ASUPAN ZAT GIZI DAN KADAR HEMOGLOBIN PADA ANGGOTA INDONESIA VEGETARIAN SOCIETY (IVS) CABANG PADANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB I PENDAHULUAN. populasi penduduk telah terjadi di seluruh dunia. Proporsi penduduk lanjut

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

Bab I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

BAB I PENDAHULUAN. tulang ditentukan oleh tingkat kepadatannya. Penurunan massa tulang akan terus

BAB I PENDAHULUAN. makanan pada masa itu menjadi penyebab utama munculnya masalah gizi remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN DAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA WANITA VEGETARIAN USIA TAHUN DI VIHARA SEMESTA MAITREYA KOTA SEMARANG

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN. usia subur. Perdarahan menstruasi adalah pemicu paling umum. kekurangan zat besi yang dialami wanita.meski keluarnya darah saat

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, makanan yang dikonsumsi merupakan makanan yang sehat, dengan vegetarian. Makanan vegetarian saat ini mulai digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

ABSTRAK GAMBARAN KECUKUPAN KONSUMSI MAKANAN PADA SISWI SMP NEGERI 19 KOTA MAKASSAR TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu yang akhirnya akan

BAB I PENDAHULUAN. gangguan absorpsi. Zat gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B 6 yang

Kontribusi Pangan : Lauk Hewani Lauk Nabati Sayuran TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan. Terdapat sebanyak 3-5 gram besi dalam tubuh manusia dewasa

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia. Anemia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

TINJAUAN PUSTAKA. Kelompok Umur Hemoglobin (g/dl) 5-11 tahun tahun

PENGARUH PEMBERIAN ZAT BESI HEM DAN NON HEM PADA DIET HARIAN TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN REMAJA PUTRI YANG MENGALAMI ANEMIA

Correlation between Iron Intake and Hemoglobin Concentration of Vegetarian Adolescent Community in Pekanbaru

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DAN KEBIASAAN MAKAN TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI ASRAMA SMA MTA SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DAN KEBIASAAN MAKAN TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI ASRAMA SMA MTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masalah gizi yang paling tinggi kejadiannya di dunia sekitar 500 juta

BAB 1 : PENDAHULUAN. kurang vitamin A, Gangguan Akibat kurang Iodium (GAKI) dan kurang besi

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI SMA PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN, BESI DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI KELAS XI SMU NEGERI I NGAWI

Hubungan Konsumsi Protein Hewani dan Zat Besi dengan Kadar Hemoglobin pada Balita Usia Bulan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI DAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMP NEGERI 10 MANADO

PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN ASUPAN MIKRONUTRIEN DENGAN JENIS ANEMIA PADA IBU HAMIL

Hubungan Pengeluaran Rumah Tangga, Asupan Protein, Dan Asupan Zat Besi Dengan Kadar Hemoglobin Pada Pekerja Tambang Pasir Tradisional

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian yang dilakukan oleh WHO (2013). Di Indonesia sendiri, didapatkan bahwa anemia pada balita cukup tinggi yaitu 28%.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB 1 : PENDAHULUAN. SDKI tahun 2007 yaitu 228 kematian per kelahiran hidup. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

Konsumsi Pangan Sumber Fe ANEMIA. Perilaku Minum Alkohol

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

MAKALAH GIZI ZAT BESI

Hasil dan Pembahasan Tabel 1. Distribusi Karakteristik Sampel

HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI MAN 2 MODEL PALU

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

PERBEDAAN KADAR HB DALAM PEMBERIAN TABLET FE + VITAMIN C PADA REMAJA PUTRI DI KOTA BUKITTINGGI. Hasrah Murni (Poltekkes Kemenkes Padang )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

BAB I PENDAHULUAN. repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA

Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Asupan gizi dan status gizi vegetarian pada komunitas vegetarian di Yogyakarta

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASUPAN PRODUK PANGAN ASAL HEWAN PADA BAYI

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Asupan Zat Besi, Protein dan Vitamin C Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Anemia pada Siswi di MTS Al- Amin Martapura Kabupaten Banjar Tahun 2013

HUBUNGAN ANTARA BIOAVAILABILITAS INTAKE ZAT BESI DENGAN STATUS ANEMIA REMAJA DI YOGYAKARTA DAN PADANG SAIDA BATTY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) ambang menurut umur dan jenis kelamin (WHO, 2001).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Remaja adalah tahapan umur yang datang setelah masa anak anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007).

