Kemampuan Mengidentifikasikan Tokoh dan Penokohan oleh Siswa Kelas IX SMP Negeri 24 Kota Jambi. Oleh: Lisna Aryani. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

Kemampuan Siswa Kelas VII A SMP Negeri 11 Kota Jambi dalam Mengidentifikasi Tema Amanat, dan Latar Cerita Rakyat. Oleh: Desi Nurmawati A1B109078

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 23 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 Yundi Fitrah dan Lia Khairia FKIP Universitas Jambi

I. PENDAHULUAN Pembelajaran sastra sangat penting bagi siswa, karena dengan pembelajaran sastra mampu menghasilkan siswa mengenal dirinya dan budaya

KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS IXB SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA 3 MUARO JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO OLEH SULIS TRIYA NINGSIH ABSTRAK

Nikke Permata Indah Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

Kemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

Oleh Try Annisa Lestari ABSTRAK

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

Pengaruh Media Komik terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas VII MTs. Abdullah Mojo Kediri Tahun Pelajaran

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP DHARMA BHAKTI 6 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Oleh: RENI NOVERA MONA RRA1B109039

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

TEKNIK BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan karya seni tulis yang diciptakan seorang pengarang sebagai

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah sangat erat dengan teknik mengajar guru agar mampu memotivasi siswa

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMA N 9 PURWOREJO

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Oleh Dewi Astuti. Drs. Syamsul Arif, M. Pd. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX F SMP NEGERI 24 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Oleh KHAIRUNISA RRA1B109045

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

NILAI KARAKTERR BANGSA KERJA KERAS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYA SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk hasil pemikiran dan pekerjaan seni yang kreatif

ABSTRAK. Kata kunci: unsur intrinsik, nilai religius, bahan pembelajaran sastra.

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA

DEVI SURYADI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI SISWA KELAS VII/A SMP NEGERI 1 NOLING KABUPATEN LUWU

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

EFEKTIVITAS TEKNIK DRAMATIK DALAM PEMBELAJARAN MENGANALISIS TOKOH CERPEN PADA PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII MTs NURUL KHAIRIYAH SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA.

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SDN WANASARI 12 KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN BEKASI

Jurnal Noken 2(1)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah penelitian, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat penelitian.

Oleh Sri Lestari Siregar Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M. Pd.

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan karya sastra banyak mengangkat kisah tentang kehidupan sosial,

Keterampilan Menulis Naskah Drama Berdasarkan Novel Populer Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

Nim Artikel

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

I. PENDAHULUAN. Karya sastra yang berbentuk prosa telah dikenal di dalam dunia kesastraan. Karya

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK NOVEL DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan tekstual, yang

PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR.

1 dari 1. Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar. Pengertian apresiasi

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENYIMAK TEKS CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERPEN SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-6 PADANG JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. LANDASAN TEORI. Salah bentuk karya sastra adalah novel. Novel merupakan bentuk karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

II. LANDASAN TEORI. dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian dan pernyataan yang

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk karya sastra yang lainnya seperti puisi, cerpen, drama, dan lain

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK DRAMA

UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN MENJELANG LEBARAN, MBOK JAH, DAN DRS CITRAKSI DAN DRS CITRAKSA

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DI SMPN 19 PADANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

Oleh Anggrianne Anastasia Panjaitan ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL. Yuni Setiarini

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN NOVEL SEBELAS PATRIOT KARYA ANDREA HIRATA. Sudaryono dan Iswandinata FKIP UNIVERSITAS JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Sastra ialah seni pertunjukan dalam kata-kata dan memiliki kekuatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat adalah novel. Menurut Esten (1993:

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan komunikasi, mengemukakan gagasan baik dari dalam maupun

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

Transkripsi:

