BAB 2 DATA & ANALISA

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan berbasis agraris/pertanian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak

Untung Suropati. Untung Bersekutu Dengan VOC

SD kelas 5 - BAHASA INDONESIA BAB 7. Tema 7 Sejarah Peradaban IndonesiaLatihan Soal 7.1

Pembukaan. Semoga berkenan, terima kasih.

BAB II KERAJAAN MATARAM ISLAM

BAB I STRATEGI MARITIM PADA PERANG LAUT NUSANTARA DAN POROS MARITIM DUNIA

PROSES PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT

Benteng Fort Rotterdam

Disusun Oleh : Kelompok 5. 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

BAB IV PERLAWANAN SULTAN AGUNG TERHADAP VOC A. LATAR BELAKANG PERLAWANAN SULTAN AGUNG TERHADAP

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia

B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

MASA PEMERINTAHAN HERMAN WILLIAN DAENDELS DI INDONESIA

2. Title Bagian ini akan ditampilkan setelah bulatan menjadi besar kembali dan peta berubah menjadi judul film Djakarta Tempo Doeloe.

BAB IV HASIL AKHIR MATARAM DALAM MEMPEREBUTKAN WILAYAH BLAMBANGAN. pada awal penyerangan terhadap Blambangan, mampu menahan serangan Sultan

Nama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda.

8. Apa perjuangan beliau? 9. Apa strategi beliau dalam mengusir penjajah? 10. Apa sikap yang harus diambil dari para pahlawan?

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke

KISI-KISI PENYUSUNAN SOAL UJIAN SEKOLAH PENYUSUN : 1. A. ARDY WIDYARSO, DRS. ID NO :

BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA

CLS di Zaman Kerajaan Mataram

SEJARAH KOTA BANDUNG. AGUS MULYANA Universitas Pendidikan Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA

Rute Penjelajahan Samudera Bangsa Eropa

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME

Ditulis oleh Administrator Rabu, 13 November :09 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 13 November :29

Melacak Perburuan Mutiara dari Timur

BAB I PENDAHULUAN. sebelah tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Di dalam sejarah Islam

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMAN 13 Tompobulu Maros : Sejarah Indonesia (Peminatan)

Perjuangan Wong Agung Wilis Melawan VOC Belanda di Banyuwangi

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

BAB III MATARAM DALAM MEMPEREBUTKAN WILAYAH BLAMBANGAN. ditemukan peninggalan-peninggalan bangunan tembok, tetapi banyak di antara

Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa Barat Sebelum dan Setelah Abad 20

Jakarta dulu dan Kini Senin, 22 Juni :55

BAB V KESIMPULAN. Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Hindia Belanda. Setelah Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) 31. besar di daerah Sumatera Timur, tepatnya di Tanah Deli.

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat. Merdeka yang dimaksud adalah terbebas dari kekuasaan Kerajaan

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

BAB II KAJIAN TEORI. memahami sesuatu setelah sesuatu diketahui dan diingat. 1 Seorang peserta

BAB II KONDISI DAERAH SEKITAR TEMPAT TINGGAL PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN

2015 PERANAN JAN PIETERSZOON COEN DALAM MEMBANGUN BATAVIA SEBAGAI KOTA PELABUHAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu, bangsa Indonesia kaya akan hasil bumi antara lain rempah-rempah

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596

PENDIDIKAN PANCASILA

KERAJAAN SAMUDERA PASAI

YAYASAN WIDYA BHAKTI SMA SANTA ANGELA Jl. Merdeka 24, Bandung MODUL 2 BAHASA INDONESIA XII MIA 3-6 & XII IIS 1-2 OLEH :

I. PENDAHULUAN. Palembang muncul sebagai Kesultanan Palembang sekitar pada tahun 1659 dan

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

Oleh Taufik Hidayat, S.Pd

BAB VI KESIMPULAN. Kebijakan pengasingan telah dikenal sejak masa VOC, yang mana para

