAN KERJA PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN SPAM KABUPATEN TELUK WONDAMA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulpen

PEMBIAYAAN ULTRA MIKRO (UMi)

I. PENDAHULUAN. kebutuhan akan minyak nabati dalam negeri. Kontribusi ekspor di sektor ini pada

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. Bank Agroniaga pada mulanya didirikan atas pemahaman sepenuhnya dari

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. Didalam perkembangan dunia yang sangat pesat ini mencakup didalamnya. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan.

Samarinda, 29 Februari 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN

PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR

Contoh Proposal Untuk Pengajuan Kredit atau Pinjaman Modal Untuk Usaha

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN KOPERASI SEBAGAI PENYALUR KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 PengertianTentang BUMN (Badan Usaha Milik Negara)

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. VI.1. Sejarah Singkat Unit Simpan Pinjam Swamitra Pekanbaru

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha

I. PENDAHULUAN. Komoditas kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang penting di

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2011 DIREKTUR PERBIBITAN TERNAK ABUBAKAR

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR: 011/PER/LPDB/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

Jenis Penanaman Modal : PMDN PMA. Skala Bisnis : Mikro Menengah (UU 20/2008) Kecil Besar

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A.

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN...

Transkripsi:

LAYANAN PENGEMBANGAN BISNIS DI BIDANG PEMBIAYAAN Pengertian Layanan Pengembangan Bisnis Lembaga Penyedia Layanan Pengembangan Bisnis (LPLPB) bidang pembiayaan (BDSP of Finance) adalah suatu lembaga yang memberikan layanan advokasi, mediator dan pendampingan khusus dibidang pembiayaan kepada UKM, sehingga secara bertahap UKM mampu melakukan akes dengan baik kepada lembaga keuangan bank dan non bank. Apabila diamati secara cermat di lapangan, dapat disebutkan bahwa Lembaga Penyedia Layanan Bisnis bidang Pembiayaan yang murni atau yang hanya melayani fasilitasi dan advokasi di bidang pembiayaan terhadap UKM termasuk koperasi (UKMK) sulit ditemukan. Namun demikian, ada ditemui BDS yang melakukan fasilitasi pembiayaan bagi UKM, yang kegiatan utamanya adalah melayani atau memfasilitasi pembiayaan bagi pengembangan bisnis UKM dan kegiatan layanan penunjang lainnya, seperti manajemen dan pendampingan bisnis termasuk di dalamnya kegiatan pelatihan. Ada anggapan di masyarakat bahwa dua lembaga yang disebutkan dibawah ini adalah BDS pembiayaan yaitu : Business Advisory Center (BAC) PT Permodalan Nasional Madani (PT PNM); UKMK Center Bank Danamon. Anggapan tersebut menjadi tidak tepat setelah 1) melihat kembali definisi/pengertian BDS dan 2) mengamati dari dekat/secara langsung kedua lembaga tersebut. Oleh karena itu, dapat disebutkan bahwa keduanya bukan BDS, karena disamping keduanya merupakan bagian integral dari lembaga keuangan, juga khusus untuk UKMK Center Bank Danamon merupakan salah satu divisi di Bank Danamon dan tidak secara langsung memberikan pelayanan bisnis kepada UKM (UKM kedudukannya sebagai nasabah).