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak

HUBUNGAN MAKANAN SUMBER HEME DAN NON HEME TERHADAP KADAR HB REMAJA PUTRI SMA 10 MAKASSAR TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

Transkripsi:

ASUPAN ZAT GIZI DAN KADAR HEMOGLOBIN PADA ANGGOTA INDONESIA VEGETARIAN SOCIETY (IVS) CABANG PADANG Irma Eva Yani, Defriani Dwiyanti, Sudihati Hamid (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT This study aims to find out the nutrient consumption and hemoglobin concentration on members of Indonesia Vegetarian Society (IVS) Padang. The study used a crosssectional study on members of Indonesia Vegetarian Society (IVS) Padang Branch from July to October 2009 the number of subject research were 30 people drawn from the entire population. The consumption data was obtained through interviews using a semi quantitative FFQ and Hb levels checked with cyanmethemoglobin method. The data is processed and analyzed by univariate, bivariate, and multivariate analyzes. The results showed the majority of vegetarians aged 18 years, male gender 18 people, private worker 18 people, 27 people and the Buddhist religion long been a vegetarian approximately ten years 23 people. The average hemoglobin concentration of 13.4 g%, 61.9 grams protein consumption, 15.26 mg iron, and vitamin C 172.4 mg. There is a relationship between the consumption of protein with haemoglobin levels. Keywords: Nutrients, Hb, Vegetarian ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat konsumsi zat gizi dan kadar Hb pada anggota Indonesia Vegetarian Society (IVS) Cabang Padang.Penelitian ini adalah penelitian cross sectional study pada anggota Indonesia Vegetarian Society (IVS) Cabang Padang pada bulan Juli sampai Oktober 2009 dengan jumlah sujek penelitian 30 orang yang diambil dari seluruh populasi. Data konsumsi diperoleh melalui wawancara menggunakan Semi kuantitatif FFQ dan kadar Hb diperiksa dengan metode cyanmethemoglobin. Data diolah dan dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar vegetarian berusia 18 tahun, jenis kelamin laki-laki 18 orang, pekerjaan wiraswasata 18 orang, beragama budha 27 orang dan lama menjadi vegetarian kurang sepuluh tahun 23 orang. Ratarata kadar Hb 13,4 g%, konsumsi protein 61,9 gram, besi 15,26 mg, dan vitamin C 172,4 mg. Ada hubungan antara konsumsi protein dengan kadar Hb, Vegetarian agar lebih meningkatkan asupan zat besi dengan menyeimbangkan antara asupan zat besi non heme dengan heme dan memeriksakan kadar Hb darah secara rutin minimal satu kali dalam enam bulan. Kata Kunci : Zat gizi, Kadar Hb, Vegetarian PENDAHULUAN Saat ini ramai dibahas tentang gaya hidup vegetarian, suatu pola yang dapat menolong banyak orang untuk hidup lebih sehat 1. Banyak alasan yang mengiring orang untuk sampai pada 103