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS MANDIRI TERSTRUKTUR PERLAWANAN RAKYAT DAN BANGSA INDONESIA UNTUK MELAWAN PORTUGIS DAN VOC DISUSUN OLEH : VINDY F. UTAMA ( 31 ) XI MIA 3

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Sejarah

KAJIAN BANDINGAN ORANG ORANG PAJANG DI KERAJAAN MATARAM ISLAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB IV DAMPAK PERANG PALEMBANG A. Kemenangan Sultan Mahmud Badaruddin II. maupun dampak yang buruk bagi kehidupan manusia di daerah yang

PANCASILA ERA PRA KEMERDEKAAN

TOKOH PENYIAR AGAMA ISLAM BERIKUT WILAYAHNYA ENCEP SUPRIATNA

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

ABSTRAK MASA PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI KAWASAN SUMATERA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Mega Destatriyana, 2015 Batavia baru di Weltevreden Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah

BAB 5: SEJARAH POLITIK KOLONIAL

Kerajaan Ternate dan Tidore. Oleh Kelompok 08 : Faiqoh Izzati Salwa (08) Muhammad Anwar R (21) Shela Zahidah Wandadi (27)

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

KEUNGGULAN LOKASI TERHADAP KOLONIALISME DI INDONESIA

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

Tatanan Politik di Nusantara Masa Kedatangan Islam

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

PANCASILA DALAM SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut

Transkripsi:

BAB 2 DATA & ANALISA 2.1. Data Sejarah 2.1.1. Sejarah Singkat VOC VOC (Verenigde Oost-Indische Compagnie) adalah sebuah kongsi dagang dari Belanda yang beridiri pada 1602 dari perseroan dagang yang tadinya saling bersaing untuk memonopoli perdagangan di Asia dan Hindia Timur. Pemerintahan VOC di Hindia-Belanda berpusat di Batavia. Pada dasarnya VOC hanyalah perusahaan dagang biasa, namun mereka didukung oleh kerajaan dan diberikan hak-hak khusus atau Oktrooi (piagam, charta), isi dari piagam tersebut diantaranya adalah : 1. Hak monopoli untuk berdagang dan berlayar di wilayah sebelah timur Tanjung Harapan dan sebelah barat Selat Magelhaens serta menguasai perdagangan untuk kepentingan sendiri. 2. Hak kedaulatan (soevereiniteit) sehingga dapat bertindak layaknya suatu negara untuk : a. Memelihara angkatan perang b. Memaklumkan perang dan mengadakan perdamaian c. Merebut dan menduduki daerah-daerah asing diluar negeri Belanda d. Memerintah daerah-daerah tersebut e. Memiliki mata uang sendiri f. Memungut pajak Pada masa penyerangan Mataram ke Batavia VOC dipimpin oleh Gubernur Jenderal yang bernama Jan Pieterzoon Coen. Namun Coen meninggal ketika perang melawan tentara Mataram akibat wabah penyakit disentri yang menyebar di Batavia pada saat itu akibat strategi perang tentara Mataram yang menyumbat sungai Ciliwung. (M.C. Ricklefs. 2005. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004) 3