Kemampuan Mengidentifikasikan Tokoh dan Penokohan oleh Siswa Kelas IX SMP Negeri 24 Kota Jambi Oleh: Lisna Aryani Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa mengidentifikasi tokoh dan penokohan dalam cerpen pada buku teks bahasa Indonesia kelas IX SMP Negeri 24 Kota Jambi. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi. Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di SMP N 24 Kota Jambi dengan jumlah sampel 25 siswa. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tingkat kemampuan siswa tergolong sangat mampu. Soal dengan tingkat kemampuan paling tinggi adalah soal untuk tokoh utama dalam cerpen yang mencapai tingkat persentase 100%. Sedangkan yang paling rendah adalah soal untuk karakter/watak tokoh siswa dalam cerpen yang memang jarang dimunculkan oleh pengarang dengan tingkat persentase 16%. I. PENDAHULUAN Karya sastra merupakan salah satu kebutuhan masyarakat karena memiliki nilai yang dapat di ambil ketika membaca sebuah karya sastra dan dapat menjadi sebuah hiburan bagi pembaca, salah satunya adalah cerpen. Sastra Indonesia adalah salah satu bentuk sastra yang baru. Relatif belum berusia lama dan tidak dikenal dalam tradisi sastra Nusantara sebelumnya. Ia bertumbuh bersamaan dengan bertumbuh dan berkembang kesadaran yang baru dalam kehidupan bangsa, yakni kesadaran kebangsaan dalam menciptakan sebuah karya (Esten 1990:53). Karya sastra khususnya prosa pada dasarnya terdiri dari tiga jenis, yaitu : (1) novel, (2) novelette, dan (3) cerpen.ketiga jenis karya sastra tersebut masing-masing memiliki perbedaan-perbedaan tertentu, perbedaan yang menonjol tampak pada luas

cakupannya. Dalam novel jelas sekali antara unsur yang satu dengan unsure yang lain selalu kompleks, sedangkan dalam novelet maupun cerpen unsure-unsurnya kurang kompleks, walau demikian ketiga jenis karya sastra prosa tersebut masing-masing mampu memcerminkan nilai-nilai kehidupan manusia. Tokoh dan penokohan, tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita secara fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Istilah tokoh mengacu pada orangnya, pelaku cerita, dan penokohan merupakan penggambaran watak tokoh dalam sebuah cerita penokohan dikembangkan melalui 2 cara, yaitu secara langsung (analitik) dan tidak langsung (dramatic). Penggambaran watak tokoh secara langsung (analitik) bearti watak tokoh tertulis secara jelas di dalam sebuah 1 cerita, sedangkan dramatic (tidak langsung) berarti watak dari masing-masing tokoh tidak tertulis secara langsung didalam sebuah cerita. Untuk mengetahui watak tokoh yang digambarkan secara dramatic bisa dilihat melalui gerak-gerik (tingkah laku) tokoh, cara berpakaian dan berdandan tokoh, tempat dimana tokoh itu berada, cara berbicara tokoh, dan lain-lain. Cerpen yang terdapat dalam Buku teks Bahasa Indonesia terbitan pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional terdapat delapan cerita pendek yang terdapat pada kelas IX dengan judul: Nasi Goreng, Sate Nangka, Misteri Dua Karcis Pertunjukan Musik, Pencuri Prangko Oscar, Hand Phone Ayah, Piao Hati, Pak tua Pemungut Sampah, Mely dan Peri Pelangi. Dalam penelitian ini, peneliti mengambi empat judul cerpen yaitu: (1) Nasi Goreng karya Duryatin Amal, (2) Misteri Dua Karcis Pertunjukan Musik karya Kemala P, (3) Sate Nangka karya Yusniar, (4) Piano Hati

Rena karya Sri Izzati, Alasan mengambil empat judul tersebut karena sudah dipelajari pada semester 1. II. KAJIAN TEORI Menurut Sumardjo (1991 :184 ) bahwa cerita pendek adalah fiksi pendek hanya memiliki satu arti suku kritis dan satu efek untuk pembacanaya. Untuk ukuran Indonesia cerpen terdiri dari 4 sampai dengan 15 halaman folio ketik. Selanjutnya Darma (1999 : 6) menambahkan bahwa cerita pendek adalah karya sastra yang tidak panjang cukup dibaca sekali duduk,bertitik berat pada satu masalah dan memberi kesan tunggal. Menurut Rosidi (Endraswara, 2005 : 9 ) cerpen adalah cerita yang pendek dan merupakan suatu kebetulan ide.dalam kesingkatan dan kepadatannya itu, sebuah cerita pendek adalah lengkap,bulat,dan singkat, semua bagian dari sebuah cerpen meski terkait terikat pada suatu kesatuan jiwa : pendek, padat, dan lengkap. Jadi, sebuah cerita senantiasa memusatkan diri pada sutu tokoh dalam satu situasi pada suatu ketika. Meskipun peryaratan inti tidak terpenuhi, cerita pendek tetap memperlihatkan kepaduan sebagai patokan. Cerita pendek yang efektif terdiri dari tokoh atau sekelompok tokoh yang ditampilkan pada satu latar atau latar belangkang dan yang lewat lakukan lahir atau batin terlibat dalam satu situasi. Dalam penelitian ini, memfokuskan pada unsur intrinsik yaitu tokoh dan penokohan. III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Dikatakan penelitian deskriptif karena penelitian ini bertujuan mendeskripsikan secara objek, apa adanya sesuai dengan fakta yang ada. Hal ini sesuai dengan pendapat Narbuko (2013: 30)