Kemungkinan Pengembangan BDS bidang Pembiayaan Atas dasar berbagai informasi yang diperoleh, baik dari berbagai pengalaman konsultan dan BDS di dalam negeri maupun beberapa best practices dari luar negeri, kebijakan mewujudkan LPLPB bidang pembiayaan harus didukung dengan tersedianya pemilihan target sasaran infrastruktur, kualitas SDM, penguasaan teknologi dan adanya sistem dan prosedur operasi yang harus dijalankan oleh LPLPB bidang pembiayaan secara dinamis. Cakupan layanan yang dapat diberikan oleh lembaga penyedia layanan pengembangan bisnis (LPLPB) bidang pembiayaan kepada UKM adalah sebagai berikut : Memberikan bimbingan dalam penyusunan laporan keuangan (neraca dan daftar rugi laba); Memberikan bantuan menyusun atau memperbaiki proposal pengajuan kredit; Merekomendasikan proposal pengajuan kredit kepada pihak perbankan atau lembaga keuangan lainnya; Memonitor proses persetujuan kredit oleh pihak perbankan atau lembaga keuangan lainnya; Mendampingi dalam proses pencairan kredit dan pengembalian kredit Memberikan saran penyempurnaan dana penyusunan sistem manajemen dan administrasi keuangan. Berdasarkan layanan yang diberikan kepada UKM, LPLPB dapat mengenakan biaya layanan, besarnya biaya untuk setiap layanan dapat ditetapkan oleh masing-masing LPLPB sesuai dengan kondisi setempat. Kriteria dan Kewajiban Penerima Layanan

Pemberian layanan pengembangan bisnis bidang pembiayaan adalah kepada UKM dengan kriteria mengacu kepada Undang-undang Nomor 9 Yahun 1995 tentang Usaha Kecil dan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah, serta ketetapan nilai plafon kredit sebagaimana ditentukan oleh kalangan perbankan yakni dibawah Rp. 10 milyar. Dengan catatan bahwa kriteria ini dapat berubah sejalan dengan perubahan aturan/kebijakan perundang-undangan. Usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam UU No. 9 Tahun 1995 adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut : Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; Memiliki omzet usaha paling banyak Rp. 1 milyar per tahun; Milik WNI; Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar. Berbentuk usaha perorangan, badan usaha tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi Usaha Menengah sebagaimana disebutkan dalam Inores Nomor 10 tahun 1999 adalah usaha yang memenuhi kriteria sebagai berikut : Memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 200 juta sampai dengan paling banyak Rp. 10 milyar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; Milik WNI;

Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Besar. Namun demikian prioritas bantuan diberikan kepada UKM yang mempunyai kondisi sebagai berikut : Mempunyai potensi pertumbuhan ekspor yang tinggi; Mampu meberikan nilai tambah yang tinggi; Menggunakan banyak bahan baku dan bahan penolong hasil dalam negeri; Menyerap banyak tenaga kerja; Mempunyai keterkaitan usaha yang cukup kuat baik backward linkage maupun forward linkage. Fokus pemberian layanan diberikan kepada UKM yang memproduksi produk-produk manufaktur baik untuk barang jadi maupun barang setengah jadi, produk-produk olahan dan semi olahan termasuk yang berbasis pertanian/agribisnis. Kewajiban penerima layanan kepada LPLPB bidang pembiayaan adalah sebagai berikut : Mengajukan surat permohonan layanan; Menyerahkan fotocopy dokumen legal (akte, NPWP, SIUP, TDP, dll); Menyerahkan draft proposal kredit; Bersedia menerima survei yang dilakukan oleh LPLPB dan menjawab semua pertanyaan yang terkat dengan usaha; Melaporkan secara tertulis perkembangan usaha selama masa pengembalian kredit secara periodik; Melaporkan pelaksanaan pengembalian kredit

Prosedur Operasional Prosedur yang akan dilaksanakan oleh lembaga penyedia layanan pengembangan bisnis bidang pembiayaan adalah sebagai berikut : UKM mengajukan surat permohonan kredit dan proposal (termasuk rencana penggunaan dan pengembalian kredit) kepada LPLPB; LPLPB menyaring proposal UKM yang layak untuk ditindaklanjuti; LPLPB meninjau ke lokasi UKM; LPLPB memperbaiki proposal bila diperlukan dan menyusun profil investasi; LPLPB mengajukan rekomendasi dan permohonan UKM kepada bank atau lembaga keuangan lainnya termasuk ke lembaga penjamin bila diperlukan; Pegawai bank atau lembaga keuangan meninjau ke lokasi, menilai kelayakan kredit, dan memutuskan disetujui atau tidaknya kredit yang bersangkutan; Akad kredit antara UKM dan bank/lembaga keuangan dan realisasi pencairan kredit (draw down). Kompetisi Lembaga Sebagai lembaga yang meberikan jasa layanan pengembangan bisnis bidang pembiayaan kepada UKM, maka diperlukan beberapa kriteria sebagai berikut : Badan usaha yang berbadan hukum; Memiliki pengalaman khusus pembiayaan usaha; Memiliki struktur organisasi dengan bidang teknis yang lengkap dan sesuai dengan jenis layanan yang dibutuhkan sasaran; Memiliki potensi klien UKM yang cukup besar termasuk akses pada data base UKM;