4 2.1.2. Sejarah Singkat Kesultanan Mataram Mataram adalah sebuah kerjaan Islam yang berdiri pada abad 17 di pulau Jawa. Kerajaan ini didirikan oleh Ki Ageng Pemanahan, yang kemudian wafat pada tahun1578. Tahta kerajaan diambil alih oleh putra dari Ki Ageng Pemanahan, yaitu Senapati ing Alaga atau dikenal juga dengan Panembahan Senapati. Pada masa keemasannya Mataram dipimpin oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo ( 1613 1645 ), dan telah menyatukan pulau Jawa dan Madura. Daerah yang berhasil ditaklukan Mataram antara lain Andaka, Warsaba, Pasuruan, Pajang, Tuban, Surabaya, Madura, Cirebon, dan daerah Jawa Barat. Sultan Agung juga memerangi VOC di Batavia untuk mengusir mereka dari pulau Jawa, pengepungan Batavia terjadi pada tahun 1628, tetapi mengalami kegagalan lalu diulangi lagi penyerangan pada tahun 1629, tetapi masih mengalami kegagalan. Mataram beberapa kali menunjukan sikap perlawanan terhadap VOC. Namun sayang pada akhir keruntuhannya Mataram terpaksa menerima bantuan dari VOC. (Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia. 2011. Sejarah Nasional Indonesia Jilid III) 2.1.3. Latar Belakang Invasi Mataram ke Batavia Latar belakang permusuhan VOC dan Mataram berawal dari perebutan hegemoni di Jawa. VOC yang pada saat itu bermarkas di Ambon, Kepulauan Maluku mengirim utusan ke Sultan Agung untuk meminja izin mendirikan loji-loji dagangnya di sepanjang pantai utara Jawa, namun hal ini ditolak mentah-mentah oleh Sultan Agung karena bila itu terjadi maka perekonomian pantai utara Jawa akan dikuasai dengan mudah oleh VOC, sejak saat itu hubungan antara keduabelah pihak semakin renggang. Hubungan antara Sultan Agung dengan VOC sejak awal mula memang sudah buruk. Sultan Agung memperingatkan bahwa persahabatan antar kedua kubu tidak bisa tercapaiapabila VOC masih berupaya merebut tanah Jawa. Titik yang menentukan adalah pada tahun 1619 ketika VOC berhasil merebut kota Jayakarta dari Kesultanan Banten, mereka mengubah nama kota tersebut menjadi Batavia, dan membangun kantor pusat VOC

5 untuk Hindia-Belanda serta mengangkat Jan Pieterzoon Coen sebagai Gubernur Jendral yang ke-4. VOC telah melakukan apa yang telah diperingatkan Sultan Agung, yang ingin menjadi penguasa tunggal pulau Jawa. Tadinya pihak Mataram mulai berpikir untuk memanfaatkan kekuatan besar VOC dengan meminta bantuannya dalam perang menghadapi Kesultanan Banten dan Surabaya. Namun VOC menolak, maka dengan ini putuslah hubungan diplomasi kedua pihak yang tadinya sudah merenggang. Setelah Mataram berhasil menjatuhkan Surabaya, maka target berikutnya adalah Kesultanan Banten. Namun secara posisi VOC di Batavia menjadi penghalang langkah Mataram untuk menyerang Banten yang berada di ujung barat pulau Jawa. (M.C. Ricklefs. 2005. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004) 2.1.4. Serangan Ke Batavia 2.1.4.1. Serangan Pertama Pada April 1628, Mataram mengutus perwakilan untuk menyampaikan tawaran damai dengan beberapa syarat agar memuluskan langkah Sultan Agung ke Banten, namun ditolak oleh VOC. Dengan itu Sultan Agung memutuskan perang dengan pihak VOC. Menurut buku yang ditulis M.C. Ricklefs (2005), pada tahun 1628 Sultan Agung memberangkatkan pasukannya menjadi dua rombongan menuju Batavia. Pasukan gelombang pertama ini dipimpin oleh Tumenggung Bahureksa, seorang bupati dari Kendal dan berhasil tiba di Batavia. Pasukan gelombang kedua tiba di Batavia dua bulan kemudian dibawah pimpinan Pangeran Mandurareja. Total pasukan Mataram berjumlah kurang lebih 10.000 orang. Perang besar terjadi di Benteng Hollandia. Mengacu pada artikel Kevin Bob (2010), pemimpin VOC memerintahkan agar hutan di sebelah selatan ditebang dan perkampungan sekitarnya dibakar agar gerak-gerik pasukan Mataram dapat terlacak dengan mudah. Pasukan mataram tidak tinggal diam, mereka membangun benteng pertahanan di daerah perang. Malam