Irma Eva Yani; Asupan Gizi dan Kadar Hemoglobin,,,,,,,,hal 103-110 keputusan menjadi vegetarian. Ada yang karena alasan kesehatan, terbiasa sejak kecil tidak makan daging, keyakinan tertentu, atau bagian dari gaya hidup. Menurut Pangestuti, penganut vegetarian juga lebih rentan mengalami anemia. Hal ini disebabkan karena penganut vegetarian pada umumnya hanya mengkonsumsi protein nabati. Pada protein nabati nilai biologinya lebih rendah dibandingkan dengan protein hewani 2. Anemia adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin yang lebih rendah dari nilai normal. Anemia bisa juga berarti suatu kondisi ketika terdapat defisiensi ukuran/jumlah eritrosit atau kandungan hemoglobin. Faktor utama yang menjadi penyebab terjadinya anemia gizi besi adalah kurangnya konsumsi zat besi yang berasal dari makanan/rendahnya absorpsi zat besi yang ada dalam makanan 3. Pola makan yang kurang beragam, seperti menu yang hanya terdiri dari nasi dan kacang-kacangan saja turut menunjang kurangnya asupan zat besi bagi tubuh. Daya serap zat besi yang berasal dari pangan nabati jauh lebih rendah dibandingkan daya serap besi dari pangan hewani. Absorpsi besi dari pangan nabati hanya 1 6 %, sementara pangan hewani 7 22% 4 Penelitian Madeleine J Ball and Melinda A Bartlett tentang asupan gizi dan status zat besi pada wanita vegetarian di Australia, menemukan hubungan yang signifikan antara konsumsi zat besi dengan kadar serum ferritin. Pada penelitian ini diperoleh kadar serum ferritin yaitu 12µg/L. Penelitian di Selandia Baru menemukan bahwa dari 31 orang perempuan dan 14 laki-laki yang vegetarian, 38 % diantaranya mempunyai kadar serum ferritin yaitu < 12µg/L 5. Penelitian Susianto, pada balita vegetarian lakto ovo dan non vegetarian di DKI Jakarta tahun 2008 diperoleh prevalensi status gizi normal pada balita vegetarian lakto ovo yaitu 56% dan pada balita non vegetarian yaitu 57,5% 6. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui asupan zat gizi dan hubungannya dengan kadar Hb pada Vegetarian di Indonesia Vegetarian Society (IVS) Cabang Padang. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah cross sectional study yang dilakukan pada anggota Indonesia Vegetarian Society (IVS) Cabang Padang dari bulan Juli sampai Oktober 2009, yang merupakan golongan ovo-lacto vegetarian (tidak mengkonsumsi 104

Jurnal Sehat Mandiri Volume 10 Nomor 1 Tahun 2015 protein hewani kecuali telur dan susu), ovo vegetarian (hanya telur saja) dan lacto vegetarian (hanya susu saja), tidak menderita malaria dan tidak dalam keadaan pendarahan dan berumur 19-75 tahun. Sampel diambil dengan tekhnik total sampling dengan jumlah 30 orang. Data tentang asupan zat gizi, seperti asupan protein, besi dan vitamin C diperoleh melalui wawancara menggunakan formulir food frekuensi semi kuantitatif. Data kadar Hb responden diperoleh dengan memeriksa kadar Hb dengan menggunakan metode Cyanomethemoglobin. Data konsumsi makanan yang diperoleh diolah dengan menggunakan nutrisurvey dan dianalisa secara univariat untuk melihat distribusi frekuensi, rata-rata asupan zat-zat gizi dan kadar Hb. Analisis bivariat untuk melihat hubungan asupan protein, vitamin C dan besi dengan kadar Hb menggunakan corellation test dan multivariat dilakukan untuk melihat pengaruh antara asupan protein, zat besi dan vitamin C dengan kadar Hb menggunakan Linier Regression Multiple Test. HASIL PENELITIAN Karakteristik Sampel Tabel 1: Karakteristik Vegetarian berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama dan lama menjadi vegetarian KARAKTERISTIK f % Umur - < 20 tahun - 20 39 tahu - 40 tahun Jenis Kelamin - laki-laki - Perempuan Pekerjaan - Rumah Tangga - Wiraswasta - Mahasiswa - Guru - Mekanik Agama - Katolik - Budha - Hindu Lama menjadi vegetarian - < 10 tahun - 10 tahun 1 18 11 18 12 3 18 6 1 2 1 27 2 3,3 60 36,7 60 40 10 60 20 3,3 6,7 3,3 30 6,7 23 7 76,7 4,3 Total 30 100 Tabel 1 terlihat sebagian besar orang, pekerjaan wiraswasata 60%, vegetarian berusia 18 tahun dengan usia termuda 19 tahun dan tertua usia 75 tahun, berjenis kelamin laki-laki 60% beragama budha 90% dan lama menjadi vegetarian kurang sepuluh tahun 76,7%. 105