Memiliki SDM pengelola dengan kompetensi dan komitmen yang tinggi dalam mengembangkan program layanan di bidang pembiayaan; Mempunyai akses pada lembaga keuangan; Mempunyai akses pada lembaga penjaminan. Beberapa faktor kunci kesuksesan organisasi LPLPB diantaranya adalah sebagai berikut : Dikelola secara profesional; Didukung oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah setempat; Struktur organisasi ramping dan efisien. Sebagai prototipe agar LPLPB bidang pembiayaan dapat berjalan secara efektif dan efisien, diperlukan adanya kriteria kinerja yang didasarkan pada : Institusi harus hidup berkelanjutan; Tingkat pencapaian sasaran tepat waktu; Kualitas SDM; Didukung oleh struktur organisasi dan job description yang jelas; Program kerja layanan yang handal didukung jaringan (networking) pembiayaan yang terkoordinasi dengan lembaga keuangan dalam negeri dan luar negeri. Efisiensi biaya; Dapat direplikasi; Pelayanan atas dasar kebutuhan dan permintaan; Benchmarking; Prasarana pendukung lainnya.

Kondisi UKM dan Koperasi di Indonesia sangat beragam yang paling lemah dicirikan oleh relatif rendahnya kualitas rata-rata SDM dan pada umumnya skala usahanya kecil-kecil (mikro) dan sebarannya sangat luas. Oleh karena itu LPLPB di bidang pelayanan harus menyesuaikan dengan kondisi setempat. Dengan demikian, dimungkinkan adanya tiga jenis LPLPB bidang pembiayaan, dilihat dari keberadaan dan pembiayaannya, yaitu mandiri (Klas A), semi mandiri (Klas B), dan subisdi (Klas C). Kompetisi Personil Mempertimbangkan kompleksitas aspek usaha UKM dan keragaman pembiayaan, maka personil inti dalam LPLPB bidang pembiayaan sebaiknya melakukan kegiatan sebagai berikut : Membantu calon debitur (UKM) dalam menyusun dan merancang proposal permohonan kredit yang informatif bagi lembaga keuangan dan memenuhi standar minimum yang ditetapkan oleh lembaga keuangan. Memberikan masukan-masukan dan atau informasi yang berguna bagi calon debitur dalam rangka permohonan kredit. Melakukan penyaringan atau seleksi awal terhadap proposal-proposal yang diajukan oleh calon debitur kepada lembaga keuangan dan memastikan telah sesuai dengan standar lembaga keuangan yang ada Memastikan kelengkapan-kelengkapan dokumen yang dibutuhkan lembaga keuangan dari calon debitur dalam rangka pengajuan kredit telah terpenuhi dan sesuai. Merekomendasikan proposal-proposal calon debitur ke lembaga-lembaga keuangan yang tepat serta sesuai dengan kondisi proyek calon debitur.

Mendampingi dan memberikan bantuan advokasi kepada calon debitur selama masa permohonan kredit hingga penandatanganan akad kredit serta memantau prosesnya pada lembaga keuangan yang terkait. Bekerjasama dengan lembaga keuangan dalam memantau kinerja dan kualitas kredit yang telah diberikan/yang sedang berjalan dan memastikan diperolehnya informasi dan data perkembangan debitur secara akurat, lengkap dan mutakhir.