6 hari pasukan Mataram menggali garis pertahanan dan membuat parit perlindungan, pembangunan kubu pertahanan ini memakan waktu hingga setengah bulan. Pada Oktober 1628 hampir seluruh pasukan VOC di Batavia dikerahkan untuk melakukan serangan pada Mataram, kekuatan pasukan VOC itu sekitar 2.866 serdadu. Komandannya Letkol Jacques le Febvre. Pasukan kompeni dibagi menjadi beberapa kelompok pasukan yang bertugas antaralain ialah: 1. Pasukan berkuda menyerang dari arah barat laut. 2. Pasukan Avantrgarde, terdiri atas 3 regu yang dipimpin oleh, Kapten Dietloff Specht, Ghysbert van Lodensteynx dan kapten Andrian Anthonisz, komandan garnisun benteng Batavia. 3. Batalion di bawah Mayor Vogel. 4. Pasukan Arrieregarde. 5. Pasukan orang-orang merdeka dan orang Jepang. Akhirnya kubu pertahanan Bahureksa dapat direbut oleh VOC. Kegagalan demi kegagalan yang terjadi di pihak Mataram tidak lebih karena kurangnya persiapan dan juga terbatasnya bahan makanan juga serangan penyakit pada pasukan Mataram. Dengan ini serangan pertama Sultan Agung pun mengalami kegagalan.menanggapi kekalahan ini Sultan Agung bertindak tegas, pada bulan Desember 1628 ia mengirim algojo untuk menghukum mati Tumenggung Bahureksa dan Pangeran Mandurareja. 2.1.4.2. Serangan Kedua Setelah mengalami kekalahan pada serangan yang pertama (1628) dari VOC di Batavia, Mataram kembali berencana melakukan serangan yang kedua, maka persiapan pun dilakukan, pasukan Mataram kali ini telah menyiapkan perbekalan logistik para prajurit di tempat-tempat tertentu dalam perjalanan ke Batavia yaitu di Tegal dan Cirebon. Pasukan Mataram berangkat dalam 2 gelombang, pertama berangkat akhir Mei 1629 dipimpin Adipati Ukur, dan yang kedua

7 Juni 1629 dibawah pimpinan Adipati Juminah, pada bulan Agustus pasukan Mataram telah tiba di Batavia. Namun ada pengkhianatan dikubu Mataram yang membocorkan strategi Mataram untuk menyiapkan logistik. Akhirnya VOC membakar semua persediaan beras pasukan mataram yang ada di Tegal dan Cirebon. Pada serangan kali ini pasukan Mataram berhasil menyumbat dan mengotori sungai Ciliwung sehingga menyebabkan wabah penyakit kolera dan disentri di Batavia, akibat terkena wabah penyakit ini Gubernul Jendral VOC, Jan Pieterzoon Coen meninggal dunia. Namun di pihak Mataram sendiri sudah kehilangan semangat perang akibat tidak adanya pasokan logistik, ditambah lagi mereka juga terkena wabah penyakit disentri dan kolera. Hal ini semakin membuat moral pasukan Mataram jatuh. Serangan kedua ini pun berujung pada kegagalan. (M.C. Ricklefs. 2005. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004) 2.1.5. Pasca Kekalahan di Batavia Setelah kekalahan di Batavia Sultan Agung menjalin hubungan dengan Portugis untuk bersama menghancurkan VOC-Belanda. Namun hubungan kemudian diputus tahun 1635 karena Sultan menyadari posisi Portugis saat itu sudah lemah. Kekalahan di Batavia menyebabkan daerahdaerah bawahan berani memberontak untuk merdeka. Kekalahan Mataram di Batavia memicu pemberontakanpemberontakan di beberapa daerah, diawali dengan pemberontakan para ulama Tembayat yang berhasil ditumpas tahun 1630. Kemudian Sumedang dan Ukur memberontak tahun 1631. Sultan Cirebon yang masih setia berhasil memadamkan pemberontakan Sumedang tahun 1632. Sedangkan Ukur dapat ditumpas oleh Patih Singaranu tahun 1635. Disusul kemudian pemberontakan Giri Kedaton. Pemberontakan Giri Kedaton ini dipadamkan oleh Pangeran Pekik pada tahun 1636. Pada akhir masa kekuasaannya Sultan Agung berhasil menyatukan pulau Jawa dalam kekuasaan Mataram, kecuali Banten dan Batavia. Wilayah luar Jawa yang berhasil ditundukkan adalah Palembang di Sumatra tahun 1636 dan Sukadana di Kalimantan tahun 1622. Ia juga menjalin hubungan