Irma Eva Yani; Asupan Gizi dan Kadar Hemoglobin,,,,,,,,hal 103-110 Tabel 2: Rata-rata Kadar Hb, Asupan Protein, Besi, dan Vitamin C Vegetarian Variabel Rata-rata Min Max SD N Kadar Hb (g%) 13,4 10,4 15,2 1,18 30 Asupan Protein (g) 61,9 29 110,2 22,66 30 Asupan Besi (mg) 15,26 5 36,9 7,95 30 Asupan Vitamin C (mg) 172,4 51,6 356,7 85,35 30 Tabel 2 terlihat rata-rata kadar Hb vegetarian 13,4 g% dengan Hb normal 20 orang ( 66,7%) dan anemia 10 orang (33,3%). Rata-rata asupan protein vegetarian 61,9 gram dan jika dibandingkan dengan angka kecukupan gizi (AKG 2004) 24 orang (80%) cukup dan 6 orang (20%) kurang. Sebagian besar protein yang dikonsumsi berasal dari nabati (kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tempe, tahu, kecap dan susu kedele. Rata-rata konsumsi besi vegetarian 15,26 mg dan jika dibandingkan dengan AKG maka didapatkan 18 orang cukup (60%) dan 12 orang kurang (40%). Sumber zat besi yang biasa dikonsumsi oleh vegetarian berbentuk zat besi non heme yang berasal dari makanan nabati seperti tempe, tahu, kacangkacangan, biji-bijian, sayur-sayuran dan buah-buahan, kecuali vegetarian ovo dan lakto yang ada mengkonsumsi telur dan susu sebagai sumber zat besi heme. Rata-rata asupan vitamin C vegetarian 172,4 mg dan jika asupan vitamin C ini dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi maka didapatkan 27 orang (90%) cukup ( 80% AKG), dan 3 orang (10%) kurang (< 80% AKG). Tabel 3: Hubungan Asupan Protein dengan Kadar Hb Vegetarian Variabel Sig (P)* R N Asupan Protein dengan kadar Hb 0,026-0,357 30 Tabel 3 terlihat nilai p=0,026 (p<0,05), maka dapat disimpulkan ada hubungan antara asupan protein dengan kadar Hb, sedangkan kekuatan hubungan sebesar 35,7 % terbalik, ini berarti asupan protein berhubungan negatif dengan kadar Hb. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena pada vegetarian lebih banyak mengkonsumsi protein yang bersumber dari protein nabati. 106

Jurnal Sehat Mandiri Volume 10 Nomor 1 Tahun 2015 Tabel 4 Hubungan Asupan Zat Besi dengan Kadar Hb Vegetarian Variabel Sig (P)* R N Asupan besi dengan kadar Hb 0,052-0,303 30 Tabel 4 terlihat nilai p=0,052 (p>0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara asupan zat besi dengan kadar Hb, sedangkan kekuatan hubungan sebesar 30,3 % ini berarti asupan besi berhubungan negatif dengan kadar Hb. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena vegetarian mengkonsumsi sumber zat besi dari non heme. terbalik, Tabel 5: Hubungan Asupan Vitamin C dengan Kadar Hb Variabel Sig (P)* R N Asupan Vitamin C dengan kadar Hb 0,272-0,116 30 Tabel 5 terlihat nilai p=0,272 (p>0,05), sedangkan kekuatan hubungan artinya tidak ada hubungan antara sebesar 11,6 % terbalik, ini berarti asupan vitamin C dengan kadar Hb. asupan vitamin C berhubungan negatif dengan kadar Hb. Tabel 6: Pengaruh Asupan Protein, Besi dan vitamin C dengan Kadar Hb Variabel Β t Sig (P)* Constant 15,174 16,320 0,000 Asupan protein -0,046-1,353 0,188 Asupan besi 0,083 0,849 0,404 AsupanVitamin C -0,001-0,429 0,672 Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa dengan asupan protein dan vitamin C yang negatif dan diimbangi dengan asupan zat besi yang lebih tinggi dapat meningkatkan kadar Hb vegetarian. PEMBAHASAN Hemoglobin adalah protein yang mengandung zat besi dan afinitas (dayatampung) terhadap O 2 untuk membentuk oxihemoglobin di melaksanakan fungsi pengangkutan dalam sel darah merah. Dengan oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. Hemoglobin memiliki melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan. Kadar Hb 107