yang menyatakan bahwa penelitian deskripsi adalah penelitian yang berusaha menuturkan pemecahan yang ada sekarang berdasarkan data-data. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Dikatakan kuantitatif karena mendeskripsikan data yang melalui perhitungan, penjumlahan dan pemerolehan hasil yang berupa persentase sesuai dengan kriteria yang ditentukan. sampel yang di ambil dalam penelitian ini berjumlah 25 orang. Pengambilan sampel tersebut berdasarkan hasil perkalian dari rumus Arikunto. Hasil dari rumus tersebut adalah 25 orang, kemudian peneliti membagikan jumlah 25 tersebut dengan 4 kelas. IV. PEMBAHASAN Kemampuan siswa mengidentifikasi tokoh dan penokohan dalam cerpen pada buku teks bahasa Indonesia kelas IX SMP Negeri 24 Kota Jambi tergolong sangat mampu. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4 bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 80. Kemampuan siswa mengidentifikasi tokoh dan penokohan cerpen dapat dilihat dari persentase tiap soal. Persentase menggambarkan jumlah jawaban benar untuk tiap soal. Untuk soal nomor 1 sampai 11 merupakan soal dalam cerpen Nasi Goreng. Dari hasil penelitian ini, terbukti bahwa tujuan penelitian ini dapat dicapai. Kecapaian memberikan gambaran bahwa berdasarkan wawancara observasi awal dengan guru bahasa Indonesia bahwa kemampuan mengidentifikasi tokoh dan penokohan dalam cerpen masih. Ternyata, setelah melakukan penelitian terbukti bahwa hasilnya tidak sesuai dengan observasi yang hasilnya kemampuan siswa kelas IX dalam mengidentifikasi tergolong sangat mampu. Meskipun tergolong sangat mampu peran seorang guru sangat penting dalam pembelajaran selanjutnya.

Bila dihubungkan dengan penelitian terdahulu tentang Apresiasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 30 Muaro Jambi Terhadap Watak Tokoh Novel Harry Potter dan Kamar Rahasia Karya J.K Rowlling Tahun Pelajaran 2012/2013 hasil penelitiannya baik. Jika dibandingkan dengan penelitian sekarang, yang berjudul Kemampuan Siswa Mengidentifikasi Tokoh dan Penokohan Cerpen pada Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas IX SMP Negeri 24 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan peneltian terdahulu bahwa tidak sama. Karena hasil penelitian sekarang siswa sangat mampu dalam mengidentifikasi tokoh dan penokohan dalam cerpen. Bila dihubungkan dengan proses pembelajaran, maka pembelajaran cerpen perlu ditingkatkan dengan menambahkan jumlah jam pelajaran, untuk meningkatkan kreatifitas dibidang prosa khususnya cerpen, puisi, dan drama. V. KESIMPULAN Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Kemampuan Siswa Mengidentifikasi Tokoh dan Penokohan Cerpen pada Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas IX SMP Negeri 24 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014 tergolong sangat mampu, dengan nilai rata-rata 80 yang tuntas 80%. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi. 2003. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Aminuddin, 2011. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Djiwandono, M.S. 2008. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: ITB. Endraswara. 2005. Metode Dan Teori: Pengajaran Sastra.Yogyakarta: Buana Pustaka. Esten. 1984. Kritik Sastra Indonesia. Padang: Angkasa.. 1990. Sastra Indonesia dan Tradisi Sub Kultur. Bandung: Angkasa. Husnul. 2010. Mengenal dan Mengidentifikasi Drama. Jakata: PT Wadah Ilmu. Kokasih. 2012. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Jakarta: Yrama Widya. Moenir, 2005. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Nurgiyantoro, B. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Edis Pertama. Yogyakarta: BPFE. Nurgiyantoro, B. 1988. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Edis Pertama. Yogyakarta: BPFE.