diplomatik dengan Makassar, negeri kuat di Sulawesi saat itu. (M.C. Ricklefs. 2005. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004) 8 2.2. Wayang Kulit Mengacu pada artikel yang ditulis Slamet Riyadi, (2010). Menurut R.T. Josowidagdo wayang berarti ayang-ayang atau bayang-bayang, sebab yang kita lihat saat pertunjukan wayang adalah bayangan pada kain putih yang dibentang sebagai pentas pergelaran wayang. Wayang adalah seni pertunjukan yang berasal Indonesia, wayang berkembang pesat terutama di pulau Jawa dan Bali. Pada awalnya wayang memiliki pengaruh dari kebudayaan Hindu yang dibawa oleh pedagang dari India, namun lama-kelamaan wayang bercampur dengan kebudayaan Jawa dan Islam. Wayang juga digunakan sebagai media dalam menyebarkan ajaran agama Islam oleh salah satu Wali Songo. Wayang kulit sendiri merupakan salah satu jenis wayang yang terbuat dari kulit sapi, kerbau, atau kambing. Dimainkan oleh seorang dalang dan diiringi musik gamelan. 2.3. Animasi Dokumenter Mengacu pada tulisan Annabelle Honess Roe (2013), sebuah sebuah karya audiovisual dapat dikatakan sebuah animasi dokumenter apabila dibuat secara frame by frame, lebih kepada tentang apa yang terjadi di dunia bukan tentang dunia imajinasi pembuat film, dan didapat diterima audiens sebagai sebuah dokumenter. Teknik animasi dalam dokumenter dapat digunakan bila : 1. Tidak ada rekaman asli dari kejadian yang akan didokumentasikan. 2. Hal yang didokumentasikan sulit dilakukan reka ulang kejadiannya. Selain itu penggunaan animasi akan menambah ketertarikan audiens dan mempermudah mereka untuk memahami isi dari film tersebut.

9 2.4. Target Audiens Menurut demografi penduduk Indonesia, target audiens dari animasi dokumenter ini adalah masyarakat yang masih diwajibkan untuk mendapat pendidikan sejarah, yaitu siswa sekolah dari SD-SMA. 2.5. Analisa Kasus 2.5.1. Faktor Pendukung 1. Tema yang diangkat dapat menjadi referensi sejarah dan mengingatkan kembali pada perjuangan pahlawan kita 2. Tema yang diangkat dapat menyulut rasa nasionalisme masyarakat. 3. Penggunaan teknik animasi dapat merekonstruksi ulang kejadian sejarah yang sulit direka ulang secara nyata 2.5.2. Faktor Penghambat 1. Adanya masyarakat yang kurang tertarik akan sejarah 2. Tidak semua detail sejarahnya dapat dibahas karena keterbatasan waktu 2.4.3. Analisa & Penetapan Berdasarkan data-data yang penulis miliki dari buku-buku literatur sejarah serangan Mataram ke Batavia, tokoh-tokoh yang terkait, serta latar belakangnya, maka akan dibuat film animasi dokumenter tentang Serangan mataram ke Batavia