Irma Eva Yani; Asupan Gizi dan Kadar Hemoglobin,,,,,,,,hal 103-110 dikatakan normal pada perempuan dewasa 12 mg% dan lelaki 14 mg% 7. Anemia gizi besi adalah keadaan dimana kandungan besi tubuh total turun dibawah tingkat normal 8. Tubuh manusia membutuhkan zat besi untuk sintesis protein yang membawa oksigen yaitu hemoglobin. Hampir semua zat besi berbentuk hemoglobin yang beredar dalam sel darah merah. Zat besi banyak terkandung dalam daging merah, telur, sayuran dan sereal, tetapi kandungan dalam susu, buah dan produk nabati lainnya sangat rendah. Ada dua tipe zat besi dalam makanan yaitu zat besi nonheme yang terdapat pada makanan nabati serta jaringan tubuh hewan dan zat besi heme yang berasal dari hemoglobin serta mioglobin pada produk hewani. Zat besi heme yang berasal dari daging merah, unggas dan ikan diserap dua hingga tiga kali lebih baik dari zat besi nonheme yang berasal dari produk nabati dan susu 10. Pada penelitian ini rata-rata asupan besi vegetarian 15,26 mg dengan asupan besi minimum 5 mg dan maximum 36,9 mg. Jika dilihat hubungan kadar zat besi dengan kadar Hb menunjukkan tidak ada hubungan antara asupan besi dengan kadar Hb dengan kekuatan hubungan sebesar 30,3 % terbalik, ini berarti asupan besi berhubungan negatif dengan kadar Hb. Jika asupan besi meningkat akan mempengaruhi kadar Hbnya, dimana kadar Hbnya akan menurun. Adanya hubungan yang negatif ini mungkin disebabkan karena sampel yang vegetarian lebih banyak mengkonsumsi sumber zat besi nonheme yaitu berasal dari bahan makanan nabati seperti tempe, tahu, kacang-kacangan, biji-bijian, sayursayuran dan buah-buahan. Dimana kandungan zat besi pada bahan makanan tersebut rendah, memiliki daya serap yang rendah dan bersifat inhibitor. Absorpsi besi dari pangan nabati hanya 1-6%, sementara pangan hewani 7-22% 11. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan atau menghambat absorpsi besi yang berasal dari nonheme. Absorpsi nonheme sangat dipengaruhi oleh adanya inhibitor absorpsi besi dan fasilitator kelarutan zat besi pada usus halus bagian proksimal. Fasilitator absorpsi zat besi adalah asam askorbat (vitamin C). Vitamin C dapat meningkatkan absorpsi zat besi non heme secara signifikan 12. Pada penelitian ini terlihat ratarata asupan vitamin C vegetarian 172,4 mg dengan asupan vitamin C minimum 51,6 mg dan maximum 356,7 mg. Jika asupan Vitamin C ini dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi maka 108

Jurnal Sehat Mandiri Volume 10 Nomor 1 Tahun 2015 didapatkan 27 orang (90%) cukup ( 80% AKG) dan 3 orang (10%) kurang (< 80% AKG). Pada penelitian ini tidak ada hubungan antara asupan vitamin C dengan kadar Hb dengan kekuatan hubungan sebesar 11,6% terbalik, ini berarti asupan vitamin C berhubungan negatif dengan kadar Hb. Jika asupan vitamin C meningkat akan mempengaruhi kadar Hbnya, dimana kadar Hbnya akan menurun. Tidak adanya hubungan antara supan vitamin C dengan peningkatan kadar Hb dapat disebabkan karena adanya faktor penghambat penyerapan besi tersebut sehingga tidak memberi hubungan yang signifikan terhadap peningkatan kadar Hb. Zat-zat penghambat absorpsi zat besi meliputi kalsium, posfat, bekatul, asam fitat dan polifenol. Asam fitat yang banyak terdapat dalam sereal dan kacangkacangan merupakan faktor utama yang bertanggung jawab atas buruknya ketersediaan hayati zat besi dalam jenis makanan ini. Efek penghambat pada bekatul disebabkan karena keberadaan asam fitat yang terdapat pada bahan makanan yang dikonsumsi. Perendaman, fermentasi dan perkecambahan biji-bijian yang menjadi produk pangan akan memperbaiki absorpsi dengan mengaktifkan enzim fitase untuk menguraikan asam fitat. Polifenol (asam fenolat, flavonoid, dan produk polimerisasinya) terdapat dalam teh, kopi, kakao, dan anggur merah. Tanin yang terdapat dalam teh hitam merupakan jenis penghambat paling poten dari semua inhibitor lainnya. Kalsium yang dikonsumsi dalam produk susu atau keju dapat menghambat absorpsi besi. Namun demikian, komponen lainnya terutama fasilitator absorpsi besi dan khususnya santapan yang kompleks dapat mengimbangi efek penghambat pada polifenol dan kalsium. Selain vitamin C proses penyerapan zat besi non heme juga membutuhkan protein yang berasal dari susu dan daging. Adanya laktoferin (glikoprotein susu) akan mengikat zat besi sehingga memudahkan penggunaan zat besi secara optimal. Pada penelitian ini rata-rata kadar Hemoglobin (Hb) vegetarian adalah 13,4 g% dengan kadar Hb minimum 10,4 g% dan maksimum 15,2 g%. Jika dibandingkan dengan kadar Hb normalnya maka didapatkan 20 orang (66,7%) vegetarian dengan kadar Hb normal dan 10 orang (33,7%) dibawah normal. Hasil ini sama dengan penelitian 13, tentang hubungan asupan zat gizi dengan kadar Hb pada vegetarian di Vihara Bodhicitta Maitreya Yogyakarta, menemukan bahwa sebagian besar kadar Hb pada vegetarian normal. 109

Irma Eva Yani; Asupan Gizi dan Kadar Hemoglobin,,,,,,,,hal 103-110 Lebih dari separuh vegetarian ini (66,7%) kadar Hbnya normal. Hal ini dapat disebabkan karena vegetarian mengkonsumsi protein nonheme yang sudah mengalami proses fermentasi (tahu, tempe), asupan vitamin C yang cukup (rata-rata 172,4 gram) dan ada beberapa vegetarian yang masih tolerir terhadap susu dan telur. Telur dan susu yang berasal dari hewani sedikit banyaknya dapat membantu peningkatan kadar Hb. KESIMPULAN DAN SARAN Rata-rata kadar hemoglobin vegetarian normal, protein, vitamin C cukup, sedangkan asupan zat besi vegetarian masih kurang. Ada hubungan asupan protein dengan kadar Hb vegetarian dan tidak ada hubungan asupan zat besi, vitamin C dengan kadar Hb. DAFTAR PUSTAKA KVMI.Seminar Vegetarian Pola Hidup Sehat Alami Back To Nature. Padang: KVMI Cabang Padang,2006. Frans. Menyisiati Kelemahan Pola Makan Vegetarian. (http: //vegetarian. Web. Id//, akses tanggal 9/11/08). Wirakusumah, Emma S. Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi. Jakarta: Trubus Agriwidya,1998 Khomsan, Ali. Solusi Makanan Sehat. Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada,2003 Wirakusumah, Emma S. 1998 Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi. Jakarta: Trubus Agriwidya Gbney,J. Michael, etc, Gizi Kesehatan Masyarakat, Jakarta, EGC, 2008 Khomsan, Ali. Solusi Makanan Sehat. Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada,2006 Gbney,J. Michael, etc, Gizi Kesehatan Masyarakat, Jakarta, EGC, 2008 Helmyati. Hubungan konsumsi Zat Giz dengan Kadar Hb pada Vegetarian di Vihara Bodhicitta Maitreya Yogyakarta. Dari http:google.co.id, dowanload tanggal 12 Agustus 2009 Wirakusumah, Emma S. Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi. Jakarta: Trubus Agriwidya,1998 Wirakusumah, Emma S. 1998 Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi. Jakarta: Trubus Agriwidya 110